Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN BACAAN

KUTIPAN, CATATAN KAKI, DAFTAR PUSTAKA

DOSEN PENGAMPU:

MUHAMMAD ALFIKRI, M. Hum

DISUSUN OLEH:

DZAKY AULIA AKBAR (2310912040)

KEVIN FADJRIAN PUTRA (2310911007)

MUHAMMAD HAEKAL (2310913011)

RAHMAT RENDY WINATA (2310911031)

WIRAGIL TRIARGA (2310913039)

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2023
1. KUTIPAN
1.1 Pengertian Kutipan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengutip adalah mengambil
perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya. Mengutip itu berbeda dengan
plagiat. Plagiat adalah mengambil karangan atau pendapat orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat sendiri.
Secara umum, kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai
sumber sebagai penguat atau pendukung suatu karya tulis. Di dalam kutipan
terdapat dua jenis dalam mengutip, diantaranya adalah kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung.
a. Kutipan Langsung
Menurut Rameli kutipan langsung merupakan pernyataan yang ditulis dalam
susunan aslinya tanpa mengalami perubahan sedikit pun.
Menurut Hariwijaya kutipan langsung adalah kutipan yang persis seperti kata-kata
yang digunakan dalam bahan asli.
b. Kutipan Tidak Langsung
Menurut Rameli kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan kembali
maksud penulis dengan kata – katanya sendiri. Kutipan merupakan bagian dari
pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau hasil penelitian dari
penulis lain sendiri yang telah terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan
ditelaah berkaitan dengan materi penulisan. Atau kutipan adalah pinjaman sebuah
kalimat ataupun pendapat dari seseorang pengarang atau seseorang, baik berupa
tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia, artikel, laporan, majalah, koran, surat
kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan misal media
elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai
pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Bahan-bahan yang dimasukkan
dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak atau belum menjadi pengetahuan
umum, hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak
atau belum menjadi pendapat umum. Jadi, pendapat pribadi tidak perlu
dimasukkan sebagai kutipan. Dalam mengutip kita harus menyebutkan
sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang
yang pendapatnya dikutip dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan
tersebut.

1.2 Fungsi Kutipan


Fungsi kutipan diantaranya :
 Untuk menunjang/mendukung pendapat tersebut
 Sebagai landasan teori.
 Penguat pendapat penulis.
 Penjelasan suatu uraian.
 Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.
 Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
 Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
 Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
 Meningkatkan estetika penulisan.
 Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan
penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka
Sedangkan fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan isi uraian
atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti-bukti
yang diperoleh dari literatur, pendapat seseorang atau pakar, bahkan pengalaman
empiris. Peletakan kutipan dilakukan dalam dua cara yakni, pada teks atau
menjadi bagian catatan kaki. Peletakan pada catatan akhir (endnote) umumnya
dilakukan andaikata penulis tidak menginginkan adanya penjelasan yang akan
mengganggu keruntutan uraian pada teks.

1.3 Prinsip-Prinsip Mengutip


Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan
sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip, dan
sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut. Ada beberapa prinsip yang
harus diterapkan dalam mengutip, yaitu :
1. Penulis jangan terlalu banyak mengutip sehingga tulisan yang disusun menjadi
suatu himpunan kutipan. Ingat mengutip hanya menjadi bukti penunjang pendapat
penulis.
2. Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal kutipan
sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber aslinya.
3. Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya.
4. Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.
5.Menghilangkan bagian kutipan diperkenankan dengan syarat bahwa
penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.
Cara:
Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang
dihilangkan diganti dengan titik berspasi.
Menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari satu alinea. Bagian yang
dihilangkan diganti dengan titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai
ke margin kanan).
6. Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andaikata
penulis tidak menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan kesalahan, ia
dapat memberi tanda : [. . .. ] atau [ sic]. Sic berasal dari kata latin sicut yang
berarti “dengan demikian”, “jadi..”, “ seperti itu”.
7. Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun
tekniknya. Bila penulis terpaksa harus membuat perubahan atau tambahan, maka
kata-kata tambahan itu harus dicetak lain -tebal, miring, atau renggang- dan diberi
catatan kaki yang menyatakan bahwa huruf yang dicetak lain itu adalah dari
penulis, bukan teks asli.
Contohnya:
‘Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam uang.’
Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip
tidak boleh memperbaikinya.
Cara memperbaikinya:
‘Tugas bank antara lain memberi pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.’
‘Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!] uang.’
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya

