Anda di halaman 1dari 14

1

MAKALAH
BAHASA INDONESIA
JENIS JENIS KUTIPAN
DOSEN PENGAMPU : RISMAYANTI S.S.M.HUM

KELOMPOK 6
INCE MUH. SAHREHAN (I011221128)
YOSIA PABUNTA (I011221156)
AYU RAHAYU (I011221121)
RIZKA AULIA (I011221165)
ANDI NADIA FITRAWATI (I011221163)
ANISTAHARA INAYAH (I011221135)
IQBAL (I011221149)
M IRGHI FAHREZI HAKIM (I011221142)

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR


2022
2

SAMPUL …………………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………….………………ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang …………........................…………………….……................………3

BAB II : KUTIPAN

2.1. Definisi Kutipan ………………………….......................…………………………...4

2.2. Fungsi Kutipan............................................................................................................4

2.3. Jenis Kutipan...............................................................................................................5

2.4. Cara Mengutip.............................................................................................................6

2.5. Prinsip-prinsip Mengutip...........................................................................................7

2.6. Catatan Kaki...............................................................................................................9

2.7. Jenis & Contoh Catatan Kaki / Foot Note................................................................10

BAB III : PENUTUP

3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………….12

3.2. Saran...........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...............................13


3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kutipan merupakan hal yang tidak bisa kita hindari saat menulis karya ilmiah.
Karena buang-buang waktu saja fakta yang telah diteliti dan dibuktikan oleh seorang
ahli dan dipublikasikan secara luas dalam sebuah buku atau majalah harus dicek ulang
oleh seorang penulis untuk menemukan hal yang sama kesimpulannya. Juga, dalam
beberapa kasus, seorang penulis terpelajar tidak punya waktu untuk membahas aspek
kecil dari tulisan mereka. Dengan demikian, penulis cukup mengutip pendapat yang
dianggapnya benar dengan menyebutkan di mana itu telah dibaca, sehingga pembaca
dapat membedakan kutipan dengan sumbernya.
Meskipun kutipan berdasarkan pendapat ahli diperbolehkan, terlalu banyak
kutipan dapat membuat penulis dikenai tuduhan jika mereka melakukan plagiarisme.
Penulis harus dapat membatasi penggunaan kutipan yang terlalu banyak agar
karangannya tidak dipandang sebagai kumpulan pendapat yang berbeda-beda.
Di sisi lain, jika penulis tidak mengutip sama sekali, orang bertanya-tanya
apakah semua ide, informasi, fakta, dan penemuan yang dia tulis benar-benar ide
aslinya?
Sebuah artikel ilmiah harus menggambarkan garis utama persidangan, dan
kesimpulan yang ditarik adalah satu-satunya pendapat penulis, sedangkan kutipan
hanya berfungsi sebagai bukti pendukung untuk pendapat penulis.
Sebagai mahasiswa, menulis laporan ilmiah berupa artikel merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. Selain itu, kita juga dilatih
untuk mengerjakan dengan baik dan benar agar nantinya pada saat mengerjakan tugas
akhir (skripsi) tidak banyak terjadi kesalahan terkait metode penulisan.
Oleh karena itu, untuk menghindari pelanggaran hak cipta dan
mempertimbangkan masalah etika dalam penulisan ilmiah, penulis harus terbiasa
dengan peraturan pengutipan. Makalah ini akan menjelaskan definisi, fungsi kutipan,
dan prinsip kutipan.
4

