D
I
S
U
S
U
N
OLEH : Kelompok 2
NAMA :
1.Tashya
2. Laura Winata Ratu Kemala
3. Rizqiullah Akmal Nurli
4. Maulana sidicki aditya
KELAS : 2 BPM
DOSEN PEMBIMBING :
Bhramastya Sandy Hargita,M.pd.
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah tulisan atau laporan tertulis yang
diterbitkan dengan memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan
dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Karya ilmiah sering juga disebut “tulisan akademis” (academic writing) karena biasa
ditulis oleh kalangan kampus perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa). Di perguruan tinggi,
mahasiswa dilatih untuk membuat karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, artikel
ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tentu dibutuhkan kajian untuk mendapatkan
berbagai informasi dari referensi manapun. Agar tidak terjadi plagiasi atau pelanggaran hak
cipta maka dibutuhkan suatu pedoman tertentu yang menjelaskan tentang sistematika
penggunaan kutipan langsung dan tidak langsung dalam penulisan karya tulis ilmiah.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah yaitu :
1.3 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini yaitu :
1
2
Kutipan adalah salinan kalimat, paragraph, atau pendapat dari seorang pengarang
atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku jurnal, baik
yang melalui media cetak maupun elektronik.Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian,
memperkuat pembuktian, dan kejujuran menggunakan sumber penulisan.
Kutipan merupakan salah satu hal yang sangat esensi dalam penulisan karya
ilmiah.Dalam penulisan kutipan ada aturan main yang harus diikuti oleh setiap penulis
karya ilmiah tanpa kecuali.Dengan menggunakan kutipan, seorang penulis tidak perlu
membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh
penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut.Di samping itu dalam
keadaan tertentu seorang penulis karya ilmiah tidak punya waktu untuk menyelidiki suatu
segi kecil dari tulisannya secara mendalam.Sebab itu hal hal yang penting dan yang sudah
dikenal atau sudah ditulis dalam buku buku tidak perlu diselidiki lagi.Penulis cukup
mengutip pendapat yang dianggapinya benar itu dengan menyebutkan dimana pendapat itu
dibaca, sehingga pembaca dapat mencocokan kutipan itu dengan sumber aslinya.
Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenangkan tidaklah berarti
bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan.Penulis harus bisa
menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak menggunakan kutipan supaya karangannya
jangan dianggap sebagai suatu himpunan dari berbagai macam pendapat.garis besar
kerangka karangan, serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat penulis
sendiri, sebaliknya kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang
pendapatannya itu.
Dalam tulisan-tulisan ilmiah (non fiksi) kutipan banyak diambil dari buku-buku
terkait dengan tema ilmiah tulisan yang sedang dibuat, kutipan ini dibutuhkan sebagai
pernyataan yang mendukung pendapat penulis karya ilmiah tersebut . Kutipan yang
digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah haruslah logis dan sesuai fakta, tidak asal-
asalan. Maka diperlukan gagasan-gagasan pendukung dari hasil penelitian sebelumnya
maupun dari para ahli. Oleh karena itu, kutipan memiliki fungsi sebagai berikut :
3
4
1. Landasan teori karya ilmiah, penelitian penelitian yang dilakukan tentu harus
didasarkan pada pernyataan atau teori seorang ahli dari berbagai sumber seperti buku,
journal, laporan, dll yang dapat dipercaya.
2. Pandangan atau acuan, dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah, maka penulis akan
membutuhkan suatu acuan dalam kajiannya agar dapat menarik kesimpulan dari suatu
masalah yang ada.
3. Penguat argumen, dalam membuat karya tulis ilmiahnya, seorang penulis
membutuhkan penguat argumen yang mendukung kesimpulan atau hasil dari
penelitiannya
1. Kutipan langsung
Dari kedua jenis kutipan tersebut dapat disampaikan bahwa kutipan langsung
dan tidak langsung memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan cara mengutipnya,
kutipan langsung secara utuh mengutip teks yang akan dijadikan rujukan, sedangkan
kutipan tidak langsung hanya mengambil pokok pikiran atau inti sarinya saja.
a. Kutipan Langsung
Secara mekanisme, kutipan langsung memiliki dua pola penulisan yang masing-
masing pola ditentukan oleh banyaknya teks yang dikutip. Untuk teks yang
tidak lebih dari 4 baris, maka dapat melakukan langkah-langkah berikut.
ditulis 1 spasi
5
Mencantumkan sumber referensi.
· “Pustaka Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan.
Kekayaan ini merupakan kandungan tersembunyi bahwa penggunaannya dapat
menghemat ratusan jam kerja. Keampuhan ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita
rajin mencoba. Sebelum membuat solusi sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa,
mungkin telah diselesaikan” (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa
Pemrograman Java, 2007, Hal. 37-38).
Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung. Hal ini bisa
dilihat dari teknis penulisannya berikut.