1.4 Jenis-Jenis Kutipan


1.4.1 Kutipan langsung
Kutipan Langsung dapat didefinisikan sebagai cara mengutip kalimat tanpa
melakukan perubahan terhadap bentuk asli dari sumbernya. Sederhanya, kutipan
langsung biasa memiliki bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya. Jadi
disini yaitu sesuai atau persis dengan aslinya. Kutipan langsung sendiri dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

– Kutipan Langsung Panjang

Kutipan langsung panjang atau biasa disebut dengan Blockquote adalah jenis
kutipan yang paling sering digunakan dalam berbagai karya ilmiah. Beberapa
syarat yang harus diperhatikan dalam menulis kutipan langsung panjang, sebagai
berikut:

– American Psychological Association atau biasa disingkat dengan APA


Style menyatakan bahwa kutipan langsung panjang harus melebihi 40
kata.
– Modern Language Association atau dapat disingkat menjadi MLA Style
memberikan syarat bahwa kutipan langsung panjang harus melebihi 4
baris.
– Apabila seorang penulis membuat kutipan dari sumber bacaan hingga
lebih dari 4 baris, maka kalimat yang telah dibuat kutipan dapat diketik
pada baris atau paragraf berikutnya
Berdasarkan syarat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kutipan langsung
panjang, yaitu:

– Teks memakai spasi atau jarak pada antar baris lebih dipisahkan dari teks
– Teks dapat diberikan jarak yang rapat antara baris pada kutipan.
– Teks dapat diapit dengan menggunakan tanda kutip, tetapi boleh juga tidak
diapit tanda kutip.
– Kutipan langsung pendek dapat dipahami sebagai kalimat yang dikutip
dari sumber bacaan dengan jumlah tidak lebih dari 4 baris. Pada kutipan
langsung pendek, kata yang dimasukkan dalam kutipan menjadi bagian
atau kelanjutan tubuh dari tulisan penulis.
Berbeda dengan kalimat langsung panjang yang harus menjadi paragraf baru, pada
kutipan langsung pendek tidak perlu menjadi paragraf baru, cukup dengan disertai
dengan tanda koma dua di bagian atas sebelum dan sesudah kalimat. Sementara
itu, sumber kutipan dapat diketik dekat dengan kalimat yang dikutip tersebut.
Beberapa ciri-ciri dari kutipan langsung pendek, sebagai berikut:

– Terkendali langsung dengan teks


– Jarak antara baris sama dengan teks
– Diapit dengan tanda 2 koma atau kutip
– Kutipan tidak melebihi empat baris

1.4.2 Kutipan Tidak Langsung


Penulis menggunakan kalimat-kalimat yang disusunnya sendiri (hanya mengambil
pokok pikiran/inti sari dari sumber yang dikutip) untuk dinyatakan kembali
dengan kalimat yang disusun oleh pengutip menjadi ikhtisar atau intisari
berdasarkan apa yang dikutipnya. Adapun cara peraturan dalam pembuatannya
adalah sebagai berikut:

– Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan


spasi rangkap sebagaimana teks biasa.
– Semua kutipan harus dirujuk.
– Kutipan di integrasikan dengan teks.
– Kutipan tidak diapit tanda kutip.
– Sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang
mengandung kutipan.
– Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum
dalam daftar pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan
diantara tanda kurung.
– Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda
kurung, dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar
pustaka, titik dua, dan diakhiri dengan tahun terbitan.
1.5 Ciri – Ciri Kutipan
Dalam suatu kutipan yang biasa digunakan pada karya ilmiah, ada beberapa ciri-
ciri kutipan langsung dan kutipan tidak langsung berdasarkan jenisnya. Nah,
berikut ini adalah penjelasan dari ciri-ciri kutipan langsung dan tidak langsung
yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu:
1. Kutipan Langsung.
a. Tidak mengalami suatu perubahan kalimat dari sumber asal.
b. Jika pada kalimat tersebut ada bagian yang dihilangkan maka digunakan tanda
titik tiga berspasi […]
c. apabila terdapat kesalahan pada kalimat sumber, maka digunakan simbol [sic!].
Misalnya…. Hal itu mempunyai makna atau [sic!] yang tidak jelas.
d. Menggunakan syarat sistem APA, MLA, ataupun lainnya untuk menambahkan
sumber kutipan.
2. Kutipan Tidak Langsung.
a. Mengalami suatu perubahan yang jelas pada kalimat teks yang dikutip
b. Ide pikiran atau pendapat yang dikutip tidak mengalami perubahan
c. Dijabarkan sesuai pemahaman penulis terhadap teori atau kalimat yang ingin
dikutip
d. Tidak ada nomor kutipan tanpa tanda petik dua di akhir kalimat

