Anda di halaman 1dari 11

KUTIPAN,RUJUKAN, DAN DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas Matakuliah Bahasa Indonesia


Yang diampu oleh Ibu Emy Rista Kusuma M.Pd

Disusun Oleh :

Nur Afifatur R (180211100071)

Nabilatul Kamalia (180211100068)

Muhammad Fajar A (180211100081)

Zaidanil Kamil (180211100083)

Marcelina (180211100085)

Mala Anggrainie P (180211100086)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Maret 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kutipan,daftar rujukan dan daftar pustaka sudah pernah kita temukan ketika
kita mulai belajar pelajaran bahasa Indonesia. Sebagai mahasiswa, pembuatan
kutipan, daftar rujukan, dan daftar pustaka biasanya diberikan oleh dosen bahasa
Indonesia sebagai sebuah tugas. Dan pada tahap ini, mungkin kita tidak begitu tahu
akan pentingnya sebuah kutipan, daftar rujukan dan daftar pustaka. Baru ketika kita
mendapat tugas untuk menulis sebuah makalah kita akan sadar betapa pentingnya
sebuah pengetahuan akan kutipan, daftar rujukan dan daftar pustaka.
Dalam menyusun karangan ilmiah, unsur yang tidak terlepas yaitu
sumber/bahan karya ilmiah itu didapat. Berbagai banyak sumber dalam menyusun
karangan ilmiah, selalu ada unsur karangan tersebut, salah satunya dikutip, dan
sumber yang didapatpun harus dicantumkan menggunakan daftar pustaka ataupun
daftar rujukan.
Ada cara dan susunan dalam membuat kutipan, daftar rujukan dan daftar
pustaka yang harus diketahui dalam membuat karangan ilmiah. Dan unsur ini
terkadang disepelekan oleh sebagian orang dalam menyusun karangan ilmiah. Penulis
pada kesempatan kali ini akan menjelaskan tentang kutipan, daftar rujukan, dan daftar
pustaka, dimana terdapat membuat/ mengambil kutipan, daftar rujukan dan daftar
pustaka yang benar. Dimana pembahasan tersebut amatlah penting untuk menunjang
mata kuliah bahasa Indonesia.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi, fungsi, jenis, serta cara membuat kutipan.
2. Untuk mengtahui definisi, fungsi, jenis, serta Syarat membuat rujukan.
3 Untuk mengetahui definisi, dan sistematika penulisan daftar Pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KUTIPAN

1. PENGERTIAN KUTIPAN
Kutipan merupakan salinan kalimat, paragraf, atau pendapat
dari seseorang pengarang atau ucapan tokoh terkenal karena keahliannya,
baik yang terdapat didalam buku, jurnal,ataupun media cetak.

2. FUNGSI KUTIPAN
Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat
pembuktian, dan kejujuran menggunakan sumber penulisan.

3. JENIS JENIS KUTIPAN


a. Kutipan Langsung
1) Pengertian
Kutipan langsung adalah Salinan yang ditulis persis sama
dengan sumber aslinya baik bahasa maupun ejaannya.

2) Ciri- ciri
a) tidak mengalami perubahan terhadap teks yang dikutip.
b) Memakai titik tiga berspasi [. . .] apabila ada bagian kata – kata
darikutipan yang dihilangkan.
c) Memakai tanda [sic!], apabila terdapat kesalahan dalam teks
aslinya. Contoh: … hal itu memiliki makan [sic!]yang ambigu.
d) Membubuhkan sumber kutipan dengan menggunakan sistem
APA, MLA, maupun sistem yang berlaku lainnya.

3) Contoh
Salah satu sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seseorang
dalam melakukan penelitian adalah bersikap terbuka “Orang yang
bersikap ilmiah selalu terbuka, yaitu selalu bersedia mendengarkan
keterangan dan argumentasi orang lain, walaupun berbeda
pendiriannya. Orang yang bersikap terbuka tidak menutup mata
terhadap kemungkinan yang lain”. (Brotowidjoyo, 2004:33). Sikap
ini merupakan sikap operasionalisasi dari sikap ilmiah yang harus
dimiliki oleh seorang penulis karangan ilmiah. Sifat atau watak ini
menggambarkan dan merupakan manifestasi jiwa.
b. Kutipan Tidak Langsung
1) Pengertian
Mengambil ide dari suatu sumber kemudian menuliskannya
sendiri dengan kalimat dan bahasanya sendiri tanpa mengubah
makna dari ide atau sumber yang di ambil.

2) Ciri- ciri
a) Mengalami perubahan kalimat pada teks yang dikutip
b) Tidak ada perubahan ide pikiran dari pendapat orang yang
dikutip
c) Disampaikan sesuai pemahaman penulis terhadap teori yang
dikutip
d) Kutipan tidak diiringi dengan tanda petik dua.

3) Contoh
Apabila kita kaji lebih jauh tentang penduduk asli Indonesia
yang tertua, kita harus kembali melihat bukti-bukti peninggalan
bersejarah. Pada zaman prehistoris, penduduk asli Indonesia yang
tertua mempunyai bentuk dan ciri-ciri fisik yang berbeda dengan
manusia sekarang. Hal ini dapat kita lihat pada fosil-fosil dan alat-
alat yang ditemukan oleh para ahli antropologi. Manusia pada
zaman tersebut masih hidup secara berkelompok dan hidup
berpindah-pindah (Koentjaraningrat, 1982 : 3).

