DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
1. KUTIPAN
1.1 Pengertian Kutipan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengutip adalah mengambil
perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya. Mengutip itu berbeda dengan
plagiat. Plagiat adalah mengambil karangan atau pendapat orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat sendiri.
Secara umum, kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai
sumber sebagai penguat atau pendukung suatu karya tulis. Di dalam kutipan
terdapat dua jenis dalam mengutip, diantaranya adalah kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung.
a. Kutipan Langsung
Menurut Rameli kutipan langsung merupakan pernyataan yang ditulis dalam
susunan aslinya tanpa mengalami perubahan sedikit pun.
Menurut Hariwijaya kutipan langsung adalah kutipan yang persis seperti kata-kata
yang digunakan dalam bahan asli.
b. Kutipan Tidak Langsung
Menurut Rameli kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan kembali
maksud penulis dengan kata – katanya sendiri. Kutipan merupakan bagian dari
pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau hasil penelitian dari
penulis lain sendiri yang telah terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan
ditelaah berkaitan dengan materi penulisan. Atau kutipan adalah pinjaman sebuah
kalimat ataupun pendapat dari seseorang pengarang atau seseorang, baik berupa
tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia, artikel, laporan, majalah, koran, surat
kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan misal media
elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai
pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Bahan-bahan yang dimasukkan
dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak atau belum menjadi pengetahuan
umum, hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak
atau belum menjadi pendapat umum. Jadi, pendapat pribadi tidak perlu
dimasukkan sebagai kutipan. Dalam mengutip kita harus menyebutkan
sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang
yang pendapatnya dikutip dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan
tersebut.
Kutipan langsung panjang atau biasa disebut dengan Blockquote adalah jenis
kutipan yang paling sering digunakan dalam berbagai karya ilmiah. Beberapa
syarat yang harus diperhatikan dalam menulis kutipan langsung panjang, sebagai
berikut:
– Teks memakai spasi atau jarak pada antar baris lebih dipisahkan dari teks
– Teks dapat diberikan jarak yang rapat antara baris pada kutipan.
– Teks dapat diapit dengan menggunakan tanda kutip, tetapi boleh juga tidak
diapit tanda kutip.
– Kutipan langsung pendek dapat dipahami sebagai kalimat yang dikutip
dari sumber bacaan dengan jumlah tidak lebih dari 4 baris. Pada kutipan
langsung pendek, kata yang dimasukkan dalam kutipan menjadi bagian
atau kelanjutan tubuh dari tulisan penulis.
Berbeda dengan kalimat langsung panjang yang harus menjadi paragraf baru, pada
kutipan langsung pendek tidak perlu menjadi paragraf baru, cukup dengan disertai
dengan tanda koma dua di bagian atas sebelum dan sesudah kalimat. Sementara
itu, sumber kutipan dapat diketik dekat dengan kalimat yang dikutip tersebut.
Beberapa ciri-ciri dari kutipan langsung pendek, sebagai berikut:
2. CATATAN KAKI
2.1 Pengertian Catatan Kaki (footnote)
Catatan kaki (footnote) adalah salah satu dari tiga teknik penulisan yang bisa
dipakai untuk menandai sumber data. Di samping catatan kaki, terdapat dua teknik
penulisan lain, yaitu catatan akhir (endnote) dan catatan tengah (midlenote atau
innote). Pada prinsipnya catatan kaki dan catatan akhir sama, kecuali pada
letaknya, di mana catatan kaki terletak di bagian bawah setiap halaman,
sedangkan catatan akhir terletak di bagian belakang. Dibandingkan dengan catatan
akhir, catatan kaki lebih praktis, sebab pembaca bisa langsung mengetahui
identitas sumber rujukan yang disebutkan dalam halaman yang sama dengan
kutipan. Di samping itu, catatan kaki juga dapat memberikan penjelasan penting
yang dianggap akan mengganggu apabila dimasukkan pada tubuh tulisan. Karena
itu, karya ilmiah cenderung lebih banyak menggunakan model catatan kaki,
dibandingkan dengan dua model yang lain tadi.
