Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KUTIPAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

D
I
S
U
S
U
N

OLEH : Kelompok 2

NAMA :
1.Tashya
2. Laura Winata Ratu Kemala
3. Rizqiullah Akmal Nurli
4. Maulana sidicki aditya

KELAS : 2 BPM

DOSEN PEMBIMBING :
Bhramastya Sandy Hargita,M.pd.

PROGRAM STUDY USAHA PERJALANAN WISATA


JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah tulisan atau laporan tertulis yang
diterbitkan dengan memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan
dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian,


makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang
terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Karya ilmiah sering juga disebut “tulisan akademis” (academic writing) karena biasa
ditulis oleh kalangan kampus perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa). Di perguruan tinggi,
mahasiswa dilatih untuk membuat karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, artikel
ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tentu dibutuhkan kajian untuk mendapatkan
berbagai informasi dari referensi manapun. Agar tidak terjadi plagiasi atau pelanggaran hak
cipta maka dibutuhkan suatu pedoman tertentu yang menjelaskan tentang sistematika
penggunaan kutipan langsung dan tidak langsung dalam penulisan karya tulis ilmiah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah yaitu :

1. Apa pengertian kutipan langsung dan tidak langsung?


2. Bagimana cara penggunaan kutipan langsung dan tidak langsung?
3. Bagaimana contoh pengaplikasian kutipan langsung dan tidak langsung?

1.3 TUJUAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini yaitu :

1. Sebagai pedoman untuk mempelajari sistematika penggunaan kutipan langsung dan


tidak langsung dalam karya tulis ilmiah.

1
2

2. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga dalam penulisan karya


tulis ilmiah dapat memahami secara baik tentang pengaplikasian kutipan agar tidak
terjadi plagiasi.
3. Menambahkan keterampilan dasar untuk mengutip berbagai sumber atau referensi
dari media apapun.
4. Karya ilmiah yang ditulis sesuai kaidah itu diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara pembaca dengan penulis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KUTIPAN

Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip


pendapat ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan menyampaikan
gagasan para ahli. Oleh karena itu, kutipan didefinisikan sebagai pinjaman kalimat atau
pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seorang pengarang yang terkenal baik dalam
buku ataupun majalah (Keraf, 1994: 179).

Kutipan adalah salinan kalimat, paragraph, atau pendapat dari seorang pengarang
atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku jurnal, baik
yang melalui media cetak maupun elektronik.Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian,
memperkuat pembuktian, dan kejujuran menggunakan sumber penulisan.

Kutipan merupakan salah satu hal yang sangat esensi dalam penulisan karya
ilmiah.Dalam penulisan kutipan ada aturan main yang harus diikuti oleh setiap penulis
karya ilmiah tanpa kecuali.Dengan menggunakan kutipan, seorang penulis tidak perlu
membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh
penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut.Di samping itu dalam
keadaan tertentu seorang penulis karya ilmiah tidak punya waktu untuk menyelidiki suatu
segi kecil dari tulisannya secara mendalam.Sebab itu hal hal yang penting dan yang sudah
dikenal atau sudah ditulis dalam buku buku tidak perlu diselidiki lagi.Penulis cukup
mengutip pendapat yang dianggapinya benar itu dengan menyebutkan dimana pendapat itu
dibaca, sehingga pembaca dapat mencocokan kutipan itu dengan sumber aslinya.

Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenangkan tidaklah berarti
bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan.Penulis harus bisa
menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak menggunakan kutipan supaya karangannya
jangan dianggap sebagai suatu himpunan dari berbagai macam pendapat.garis besar
kerangka karangan, serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat penulis
sendiri, sebaliknya kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang
pendapatannya itu.

Dalam tulisan-tulisan ilmiah (non fiksi) kutipan banyak diambil dari buku-buku
terkait dengan tema ilmiah tulisan yang sedang dibuat, kutipan ini dibutuhkan sebagai
pernyataan yang mendukung pendapat penulis karya ilmiah tersebut . Kutipan yang
digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah haruslah logis dan sesuai fakta, tidak asal-
asalan. Maka diperlukan gagasan-gagasan pendukung dari hasil penelitian sebelumnya
maupun dari para ahli. Oleh karena itu, kutipan memiliki fungsi sebagai berikut :

3
4

1. Landasan teori karya ilmiah, penelitian penelitian yang dilakukan tentu harus
didasarkan pada pernyataan atau teori seorang ahli dari berbagai sumber seperti buku,
journal, laporan, dll yang dapat dipercaya.
2. Pandangan atau acuan, dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah, maka penulis akan
membutuhkan suatu acuan dalam kajiannya agar dapat menarik kesimpulan dari suatu
masalah yang ada.
3. Penguat argumen, dalam membuat karya tulis ilmiahnya, seorang penulis
membutuhkan penguat argumen yang mendukung kesimpulan atau hasil dari
penelitiannya

2.2 JENIS – JENIS KUTIPAN

1. Kutipan langsung

Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara


lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli.

2. Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat yang mengambil inti


sarinya saja.

Dari kedua jenis kutipan tersebut dapat disampaikan bahwa kutipan langsung
dan tidak langsung memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan cara mengutipnya,
kutipan langsung secara utuh mengutip teks yang akan dijadikan rujukan, sedangkan
kutipan tidak langsung hanya mengambil pokok pikiran atau inti sarinya saja.

2.3 CARA TEKNIK MENGUTIP YANG BENAR

Teknik mengutip digolongkan menjadi teknik mengutip berdasarkan bentuknya


dan ternik mengutip berdasarkan penulisan sumbernya.

1. Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya

a. Kutipan Langsung
Secara mekanisme, kutipan langsung memiliki dua pola penulisan yang masing-
masing pola ditentukan oleh banyaknya teks yang dikutip. Untuk teks yang
tidak lebih dari 4 baris, maka dapat melakukan langkah-langkah berikut.

 Kutipan terintegarasi dengan teks


 Kutipan diawali dan diakhiri oleh tanda kutip
 Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan pun ditulis 2
atau 1,5 spasi. Hal ini yang sama terjadi jika teks utama 1 spasi, maka
4

ditulis 1 spasi
5
 Mencantumkan sumber referensi.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.

Siswoyo(1980:30) menegaskan, "segala keputusan ilmiah hanya merupakan


kemungkinan besar (probability) dan tidak mengakui adanya kebenaran mutlak
(absolute truth)".

· “Pustaka Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan.
Kekayaan ini merupakan kandungan tersembunyi bahwa penggunaannya dapat
menghemat ratusan jam kerja. Keampuhan ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita
rajin mencoba. Sebelum membuat solusi sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa,
mungkin telah diselesaikan” (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa
Pemrograman Java, 2007, Hal. 37-38).

· “Java memisahkan komponen untuk menampilkan keluaran dengan komponen


untuk melakukan format keluaran. Keuntungan pemisahan antara lain format
keluaran benar-benar sangat kaya melebihi yang dapat diperoleh di C++” (Bambang
Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 78).
· Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi
sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai
dengan apa yang di inginkan oleh penulis atau pembicara (keraf,1983:3).
Adapun kutipan yang lebih dari empat baris memiliki cara penulisan sebagai berikut.
 Kutipan dipisahkan dari teks utama;
 Kutipan tidak diawali dengan tanda kutip;
 Kutipan ditulis 1 spasi walaupun teks utama 2 atau 1,5 spasi.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:


Strategi pembelajaran bahasa Indonesia menurut Iskandarwassid dan Sunendar
(2009: 8) memiliki pengertian,
Pola keterampilan pembelajaran yang dipilih pengajar untuk melaksanakan program
belajar keterampilan berbahasa Indonesia. Program tersebut dirancang dapat diciptakan
situasi pembelajar yang memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas mental dan
intelektual secara optimal untuk mencapai tujuan keterampilan berbahasa indonesia yang
terdiri atas keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca,
dan keterampilan menulis.
Selanjutnya, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengutipan langsung adalah
teknik menghilangkan bagian yang tidak perlu. Dalam kutipan seringkali justru gagasan
yang ingin dikutip terletak di akhir atau bahkan di tengah. Menulis semua teks tersebut
tentu dapat menggangu konsentrasi pembaca selain juga akan membuat halaman lebih
banyak. Untuk menyiasati hal ini, maka yang harus dilakukan adalah memberikan titik
elipsis atau tiga titik (...) pada bagian yang akan dihilangkan. Untuk lebih jelasnya,
6
perhatikan contoh berikut:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar menurut Aunurrahman
(2009:34) adalah,’’ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri sendiri. Seorang
dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.”
Karena ada bagian yang tidak terlalu penting untuk karangan tersebut, maka
dilakukan penghilangan seperti ini:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar belajar menurut Aunurrahman
(2009:34) adalah, “... telah terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi mengerti.”

b. Kutipan tidak langsung

Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung. Hal ini bisa
dilihat dari teknis penulisannya berikut.

