Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kutipan dan daftar rujukan merupakan hal hal yang penting dalam sebuah
karangan ilmiah. Kedua unsur tersebut berpengaruh terhadap kadar keilmiahan sebuah
tulisan atau karya ilmiah karena sebuah karya ilmiah tidak lepas dari berbagai konsep
atau teori-teori yang terdapat dalam berbagai sumber lain baik dari buku, majalah,
artikel, jurnal, surat kabar, serta media cetak lainnya bahkan dari media elektronik
seperti internet.
Dalam berbagai karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa atau kalangan
akademisi lainnya sering ditemukan bentuk pengutipan serta daftar rujukan yang
beragam. Hal ini barang kali karena penulis tidak memperhatikan pedoman yang
sudah ditetapkan atau menjiplak model yang ada dalam tulisan lain. Karena itu, untuk
menyeragamkan dan menertibkan bentuk pengutipan serta daftar rujukan, perlu
adanya suatu rujukan yang harus disepakati dan ditaati oleh pihak yang akan menulis
sebuah karya tulis ilmiah.
Dalam karya tulis ilmiah, sering kali kita membutuhkan pendapat orang lain
sebagai acuan. Misalnya dalam hal melihat definisi suatu istilah. Beberapa pendapat
pakar berkompeten dibidangnya pantas untuk dikutip. Oleh karena itu, perlu kita
pelajari bagaimana teknik pengutipan sesuai standar ilmiah. Selain itu, dengan teknik
pengutipan yang benar, diharapkan pendapat serta opini dari sumber lain yang
dicantumkan dalam sebuah tulisan dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan
etika penulisan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan teknik pengutipan dan daftar rujukan?
2. Bagaimana teknik pengutipan yang baik?
3. Apa yang membedakan antara daftar rujukan dan daftar pustaka?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasikan teknik pengutipan dan daftar rujukan
2. Menyebutkan komponen-komponen dalam teknik pengutipan dan daftar rujukan
3. Membedakan antara daftar rujukan dan daftar pustaka

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teknik Pengutipan


Pengutipan berasal dari kata ‘kutip’ turunan dari kata ‘mengutip’ yang berarti
mengambil perkataan atau kalimat dari buku dan sebagainya, memetik karangan dan
sebagainya, mengumpulkan dari berbagai sumber. Sedangkan ‘kutipan’ dalam bidang
linguistik berarti pengambil alihan satu kalimat atau lebih dari karya tulis lain untuk
tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen dengan tulisan sendiri (Depdiknas 2008).
Dengan demikian, pengutipan dapat diartikan sebagai proses, cara mengutip sebuah/
beberapa pendapat dari sumber lain untuk digunakan sebagai data pendukung
sebuah tulisan.
Mengutip pendapat orang lain dalam sebuah tulisan merupakan hal yang
wajar. Namun, dalam proses pengutipan diharapkan penulis mengutip pendapat orang
lain seperlunya saja. Dengan kata lain, dalam sebuah tulisan hindari pengutipan yang
berlebihan sehingga tulisan tidak lebih dari sebuah jiplakan semata. Disamping itu,
pengutip harus bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian
kutipannya, serhingga tulisan dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
pembaca maupun kepada pihak yang membuat sumber kutipan.
Kutipan secara umum dibagi menjadi dua, yakni kutipan langsung dan kutipan
tidak langsung. Kutipan langsung dibagi menjadi kutipan langsung yang panjang dan
kutipan langsung yang pendek.

2. 1. 1 Kutipan Langsung

Kutipan langsung adalah pernyataan yang ditulis dalam susunan


kalimat aslinya tanpa mengalami perubahan sedikit pun. Bahkan, dalam proses
pengutipannya kutipan langsung harus dibuat tepat seperti apa adanya sesuai
dengan sumber yang dirujuk, termasuk bagaimana ejaannya, tanda baca, serta
hal-hal lain yang ada di dalam sumber asli. Kutipan langsung dibagi menjadi
2, yakni kutipan langsung panjang dan kutipan langsung pendek.

3
A. Kutipan Langsung Panjang
Terdiri dari lebih 40 kata atau lebih dari tiga baris ketikan dan penulisannya
harus mengikuti aturan berikut:
1. Teks diketik dalam spasi tunggal.
2. Teks kutipan tidak dimasukkan dalam teks, tetapi ditempatkan pada
tempat tersendiri.
3. Pengetikan dibuat menjorok kedalam dan teks dengan ketentuan dimulai
pada ketikan kelima dari garis tepi sebelah kiri.
4. Kutipan langsung panjang tidak diapit dengan tanda petik.
5. Sumber kutipan berupa nama pengarang, tahun terbit, serta halaman dari
sumber rujukan tidak dimasukkan kedalam teks kutipan.