2.1 Penulisan Nomor
Nomor footnote menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dan seterusnya) di bawah garis
yang memisahkan antara tubuh teks dengan footnote. Jarak antara satu nomor
dengan nomor berikutnya dan antara nomor dengan garis pemisahnya diberi jarak
satu spasi. Nomor pada masing-masing bab di awali dari angka 1, 2, 3, dan
seterusnya, di mana setiap nomor menjorok ke dalam sebanyak 7 ketuk, dan tidak
diberi titik dan tidak ada spasi. Contoh:
Tore Lindholm et al., Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan seberapa jauh?
sebuah Referensi tentang Prinsip dan Praktek (Jakarta: Kanisius, 2010), hal. 45.
Penulisan Nama, Judul Buku, Kota Penerbit, Nama Penerbit, Tahun-tahun dan
Halaman nama penulis dalam footnote ditulis langsung setelah nomor footnote
(tanpa spasi) sebagaimana susunan nama aslinya, tidak mendahulukan nama akhir
(last name), tanpa titel, koma (,) dan spasi. Sedangkan pada Judul Buku ditulis
setelah nama penulis dengan menggunakan cetak miring, lalu diikuti koma.
Setelah itu diikuti buka kurung, Kota penerbit, titik dua, Nama Penerbit, koma,
Tahun Terbit, tutup kurung dan koma. Kemudian bagian akhir ialah informasi
tentang halaman buku yang dikutip, ditulis dengan menggunakan singkatan ‚hal‛
lalu titik, spasi nomor halaman dan diakhiri titik. Contoh:
Khaled Abou El Fadl, Speaking in God’s Name Islamic Law, Authority and
Women (Oxford: Oneworld Publications, 2003), hal. 24.
Apabila sumber rujukan merupakan karya bersama (bunga rampai) dan diedit oleh
lebih dari dua orang atau lebih, maka cara penulisannya dimulai dari nama editor,
koma, kurung buka, eds, titik, kurung tutup, koma, spasi, Judul Buku dan
seterusnya. Contoh:
Yvonne Yazbeck Haddad dan Barbara Freyer Stowasser (eds.), Islamic Law and
the challenges of Modernity (Oxford: Altamira Press, 2004), hal. 47.
Cara Penulisan Dua Sumber dalam Satu Footnote dari Dua Buku oleh penulis
yang berbeda apabila rujukan dalam satu nomor footnote terdiri dari dua buku
dengan penulis yang berbeda, maka cara penulisan sumber kedua dipisah dengan
‚titik koma.‛ Perhatikan contoh yang benar berikut ini:
Khaled Abou El Fadl, Speaking in God’s Name Islamic Law, Authority and
Women (Oxford: Oneworld Publications, 2003), hal. 24.; Mahmoud Mohamed
Taha, The second Message of Islam (New York: Syracuse University Press, 1996),
hal.121.
Satu Footnote dari Dua Buku oleh Penulis yang sama apabila rujukan dalam satu
nomor footnote terdiri dua buku dari penulis yang sama, maka cara penulisan
buku kedua dipisah dengan ‚titik koma‛ untuk memisahkan, dan kata ‚idem‛ yang
menjadi bagian dari identitas penulis yang sama dengan sebelumnya. Contoh:
1M. Yahya Harahap, Tujuan Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Pustaka Panjimas,
1990), hal. 45. ; Idem, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama
(Jakarta; Pustaka Kartini, 1990), hal. 89.
– Nama belakang ditulis lebih dahulu daripada nama depan, meskipun bukan
merupakan nama keluarga. Misalnya: Dewi Rieka…………..> ditulis
sebagai: Rieka, Dewi.
– Nama belakang yang bagian akhirnya berupa singkatan tidak diletakkan di
bagian depan pembalikan. Misalnya: Triani Retno A ………………>
ditulis sebagai: Retno A, Triani dan bukan A, Triani Retno.