 Terintegarasi dengan teks utama;


 Tidak diapit oleh tanda kutip;
 Teks kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1 spasi, maka 1 spasi, begitupun
jika 1,5 atau 2 spasi;
 Mencantumkan sumber kutipan.
Jika dibandingkan dengan kutipan langsung, maka terlihat perbedaannya.

Perhatikan contoh berikut.

Nurgiyantoro menyatakan bahwa, “permajasan (figure of thought) merupakan teknik


pengungkapan bahasa, penggaya bahasa yang maknanya tidak menunjuk pada makna
harfiah kata-kata yang mendukung, melainkan pada makna yang ditambah, makna yang
tersirat.”

2. Teknik Mengutip Berdasarkan Sumbernya


a. Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)

Penggunaan body note dalam menyampaikan sumber rujukan digunakan


pada artikel atau karangan yang dimuat di koran ataupun majalah yang tidak
memungkinkan penulisan rujukan dengan pola catatan kaki. Semua itu
dilakukan karena body note memudahkan dalam proses tata letak baik pada
koran, majalah maupun buku. Hal ini karena body note memiliki pola
pengutipan yang terintegrasi dengan teks.

Dalam body note terdiri dari tiga unsur: Unsur tersebut yakni, nama
pengarang, tahun terbit, dan halaman. Untuk nama pengarang cukup ditulis
nama akhirnya saja dan ditulis tanpa gelar. Untuk tahun terbit yang ditulis
7
adalah tahun terbit yang ada pada katalog buku yang lazim ada pada awal
sebuah buku. Adapun halaman yang ditulis di sini adalah halaman teks yang
kita jadikan rujukan bukan halaman karangan kita sendiri.

Selain tiga unsur tadi, cara penulisan body note selalu menggunakan tanda
kurung dan tahun serta halaman serta halaman yang dipisah dengan dengan titik
dua. Adapun, jika nama di dalam, maka didalam tanda kurung tersebut berisi
nama ditambah koma, untuk kemudian ditulis tahun serta halaman yang dijeda
dengan titik dua. Perhatiakan contoh berikut: Haryanto (2009: 15) dan Ismail
(2008; 5).

Adapun variasi lain bisa yang bisa digunakan adalah sumber kutipan bisa
diletakkan di awal kutipan maupun di akhir kutipan. Bergantung pada
bagaimana penulis menetapkan sumber kutipan tersebut.

b. Catatan Kaki (Foot Note)

Catatan kaki lebih sering digunakan dalam tugas-tugas perkuliahan seprti


pembuatan makalah, skripsi, tesis, maupun desertasi. Namun, ada juga
beberapa peneitian ilmiah yang menggunakan catatan kaki daam
menyampaikan sumber rujukannya.

Pengunaan catatan kaki pada dasarnya memudahkan pembaca untuk


mngetahui secara cepat sumber referensi yang digunakan oleh seorang penulis.
Hal ini dikarenakan, unsur yang ada dicacatan kaki menyerupai unsur dalam
daftar pustaka dan bahkan ditambah dengan nomer petunjuk dan halaman.
Perhatikan unsur catatan kaki dengan penjelasannya sebagai berikut.

1) Nomer petunjuk
Nomer petunjuk letaknya di awal dengan bentuk angka arab yang
menggantung diatas dan berurutan secara berkesinambungan. Dalam
perurutan ini, ada dua cara yang mengabaikan bab sehingga nomor petunjuk
berurutan dari bab 1 sampai bab terakhir. Ada juga yang nomor petunjuknya
setiap berganti bab dimulai dari nomor satu.

2) Nama pengarang
Nama pengarang ditulis seperti baiasa, tidak dibalik dan dengan gelar
yang tidak dicantumkan.

3) Judul karangan
Judul juka besumber dari buku, maka judul tersebut diceak miring dan
jika bersumber dari majalah, koran, atau internet maka diapit dengan tanda
kutip.
8

4) Data kepustakaan
Data kepustakaan meliputi kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Ketiga
hal itu berada didalam tanda kurung dengan nama kota diawal yang diikuti
dengan titik dua untuk kemudian ditulis nama penerbitanya. Setelah nema
penerbit, barulah tahun terbit dengan nama penerbit yang dipisah dengan
koma. Hal ini berbeda dengan sumber yang berasal dari jurnal, majalah atau
koran yang dalam catatan kaki ini nama jurnal, majalah, atau koran tersebut
dicetak miring diikuti oleh tanggal penerbitan. Khusus untuk internet, hal
yang disampaikan adalah nama laman ( website) diikuti tanggal
pengaksessan.