BAB II

KUTIPAN

2.1. Definisi Kutipan


Dalam penulisan ilmiah, baik penulisan artikel ilmiah, karya tulis, maupun
penulisan tesis dan disertasi, kutipan sering digunakan untuk menegaskan isi suatu uraian
atau untuk membuktikan gagasan.
Kutipan adalah ungkapan atau pendapat yang dipinjam dari seorang penulis, atau
kata-kata orang terkenal, baik dalam buku maupun majalah. Selain itu, kutipan juga dapat
dilakukan dari mulut ke mulut, misalnya melalui sarana elektronik seperti televisi, radio,
internet, dll. Tujuannya adalah untuk memperkuat argumen dalam sebuah esai.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sitasi adalah pengambilan kata atau frasa
dari buku atau benda lain. Kutipan berbeda dari plagiarisme. Plagiarisme adalah mengambil
tulisan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah milik Anda sendiri.
Kutipan ditulis untuk mengkonfirmasi isi deskripsi, memperkuat bukti, dan
menggunakan sumber teks yang benar.
Kutipan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam penulisan ilmiah. Saat
menulis kutipan, ada aturan yang harus diikuti oleh setiap penulis karya ilmiah, tanpa
kecuali. Dengan menggunakan kutipan, seorang penulis tidak perlu menghabiskan waktu
untuk menyelidiki sesuatu yang telah dibuktikan oleh penulis lain, penulis cukup mengutip
karya orang lain.

2.2. Fungsi Kutipan


Fungsi kutipan meliputi:
1. Sebagai landasan teori.
2. Memperkuat pendapat penulis.
3. Penjelasan sebuah deskripsi.
4. Bukti yang mendukung pendapat ini.

Kutipan dari karya saat ini:


1. Untuk mendukung fakta, konsep, ide atau memberikan informasi tentang sumber
data terkait, ide dan sejenisnya.
5

2. Memberikan penjelasan lebih lanjut tentang masalah yang diangkat dalam teks
atau menjelaskan definisi istilah dengan cermat.

Selain fungsi di atas, tanda kutip juga memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Pengikut:
1. Keunggulan ilmiah yang terbukti.
2. Tampilan lebih akurat.
3. Menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk evaluasi penggunaan sumber
dana.
4. Memudahkan untuk membedakan antara data perpustakaan dan dependensi
tambahan.
5. Mencegah penulisan ulang data perpustakaan.
6. Meningkatkan estetika tulisan tangan.
7. Memfasilitasi telaah referensi dan memudahkan penyuntingan naskah yang
berkaitan dengan data perpustakaan.

Sedangkan fungsi utama sitasi dalam karya ilmiah adalah untuk mengkonfirmasi isi
deskriptif atau membuktikan kebenaran yang dikemukakan oleh penulis atas dasar bukti yang
diperoleh dari literatur, pendapat orang atau ahli, atau bahkan pengalaman empiris. Penataan
kutipan dilakukan dengan dua cara, yaitu dalam teks atau sebagai bagian dari catatan kaki.
Penempatan catatan akhir sering diambil jika penulis tidak menginginkan penjelasan
yang dapat mempengaruhi konsistensi deskripsi dalam teks. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam mengutip antara lain:

1. Penulis menganggap kutipan perlu.


2. Penulis bertanggung jawab penuh atas keakuratan dan kebenaran kutipan.
3. Kutipan dapat melibatkan eksplorasi teoritis.
4. Jangan terlalu banyak menggunakan kutipan langsung.
5. Penulis mempertimbangkan jenis kutipan dan hubungannya dengan sumber
referensi.

2.3. Jenis Kutipan


Ada beberapa jenis kutipan, termasuk kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
1. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah kutipan dari penelitian, karya, atau pendapat orang lain
6

yang persis sama dengan teks asli (yang dikutip). Ketika merujuk pada sumber yang
dikutip dalam teks utama, sebutkan referensi dengan menyebutkan nama penulis, tahun
penerbitan, dan nomor halaman.

Contoh :
Ratnawati (2006:148) menegaskan bahwa “Hasil pemilu 1999 dan pemilu 2004
secara gamblang menunjukkan bahwa PDI-P leading di Kabupaten Bantul”

2. Kutipan tidak langsung


Kutipan tidak langsung adalah kutipan dari penelitian, karya, atau pendapat orang lain
yang disajikan secara berbeda dari teks aslinya tetapi menggunakan bahasa atau frasa
penulis/peneliti. Dalam kutipan ini, sumber referensi harus disebutkan, dengan atau tanpa
nomor halaman. Setidaknya ada dua jenis kutipan tidak langsung atau dua jenis kutipan
tidak langsung. Pertama, dengan meringkas, menyimpulkan, atau menyebutkan pokok-
pokok pikiran orang lain.