2. CATATAN KAKI
2.1 Pengertian Catatan Kaki (footnote)
Catatan kaki (footnote) adalah salah satu dari tiga teknik penulisan yang bisa
dipakai untuk menandai sumber data. Di samping catatan kaki, terdapat dua teknik
penulisan lain, yaitu catatan akhir (endnote) dan catatan tengah (midlenote atau
innote). Pada prinsipnya catatan kaki dan catatan akhir sama, kecuali pada
letaknya, di mana catatan kaki terletak di bagian bawah setiap halaman,
sedangkan catatan akhir terletak di bagian belakang. Dibandingkan dengan catatan
akhir, catatan kaki lebih praktis, sebab pembaca bisa langsung mengetahui
identitas sumber rujukan yang disebutkan dalam halaman yang sama dengan
kutipan. Di samping itu, catatan kaki juga dapat memberikan penjelasan penting
yang dianggap akan mengganggu apabila dimasukkan pada tubuh tulisan. Karena
itu, karya ilmiah cenderung lebih banyak menggunakan model catatan kaki,
dibandingkan dengan dua model yang lain tadi.
2.1 Penulisan Nomor
Nomor footnote menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dan seterusnya) di bawah garis
yang memisahkan antara tubuh teks dengan footnote. Jarak antara satu nomor
dengan nomor berikutnya dan antara nomor dengan garis pemisahnya diberi jarak
satu spasi. Nomor pada masing-masing bab di awali dari angka 1, 2, 3, dan
seterusnya, di mana setiap nomor menjorok ke dalam sebanyak 7 ketuk, dan tidak
diberi titik dan tidak ada spasi. Contoh:
Tore Lindholm et al., Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan seberapa jauh?
sebuah Referensi tentang Prinsip dan Praktek (Jakarta: Kanisius, 2010), hal. 45.
Penulisan Nama, Judul Buku, Kota Penerbit, Nama Penerbit, Tahun-tahun dan
Halaman nama penulis dalam footnote ditulis langsung setelah nomor footnote
(tanpa spasi) sebagaimana susunan nama aslinya, tidak mendahulukan nama akhir
(last name), tanpa titel, koma (,) dan spasi. Sedangkan pada Judul Buku ditulis
setelah nama penulis dengan menggunakan cetak miring, lalu diikuti koma.
Setelah itu diikuti buka kurung, Kota penerbit, titik dua, Nama Penerbit, koma,
Tahun Terbit, tutup kurung dan koma. Kemudian bagian akhir ialah informasi
tentang halaman buku yang dikutip, ditulis dengan menggunakan singkatan ‚hal‛
lalu titik, spasi nomor halaman dan diakhiri titik. Contoh:
Khaled Abou El Fadl, Speaking in God’s Name Islamic Law, Authority and
Women (Oxford: Oneworld Publications, 2003), hal. 24.
Apabila sumber rujukan merupakan karya bersama (bunga rampai) dan diedit oleh
lebih dari dua orang atau lebih, maka cara penulisannya dimulai dari nama editor,
koma, kurung buka, eds, titik, kurung tutup, koma, spasi, Judul Buku dan
seterusnya. Contoh:
Yvonne Yazbeck Haddad dan Barbara Freyer Stowasser (eds.), Islamic Law and
the challenges of Modernity (Oxford: Altamira Press, 2004), hal. 47.
Cara Penulisan Dua Sumber dalam Satu Footnote dari Dua Buku oleh penulis
yang berbeda apabila rujukan dalam satu nomor footnote terdiri dari dua buku
dengan penulis yang berbeda, maka cara penulisan sumber kedua dipisah dengan
‚titik koma.‛ Perhatikan contoh yang benar berikut ini:
Khaled Abou El Fadl, Speaking in God’s Name Islamic Law, Authority and
Women (Oxford: Oneworld Publications, 2003), hal. 24.; Mahmoud Mohamed
Taha, The second Message of Islam (New York: Syracuse University Press, 1996),
hal.121.
Satu Footnote dari Dua Buku oleh Penulis yang sama apabila rujukan dalam satu
nomor footnote terdiri dua buku dari penulis yang sama, maka cara penulisan
buku kedua dipisah dengan ‚titik koma‛ untuk memisahkan, dan kata ‚idem‛ yang
menjadi bagian dari identitas penulis yang sama dengan sebelumnya. Contoh:
1M. Yahya Harahap, Tujuan Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Pustaka Panjimas,
1990), hal. 45. ; Idem, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama
(Jakarta; Pustaka Kartini, 1990), hal. 89.