5) Halaman
Halaman ditulis diakhir catatan kaki. Ada yang menyingkat kata halam ini
dengan hlm. Atau hal., yang kemudian diikuti oleh halaman referensi yang
dirujuk. Setelah itu, barulah kemudian diakhiri dengan tanda titik.

1) Contoh dari buku


1
Henry Guntur Tarigan, Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 5.

2) Contoh non buku


1
Syarif Hidayatullah, “Apa Itu Bahasa: Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut
Para Ahli,”Dikutip dari http://Wismasastra. wordpress.com pada 5 januari
2013.
2
Arifin. “ Bahasa kita Bhasa Indonesia.’’ Republika, 12 Desember 2013.

Kasus lain yang sering terjadi dalam ketika melakukan pengutipan dari internet
adalah nama pengarang dalam laman yang di kunjungi tidak ada. Jika tetap ingin dijadikan
sebagai sumber rujukan, maka pada nama pengarang cukup ditulis dengan istilah anonim.
Dalam penulisan catatan kaki tidak selamanya sumber rujukan mencantumkan
seluruh unsur catatan kaki. Hal ini akan terjadi jika sumber kutipan yang dikutip lebih dari
sekali. Maka, kutipan-kutipan selanjutnya cukup diwakili dengan istilah ibid.,loc. Cit, dan
op. Cit.

Ibid. Merupakan singkatan dari ibidem yang memiliki arti pada tempat yang sama.
Penulisan ibid. Dilakukan jika kutipan yang telah dikutip berasal dari sumber rujukan yang
sama tanpa dijeda oleh kutipan lain.

Penulisan Ibid. Di atas menggunakan halaman karena halaman tersebut berbeda.


Jika halamannya sama, maka cukup ditulis dengan Ibid.
Selanjutnya adalah Op. Cit. Yang memiliki arti pada karya yang telah dikutip. Sedangkan Loc.
Cit. Berarti pada tempat yang telah dikutip. Dengan demikian jelas secara harfiah
9

bahwa Op. Cit. Diunakan jika ada kutipan yang berasal dari buku dengan sumber yang sama,
akan tetapi akan dijeda oleh kutipan lain. Adapun Loc. Cit. Digunakan jika ada kutipan
yang sama dan berasal dari bukan buku yakni bisa jurnal, majalah, koran, maupun internet,
akan tetapi telah dijeda oleh kutipan lain.
Perhatikan contoh berikut:
1. Isjoni, Cooperative Learning Ejektifitas Pembelajaran Kelompok,
(Bandung: Alfabeta,2009) hlm. 17.
2. Kiranawati, “Coopertive Integrated Reading and (CIRC)”diunduh
dari http://gurupkn.wordpress.com pada tanggal 10 Januari 2013.
3. Isjoni, Op, Cit, hlm. 19.
4. Kiranawati, Loc. Cit.

Dari contoh tersebut, nomor 3 merupakan rujukan yang bersumber dari buku dan
merujuk pada buku Isjoni. Nama dalam Op. Cit. Maupun Loc. Cit. Harus ada agar tidak
tertukar dengan rujukan lain. Sebab bisa saja hal ini trjadi pada kutipan kedua puluh lima,
maka jika dituis hanya Op. Cit. Atau Loc. Cit. Saja tentu pembaca akan kebingungan.
Adapun Loc. Cit. Mengapa tidak ada halamannya, ini disebabkan karena memangdalam
internet tidak ada jumlah halaman. Hal yang sama bisa saja terjadi pada Op. Cit. Jika
halaman yang dirujuk ternyata sama dengan kutipan sebelumnya.

C. Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan

Membuat karangan bukan hanya menyampaikan beberapa pendapat ahli untuk


kemudian digabungkan antara satu pendapat dengan pendapat lain. Hal ini bila dilakukan,
maka karya tersebut akan terlihat dangkal, Sebab, dengan demikian apa bedanya dengan
guru yang menugaskan siswanya untung mengkliping? Hal inilah yang sering terjadi pada
mahasiswa yang sedang menyusun skripsinya atau menulis pemula.

