Anda di halaman 1dari 5

ETIKA PENGUTIPAN, TEKNIK PENGUTIPAN dan PENULISAN

DAFTAR PUSTAKA

Pendahuluan
Sebagai mahasiswa tentunya sudah tidak asing dengan penulisan karya
ilmiah. Penulisan ini dilakukan sebagai syarat tugas hingga sebagai syarat
kelulusan seorang mahasiswa untuk mendapatkan gelar. Banyak bentuk penulisan
karya ilmiah yang dituliskan mahasiswa, seperti makalah, laporan, resume, artikel,
jurnal, atau skripsi. Sebagai proses belajar, mahasiswa tentunya butuh sumber
referensi untuk dasar dan data sesuai yang sedang dibahas. Sumber referensi ini
tentunya akan digunakan sebagai isi tulisan dalam karya tulis mahasiswa. Dalam
pengutipan kalimat atau sumber rujukan, tentunya ada syarat yang harus dipenuhi.
Syarat- syarat ini berguna dalam menghindari status plagiasi karya tulis
mahasiswa yang melanggar hak cipta. Pelanggaran hak cipta sudah dilindungi
oleh aturan peundang- undangan dan ada sanksi pidana jika melakukan
pelanggaran.
Pembahasan
Penulis dalam menuliskan karya selalu memiliki gagasan dan ungkapan
pikirannya yang di ungkapkan dalam bentuk tulisan atau kalimat. Gagasan dan
ungkapan pikiran penulis tersebut harus dihormati dan dihargai sebagai hasil
ciptaannya. Etika dalam menuliskan kutipan atau kalimat dari sumber lain harus
dijaga. Pengutipan kalimat tidak boleh sembarangan dilakukan karena beresiko
terkait pelanggaran hak cipta. Seorang penulis harus punya pertanggung jawaban
atas segala kalimat yang dituliskan pada karya tulisnya. Etika penulisan ini
menunjukan bahwa kebebasan berpendapat penulis sangat mempengaruhi
kuwalitas dari karya yang di ciptaannya, bukan dari benar salah nya kalimat,
namun dari baik buruknya.
Menurut Azahari (dalam Alam, 2005:38) “kutipan merupakan bagian dari
pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau penelitian dari penulis
lain, atau penulis sendiri yang telah (menurut penulis kata telah harus
dihilangkan) terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan ditelaah berkaitan
dengan materi penulisan”. Batasan di atas tidak hanya memaparkan hakikat
kutipan, tetapi juga menjelaskan kepentingan mengutip, yakni untuk dibahas dan
ditelaah. Hal ini mengandung pengertian bahwa pengutipan memiliki tujuan
tertentu, tidak sekadar menambah jumlah paparan penelitian. Hariwijaya dan
Triton (2011: 151) mengatakan bahwa ketika mengutip perlu dipelajari bagaimana
teknik pengutipan sesuai dengan standar ilmiah (penambahan kata dengan oleh
penulis). Untuk itu, perlu diperhatikan hal berikut: (1) mengutip sehemat-
hematnya, (2) mengutip jika dirasa sangat perlu semata-mata, dan (3) terlalu
banyak mengutip mengganggu kelancaran bahasa.
1. Kutipan langsung lengkap
Kutipan langsung adalah kutipan yang dituliskan kembali dengan lengkap
kalimat- kalimatnya (dari tokoh ahli) dari karya tulis yang akan dikutip.
Pengutipan ini dapat dituliskan dengan 2 cara :
i. Kutipan langsung pendek, pengutipan ini ditulis tidak lebih
dari 4 baris. Penulisannya dapat bersatu dengan kalimat
yang ada pada 1 paragraf tanpa mengganggu kalimat lain.
Pada kalimat kutipan diberi tanda petik pada awal dan akhir
kalimat.
Contoh:
Winarno (1988) mengatakan bahwa, "Tujuan karangan
ilmiah adalah melaporkan keterangan dan pikiran secara
jelas, ringkas dan tegas."
ii. Kutipan langsung panjang, pada umumnya mirip dengan
kutipan langsung pendek, namun kutipan lebih dari 4 baris
dengan penulisan sebagai berikut :
Gorys Keraf (1993 : 3) berpendapat bahwa argumentasi
adalah suatu bentuk retorika yang berusaha mempengaruhi
sikap dan pendapat orang lain, agar orang lain percaya dan
akhirnya berbuat atau bertindak sesuai dengan apa yang
diinginkan pembaca atau pembicara.
2. Kutipan tidak langsung
Yang dimaksud dengan kutipan tidak langsung adalah teknik mengutip
dengan mengubah kalimat pada kutipan dengan gaya sendiri. Kutipan ini
ditulis sejajar dengan badan teks, dan masuk secara langsung dalam
paragraf, tanpa memberi tenda petik.
Contoh :
Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus berevolusi
hingga sekarang. Hingga menciptakan obyek-obyek, teknik yang dapat
membantu manusia dalam pengerjaan sesuatu lebih efisien dan cepat.
(Aling Indra, Kemajuan Teknologi, 20012, Hal. 4)
Daftar pustaka adalah suatu susunan tulisan di akhir sebuah karya ilmiah
yang isinya berupa nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit, dan
tahun terbit. Daftar pustaka ini digunakan sebagai sumber atau rujukan seorang
penulis dalam berkarya. Keberadaan daftar pustaka sangat penting guna
menunjukkan bahwa suatu tulisan atau karya ilmiah tidak hanya dibuat
berdasarkan pemikiran orisinal seorang penulisnya saja, tetapi juga mendapat
rujukan yang banyak dari berbagai pemikiran orang-orang lainnya. 

Penutup
Dengan memenuhi segala syarat pengutipan dan kaidah dalam penulisan
karya tulis yang baik, maka sebuah karya tulis dapat dipublikasikan dan terhindar
dari status plagiasi. Tata cara hingga pencantuman daftar pustaka adalah bentuk
klarifikasi penulis dalam melakukan pengambilan ide atau gagasan dari sumber
karya tulis lain. Dengan penulisan ini maka penulis dapat terbebas dari sanksi
pelanggaran hak cipta dan karya penulis mendapatkan pengakuan.
DAFTAR PUSTAKA

Khusnia, 2022, penulisan daftar pustaka yang baik dan benar 2021, akupintar.id,
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/penulisan-daftar-pustaka-yang-baik-
benar-2021-2

Rangga Amrullah, 2019, etika penulisan ilmiah, Universitas Padjadjaran.

Wahya, 2014, kaidah pengutipan dalam karya tulis ilmiah,


kebudayaan.kemendikbud.go.id,
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/kaidah-pengutipan-dalam-
karya-tulis-ilmiah/

PENULIS

Sila Gamaya, 225050100110325, 02/11/2022, etika pengutipan, teknik


pengutipan dan penulisan daftar pustaka, fakultas peternakan PSDKU
Universitas Brawijaya kediri.
1. Fungsi kutipan dalan karya ilmiah adalah untuk mempertegas data dari sumber
yang diambil sebagai referensi penulisan gagasan kalimat atau data pada
observasi atau penelitian.
2. Karya ilmiah umumnya selalu membutuhkan daftar pustaka sebagai informasi
sumber pedoman atau referensi yang digunakan agar terhindar dari
pelanggaran hak cipta atau plagiasi.

Anda mungkin juga menyukai