MAKALAH
BAHASA INDONESIA
JENIS JENIS KUTIPAN
DOSEN PENGAMPU : RISMAYANTI S.S.M.HUM
KELOMPOK 6
INCE MUH. SAHREHAN (I011221128)
YOSIA PABUNTA (I011221156)
AYU RAHAYU (I011221121)
RIZKA AULIA (I011221165)
ANDI NADIA FITRAWATI (I011221163)
ANISTAHARA INAYAH (I011221135)
IQBAL (I011221149)
M IRGHI FAHREZI HAKIM (I011221142)
FAKULTAS PETERNAKAN
SAMPUL …………………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….………………ii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : KUTIPAN
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………….12
3.2. Saran...........................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
Kutipan merupakan hal yang tidak bisa kita hindari saat menulis karya ilmiah.
Karena buang-buang waktu saja fakta yang telah diteliti dan dibuktikan oleh seorang
ahli dan dipublikasikan secara luas dalam sebuah buku atau majalah harus dicek ulang
oleh seorang penulis untuk menemukan hal yang sama kesimpulannya. Juga, dalam
beberapa kasus, seorang penulis terpelajar tidak punya waktu untuk membahas aspek
kecil dari tulisan mereka. Dengan demikian, penulis cukup mengutip pendapat yang
dianggapnya benar dengan menyebutkan di mana itu telah dibaca, sehingga pembaca
dapat membedakan kutipan dengan sumbernya.
Meskipun kutipan berdasarkan pendapat ahli diperbolehkan, terlalu banyak
kutipan dapat membuat penulis dikenai tuduhan jika mereka melakukan plagiarisme.
Penulis harus dapat membatasi penggunaan kutipan yang terlalu banyak agar
karangannya tidak dipandang sebagai kumpulan pendapat yang berbeda-beda.
Di sisi lain, jika penulis tidak mengutip sama sekali, orang bertanya-tanya
apakah semua ide, informasi, fakta, dan penemuan yang dia tulis benar-benar ide
aslinya?
Sebuah artikel ilmiah harus menggambarkan garis utama persidangan, dan
kesimpulan yang ditarik adalah satu-satunya pendapat penulis, sedangkan kutipan
hanya berfungsi sebagai bukti pendukung untuk pendapat penulis.
Sebagai mahasiswa, menulis laporan ilmiah berupa artikel merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. Selain itu, kita juga dilatih
untuk mengerjakan dengan baik dan benar agar nantinya pada saat mengerjakan tugas
akhir (skripsi) tidak banyak terjadi kesalahan terkait metode penulisan.
Oleh karena itu, untuk menghindari pelanggaran hak cipta dan
mempertimbangkan masalah etika dalam penulisan ilmiah, penulis harus terbiasa
dengan peraturan pengutipan. Makalah ini akan menjelaskan definisi, fungsi kutipan,
dan prinsip kutipan.
4
BAB II
KUTIPAN
2. Memberikan penjelasan lebih lanjut tentang masalah yang diangkat dalam teks
atau menjelaskan definisi istilah dengan cermat.
Selain fungsi di atas, tanda kutip juga memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Pengikut:
1. Keunggulan ilmiah yang terbukti.
2. Tampilan lebih akurat.
3. Menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk evaluasi penggunaan sumber
dana.
4. Memudahkan untuk membedakan antara data perpustakaan dan dependensi
tambahan.
5. Mencegah penulisan ulang data perpustakaan.
6. Meningkatkan estetika tulisan tangan.
7. Memfasilitasi telaah referensi dan memudahkan penyuntingan naskah yang
berkaitan dengan data perpustakaan.
Sedangkan fungsi utama sitasi dalam karya ilmiah adalah untuk mengkonfirmasi isi
deskriptif atau membuktikan kebenaran yang dikemukakan oleh penulis atas dasar bukti yang
diperoleh dari literatur, pendapat orang atau ahli, atau bahkan pengalaman empiris. Penataan
kutipan dilakukan dengan dua cara, yaitu dalam teks atau sebagai bagian dari catatan kaki.
Penempatan catatan akhir sering diambil jika penulis tidak menginginkan penjelasan
yang dapat mempengaruhi konsistensi deskripsi dalam teks. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam mengutip antara lain:
yang persis sama dengan teks asli (yang dikutip). Ketika merujuk pada sumber yang
dikutip dalam teks utama, sebutkan referensi dengan menyebutkan nama penulis, tahun
penerbitan, dan nomor halaman.