Dalam body note terdiri dari tiga unsur: Unsur tersebut yakni, nama
pengarang, tahun terbit, dan halaman. Untuk nama pengarang cukup ditulis
nama akhirnya saja dan ditulis tanpa gelar. Untuk tahun terbit yang ditulis
7
adalah tahun terbit yang ada pada katalog buku yang lazim ada pada awal
sebuah buku. Adapun halaman yang ditulis di sini adalah halaman teks yang
kita jadikan rujukan bukan halaman karangan kita sendiri.
Selain tiga unsur tadi, cara penulisan body note selalu menggunakan tanda
kurung dan tahun serta halaman serta halaman yang dipisah dengan dengan titik
dua. Adapun, jika nama di dalam, maka didalam tanda kurung tersebut berisi
nama ditambah koma, untuk kemudian ditulis tahun serta halaman yang dijeda
dengan titik dua. Perhatiakan contoh berikut: Haryanto (2009: 15) dan Ismail
(2008; 5).
Adapun variasi lain bisa yang bisa digunakan adalah sumber kutipan bisa
diletakkan di awal kutipan maupun di akhir kutipan. Bergantung pada
bagaimana penulis menetapkan sumber kutipan tersebut.
1) Nomer petunjuk
Nomer petunjuk letaknya di awal dengan bentuk angka arab yang
menggantung diatas dan berurutan secara berkesinambungan. Dalam
perurutan ini, ada dua cara yang mengabaikan bab sehingga nomor petunjuk
berurutan dari bab 1 sampai bab terakhir. Ada juga yang nomor petunjuknya
setiap berganti bab dimulai dari nomor satu.
2) Nama pengarang
Nama pengarang ditulis seperti baiasa, tidak dibalik dan dengan gelar
yang tidak dicantumkan.
3) Judul karangan
Judul juka besumber dari buku, maka judul tersebut diceak miring dan
jika bersumber dari majalah, koran, atau internet maka diapit dengan tanda
kutip.
8
4) Data kepustakaan
Data kepustakaan meliputi kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Ketiga
hal itu berada didalam tanda kurung dengan nama kota diawal yang diikuti
dengan titik dua untuk kemudian ditulis nama penerbitanya. Setelah nema
penerbit, barulah tahun terbit dengan nama penerbit yang dipisah dengan
koma. Hal ini berbeda dengan sumber yang berasal dari jurnal, majalah atau
koran yang dalam catatan kaki ini nama jurnal, majalah, atau koran tersebut
dicetak miring diikuti oleh tanggal penerbitan. Khusus untuk internet, hal
yang disampaikan adalah nama laman ( website) diikuti tanggal
pengaksessan.
5) Halaman
Halaman ditulis diakhir catatan kaki. Ada yang menyingkat kata halam ini
dengan hlm. Atau hal., yang kemudian diikuti oleh halaman referensi yang
dirujuk. Setelah itu, barulah kemudian diakhiri dengan tanda titik.
Kasus lain yang sering terjadi dalam ketika melakukan pengutipan dari internet
adalah nama pengarang dalam laman yang di kunjungi tidak ada. Jika tetap ingin dijadikan
sebagai sumber rujukan, maka pada nama pengarang cukup ditulis dengan istilah anonim.
Dalam penulisan catatan kaki tidak selamanya sumber rujukan mencantumkan
seluruh unsur catatan kaki. Hal ini akan terjadi jika sumber kutipan yang dikutip lebih dari
sekali. Maka, kutipan-kutipan selanjutnya cukup diwakili dengan istilah ibid.,loc. Cit, dan
op. Cit.
Ibid. Merupakan singkatan dari ibidem yang memiliki arti pada tempat yang sama.
Penulisan ibid. Dilakukan jika kutipan yang telah dikutip berasal dari sumber rujukan yang
sama tanpa dijeda oleh kutipan lain.
bahwa Op. Cit. Diunakan jika ada kutipan yang berasal dari buku dengan sumber yang sama,
akan tetapi akan dijeda oleh kutipan lain. Adapun Loc. Cit. Digunakan jika ada kutipan
yang sama dan berasal dari bukan buku yakni bisa jurnal, majalah, koran, maupun internet,
akan tetapi telah dijeda oleh kutipan lain.
Perhatikan contoh berikut:
1. Isjoni, Cooperative Learning Ejektifitas Pembelajaran Kelompok,
(Bandung: Alfabeta,2009) hlm. 17.
2. Kiranawati, “Coopertive Integrated Reading and (CIRC)”diunduh
dari http://gurupkn.wordpress.com pada tanggal 10 Januari 2013.
3. Isjoni, Op, Cit, hlm. 19.
4. Kiranawati, Loc. Cit.
Dari contoh tersebut, nomor 3 merupakan rujukan yang bersumber dari buku dan
merujuk pada buku Isjoni. Nama dalam Op. Cit. Maupun Loc. Cit. Harus ada agar tidak
tertukar dengan rujukan lain. Sebab bisa saja hal ini trjadi pada kutipan kedua puluh lima,
maka jika dituis hanya Op. Cit. Atau Loc. Cit. Saja tentu pembaca akan kebingungan.