Contoh kutipan langsung panjang:

Menurut pedoman penyelenggraan Rekam Medik, Departemen


kesehatan RI (1991:55) dinyatakan bahwa :

Rekam medik dapat diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis maupun
yang terekan tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik laboratorium,
diagnosa, sgala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien
dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan, maupun yang mendapat
pelayanan gawat darurau atau dengan kata lain, segala informasi menyangkut
seorang pasien yang akan dijadikan dasar didalam menentuka tindakn lebih
lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan
kepada seorang pasien yang datang ke rumah sakit.

B. Kutipan Langsung Pendek


Terdiri dari kurang 40 kata atau kurang dari tiga baris. Kutipan ini dapat ditulis
integral dalam teks. Ketentuan penulisannya sebagai berikut:
1. Ditulis dalam teks dengan mengikuti jarak spasi teks yang diikuti.
2. Diapit dengan tanda petik (“).
3. Sumber kutipan dapat diletakkan diawal atau dibelakang peletakan
sumber kutipan diawal, nama sumber ditulis diluar tanda kurung,
sedangkan tahun terbit dan nomor halaman ditulis dalam kurung. Bila

4
sumber kutipan ada dibelakang, nama , tahun, dan halaman sumber diketik
dalam kurung.

Contoh kutipan langsung pendek:


Nurmianto (1996:1) menyatakan bahwa “ergonomi, berasal dari bahasa
latin yaitu ergo dan nomos (hukum alam) yang dapat digunakan sebagai studi
tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerja yang ditinjau secara
anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan design atau
perancangan.”

2. 1. 2 Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung adalah kutipan berdasarkan sumber lain namun


dimodivikasi dengan bahasa si penulis (pengarang). Kutipan tidak langsung
lebih diutamakan dalam sebuah karya ilmiah karena kutipan jenis ini
merupakan cerminan kualitas intelektual dan kepribadian penulis. Kutipan
tidak langsung dibagi menjadi 2, yakni kutipan tidak langsung panjang dan
kutipan tidak langsung pendek.

A. Kutipan tidak langsung panjang


Terdiri lebih dari satu paragraf. Ketentuan penulisannya sebagai berikut:
1. Tulis nama sumber kutipan untuk memulai sebuah kutipan (tanpa tahun
dan nomor halaman) kemudian tulis sumber kutipan di akhir kalimat
kutipan (nama, tahun, nomor halaman dalam tanda kurung).
2. Tidak ditulis dalam tanda prtik, karena integral dalam teks.
3. Ketentuan spasi dan margin, sama dengan teks yang lain.

Contoh kutipan tidak langsung panjang:

Wujud penalaran ilmiah dalam pelaksanaanya sesuai dengan buah


pikiran Shurter dan Pierce yang menyatakan bahwa penalaran induktif
merupakan proses penalaran untuk menarik suatu prinsip / sikap yang
berlaku umum atau suatu simpulan yang bersifat khusus berdasarkan atas
fakta-fakta khusus. Penalaran induktif mugkin merupakan generalisasi,
analogi, atau hubungan kausal. Generalisasi adalah proses penalaran

5
berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu
untuk menarik simpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa
itu. Di dalam analogi, inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus
ditarik berdasarkan kebenaran gejala khusus yang bersamaan. Hubungan
kausal adalah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang
mengikuti pola sebab-akibat, akibat-sebab, atau akibat-akibat (Shurter &
Pierce, 1997: 8).

B. Kutipan tidak langsung pendek


Terdiri atas satu paragraf bahkan hanya berupa kalimat saja. Ketentuan
penulisannya sebagai berikut:
1. Ditulis integral dalam teks
2. Tidak ditulis diantara tanda petik
3. Sumber kutipan dapat diletakkan di awal dan di akhir. Sumber kutipan
di awal teks kutipan, terdiri dari nama akhir pengarang (ditulis diluar
tanda kurung), tahun dan nomor halaman (ditulis di dalam tanda
kurung).

Kutipan tidak langsung pendek, dapat berupa kutipan yang dikutip dari
sumber kutipan lain dan kutipan yang bersumber dari banyak kutipan. Bila
kutipan bersumber dari kutipan lain, maka penulisan sumber kutipan harus
menyebutkan sumber asal dan sumber kutipan (sekaligus).

