Latar Belakang
Kutipan dan daftar rujukan merupakan hal yang penting dalam sebuah karangan ilmiah. Kedua
unsur tersebut berpengaruh terhadap kadar keilmiahan sebuah tulisan atau karya ilmiah karena
sebuah karya ilmiah tidak lepas dari berbagai konsep atau teori-teori yang terdapat dalam berbagai
sumber lain baik dari buku, majalah, artikel, jurnal, surat kabar serta media cetak lainnya bahkan dari
sumber media elektronik, seperti internet. Konsep-konsep serta teori-teori yang diambil dari berbagai
sumber tersebut harus disajikan dengan tata cara atau teknik yang baku sehingga kehadirannya dalam
sebuah tulisan dapat dipertanggungjawabkan serta tidak menyalahi kode etik.
Dalam berbagai karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa atau kalangan akademisi lainnya
sering ditemukan bentuk pengutipan serta daftar rujukan yang beragam. Hal ini barangkali karena
penulis tidak memperhatikan pedoman yang sudah ditetapkan atau menjiplak model yang ada dalam
tulisan lain.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tata cara penulisan kutipan serta daftar
rujukan di samping untuk menyeragamkan bentuk pengutipan serta penulisan daftar rujukan, juga
mengupayakan agar kadar keilmiahan sebuah tulisan dapat dioptimalkan. Makalah ini berisikan uraian
tentang seluk beluk notasi ilmiah meliputi pengutipan dan daftar rujukan.
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
1. Memberikan pengetahuan baru tentang cara penulisan daftar rujukan dan teknik pengutipan,
2. Memperbaiki teknik pengutipan dan daftar rujukan yang kurang benar, dam
3. Memperluas pengetahuan tentang teknik pengutipan dan daftar rujukan dalam penyusunan
karya tulis ilmiah.
PEMBAHASAN
Pengutipan berasal dari kata “kutip” turunan dari kata “mengutip” yang berarti mengambil
perkataan atau kalimat dari buku dan sebagainya, memetik karangan dan sebagainya, mengumpulkan
dari berbagai sumber. Sedangkan “kutipan” dalam bidang linguistic berarti pengambil alihan satu
kalimat atau lebih dari karya tulis lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argument dalam
tulisan sendiri. Dengan demikian, pengutipan dapat diartikan sebagai proses, cara mengutip, sebuah
atau beberapa pendapat dari sumber lain untuk digunakan sebagai data pendukung sebuah tulisan.
Rujukan berarti bahan sumber yang dipakai untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut,
acuan, dan referensi. Berdasarkan definisi tersebut, daftar rujukan merupakan sekumpulan sumber-
sumber informasi (media cetak dan media elektronik) yang digunakan untuk mendapat kan
keterangan yang lebih banyak tentang sesuatu yang dirujuk. Berdasarkan daftar rujukan, pengarang
maupun pembaca dapat memperdalam pengetahuan serta mengetahui seberapa banyak sumber
informasi yang digunakan untuk melengkapi sebuah tulisan.
Secara umum, kutipan dapat dibagi menjadi dua, yakni kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung.
1. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah pernyataan yang ditulis dalam susunan kalimat aslinya tanpa
mengalami perubahan sedikit pun. Bahkan dalam proses pengutipannya, kutipan langsung
harus dibuat tepat seperti apa adanya sesuai dengan sumber yang dirujuk, termasuk
bagaimana ejaannya, tanda baca, serta hal-hal lain yang ada dalam sumber asli.
Kutipan langsung harus selalu mempertahankan keasliannya sehingga
keotentikannya tetap terjaga. Hal-hal yang lazim dijaga keotentikannya dapat berupa:
a. rumus-rumus,
b. peraturan-peraturan hukum,
c. peribahasa, sanjak, dialog drama,
d. landasan pikiran yang dinyatakan dalam kata-kata yang sudah pasti,
e. statemen ilmiah, dan
f. ayat-ayat dari kitab suci sehingga semuanya layak untuk dikutip dalam bentuk kutipan
langsung.