Adapun Loc. Cit. Mengapa tidak ada halamannya, ini disebabkan karena memangdalam
internet tidak ada jumlah halaman. Hal yang sama bisa saja terjadi pada Op. Cit. Jika
halaman yang dirujuk ternyata sama dengan kutipan sebelumnya.
Karangan yang baik adalah ketika seorang penulis mengutip suatu pendapat
ahli mengenai suatu hal, yang lalu kemudian kutipan tersebut diinterpretasi berdasarkan
cara pandangnya. Dengan demikian, maka ada semacam dialog intelektual anatara sumber
rujukan dengan penulis. Berikut ini akan disampaikan beberapa kiat yang akan dijabarkan
sebagai berikut.
1. Menerangkan Kutipan
Dalam menerangkan kutipan ini, penulis dituntut untuk membahas kembali
kutipan yang telah ia kutip dengan pandangannya atau dengan mengkaaitkan
antara kutipan dengan pembahasan yang dibahasnya. Perhatikan contoh berikut.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa.
Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal
(bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Dari pendapat ini jelas bahwa
10
bahasa merupakan alat komunikasi primer yang ditandai dengan bunyi dan itu
hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia, bukan hewan. Adapun bunyi itu
bersifat arbitrer. Artinya tidak ada hubungan antara bhasa dengan benda yang
disimbolkannya.
Mengacu pada KBBI, yang dimaksud dengan daftar pustaka adalah daftar
yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang
ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku, dan disusun menurut
abjad. Daftar pustaka terkadang disebut juga sebagai referensi, rujukan, pranala, atau
sumber pustaka. Sumber rujukan yang tercantum dalam daftar pustaka harus koheren
dan relevan dengan karya ilmiah.Daftar pustaka merupakan komponen yang tak
terpisahkan dari karya ilmiah karena merupakan bukti kredibilitas dari suatu tulisan.
11
Berikut ini beberapa fungsi penulisan daftar pustaka dalam karya ilmiah:
1. Nama penulis
Nama penulis dicantumkan paling awal. Penulisannya dimulai dari nama belakang/nama
keluarga, lalu diikuti tanda koma (,). Setelah itu, cantumkan nama tengah (jika ada) dan nama
belakang penulis.
2. Tahun terbit
Setelah nama penulis, hal selanjutnya yang perlu dicantumkan adalah tahun terbit
tulisan. Tahun terbit buku dapat dilihat di halaman awal setelah halaman judul. Sementara itu,
tahun terbit artikel jurnal dan makalah biasanya tercantum pada header di bagian atas.
Unsur selanjutnya yaitu judul tulisan. Tuliskan judul secara lengkap sesuai dengan yang
tertera pada sumber, baik berupa buku, artikel jurnal, makalah, atau sumber-sumber lainnya.
4. Nama penerbit
Setelah mencantumkan judul tulisan, cantumkan juga pihak yang menerbitkan tulisan
tersebut. Nama penerbit buku biasanya tertulis di sampul depan, belakang, atau di halaman
yang sama dengan informasi tahun terbit. Jika sumber yang digunakan adalah artikel jurnal,
tuliskan nama jurnal yang memuat artikel tersebut.
Bagian terakhir dari penulisan daftar pustaka adalah keterangan penerbitan. Keterangan ini
dapat berupa tempat terbit maupun keterangan lainnya. Keterangan berupa tempat terbit
biasanya digunakan untuk sumber berupa buku. Informasinya dapat dilihat di halaman yang
12
sama dengan tahun terbit buku.Sementara itu, keterangan penerbitan pada artikel jurnal atau
makalah biasanya berupa nomor dan volume tulisan terkait yang informasinya dapat dilihat di
bagian header.
Hae, Zen. 2013. Pembicaraan Ringkas Puisi-puisi Subagio Sastrowardoyo. Jurnal Poetika,
I(2), 87-96. https://doi.org/10.22146/poetika.v1i2.10390
Grady, J. S., Her, M., Moreno, G., Perez, C., & Yelinek, J. (2019). Emotions in storybooks: A
comparison of storybooks that represent ethnic and racial groups in the United
States. Psychology of Popular Media Culture, 8(3), 207–217.
https://doi.org/10.1037/ppm0000185
Carey, B. (2019, 22 Maret). Can we get better at forgetting? The New York Times.
https://www.nytimes.com/2019/03/22/health/memory-forgetting-psychology.html
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Praktis, Komunikasi. 2012. Karya Tulis Ilmiah: Pengertian, Karakteristik, dan Jenis-Jenis,
(Online), (http://www.komunikasipraktis.com/2014/09/karya-tulis-ilmiah-
pengertian.html, diakses 8 maret 2024).
Narasi. 2023. Cara penulisan Daftar Pustaka , (Online), (Cara Penulisan Daftar Pustaka dari
Buku, Artikel Jurnal, Makalah, Media Online, hingga Video YouTube | Narasi TV)
diakses 8 maret 2024)