Karangan yang baik adalah ketika seorang penulis mengutip suatu pendapat
ahli mengenai suatu hal, yang lalu kemudian kutipan tersebut diinterpretasi berdasarkan
cara pandangnya. Dengan demikian, maka ada semacam dialog intelektual anatara sumber
rujukan dengan penulis. Berikut ini akan disampaikan beberapa kiat yang akan dijabarkan
sebagai berikut.
1. Menerangkan Kutipan
Dalam menerangkan kutipan ini, penulis dituntut untuk membahas kembali
kutipan yang telah ia kutip dengan pandangannya atau dengan mengkaaitkan
antara kutipan dengan pembahasan yang dibahasnya. Perhatikan contoh berikut.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa.
Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal
(bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Dari pendapat ini jelas bahwa
10

bahasa merupakan alat komunikasi primer yang ditandai dengan bunyi dan itu
hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia, bukan hewan. Adapun bunyi itu
bersifat arbitrer. Artinya tidak ada hubungan antara bhasa dengan benda yang
disimbolkannya.

2. Memperkuat Gagasan dengan Kutipan


Jika menerangkan kutipan, letak kutipan berada di awal, maka sebaliknya dalam
memperkuat gagasan ini, kutioan diletakkan setelah pendapat penulis. Sehingga
kutipan tersebut seakan-akan menjadi dall pembenaran atas pendapat penulis.
Sebagai contoh, perhatika paragraf ini:
Bahasa merupakan alat berkomunikasi. Manusia akan mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi tanpa adanya bhasa. Dapat dilihat bagi mereka yang tunarungu dan
wicara. Mereka hanya bisa menggerakkan tangan untuk memberikan bahasanya.
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat primer untuk
berkomunikasi. Hal ini senada dengan pendapat Keraf dalam Smarapradhipa
(2005:1), yang memberikan pengertian bahasa menjadi dua. Pengertian pertama
menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem
komunikasi yang perpergunakan simol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat
arbitrer.

3. Menyimpulkan Beberapa Kutipan


Dalam menyimpulkan beberapa kutipan, syarat utamanya adalah kutipan-
kutipan tersebut harus satu satu konsep atau sederajat sehigga
memungkinkanpenyampulan. Hal ini terjadi pada penjabaran mengenai definisi
yang biasanya tidak cukup dengan satu kutipan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
contoh berikut:

2.4 Daftar Pustaka

2.4.1 Pengertian daftar Pustaka

Mengacu pada KBBI, yang dimaksud dengan daftar pustaka adalah daftar
yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang
ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku, dan disusun menurut
abjad. Daftar pustaka terkadang disebut juga sebagai referensi, rujukan, pranala, atau
sumber pustaka. Sumber rujukan yang tercantum dalam daftar pustaka harus koheren
dan relevan dengan karya ilmiah.Daftar pustaka merupakan komponen yang tak
terpisahkan dari karya ilmiah karena merupakan bukti kredibilitas dari suatu tulisan.
11

2.4.2 Fungsi daftar pustaka

Berikut ini beberapa fungsi penulisan daftar pustaka dalam karya ilmiah:

1. Untuk memperkuat argumen dalam karya ilmiah.


2. Menghindari tuduhan plagiasi.
3. Menghargai penulis yang karyanya yang dijadikan acuan dalam penulisan karya
ilmiah.
4. Memudahkan peninjauan ulang terhadap sumber rujukan jika hendak dilakukan
koreksi atas isi tulisan.
5. Membantu pembaca untuk lebih memahami sumber kutipan yang tercantum dalam
karya ilmiah.

2.4.3 Cara menulis daftar pustaka

1. Nama penulis

Nama penulis dicantumkan paling awal. Penulisannya dimulai dari nama belakang/nama
keluarga, lalu diikuti tanda koma (,). Setelah itu, cantumkan nama tengah (jika ada) dan nama
belakang penulis.

2. Tahun terbit

Setelah nama penulis, hal selanjutnya yang perlu dicantumkan adalah tahun terbit
tulisan. Tahun terbit buku dapat dilihat di halaman awal setelah halaman judul. Sementara itu,
tahun terbit artikel jurnal dan makalah biasanya tercantum pada header di bagian atas.

3. Judul buku atau artikel yang dirujuk

Unsur selanjutnya yaitu judul tulisan. Tuliskan judul secara lengkap sesuai dengan yang
tertera pada sumber, baik berupa buku, artikel jurnal, makalah, atau sumber-sumber lainnya.