Kutipan langsung terdiri dari dua jenis yakni kutipan langsung panjang dan kutipan
langsung pendek. Kutipan langsung panjang lebih dari 40 kata atau lebih dari tiga baris ketikan
dan penulisannya harus mengikuti aturan berikut:
a. Teks diketik dalam spasi tunggal
b. Teks kutipan tidak dimasukkan dalam teks, tetapi ditempatkan pada tempat tersendiri
c. Pengetikan dibuat menjorok ke dalam dari teks dengan ketentuan dimulai pada ketukan
ke-5 (satu tab) dari garis tepi sebelah kiri
d. Kutipan langsung panjang tidak diapit dengan tanda petik
e. Sumber kutipan berupa nama pengarang, tahun terbit, serta halaman dari sumber
rujukan tidak dimasukkan ke dalam teks kutipan.
Contoh:
Inti dari belajar dan membaca adalah mengambil hal yang penting untuk selalu
diingat. Berkenaan dengan kemampuan mengingat, Soedarso (2001:74) menyatakan, sebagai
berikut.
Daya ingatan kita umumnya hanya mampu mengingat 50% dari apa yang kita
baca satu jam berselang dan dalam dua hari berikutnya tinggal 30% saja. Teknik-
teknik membaca seperti dalam prabaca, SQ3R, dan teknik-teknik yang lain
dimaksudkan untuk mengingat daya ingat terhadap apa yang dibaca.
Kutipan langsung pendek adalah kutipan yang kurang dari 40 kata atau kurang dari 3
baris. Ketentuan penulisannya sebagai berikut:
a. Ditulis dalam teks dengan mengikuti jarak spasi teks yang diikuti
b. Diapit dengan tanda petik
c. Sumber kutipan dapat diletakkan di awal atau dibelakang. Peletakan sumber kutipan di
awal, nama sumber ditulis diluar tanda kurung, sedangkan tahun terbit dan nomor
halaman ditulis dalam kurung. Bila sumber kutipan ada di belakang, nama, tahun, dan
halaman sumber diketik dalam kurung.
Contoh:
Contoh:
Wujud penalaran ilmiah dalam pelaksanaannya sesuai dengan buah pikiran Shurter
dan Pierce yang menyatakan bahwa penalaran induktif merupakan proses penalaran untuk
menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku umum atau suatu simpulan yang bersifat
khusus berdasarkan atas fakta-fakta khusus. Penalaran induktif mungkin merupakan
generalisasi, anlaogi atau hubungan klausal (Shurter dan Pierce, 1997:8)
Bila kutipan tidak langsung hanya terdiri atas satu paragraf bahkan hanya beberapa
kalimat saja, maka kutipan ini disebut kutipan tidak langsung pendek. Berikut kententuan
dalam penulisannya:
Contoh:
Kutipan langsung pendek, dapat berupa kutipan yang dikutip dari sumber kutipan
lain dan kutipan yang bersumber dari banyak kutipan.
Bila kutipan bersumber dari kutipan lain, maka penulisan sumber kutipan harus
menyebutkan sumber asal dan sumber kutipan (sekaligus). Penempatan sumber kutipan
dapat diletakkan di awal atau di akhir teks kutipan. Bila sumber kutipan berada di awal, urutan
penempatan sumber kutipan dimulai dengan menyebutkan nama pengarang kutipan asli atau
sumber asal saja tanpa tahun dan nomor halaman (ditulis di luar tanda kurung) lalu dilanjutkan
dengan menyebutkan sumber kutipan yang dirujuk lengkap dengan nama, tahun, dan nomor
halaman (ditulis dalam tanda kurung diawali dengan kata ‘dalam’). Bila sumber berada di
akhir,urutan penempatan sumber kutipan dimulai dengan menyebutkan nama pengarang
kutipan asli atau sumber asal lalu dilanjutkan dengan mmenyebutkan sumber kutipan yang
dirujuk (semuanya ditulis dalam tanda kurung dibatasi dengan kata ‘dalam’).
Contoh :
a. Kutipan tidak langsung pendek bila kutipan bersumber dari kutipan lain (sumber kutipan
di awal teks kutipan)
Dengan kemampuan berpikir secara simbolik, manusia dapat mengabstrasikan
pengalaman dalam suatu sistem yang penuh makna, sehingga memungkinkan mereka
mewariskan pengalaman dari generasi ke generasi berikutnya. Alland, J.R. (dalam
Budhisantosa, 1991:2) menyatakan bahwa di samping upaya aktif manusia
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, kemampuan mengembangkan simbol yang
penuh makna memungkinkan manus mengembangkan kebudayaan yang membedakan
diri mereka dari makhluk hidup lainnya.