Contoh :
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan umum
yang paling populer, yang masing-masing sistem ini memiliki variannya sendiri-sendiri.
Dalam sistem distrik, jumlah pemenangn yang akan menjadi wakil di parlemen—adalah satu
orang, sedangkan dalam sistem proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu
daerah pemilihan adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan suaranya
(Budiardjo 1982:4)

2.4. Cara Mengutip


Cara mengutip, yaitu:
1. Kutipan langsung hingga empat baris,
Metode:
a. Kutipan diintegrasikan langsung ke dalam teks;
b. Spasi antar baris sama dengan dua spasi;
c. Kutipan diapit dengan tanda petik;
d. Ketika kutipan selesai, diberikan nomor urut dengan setengah spasi atau dalam
tanda kurung, inisial penulis, tahun penerbitan, dan nomor halaman tempat
kutipan ditempatkan dalam tanda kurung.
7

2. Kutipan langsung lebih dari empat baris.


Metode:
a. Kutipan dipisahkan dari teks dengan 2,5 spasi;
b. Spasi antar baris dengan tanda kutip ke spasi;
c. Kutipan dapat diapit atau tidak dalam tanda petik;
d. Bila dikutip lengkap, diberi nomor seri, spasi setengah atau lebih, atau dalam
kurung, dengan inisial penulis, tahun penerbitan, dan nomor halaman tempat
kutipan berada.

3. Kutipan tidak langsung


Dalam kutipan tidak langsung, sifat pendapat sering dinyatakan. Oleh karena itu,
tanda kutip ganda tidak diperbolehkan

Kondisi yang perlu dipertimbangkan:


a. Kutipan diintegrasikan ke dalam teks;
b. Jarak antar baris adalah dua spasi;
c. Kutipan tidak diapit dengan tanda petik;
d. Setelah dikutip, ia menerima sebutan atau informasi tentangnya dalam tanda
kurung.

4. Dikutip dalam catatan kaki


Kutipan selalu diberi jarak yang sama, meskipun pendek, dan gunakan tanda kutip
ganda seperti teks aslinya.

5. Ucapan Kutipan
Jika penulis ingin mengutip kata-kata seseorang, cara terbaik adalah memberikan
konten kutipan kepada orang yang memberikan kredensial.
2.5. Prinsip-prinsip Mengutip
Dalam mengutip harus disebutkan sumbernya. Hal ini digunakan sebagai bentuk
penghormatan terhadap orang yang pendapatnya dikutip dan sebagai bukti kebenaran kutipan
tersebut.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat menyiapkan kutipan adalah:
8

1. Jangan membuat perubahan


Saat mengutip secara langsung, penulis tidak boleh mengubah kata-kata atau teknik teks
aslinya. Jika penulis menganggap perlu untuk membuat perubahan pada tekniknya, ia harus
dengan jelas menunjukkan atau memberikan informasi bahwa beberapa perubahan telah
dilakukan. Misalnya, dalam naskah asli, tidak ada kalimat atau bagian kalimat yang dicetak
miring (kursif) atau digarisbawahi, tetapi atas kebijaksanaan penulis, beberapa kata atau bagian
kalimat dicetak tebal, miring, atau diperpanjang. . Pertimbangan untuk perubahan teknis dapat
bervariasi untuk disorot, misalnya, kontradiksi, dll.
Dalam hal ini, penulis harus memberikan informasi dalam tanda kurung siku [. . .] bahwa
perubahan teknis dibuat oleh penulis sendiri dan tidak termasuk dalam teks aslinya.
Misalnya, deskripsi dalam tanda kurung siku berbunyi: [penekanan saya, penulis].