Contoh kutipan tidak langsung pendek:

Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi


keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau
melakukan apa yang dikatakan penulis (Keraf, 1983:3).

6
2.2 Daftar Rujukan

Rujukan berarti sumber yang dipakai untuk mendapatkan keterangan lebih


lanjut. Sebagai acuan, maupun referensi (Depdiknas, 2008:1322). Berdarkan definisi
tersebut, Sedangkan daftar rujukan sendiri, merupakan daftar yang berisi buku,
makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip secara langsung maupun tidak
langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip, tidak dicantumkan
dalam Daftar Rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung maupun
tidak langsung dalam teks harus dicantumkan daftar rujukan.

Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftar rujukan itu secara berurut-urut
meliputi (1) nama penulis, ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama
tengah tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul termasuk subjudul, (4)
kota tempat penerbitan, (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi
bergantung jenis sumber pustakanya.

2.2.1 Sumber Rujukan

Berikut adalah sedikit contoh rujukan dari beberapa sumber:

A. Rujukan dari Buku

Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis, diakhir dengan titik.


Judul buku ditulis dengan huruf miring (italic), dengan huruf kapital pada
setiap kata, kecuali kata hubung atau kata tugas. Tempat penerbitan dan nama
penerbit dipisahkan dengan tanda titik dua (:).

Contoh :

Robert, H. R. 19981. Food Safety. Canada: A Willey-Interscience


Publication.

Wardani, I. G. A. K. dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:


Universitas Terbuka.

7
B. Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran

Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, tahun
(jika ada). Judul artikel diapit tanda kutip, dan huruf kapital pada setiap huruf
awal kata, kecuali kata tugas atau kata hubung. Nama majalah ditulis dengan
huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata, dan dicetak miring. Nomor
halaman disebut pada bagian akhir.

Contoh:

Dwiloka, B. 1995. “Menyibak Rahasia Baru Lipida Ikan bagi Gizi Manusia”.
Info Pangan dan Gizi Jawa Tengah, 5 (2): 16-23.

Dwiloka, B. 1987. “Kulit Ternak, Lezat dan Bergizi Tinggi”. Suara Karya,
7 Juli, hlm. 12.

C. Rujukan dari Internet Berupa Artikel dan Jurnal

Nama penulis ditulis seperti aturan bahan cetak, diikuti secara berturut-
turut tahun, judul karya tersebut (diapit tanda kutip) dengan diberi keterangan
dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut
disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh:

Hanafi, Hasan. 1997. “Kepribadian Ganda”. Jurnal Psikologi, (Online), Jilid 2,


No. 6, (http://www.surabaya.ac.id diakses 20 Juni 1998).

D. Rujukan Berupa Karya Terjemahan

Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli,
judul terjemahan, nama penerjemah, tahun penerjemah, nama tempat penerbit
dan nama penerbit terjemahan. Jika tahun penerbitan buku asli tidak
dicantumkan, ditulis denagn kata Tanpa tahun.

8
Contoh:

Connel, D.W. dan G. J. Miller. 1990. Kimia dan Entoksikologi


Pencemaran. Terjemahan oleh Y. Koestoer. 1995. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.

E. Rujukan dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi

Nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan tahun yang


tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis, atau disertasi diapit tanda kutip
diikuti pernyataan skripsi, tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota
tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi.

Contoh:

Pitayaningrum, C. W. 2004. “Efek Perebusan 30 Menit dengan Daun Kumis


Kucing terhadap Penurunan Kandungan Logam Berat dalam Hati dan
Usus Sapi yang Digembalakan di TPA Jatibarang, Semarang”. Skripsi.
Semarang: Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro.

2.2.2 Tata Cara Penulisan Rujukan

Ada tiga bentuk penulisan rujukan, yaitu:

1. Bodynote (catatan tubuh) : Penulisan rujukan yang langsung ditulis dalam


teks kutipan.
2. Footnote (catatan kaki) : Penulisan rujukan dengan menuliskan pada bagian
kaki halaman yang terdapat kutipannya.
3. Endnote (catatan akhir) : Penulisan rujukan dengan menuliskan pada bagian
akhir karangan (setelah kesimpulan dan sebelum daftar pustaka)

 Tata Cara Penulisan Bodynote


-  Ditulis di akhir teks kutipan, tetapi dalam hal tertentu bisa di awal atau
tengah teks kutipan.
- Rujukan ditulis di dalam kurung.