4. Nama penerbit

Setelah mencantumkan judul tulisan, cantumkan juga pihak yang menerbitkan tulisan
tersebut. Nama penerbit buku biasanya tertulis di sampul depan, belakang, atau di halaman
yang sama dengan informasi tahun terbit. Jika sumber yang digunakan adalah artikel jurnal,
tuliskan nama jurnal yang memuat artikel tersebut.

5. Tempat terbit/keterangan terbitan

Bagian terakhir dari penulisan daftar pustaka adalah keterangan penerbitan. Keterangan ini
dapat berupa tempat terbit maupun keterangan lainnya. Keterangan berupa tempat terbit
biasanya digunakan untuk sumber berupa buku. Informasinya dapat dilihat di halaman yang
12

sama dengan tahun terbit buku.Sementara itu, keterangan penerbitan pada artikel jurnal atau
makalah biasanya berupa nomor dan volume tulisan terkait yang informasinya dapat dilihat di
bagian header.

2.4.4 Contoh penulisan daftar pustaka

1. Daftar pustaka dari artikel jurnal:

Hae, Zen. 2013. Pembicaraan Ringkas Puisi-puisi Subagio Sastrowardoyo. Jurnal Poetika,
I(2), 87-96. https://doi.org/10.22146/poetika.v1i2.10390

2. Daftar pustaka dari jurnal dengan lebih dari satu penulis:

Grady, J. S., Her, M., Moreno, G., Perez, C., & Yelinek, J. (2019). Emotions in storybooks: A
comparison of storybooks that represent ethnic and racial groups in the United
States. Psychology of Popular Media Culture, 8(3), 207–217.
https://doi.org/10.1037/ppm0000185

3. Daftar pustaka dari buku:

Subagio Sastrowardoyo. 1975. Keroncong Motinggo. Jakarta: Pustaka Jaya.

4. Daftar pustaka dari website media online:

Carey, B. (2019, 22 Maret). Can we get better at forgetting? The New York Times.
https://www.nytimes.com/2019/03/22/health/memory-forgetting-psychology.html
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip


pendapat ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan menyampaikan
gagasan para ahli. Kutipan dibagi menjadi kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Teknik mengutip dalam kutipan diantaranya teknik mengutip berdasarkan bentuknya dan
teknik mengutip berdasarkan penulisan sunbernya yang didalamnya terdapat body note dan
foot note. Kiat-kiat dalam mengutip diantaranya menerangkan kutipan, memperkuat
gagasan dengan kutipan, menyimpulkan beberapa kutipan, dan membandingkan beberapa
kutipan.
Kutipan dan Daftar Pustaka sangat penting dalam Bahasa indonesia karena kedua hal
tersebut merupakan point penting dalam membuat sebuah artiket , materi , jurnal dll karena
bisa membuat orang - orang yang membacanya mudah memahami isis materi yang akan
dibahas dalam isi artikel tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Praktis, Komunikasi. 2012. Karya Tulis Ilmiah: Pengertian, Karakteristik, dan Jenis-Jenis,
(Online), (http://www.komunikasipraktis.com/2014/09/karya-tulis-ilmiah-
pengertian.html, diakses 8 maret 2024).

Wikipedia. 2016. Karya Ilmiah, (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah,


diakses 8 maret 2024)

Kurniadi, Dhony. 2011. Kutipan Langsung dan Tidak Langsung, (Online),


(http://dhonykurniadi0204.blogspot.co.id/2013/04/kutipan-langsung-dan-tidak-
langsung.html, diakses 8 maret 2024)

Indonesia, Kelas. 2014. Pengertian, Jenis, dan Cara Menulis Kutipan,


(Online), (http://www.kelasindonesia.com/2015/05/pengertian-jenis-dan-cara-
menulis-kutipan.html, diakses 8 maret 2024)

Narasi. 2023. Cara penulisan Daftar Pustaka , (Online), (Cara Penulisan Daftar Pustaka dari
Buku, Artikel Jurnal, Makalah, Media Online, hingga Video YouTube | Narasi TV)
diakses 8 maret 2024)

Khusu, Abdillah. 2012. Kutipan Langsung dan Tidak Langsung,


(Online), (http://abdilahkhusu25.blogspot.co.id/2013/11/kutipan-langsung-dan-tidak-
langsung.html, diakses 8 maret 2024 )

Anda mungkin juga menyukai