– Nama yang mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di
depan dalam pembalikan adalah nama yang tercantum setelah gelar.
Misalnya: Rahman Sutan Radjo ………………..> ditulis sebagai: Rajo,
Rahman Sutan.
– Nama yang mencantumkan kata bin atau binti, maka yang dicantumkan di
depan dalam penulisan daftar pustaka adalah nama yang tercantum setelah
kata bin atau binti tersebut. Misalnya: Siti Nurhaliza binti Rustam
……………..> ditulis sebagai: Rustam, Siti Nurhaliza binti.
– Nama pengarang memiliki nama majemuk. Misalnya: Hillary Rodham-
Clinton ………………………> ditulis sebagai: Rodham-Clinton, Hillary
dan bukan Clinton, Hillary Rodham.
– Nama keluarga berada di bagian depan nama seperti nama-nama orang
Cina, maka tidak perlu ada pembalikan nama dalam penulisan daftar
pustaka. Misalnya: Wong Kam Fu ………..> ditulis sebagai: Wong, Kam
Fu. Kecuali jika mencantumkan nama Barat, maka asas pembalikan nama
ini tetap berlaku. Misalnya: Michelle Yeoh ………….> ditulis sebagai:
Yeoh, Michelle
– Penulisan nama-nama pengarang dari Eropa yang memiliki kata depan,
kata sandang, atau perpaduannya juga memiliki peraturan tersendiri dalam
penulisan daftar pustaka. Misalnya nama-nama Italia yang nama
keluarganya didahului dengan awalan, maka kata utama ada pada awalan
tersebut. Misalnya: Leonardi Di Caprio …………………> ditulis
sebagai: Di Caprio, Leonardo. Akan tetapi,nama-nama Italia yang nama
keluarganya berawalan d’, de, de’, degli, dei, dan de li, maka kata utama
ada nama setelah awalan itu. Misalnya: Lorenzo d’Montana …………>
ditulis sebagai: Montana, Lorenzo d’
3.4 Jenis-jenis Daftar Pustaka
• Kelompok Textbook
a. Penulis perorangan
b. Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
c. Buku yang ditulis atau dibuat oleh lembaga
d. Buku terjemahan
• Kelompok Jurnal
a. Artikel yang disusun oleh penulis
b. Artikel yang disusun oleh lembaga
c. Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar atau konferensi
atau simposium
• Kelompok disertasi atau tesis
• Kelompok makalah atau informasi dari Internet
3.5 Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Ada beberapa cara atau teknik penulisan daftar pustaka, sebagai berikut :
a. Cara Penulisan Daftar Pustaka Textbook
Penulis perorangan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku
(cetak miring atau garisbawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat
penerbit (kota), halaman yang dibaca.
Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor : nama penulis
(disusun balik), tahun terbit, judul karangan . Bab diikuti kata “dalam”
atau “in”, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), nama editor, edisi,
nama penerbit, tempat penerbit (kota)
Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul
buku (cetak miring atau garisbawahi), edisi dan volume, nama penerbit,
tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
Buku terjemahan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku
(cetak miring atau garisbawahi), penerjemah, nama penerbit, tempat
penerbit (kota), halaman yang dibaca.
b. Cara Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis
Artikel yang disusun oleh penulis : nama penulis (disusun balik), tahun
terbit, judul artikel, nama majalah/jurnal (cetak miring atau garisbawahi),
volume majalah/jurnal diikuti tanda “:”, halaman yang dibaca.
Artikel yang disusun oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul
artikel, nama majalah/jurnal (cetak miring atau garisbawahi), volume
majalah/jurnal diikuti tanda “:”, halaman yang dibaca.
Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam
seminar/konferensi/simposium : nama penulis (disusun balik), tahun
penyajian, judul makalah, nama forum penyajian (cetak miring atau
garisbawahi), kota, bulan dan tanggal penyajian.
Kelompok disertasi/tesis : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul
disertasi/thesis (ceta miring atau garisbawahi), tempat penerbitan
(kota),universitas, kata “disertasi” atau “tesis”.
c. Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet