Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI PENULISAN KUTIPAN DAN CATATAN KAKI (FOOTNOTE)

Disusun oleh : KELOMPOK 12


1. AGUSTINA SURYA WILUJENG
2. AMIDDANA RAHMATIKA DIYANI
3. FADHILLA UTAMI PUTRI
4. SAFIRA AMALIA RIDHA
5. SELA SINTIYA
6. SHOFF SAYYIDAH KADIRILLAH
7. VIDYA AMALIA

PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Teori Penulisa Kutipan dan
Catatan Kaki (footnote)" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah bahasa indonesia. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang teori penulisan kutipan dan
catatan kaki (footnote) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Dhiana Setyorini, Skep, NS.,
SP.Mat dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada segenap kawan-kawan kelompok 12 prodi D3 Keperawatan Soetomo yang telah
berdiskusi dan bertukar pikiran dalam makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 13 Agustus 2021

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa indonesia merupakan salah satu bahasa yang mempunyai struktur yang
baik, hal tersebut dapat terlihat dari unsur-unsur yang sangat terkait satu sama lain.
Unsur-unsur yang terkait ini tersebut memegang peran penting dalam menjaga keutuhan
bahasa indonesia itu sendiri. Dalam perkembangannya bahasa Indonesia saat ini telah
mengalami beberapa perubahan, seperti dalam penggunaan ejaan, tata bahasa,
penambahan kata-kata baru, dan sebagainya. Dalam hal ini kami berusaha membahas
kembali beberapa unsur yang terkait seperti kutipan dan catatan kaki. Pembahasan ini
kami latar belakangi karena saat ini hampir sebagian besar penulis sebuah karya atau
karangan ilmiah kurang memahami betul kaidah-kaidah yang benar dalam penulisan
ketiga unsur tersebut. Oleh sebab itu, kami rasa penting untuk mengingatkan kembali
kepada penulis dan pembaca agar memperhatikan sebuah aturan dan kaidah penulisan
yang benar.

Penyusun suatu karangan ilmiah, seorang penulis mencari beberapa sumber


untuk melengkapi karangan ilmiah tersebut. Sumber-sumber tersebut perlu dicantumkan
ke dalam sebuah kutipan, maupun catatan kaki. Penulisan kutipan dan catatan kaki yang
baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa indonesia harus diketahui terlebih dahulu
sebelum melakukan penulisan karangan ilmiah. Sebagian besar orang belum memahami
dan mempelajari tentang kutipan, dan catatan kaki bahkan mengabaikan tata cara
penulisannya karena dianggap tidak begitu penting.Dalam kesempatan kali ini, kami
akan menjelaskan kutipan dan catatan kaki secara lengkap dan jelas. Dimana
pembahasan ini sangat penting bagi kita semua dalam penulisan suatu karangan ilmiah
agar sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KUTIPAN

2.1.1 DEFINISI KUTIPAN

Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses
pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus,
ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Menurut Para
Ahli, kutipan merupakan pendapat atau pernyataan dari seseorang yang
didokumentasikan oleh orang lain. Dan Menurut KBBI, mengutip adalah kegiatan
mengambil pernyataan dari buku, artikel, maupun sumber lainnya.

2.1.2 TUJUAN DAN FUNGSI KUTIPAN

Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, ataupun tesis pasti
selalu terdapat kutipan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk
menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis
cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan demikian, kutipan memiliki tujuan
sebagai berikut :

1. Kutipan sebagai sebuah landasan teori dalam tulisan ilmiah


2. Kutipan sebagai penguat argumen penulis
3. Kutipan sebagai sarana untuk menjelaskan sebuah pernyataan di dalam tulisan
ilmiah
4. Kutipan sebagai pembuktian atas sebuah pendapat dalam tulisan ilmiah

Dalam setiap tulisan ilmiah, kutipan selalu digunakan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari plagiarisme. Selain itu, kutipan juga berguna bagi peneliti karena tidak
perlu mengulang penelitian serupa untuk mendapatkan pembuktian dari sesuatu. Jika
telah ada peneliti sebelumnya yang melakukan penelitian, hasil dari penelitian terdahulu
tersebut dapat dikutip.
2.1.3 JENIS KUTIPAN

Jenis kutipan ada dua, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Kutipan langsung, yaitu penulis menulis apa adanya teks yang dikutip. Penulis tidak
mengubah kata-kata atau ejaan yang digunakan dalam teks yang dikutip. Sedangkan
kutipan tidak langsung adalah penulis menuliskan intisari dari pendapat yang ada di
sumber kutipan.

a. Kutipan langsung
a) Tidak lebih dari empat baris
1) Kutipan diintegrasikan dengan teks
2) Jarak antar baris kutipan dua spasi
3) Kutipan diapit dengan tanda kutip
4) Sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam
tanda kurung ditulis
Sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat
atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
tempat kutipan itu diambil.
b) Lebih empat baris :
1) Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
2) Jarak antar kutipan satu spasi
3) Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks
pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru,
maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
4) Kutipan diapit oleh tanda kutip.
5) Di belakang kutipan diberi sumber kutipan

b. Kutipan tidak langsung


1. Kutipan diintegrasikan dengan teks
2. Jarak antar baris kutipan spasi rangkap
3. Kutipan tidak diapit tanda kutip
4. Sesudah selesai diberi sumber kutipan
a) Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu
singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
b) Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila
pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai
kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
c) Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.
Dalam hal ini dapat ditempuh dua cara :
1) Bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan
dapat mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda.
2) Bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam
kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli
memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda
kutip tunggal.
d) Kutipan langsung dalam materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga perhentian
terdekat, (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan
sisipan penjelas siapa yang bicara.