Contoh :
Ratnawati (2006:148) menegaskan bahwa “Hasil pemilu 1999 dan pemilu 2004
secara gamblang menunjukkan bahwa PDI-P leading di Kabupaten Bantul”
Contoh :
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan umum
yang paling populer, yang masing-masing sistem ini memiliki variannya sendiri-sendiri.
Dalam sistem distrik, jumlah pemenangn yang akan menjadi wakil di parlemen—adalah satu
orang, sedangkan dalam sistem proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu
daerah pemilihan adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan suaranya
(Budiardjo 1982:4)
5. Ucapan Kutipan
Jika penulis ingin mengutip kata-kata seseorang, cara terbaik adalah memberikan
konten kutipan kepada orang yang memberikan kredensial.
2.5. Prinsip-prinsip Mengutip
Dalam mengutip harus disebutkan sumbernya. Hal ini digunakan sebagai bentuk
penghormatan terhadap orang yang pendapatnya dikutip dan sebagai bukti kebenaran kutipan
tersebut.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat menyiapkan kutipan adalah:
8
Contoh :
"Serupa dengan data linguistik lainnya dalam makalah ini, kami selalu berusaha
menemukan bentuk kata yang mengandung makan [sic!] sebagai fokus/paling penting dalam
daftar Swadesh."
Kata makan dalam kutipan di atas sebenarnya salah cetak; arti yang seharusnya ialah
makna. Namun dalam kutipan, penulis tidak boleh langsung mengoreksi kesalahan tersebut.
Dia harus mencatat bahwa ada kesalahan, dan dia hanya mengutip dari teks aslinya.
Contoh :
Hal ini cocok dengan kehidupan para kepala itu sebagai pemimpin masyarakat, tetapi
juga sebagai pemimpin upacara-upacara keagamaan. Kata Mallinckrodt: “… in primitieve
streken is werkzaamheid van het hoofd met betrekking tot de godsdienst een zijner voornaamste
functies en de rechspraak, op bovenbedoelde wijze opgevat, word teen ten deele religiuze
verricthing, die het magisch evenwicht der gemeenschap herstellen moet.”
g. Kelengkapan sumber referensi. Ketujuh fungsi catatan kaki di atas menunjukkan bahwa
catatan kaki sangat penting, catatan kaki juga sangat kompleks dan teknis
penggunaannya.
Oleh karena itu, ketika mempersiapkan, hal-hal berikut harus diingat.
a. Informasi tambahan sebenarnya tidak berasal dari buku, antologi, artikel, jurnal,
ensiklopedia, tetapi diperoleh dari kutipan wawancara, ceramah, dan penjelasan umum.
b. Bagi mereka yang tidak mengerti penggunaannya, catatan kaki saat ini lebih diutamakan
daripada penggunaan daftar pustaka.
c. Jika fungsi tersebut berasimilasi dengan daftar pustaka karangan, maka tidak diperlukan
daftar pustaka karena semua elemen data seperti buku sudah terisi.
d. Jika ditinjau dari bibliografi, catatan kaki memuat unsur nama lengkap penulis (tidak
terbalik dan tanpa gelar), tahun terbit, judul esai, kota terbit, dan halaman kutipan
lainnya.
e. Tempatkan catatan kaki ini di bagian bawah halaman atau di halaman terpisah (biasanya
setelah bab penutup).
Kita sekarang akan mempelajari kutipan sumber kutipan sampel klasik. Cara
mencantumkan kutipan sumber adalah dengan menggunakan pola yang umum, yaitu
menggunakan catatan kaki atau footnote.
Lihat contoh penggunaan footnote yang digunakan dalam buku Filsafat Ilmu
Pengetahuan Jujun Suriamiharja yang populer, A Introduction, di bawah ini! Perhatikan juga
nomor pada teks dan keterangan sumber pada catatan kaki. ——————————————
——————————————————— Ilmu dan Moral Penalaran otak orang itu luar
biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka itu curang dan
serakah … .1) Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik nurani kita.
Benarkah bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar
maka makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi, lalu
makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah malah sebaliknya:
makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak masalah ini, ada baiknya kita
memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja dalam pidato pengukuhannya selaku guru
besar ilmu ekonomi di Universitas Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi
yang tidak mengajarkan keserakahan?2) ………………………………………………………
11
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980. 2) Kompas, 25
Mei 1981. —————————————————————————————————
———– Bagi penulis, penggunaan catatan kaki ini sedikit lebih merepotkan dibandingkan
dengan cara Harvard karena harus mengatur ruang pada bagian bawah halaman untuk tempat
catatan kaki. Akan tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui
sumber tanpa harus melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.