9
- Secara umum rujukan terdiri dari: nama pengarang (tanpa gelar), tahun
publikasi dan nomor halaman.
Contoh:
Menurut Sudarto dan Muladi (1981: 151), politik hukum adalah
serangkaian usaha untuk menciptakan norma-norma hukum yang sesuai
dengan situasi dan kondisi pada masa tertentu. Perkembangan hukum
tidak terlepas dari perkembangan dinamika atau pengaruh politik pada
suatu masa (Moh. Mahfud MD, dalam Ni’matul Huda, 2010: 8). UU
Pornografi merupakan respon terhadap semakin maraknya peredaran
pornografi di Indonesia. Data Departemen Kominfo menunjukan bahwa
90% anak-anak di Indonesia dengan usia antara 8 hingga 16 tahun yang
menggunakan internet pernah melihat situs porno di internet (Kompas,
12 Juli 2007).

 Tata Cara Penulisan Footnote


- Ditulis pada bagian kaki halaman yang terdapat kutipannya.
- Baris pertama ditulis menjorok ke dalam.
- Nama pengarang ditulis tanpa gelar.
- Penulisan rujukan berupa buku dengan urutan: nama pengarang, judul
buku (ditulis miring), cetakan, edisi (jika ada), nama penerbit, kota
penerbit, dan halaman.
Contoh:
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan
Penerapan KUHAP; Penyidikan dan Penuntutan, Cetakan Pertama,
Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm. 100.

 Tata Cara Penulisan Endnote


- Penulisan endnote sama dengan footnote, sehingga tata cara penulisan
yang berlaku dalam endnote sama dengan tata cara penulisan footnote.
- Perbedaan endnote dan footnote : Endnote diletakkkan di bagian akhir
suatu karya tulis ilmiah, sedangkan footnote diletakkan pada bagian
kaki halaman yang terdapat kutipannya.

10
2.2.3 Daftar Rujukan dan Daftar Pustaka

Daftar Rujukan  adalah daftar bahan-bahan yang dirujuk langsung di


dalam teks (buku, makalah, majalah, surat kabar, atau media daring) dan tentu
sudah pasti tersebut di dalam teks. Sedangkan Daftar Pustaka adalah daftar
bacaan yang memperkaya tulisan sehingga tetap dicantumkan penulis dengan
atau tanpa dirujuk langsung di dalam teks. Daftar rujukan kerap digunakan
dalam karya-karya akademis agar penguji atau dosen dapat meneliti langsung
sumber referensi yang digunakan oleh penulis, contohnya dalam artikel ilmiah di
jurnal, makalah, skripsi, disertasi, dan tesis. Daftar rujukan jelas lebih disukai
pada karya akademis karena sifatnya yang terbatas sehingga para penguji,
penyunting, ataupun dosen dapat melakukan verifikasi silang antara teks dan
sumber yang dirujuk. Daftar pustaka alhasil memuat semua daftar bacaan sang
penulis yang disusun berdasarkan alfabetis, sama halnya dengan daftar rujukan
(references), tanpa memuat nomor halaman dari bagian sumber yang dirujuk.
 Perbedaan Daftar Rujukan dan Daftar Pustaka
- Daftar rujukan dapat berada di Bodynote (catatan tubuh),
Footnote (catatan kaki), dan Endnote (catatan akhir). Sedangkan daftar
pustaka hanya terletak di bagian akhir sebuah karya tulis
- Daftar rujukan mencantumkan semua bahan yang hanya dikutip. Baik
secara langsung maupun tidak langsung, sedangkan daftar rujukan
mencantumkan semua bahan baik yang hanya dibaca tetapi tidak
dikutip, maupun yang dikutip.
- Daftar rujukan memuat nomor halaman dari sumber yang dirujuk,
sedangkan daftar pustaka tidak.