2. Jika ada kesalahan


Jika ada kesalahan atau kelalaian dalam kutipan, atau masalah ejaan atau tata bahasa,
penulis tidak dapat memperbaiki kesalahan tersebut. Dia hanya mengutip seperti itu. Demikian
juga, jika penulis tidak setuju dengan bagian mana pun dari kutipan. Dalam hal ini kutipan
selalu dibuat, hanya penulis yang berwenang untuk mengoreksi atau mencatat kesalahan
tersebut. Bagian atau catatan lanjutan dapat diapit sebagai catatan kaki, atau bisa juga diapit
dalam tanda kurung siku [. . .] seperti halnya dengan perubahan teknis yang diuraikan di atas.
Catatan dalam kurung siku ditempatkan segera setelah kata atau item yang perlu dikoreksi,
diberi peringkat, atau tidak disetujui. Misalnya, jika kami tidak setuju dengan bagian ini, kami
biasanya memberikan catatan singkat:
[sic!] -sic berkata! terlampir dalam tanda kurung menunjukkan bahwa penulis tidak
bertanggung jawab atas kesalahan, ia hanya mengutip apa yang ada di naskah asli.

Contoh :
"Serupa dengan data linguistik lainnya dalam makalah ini, kami selalu berusaha
menemukan bentuk kata yang mengandung makan [sic!] sebagai fokus/paling penting dalam
daftar Swadesh."
Kata makan dalam kutipan di atas sebenarnya salah cetak; arti yang seharusnya ialah
makna. Namun dalam kutipan, penulis tidak boleh langsung mengoreksi kesalahan tersebut.
Dia harus mencatat bahwa ada kesalahan, dan dia hanya mengutip dari teks aslinya.

3. Menghilangkan bagian kutipan


9

Dalam kutipan-kutipan diperbolehkan untuk menghapus beberapa bagian dari kutipan,


dengan ketentuan bahwa penghapusan bagian ini dapat menyebabkan modifikasi dari arti asli
atau umum. Penghilangan biasanya dinyatakan dengan menggunakan tiga titik spasi [. . .]. Jika
item dihilangkan di akhir kalimat, tiga spasi ditambahkan setelah tanda baca di akhir kalimat.
Bila bagian yang dihilangkan mencakup satu atau lebih paragraf, biasanya diwakili oleh titik-
titik spasi di sepanjang garis pada halaman. Dalam hal ini, jangan gunakan tanda hubung [-]
sebagai ganti titik. Jika ada tanda kutip, titik - baik di awal maupun di akhir tanda kutip - harus
diapit oleh tanda kutip karena elemen yang dihilangkan dianggap sebagai bagian dari tanda
kutip.

Contoh :
Hal ini cocok dengan kehidupan para kepala itu sebagai pemimpin masyarakat, tetapi
juga sebagai pemimpin upacara-upacara keagamaan. Kata Mallinckrodt: “… in primitieve
streken is werkzaamheid van het hoofd met betrekking tot de godsdienst een zijner voornaamste
functies en de rechspraak, op bovenbedoelde wijze opgevat, word teen ten deele religiuze
verricthing, die het magisch evenwicht der gemeenschap herstellen moet.”

2.6. Catatan Kaki


Catatan kaki adalah informasi yang disisipkan di margin bawah halaman buku. Catatan
kaki biasanya dicetak dengan huruf yang lebih kecil dari huruf teks untuk menambahkan
referensi deskriptif pada teks utama. Dalam esai ilmiah, catatan kaki dipahami sebagai
komentar, tambahan penulis terhadap sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dalam teks. Catatan
kaki juga dapat dimasukkan sebagai sumber referensi untuk kutipan. Posisi catatan kaki baik
di footer (bawah) halaman atau di halaman terpisah setelah kesimpulan. Catatan kaki untuk
artikel yang diambil dari Internet termasuk nama penulis, judul artikel, jenis baris (dalam tanda
kurung), diikuti dengan alamat halaman web, seperti http:/www.ed.gov./… membuat sumber
daya ini mudah diakses oleh pembaca.
Catatan kaki memiliki beberapa fungsi, fungsi catatan kaki ialah sebagai penunjuk.
a. Etika pasar saham
b. Pengembalian dana untuk layanan pihak ketiga
c. Nilai karya ilmiah itu sendiri
d. Analisis, sintesis, dan uraian
e. Tempat kutipan,
f. Referensi silang pada istilah ibid, lo.cit dan op.cit,
10