Catatan akhir dimulai dengan nama belakang penulis, diikuti dengan koma, judul (huruf
besar dan tebal atau miring), nomor seri, volume dan nomor terbitan (jika ada), kota asal
publikasi (diikuti dengan titik dua), nama penerbit (setelah koma ), dan tahun penerbitan (ditulis
dalam tanda kurung dan diakhiri dengan titik). Catatan kaki untuk artikel dan jurnal dimulai
dengan nama penulis, judul artikel, judul jurnal, nomor jurnal jika ada, tanggal publikasi, dan
nomor halaman. Jika sumber yang sama dikutip lagi, catatan kaki ditulis sebagai dd.
(kependekan dari ibidum) memiliki arti yang sama dengan sumber seperti yang disebutkan di
atas. Jadi mirip dengan ditto atau sda. Untuk sumber yang telah disisipkan ke dalam sumber
lain digunakan istilah op. kutip (singkatan dari opere citato). Untuk sumber majalah dan surat
kabar yang telah disisipkan ke dalam sumber lain, digunakan istilah loc. kutip (singkatan dari
loco citato). Lihat contoh berikut! ……………………… 2) Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori
Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18. 3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung:
Sinar Baru, 1986), hal. 25 4 Ibid., hal. 15 5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17 Catatan kaki di
atas menunjukkan bahwa sumber nomor 4 sama dengan sumber nomor 3. Sumber nomor 5
sama dengan nomor 2. Dalam sebuah karya ilmiah, penulis biasanya mempunyai daftar sumber
informasi yang bisa menjadi rujukan para pembaca. Daftar ini disebut catatan kaki atau
footnote dalam bahasa Inggris. Karya akademik meliputi catatan kaki yang menunjukkan
kualitas karya ilmiah lebih unggul dan meningkatkan estetika kata tertulis. Adanya catatan kaki
juga dapat memudahkan pembaca untuk melihat sumber informasi yang dibutuhkan.
Catatan kaki hadir dalam dua bentuk, yaitu sebagai referensi dan sebagai informasi
tambahan. Catatan kaki sebagai referensi merupakan pengakuan atas sumber informasi, bukti
kutipan tulisan tangan, dan dukungan argumentasi atau pembuktian. Sedangkan catatan kaki
sebagai informasi pelengkap dapat memberikan penjelasan tambahan, klarifikasi konsep,
definisi dalam bentuk komentar atau keterangan tambahan sehingga menjadi uraian yang
lengkap.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kutipan adalah bagian dari kelengkapan penulisan artikel yang dapat memberikan
penegasan bahwa suatu karya, baik artikel maupun karya ilmiah yang ditulis atau disusun oleh
seorang penulis, tidak seluruhnya didasarkan pada pandangan, ide, dan bahan pribadi penulis,
yang dipinjam atau diambil dari sumber lain, buku atau media, atau orang lain untuk
mendukung materi dan ide penulis. Dari kutipan-kutipan tersebut, sebuah karya atau artikel
dapat diketahui dan dicari kebenarannya. Inilah esensi dari fungsi mengutip dan menulis
kutipan dalam sebuah karya ilmiah.
Untuk penulisan kutipan, ada pedoman yang harus diperhatikan agar konsisten dengan
EYD dan tidak mengabaikan sumber yang dikutip.
3.2. Saran
Dengan memahami secara jelas definisi, fungsi, dan prinsip penulisan kutipan,
diharapkan penulis menulis atau menyusun suatu karya menurut kaidah yang baik dan benar.
Setidaknya, saat menulis artikel atau karya lain, penulis dapat menghindari plagiarisme yang
dapat merugikan orang lain, dan dengan adanya sitasi, pembaca dapat dengan mudah
mengetahui kebenaran artikel karya dengan merujuk pada sumber yang dikutip
13
DAFTAR PUSTAKA
Agam, Rameli. 2009. Menulis karya ilmiah. Yogyakarta : Familia Pustaka Keluarga.
Alek dan H. Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :
Kencana.
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta :
Akademika Pressindo.
Ichsan, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi : Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Yogyakarta : Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Indriati, Etty. 2001. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Masruri, Anis, dkk. 2004. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakutas Adab UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Nasucha, dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Imiah.
Yogyakarta : Media Perkasa.