2.1.4 CARA PENGGUNAAN KUTIPAN

a. Cara penulisan Kutipan


a) Di depan
Muass (1989:23) Perpustakaan merupakan ….
b) Di tengah
Mengenai kalimat efektif, Anton M. Moeliono mengemukakan:
“Kalimat efektif dapat dikenal karena ciri-cirinya yang berikut:
keutuhan, perpautan, pemusatan perhatian, dan keringkasan.”
c) Di Akhir
Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai
yang tepat sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian
yang tinggi (Meisel 1976:125)
b. Aturan Penulisan Kutipan antara lain :
a) Penulis satu
Menyebutkan nama akhirnya saja (kata terakhir dari nama
seseorang)
Contoh : Calvin (1978:34) menyatakan bahwa ….
b) Penulis dua
Menyebutkan kata terakhir dari penulis pertama dan nama
terakhir penulis kedua.
Contoh : Kebijakan Pengembangan Koleksi, menurut Othmer dan
Frenstrom (1978:23) menghasilkan ….
c) Penulis lebih dari dua
Menuliskan nama akhir penulis pertama yang dicantumkan
dengan diikuti dengan singkatan dkk .
Contoh : Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian
pemakai yang tepat sehingga terjadi efesiensi dan tingkat
keterpakaian yang tinggi (Meisel dkk, 1976:125)
d) Pengutipan lebih dari satu karangan
Suatu kalimat kutipan seringkali merupakan suatu rangkuman
dari berbagai sumber yang menguraikan hal yang sama
(mengandung suatu pengertian yang sama). Di dalam hal yang
seperti itu, pencantuman nama penulis satu dengan yang lainnya
dipisahkan dengan tanda titik koma (;)
Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Delvin (1987:34); Asidie
dan Hermawan (1989:76); dan Basuki (2004:90) bahwa….
e) Sitasi dari Sitasi
Hal ini boleh dilaksanakan apabila terpaksa, misalnya publikasi
aslinya sulit sekali untuk ditemukan. Sebelum melakukan sitasi
seperti itu hendaknya mahasiswa melakukan konsultasi dengan
pembimbing.
Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Hary (1987) seperti
dikutip oleh Heri (1990:87) bahwa….Lain halnya dinyatakan
oleh Henry (1999); Herni (2000) bahwa

2.2 CATATAN KAKI

2.2.1 Definisi Catatan Kaki

Yang dimaksud dengan catatan kaki ialah daftar keterangan khusus yang
ditulis pada bagian paling bawah disetiap lembaran akhir bab karya ilmiah
“makalah, skripsi, tesis dll”, atau catatan kaki merupakan keterangan referensi
yang ditempatkan pada kaki tulisan atau teks karya ilmiah.

Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf yang lebih kecil daripada
huruf di teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok. Catatan
kaki ini menjelaskan sumber asalnya sebuah kutipan, baik kutipan langsung atau
tidak langsung. Selain menjelaskan asal kutipan, catatan kaki juga sering
digunakan untuk menjelaskan teks atau istilah khusus yang perlu penjelasan
lebih panjang.

Menurut Keraf (1971:190), catatan kaki adalah berbagai keterangan


tambahan dari bagian-bagian naskah tulisan ilmiah yang diletakkan di kaki halaman
(di bawah), dan jika keterangan tersebut ditulis di akhir tulisan atau bab. Pengertian
catatan kaki Menurut Prof. Dr. Gorys Keraf dalam bukunya KOMPOSISI Terbitan
Nusa Indah, catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang
ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan.

2.2.2 Tujuan dan Fungsi


Tujuan penulisan catatan kaki adalah untuk menyusun
pembuktian (sumber tulisan), menyatakan utang budi (kepada pengarang
yang dikutip pendapatnya), menyampaikan keterangan tambahan,
memperkuat uraian (intisasi, keterangan insidental materi penjelas yang
kurang penting, perbaikan, dan pandangan yang bertentangan), dan
merujuk bagian lain teks (uraian pada halaman lain, sebelum atau
sesudahnya).