b. Kutipan tidak langsung pendek bila kutipan bersumber dari kutipan lain (sumber kutipan
di akhir teks kutipan)
Dengan kemampuan berpikir secara simbolik, manusia dapat mengabstrasikan
pengalaman dalam suatu sistem yang penuh makna, sehingga memungkinkan mereka
mewariskan pengalaman dari generasi ke generasi berikutnya. Di samping upaya aktif
manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, kemampuan mengembangkan
simbol yang penuh makna memungkinkan manus mengembangkan kebudayaan yang
membedakan diri mereka dari makhluk hidup lainnya. (Alland, J.R. dalam Budhisantosa,
1991:2)
Bila asal kutipan lebih dari satu sumber, maka semua sumber harus disebutkan
dengan ketentuan nama, tahun terbit, nomor halaman untuk masing masing sumber kutipan.
Penempatan sumber kutipan disarankan di akhir teks kutipan, namun boleh di awal dengan
ketentuan nama pengarang diluar tanda kurung sedangkan tahun dan nomor halaman di
dalam tanda kurung (untuk masing-masing sumber ketukan).
Contoh:
a. Kutipan Tidak Langsung Pendek Bila Asal Kutipan Lebih dari Satu Sumber (penempatan
sumber kutipan di awal teks kutipan)
Brown & Yule, (1983); Samsuri, (1987); Kartomuharjo, (1992) sependapat
mengakatakan bahwa untuk memahami makna atau pesan suatu bahasa, kita tidak
hanya mendasarkan diri pada kata-kata atau struktur kalimat yang dipakai untuk
menyampaikan pesan itu. Dengan arti kata kita tidak dapat menerjemahkan kata demi
kata secara harfiah. Untuk sampai pada makna yang terkandung daalam suatu ujaran
diperlukan pengetahuan tentang dunia.
b. Kutipan Tidak Langsung Pendek Bila Asal Kutipan Lebih dari Satu Sumber (penempatan
sumber kutipan di akhir teks kutipan)
Pemilihan rencana deskirptif didasarkan atas pertimbangan bahwa kajian penelitian ini
lebih bersifat uraian, mendeskripsikan suatu data berupa dokumen (karya seni),
menggunakan manusia (peneliti sendiri) sebagai instrument, serta berusaha menafsirkan
makna dari suatu data (karya seni) sesuai dengan konteks, dan merupakan upaya
pemahaman makna dibalik fakta (Bogdan dan Taylor, 1982:45-48 ; Faisal, 1990:19 ; dan
Milles & Huberman, 1992:25-26).
Melalui daftar rujukan dapat diketahui seberapa jauh keterkaitan antar tulisan dengan disiplin
ilmu lain yang mendukung tulisan tersebut. Karena itu, semua sumber yang terdapat dalam daftar
rujukan haruslah berasal dari sumber-sumber yang baik dari segi isi maupun waktu. Ada beberapa
sumber yang dapat diacu dalam merujuk yaitu:
1. Buku
Indikator yang harus ada dalam menyusun daftar rujukan dari sumber buku:
a. Nama pengarang
b. Tahun terbit
c. Judul Rujukan
d. Nama kota tempat publikasi
e. Nama lembaga yang mempublikasikan (penerbit)
Contoh:
Cianchi, John. 2016. Radical Environmentalism Nature, Identity and More than human Agency.
New York: Palgrave.
Hooker, Virginia Matheson. 1996. “Bahasa dan Pergeseran Kekuasaan di Indonesia : Sorotan
terhadap Pembakuan Bahasa Indonesia”. Dalam Latif, Yudi, dan Ibrahim, Idi Subandy (Eds).
Bahasa dan Kekuasaan. Bandung: Mizan.
Contoh:
Fauzan, Ali. 12 Juni 2000. “Krisis Energi”. Dalam Jawa Pos, hlm. 4.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut.
1. Kutipan merupakan sebuah sistem pengambilan sebagian data berupa kalimat baik tulisan
maupun lisan dari pendapat orang lain baik langsung maupun tidak langsung untuk
dijadikan sebagai acuan dan pendukung sebuah karya.
2. Sistem rujukan dalam konteks karya ilmiah merupakan sebuah data informasi atau
sumber untuk menunjukkan darimana sebuah kutipan diambil sehingga dapat disesuaikan
atau dipertanggungjawabkan.
3. Fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah adalah sebagai landasan teori,
memperjelas pembahasan serta rujukan silang antar halaman yang telah disesuaikan
dengan daftar referensi sebagai pertanggungjawaban sebuah karya ilmiah.