11
2.2 Catatan Kaki

Catatan kaki ialah keterangan mengenai rujukan, kata, dan ungkapan di dalam
teks yang dicantumkan pada margin bawah halaman buuku (biasanya dicetak dengan
huruf lebih kecil dibandingkan huruf di dalam teks) untuk menambah referensi uraian
dalam naskah pokok.
Tujuan penulisan catatan kaki adalah untuk menyusun pembuktian (sumber
tulisan), menyatakan utang budi (kepada pengarang yang dikutip pendapatnya),
menyampaikan keterangan tambahan, memperkuat uraian (intisasi, keterangan
insidental materi penjelas yang kurang penting, perbaikan, dan pandangan yang
bertentangan), dan merujuk bagian lain teks (uraian pada halaman lain, sebelum atau
sesudahnya).
 Teknik Penulisan Catatan Kaki
- Catatan kaki tidak boleh melebihi 3 cm dari margin bawah.
- Catatan kaki dibuat sesudah baris terakhir teks, dalam jarak 3 spasi dibuat
garis mulai dari margin kiri sepanjang 15 ketikan huruf pika atau 18 ketikan
huruf elite.
- Catatan kaki dua spasi di bawah garis terakhir teks. Teks catatan kaki ditulis
setengah spasi ke bawah setelah nomor penunjuk (setengah spasi ke bawah)
dari nomor penunjuk.
- Jarak antarbaris dalam catatan kaki menggunakan spasi rapat, sedangkan jarak
antarcatatan kaki (jika lebih dari satu catatan) menggunakan dua spasi.
- Setiap baris catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri atau sejajar.
 Ada tujuh teknis penulisan catatan kaki yang perlu diingat.
- Nama pengarang tidak dibalik
- Judul buku dicetak miring (jika diketik dengan komputer) atau digaris
bawah (jika tidak dengan komputer). Selain buku (artikel di majalah,
Koran, atau jurnal), judul sumber ditempatkan dalam tanda petik dua
(“…”), tidak dicetak miring atau digaris bawah
- Kota terbit, nama penerbit, tahun terbit, nomor halaman
- Semua unsur dihubungkan dengan tanda koma (,), kecuali setelah kota
terbit, dihubungkan dengan tanda titik dua (:).

12
 Contoh Catatan Kaki 1 s/d 3 Pengarang
Chairil Anwar, Aku Ini Binatang Jalang, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 1991), hlm 4.
Sumi Winarsih, Ridha Yulfika, Bagus Wicaksono, Belajar Bahasa Indonesia,
(Bandung: Acarya, 2005), hlm. 32.
 Contoh Catatan Kaki 4 atau lebih Pengarang
Mahmud Hidayat, dkk., Bahasa dan Sastra Indonesia, (Klaten: Citra Aji
Parama, 2004), hlm. 45.
 Contoh Catatan Kaki jika Sumber berasal dari Majalah/Surat Kabar
Dinda Mutiara, “Bahasa Jawa di Ambang Kepunahan?”, Kompas, 3 Mei,
1990, hlm. 5.
Fajar Samudra, “SMA II, Sekolah yang Kuyup Budaya Jawa,” Majalah Pelajar
MOP, Juni, 2005, hlm. 22.
 Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Buku Terjemahan
Multatuli, Max Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj.
H. B. Jassin, (Jakarta: Jambatan, 1972), hlm 54.
 Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Artikel
Melani Budianta, “Bercermin pada Kaki Langit: Kreativitas dan Pendidikan
Sastra Pelajar Indonesia”, Kaki Langit Sastra Pelajar, ed. Jamal D. Rahman,
(Jakarta: Majalah Sastra Horizon dan Kaki langit, 2002), hlm. 282.
“India”, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ikhtisar Baru-Van Hoeve, 1982),
hlm. 1402-1407.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kutipan dan daftar rujukan merupakan hal hal yang penting dalam sebuah karangan
ilmiah. Kutipan merupakan pengambil alihan satu kalimat atau lebih dari karya tulis
lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen dengan tulisan sendiri,
sedangkan Daftar Rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau
bahan lainnya yang dikutip secara langsung maupun tidak langsung. Keduanya
berkaitan erat untuk membentuk sebuah teknik penulisan yang baik dan sistematis.
Dalam proses pengutipan diharapkan penulis mengutip pendapat orang lain
seperlunya saja. Dengan kata lain, pengutipan yang berlebihan mengakibatkan tulisan
tidak lebih dari sebuah jiplakan semata. Disamping itu, pengutip juga harus
bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipannya, sehingga
tulisan dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada pembaca maupun kepada
pihak yang membuat sumber kutipan.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Oleh karna itu, penulis menngharapkan kritik dan saran dari pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Anas, dkk, 2016. Menulis Ilmiah: Buku Ajar MPK Bahasa Indonesia.
Surabaya: Unipress
Dwiloka, Bambang dan Rati Riana, 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah: Skripsi,
Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporan. Jakarta: Rineka Cipta
Hariwijaya. M. 2006. Pedoman Teknik Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan
Disertasi. Yogyakarta: Citra Pustaka
Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa.
Yogyakarta: Trustmedia.
https://www.kompasiana.com/bambangtrim/5529681af17e61876a8b45a2/daftar
rujukan-vs-daftar-pustaka

15

Anda mungkin juga menyukai