Beberapa fungsi catatan kaki (footnote) adalah sebagai berikut:

1. Untuk menunjukkan atau menguatkan evidensi (pembuktian) semua


pernyataan dan keterangan tentang sesuatu yang harus dikuatkan
penjelasannya. Keterangan pada footnote adalah menunjukkan tempat
dimana evidensi tersebut didapatkan.
2. Untuk menunjukkan adanya peminjaman atau pengambilan dari bahan
yang digunakan. (Untuk fakta-fakta yang bersifat umum tidak perlu
diberi footnote).
3. Untuk memperluas diskusi suatu masalah tertentu di luar konteks dan
teks.
4. Untuk memberi keterangan atau petunjuk. Misalnya untuk
menunjukkan bahan dalam lampiran, atau persoalan-persoalan yang
sudah di bahas dalam halaman, sub-bab, atau bab dalam karya ilmiah
yang bersangkutan.
5. Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks
(reference footnote);
6. Penjelasan komentar penulis terhadap penyataan dalam teks yang
dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks karena
dapat mengganggu alur tulisan;
7. Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (content
footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan kata-kata:
Lihat…, Bandingkan…, dan Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam…,
dan sebagianya.

2.2.3 Jenis-Jenis Catatan Kaki

Jenis-jenis catatan kaki diantaranya sebagai berikut :

A. Ibid
Ibid merupakan singkatan dari Ibidium yang berarti “sama dengan
di atas”. Biasanya Ibid digunakan untuk menulis catatan kaki yang
sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Tidak dipakai
apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelingnya. Diketik atau ditulis
dengan huruf capital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri titik.
Contohnya:

1. Jonathan Holmes, An Introduction to Sociolinguistics, (Paris: Java,


1996), h. 59.
2. Ibid., h. 102

B. Op.cit

Op.cit merupakan singkatan dari opera cintati, yang artinya “dalam


karya yang telah dikutip”.Secara umum Op. cit merujuk buku sumber yang
telah disebutkan dan diselingi sumber lain. Ditulis dengan huruf kapital
pada awal suku kata, dicetak miring, setiap suku diikuti titik. Contohnya:

1. Jonathan Holmes, An Inttroduction to Sociolinguistics, (Paris: Java,


1996), h. 59.
2. Ahmad Charli, Pengantar Sosiolinguistik, (Bandung: Tiga Serangkai,
2000), h. 54.
3. Jonathan Holmes, op.cit., h. 105.

C. Loc.cit

Loc.cit merupakan singkatan dari loco cintati, artinya tempat yang


telah dikutip. Biasanya digunakan untuk merunjuk sumber data pustaka
yang serupa yang berupa kumpulan esai, jurnal, ensiklopedi, atau majalah;
dan telah diselingi sumber lain. Kutipan bersumber pada halaman yang
sama kata loc.cit tidak diikuti nomor halaman. Jika halaman berbeda, kata
loc.cit diikuti nomor halaman. Menyebutkan nama keluarga pengarang.
Contohnya:
1. Jonathan Holmes, An Introduction to Sociolinguistics, (Paris: Java,
1996), .h. 59.
2. Ahmad Charli, Pengantar Sosiolinguistik, (Bandung: Tiga Serangkai,
2000), h. 54.
3. Jonathan Holmes, loc.cit.

2.2.4 PENULISAN CATATAN KAKI

Ketentuan dan keterangan lebih lanjut mengenai penulisan catatan kaki


dapat dilihat dalam uraian berikut.

1. Catatan kaki berada di bagian bawah halaman. Letaknya dipisahkan


dengan garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan
empat spasi dari teks.
2. Penulisan catatan kaki menggunakan spasi 1
3. Catatan kaki diberi nomor.
4. Jika ditulis lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya dimulai
seperti margin teks biasa atau tepat pada margin kiri
5. Jarak antarnomor pada catatan kaki sama dengan jarak spasi teks
6. Jarak baris terakhir setiap catatan kaki adalah 3 cm dari tepi bawah
halaman
7. Catatan kaki yang terlalu panjang hingga menjangkau halaman
selanjutnya tidak diperkenankan. Untuk menghindarinya, penulis bisa
memotong isi tulisan daripada catatan kaki.
8. Jika catatan kaki mengacu pada sumber yang sama dalam dua nomor
berturut-turut tidak perlu ditulis lengkap dengan identitas yang sama.
Pada nomor yang terakhir cukup cantumkan “Ibid”.
9. Kemudian jika sumber yang sama dipakai dalam nomor yang tidak
berurutan atau melompati catatan kaki dengan nomor lain, cukup
tuliskan “ cit.”
10. Nama pengarang dari sumber tidak dibalik, baik nama asing atau
nama Indonesia
11. Jika sumber berupa buku, majalah, atau koran, dan ditulis oleh dua
atau tiga orang, maka nama penulis ditulis semua.
12. Pengarang yang jumlahnya lebih dari 3 orang bisa ditulis nama
pengarang pertama dalam catatan kaki, diikuti “dkk.” atau “ al.”
13. Pangkat dan gelar tidak ditulis, kecuali gelar kebangsawanan yang
memang menjadi bagian dari nama.
DAFTAR PUSTAKA

Indriyani, Dini, 2015. Macam-Macam Kutipan Beserta Contohnya

Islami, Rafif Gayuh dan Muawanah, Anisatul. 2017. Makalah Kutipan, Catatan Kaki
dan Daftar Pustaka

Sumarni, Ratna. 2017. Ciri-Ciri Kutipan Langsung dan Tidak Langsung beserta
Contohnya

Anda mungkin juga menyukai