g. Kelengkapan sumber referensi. Ketujuh fungsi catatan kaki di atas menunjukkan bahwa
catatan kaki sangat penting, catatan kaki juga sangat kompleks dan teknis
penggunaannya.
Oleh karena itu, ketika mempersiapkan, hal-hal berikut harus diingat.
a. Informasi tambahan sebenarnya tidak berasal dari buku, antologi, artikel, jurnal,
ensiklopedia, tetapi diperoleh dari kutipan wawancara, ceramah, dan penjelasan umum.
b. Bagi mereka yang tidak mengerti penggunaannya, catatan kaki saat ini lebih diutamakan
daripada penggunaan daftar pustaka.
c. Jika fungsi tersebut berasimilasi dengan daftar pustaka karangan, maka tidak diperlukan
daftar pustaka karena semua elemen data seperti buku sudah terisi.
d. Jika ditinjau dari bibliografi, catatan kaki memuat unsur nama lengkap penulis (tidak
terbalik dan tanpa gelar), tahun terbit, judul esai, kota terbit, dan halaman kutipan
lainnya.
e. Tempatkan catatan kaki ini di bagian bawah halaman atau di halaman terpisah (biasanya
setelah bab penutup).

2.7. Jenis dan Contoh Catatan Kaki

Kita sekarang akan mempelajari kutipan sumber kutipan sampel klasik. Cara
mencantumkan kutipan sumber adalah dengan menggunakan pola yang umum, yaitu
menggunakan catatan kaki atau footnote.
Lihat contoh penggunaan footnote yang digunakan dalam buku Filsafat Ilmu
Pengetahuan Jujun Suriamiharja yang populer, A Introduction, di bawah ini! Perhatikan juga
nomor pada teks dan keterangan sumber pada catatan kaki. ——————————————
——————————————————— Ilmu dan Moral Penalaran otak orang itu luar
biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka itu curang dan
serakah … .1) Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik nurani kita.
Benarkah bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar
maka makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi, lalu
makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah malah sebaliknya:
makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak masalah ini, ada baiknya kita
memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja dalam pidato pengukuhannya selaku guru
besar ilmu ekonomi di Universitas Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi
yang tidak mengajarkan keserakahan?2) ………………………………………………………
11

1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980. 2) Kompas, 25
Mei 1981. —————————————————————————————————
———– Bagi penulis, penggunaan catatan kaki ini sedikit lebih merepotkan dibandingkan
dengan cara Harvard karena harus mengatur ruang pada bagian bawah halaman untuk tempat
catatan kaki. Akan tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui
sumber tanpa harus melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.

Catatan akhir dimulai dengan nama belakang penulis, diikuti dengan koma, judul (huruf
besar dan tebal atau miring), nomor seri, volume dan nomor terbitan (jika ada), kota asal
publikasi (diikuti dengan titik dua), nama penerbit (setelah koma ), dan tahun penerbitan (ditulis
dalam tanda kurung dan diakhiri dengan titik). Catatan kaki untuk artikel dan jurnal dimulai
dengan nama penulis, judul artikel, judul jurnal, nomor jurnal jika ada, tanggal publikasi, dan
nomor halaman. Jika sumber yang sama dikutip lagi, catatan kaki ditulis sebagai dd.
(kependekan dari ibidum) memiliki arti yang sama dengan sumber seperti yang disebutkan di
atas. Jadi mirip dengan ditto atau sda. Untuk sumber yang telah disisipkan ke dalam sumber
lain digunakan istilah op. kutip (singkatan dari opere citato). Untuk sumber majalah dan surat
kabar yang telah disisipkan ke dalam sumber lain, digunakan istilah loc. kutip (singkatan dari
loco citato). Lihat contoh berikut! ……………………… 2) Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori
Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18. 3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung:
Sinar Baru, 1986), hal. 25 4 Ibid., hal. 15 5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17 Catatan kaki di
atas menunjukkan bahwa sumber nomor 4 sama dengan sumber nomor 3. Sumber nomor 5
sama dengan nomor 2. Dalam sebuah karya ilmiah, penulis biasanya mempunyai daftar sumber
informasi yang bisa menjadi rujukan para pembaca. Daftar ini disebut catatan kaki atau
footnote dalam bahasa Inggris. Karya akademik meliputi catatan kaki yang menunjukkan
kualitas karya ilmiah lebih unggul dan meningkatkan estetika kata tertulis. Adanya catatan kaki
juga dapat memudahkan pembaca untuk melihat sumber informasi yang dibutuhkan.
Catatan kaki hadir dalam dua bentuk, yaitu sebagai referensi dan sebagai informasi
tambahan. Catatan kaki sebagai referensi merupakan pengakuan atas sumber informasi, bukti
kutipan tulisan tangan, dan dukungan argumentasi atau pembuktian. Sedangkan catatan kaki
sebagai informasi pelengkap dapat memberikan penjelasan tambahan, klarifikasi konsep,
definisi dalam bentuk komentar atau keterangan tambahan sehingga menjadi uraian yang
lengkap.
12