– Sumber Buku yang Sama dalam Nomor Footnote yang Berurutan


Jika kutipan sumber diambil dari penulis dengan judul buku yang sama, dan tidak
diselingi oleh kutipan sumber lain, langsung mengikuti kutipan pertama, maka
kutipan kedua ditulis dengan nama pengarang, koma, satu atau dua kata dari awal
judul buku, koma, spasi, nomor halaman, dan titik (tidak boleh ditulis dengan
menggunakan kata Ibid). Perhatikan contoh berikut:
Abû Bakr Ahmad ibn al-Husyain al-Baihaqî, Syu‘ab al-Îmân (Beirût: Dâr al-
Kutub al-‘Ilmiyyah, 1410 H.), hal. 410.
Al-Baihaqî, Syu‘ab, hal. 216.
3. DAFTAR PUSTAKA
3.1 Pengertian Daftar Pustaka
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang
mencantumkan judul buku, nama pengarang, peneliti, dan sebagainya. Yang
ditempatkan pada bagian akhir suatu karya tulis atau buku dan disusun
berdasarkan abjad. Menurut Gorys Keraf (1997:213), daftar pustaka/ bibliografi
ialah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan
penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau
sebagian dan karangan yang tengah digarap. Dan, menurut Ninik M. Kuntaro
(2007:195), daftar pustaka ialah salah satu teknik notasi ilmiah yang merupakan
kumpulan sumber bacaan atau sumber referensi saat menulis karangan ilmiah.
Melalui daftar pustaka, para pembaca dapat mengetahui sumber dari makalah atau
karya tulis yang kita buat. Mereka juga dapat mengukur kedalaman bahasan, serta
dapat memperluas pengetahuannya dengan berbagai referensi tersebut.
3.2 Fungsi Daftar Pustaka
Daftar pustaka memiliki beberapa fungsi, yaitu:

– Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan


hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain yang
penulis.
– Untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang
ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap
sumber aslinya.
– Untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau
karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang
peraran dalam penulisan karya tulis yang kita tulis.
– Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat..
– Untuk melihat kebenaran bahan yang dikutip. Tentu saja penyusunan
sebuah daftar pustaka harus mengedepankan asas kemudahan. Oleh karena
itu, diterbitkanlah sebuah format atau cara penulisan daftar pustaka.
3.3 Unsur-Unsur Daftar Pustaka
Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam penulisan daftar pustaka, diantaranya:

– Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap


– Judul buku, termasuk judul tambahannya.
– Data publikasi, nama penerbit, tempat terbit, edisi buku tersebut.
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,
nama majalah, jilid, nomor, dan tahun.
Yang sering membingungkan kita dalam menulis daftar pustaka diantaranya
adalah cara menuliskan nama pengarang. Pada daftar pustaka, nama pengarang
kita tuliskan terbalik yaitu nama belakang terlebih dahulu di ikuti tanda koma(,)
baru nama depannya. Berikut ini tata cara membalikkan nama pengarang dalam
daftar pustaka:

– Nama belakang ditulis lebih dahulu daripada nama depan, meskipun bukan
merupakan nama keluarga. Misalnya: Dewi Rieka…………..> ditulis
sebagai: Rieka, Dewi.
– Nama belakang yang bagian akhirnya berupa singkatan tidak diletakkan di
bagian depan pembalikan. Misalnya: Triani Retno A ………………>
ditulis sebagai: Retno A, Triani dan bukan A, Triani Retno.
– Nama yang mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di
depan dalam pembalikan adalah nama yang tercantum setelah gelar.
Misalnya: Rahman Sutan Radjo ………………..> ditulis sebagai: Rajo,
Rahman Sutan.
– Nama yang mencantumkan kata bin atau binti, maka yang dicantumkan di
depan dalam penulisan daftar pustaka adalah nama yang tercantum setelah
kata bin atau binti tersebut. Misalnya: Siti Nurhaliza binti Rustam
……………..> ditulis sebagai: Rustam, Siti Nurhaliza binti.
– Nama pengarang memiliki nama majemuk. Misalnya: Hillary Rodham-
Clinton ………………………> ditulis sebagai: Rodham-Clinton, Hillary
dan bukan Clinton, Hillary Rodham.
– Nama keluarga berada di bagian depan nama seperti nama-nama orang
Cina, maka tidak perlu ada pembalikan nama dalam penulisan daftar
pustaka. Misalnya: Wong Kam Fu ………..> ditulis sebagai: Wong, Kam
Fu. Kecuali jika mencantumkan nama Barat, maka asas pembalikan nama
ini tetap berlaku. Misalnya: Michelle Yeoh ………….> ditulis sebagai:
Yeoh, Michelle
– Penulisan nama-nama pengarang dari Eropa yang memiliki kata depan,
kata sandang, atau perpaduannya juga memiliki peraturan tersendiri dalam
penulisan daftar pustaka. Misalnya nama-nama Italia yang nama
keluarganya didahului dengan awalan, maka kata utama ada pada awalan
tersebut. Misalnya: Leonardi Di Caprio …………………> ditulis
sebagai: Di Caprio, Leonardo. Akan tetapi,nama-nama Italia yang nama
keluarganya berawalan d’, de, de’, degli, dei, dan de li, maka kata utama
ada nama setelah awalan itu. Misalnya: Lorenzo d’Montana …………>
ditulis sebagai: Montana, Lorenzo d’
3.4 Jenis-jenis Daftar Pustaka
• Kelompok Textbook
a. Penulis perorangan
b. Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
c. Buku yang ditulis atau dibuat oleh lembaga
d. Buku terjemahan
• Kelompok Jurnal
a. Artikel yang disusun oleh penulis
b. Artikel yang disusun oleh lembaga
c. Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar atau konferensi
atau simposium
• Kelompok disertasi atau tesis
• Kelompok makalah atau informasi dari Internet
3.5 Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Ada beberapa cara atau teknik penulisan daftar pustaka, sebagai berikut :
a. Cara Penulisan Daftar Pustaka Textbook

 Penulis perorangan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku
(cetak miring atau garisbawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat
penerbit (kota), halaman yang dibaca.
 Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor : nama penulis
(disusun balik), tahun terbit, judul karangan . Bab diikuti kata “dalam”
atau “in”, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), nama editor, edisi,
nama penerbit, tempat penerbit (kota)
 Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul
buku (cetak miring atau garisbawahi), edisi dan volume, nama penerbit,
tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
 Buku terjemahan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku
(cetak miring atau garisbawahi), penerjemah, nama penerbit, tempat
penerbit (kota), halaman yang dibaca.
b. Cara Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis

 Artikel yang disusun oleh penulis : nama penulis (disusun balik), tahun
terbit, judul artikel, nama majalah/jurnal (cetak miring atau garisbawahi),
volume majalah/jurnal diikuti tanda “:”, halaman yang dibaca.
 Artikel yang disusun oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul
artikel, nama majalah/jurnal (cetak miring atau garisbawahi), volume
majalah/jurnal diikuti tanda “:”, halaman yang dibaca.
 Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam
seminar/konferensi/simposium : nama penulis (disusun balik), tahun
penyajian, judul makalah, nama forum penyajian (cetak miring atau
garisbawahi), kota, bulan dan tanggal penyajian.
 Kelompok disertasi/tesis : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul
disertasi/thesis (ceta miring atau garisbawahi), tempat penerbitan
(kota),universitas, kata “disertasi” atau “tesis”.
c. Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet

 Kelompok makalah/informasi dari Internet (apabila ada nama penulis):


nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah/informasi,
alamat Internet.
 Kelompok makalah/informasi dari Internet (apabila tidak ada nama
penulis) : nama lembaga yang menulis, tahun penyajian, judul
makalah/informasi, alamat Internet.
.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kutipan-langsung-dan-tidak-
langsung/
Arom. (2011). Makalah Bahasa Indonesia “Kutipan Dan Daftar Pustaka”.
http://aromblog.blogspot.com/2011/12/kutipan-dan-daftar-pustaka.html. Diakses
pada tanggal 18 April 2014 pukul 14.31
Hariyadani, Yogi. (2013). Daftar Pustaka.
http://yogihariyadani.blogspot.com/2013/10/daftar-pustaka.html. Diakses pada
tanggal 20 April 2014 pukul 15.05.
Indah R. (2010). Kutipan dan Daftar Pustaka.
http://girlycious09.wordpress.com/tag/jenis-kutipan/. Diakses pada tanggal 20
April pukul 15.11.

Anda mungkin juga menyukai