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kutipan adalah bagian dari kelengkapan penulisan artikel yang dapat memberikan
penegasan bahwa suatu karya, baik artikel maupun karya ilmiah yang ditulis atau disusun oleh
seorang penulis, tidak seluruhnya didasarkan pada pandangan, ide, dan bahan pribadi penulis,
yang dipinjam atau diambil dari sumber lain, buku atau media, atau orang lain untuk
mendukung materi dan ide penulis. Dari kutipan-kutipan tersebut, sebuah karya atau artikel
dapat diketahui dan dicari kebenarannya. Inilah esensi dari fungsi mengutip dan menulis
kutipan dalam sebuah karya ilmiah.
Untuk penulisan kutipan, ada pedoman yang harus diperhatikan agar konsisten dengan
EYD dan tidak mengabaikan sumber yang dikutip.

3.2. Saran
Dengan memahami secara jelas definisi, fungsi, dan prinsip penulisan kutipan,
diharapkan penulis menulis atau menyusun suatu karya menurut kaidah yang baik dan benar.
Setidaknya, saat menulis artikel atau karya lain, penulis dapat menghindari plagiarisme yang
dapat merugikan orang lain, dan dengan adanya sitasi, pembaca dapat dengan mudah
mengetahui kebenaran artikel karya dengan merujuk pada sumber yang dikutip
13

DAFTAR PUSTAKA

Agam, Rameli. 2009. Menulis karya ilmiah. Yogyakarta : Familia Pustaka Keluarga.

Alek dan H. Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :
Kencana.

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta :
Akademika Pressindo.

Ichsan, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi : Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Yogyakarta : Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.

Indriati, Etty. 2001. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Jalaluddin.1998. Psikologi Agama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Masruri, Anis, dkk. 2004. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakutas Adab UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.

Nasucha, dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Imiah.
Yogyakarta : Media Perkasa.

Rifky Lubis. 2013. Karangan Persuasi. http://rifkydiandap.blogspot.co.id/. Diakses


pada Senin, 26 September 2022

Sakinah Hayatun. 2015.


http://sakinahwasohibatimuslimah.blogspot.co.id/2016/01/makalah-
kutipan-catatan-kaki-dan-daftar.html. Diakses pada Kamis, 29
September 2022.
Tan, Tania. 2015.
http://tania1412.blogspot.co.id/2014/12/kutipan-catatan-kaki-dan-daftar-
pustaka.html. Posted by Hayatun Sakinah at 16:43:00 diakses pada
Kamis, 29 September 2022.
14

Adjie, Pamungkas. 2017.


Makalah Kutipan. http://adjiepamungkas99.blogspot.com/2017/05/
makalah-kutipan-bahasa-indonesia.html?m=1. Diakses pada Kamis, 29
September 2022.
Rafif, Gayuh Islami. 2017.
Makalah Kutipan, Catatan Kaki dan Daftar Pustaka. http://myinspi
rationsblogs.blogspot.com/2017/08/makalah-kutipan-catatan-kaki-dan-
daftar.html?m=1. Diakses pada Kamis, 29 September 2022.
Nico, Crash. 2016.
Makalah Kutipan Bahasa Indonesia. http://nicocrash.blogspot.com
/2016/12/makalah-kutipan-bahasa-indonesia.html?m=1 . Diakses pada
Kamis, 29 September 2022

Anda mungkin juga menyukai