4. CARA MEMBUAT KUTIPAN


a. Kutipan Langsung
1) Kutipan langsung pendek
Kutipan langsung pendek adalah kutipan langsung yang kurang
dari empat baris ketikan. Kutipan ini dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a) Kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks
b) Jarak antara baris dan baris berikutnya sama dengan jarak
baris dalam uraian,
c) Kutipan itu diapit oleh tanda kutip
d) Sesudah kutipan selesai, dicantumkan nama singkat
pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman, atau di
belakang kutipan itu diberi nomor urut penpunjukan
setengah spasi ke atas.
Contoh:
Salah satu sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seseorang
dalam melakukan penelitian adalah bersikap terbuka “Orang yang
bersikap ilmiah selalu terbuka, yaitu selalu bersedia mendengarkan
keterangan dan argumentasi orang lain, walaupun berbeda
pendiriannya. Orang yang bersikap terbuka tidak menutup mata
terhadap kemungkinan yang lain”. (Brotowidjoyo, 2004:33). Sikap ini
merupakan sikap operasionalisasi dari sikap ilmiah yang harus
dimiliki oleh seorang penulis karangan ilmiah. Sifat atau watak ini
menggambarkan dan merupakan manifestasi jiwa.
2) Kutipan Langsung Panjang
Kutipan langsung Panjang adalah kutipan langsung yang lebih
dari empat baris ketikan. Kutipan ini dapat dilakukan dengan cara:
a) kutipan itu dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi,
b) jarak antara baris dan baris kutipan satu spasi (spasi rapat),
c) boleh atau tidak diapit oleh tanda kutip
d) seluruh kutipan itu dimasukkan ke dalam 5-7 ketukan, dan
bila kutipan itu dimulai dengan alinea baru, baris pertama
dari kutipan itu dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
Contoh:
Bernilai tidaknya karya tulis ditentukan oleh banyak faktor.
Faktor tersebut merupakan salah satu kesatuan yang tidak bisa
dilalaikan oleh seorang penulis. Hal ini dikemukakan oleh Keraf (1998
: 122) sebagai berikut.
Sebuah karya tulis tidak dianggap bernilai apabila
pemikirannya kabur dan ditulis tergesa-gesa, tidak memiliki gagasan
sentral, tetapi hanya mengungkapkan pernyataan yang lepas. Apa yang
dikemukakan merupakan klise-klise umum atau pikiran dan pendapat
orang lain tanpa mengemukakan hasil pikirannya sama sekali : tulisan
itu tidak dikembangkan dengan baik untuk menjawab persoalan-
persoalan tentang topik atau bagian-bagiannya. Di samping itubtidak
bernilai kalau susunannya tidak teratur, tidak mengikuti aturan yang
logis dan koherensi atau kepaduannya kurang baik. Pendeknya sebuah
karangan atau tulisan tidak bernilai sama sekali kalau penulisannya
tidak berusaha mencari informasi-informasi untuk meyakinkan dirinya
bahwa ia mengetahui persoalan itu.
Bila dalam kutipan langsung terdapat kesalahan atau keganjilan
misalnya dalam persoalan pengetikan, penulis tidak boleh
memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, ia hanya mengutip sebagaimana
adanya. Demikian pula halnya kalau penulis tidak setuju dengan suatu
bagian dari kutipan itu.
Dalam hal terakhir ini, kutipan tetap dilakukan, hanya penulis
diperkenankan mengadakan perbaikan atau catatan terhadap kesalahan
tersebut. Perbaikan atau catatan kaki itu dpat ditampatkan sebagai
catatan kaki atau dapat pula ditempatkan dalam tanda kurung segi
empat […….]. Catatan dalam tanda kurung segi empat itu langsung
ditempatkan di belakang kata atau unsur yang hendak diperbaiki,
diberi catatan atau yang disetujui itu. Misalnya kalau kita tidak setuju
dengan bagian itu, maka biasanya diberi catatan singkat : [sic].
Kata sic! yang ditempatkan dalam tanda kurung segi empat
menunjukkan bahwa penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan
itu, ia sekedar mengutip sesuai dengan apa yang terdapat dalam
naskah aslinya.
Contoh :
“Demikian juga dengan data bahasa yang lain dalam karya tulis
ini kami selalu
berusaha mencari bentuk kata yang mengandung makan [sic] sentral
distribusi yang
terbanyak sebagai bahan dari daftar Swadesh”.
Catatan :
Kata makan dalam kutipan di atas sebenarnya salah cetak
seharusnya makna

b. Kutipan Tidak langsung


1) kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks,
2) jarak antara baris dengan dengan baris sama dengan jarak uraian
dalam teks,
3) kutipan tidak diapit oleh tanda kutip,
4) sesudah kutipan selesai, dicantumkan nama singkat pengarang,
tahun terbit, dan nomor halaman, atau di belakang kutipan itu
diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas.

Contoh :
Apabila kita kaji lebih jauh tentang penduduk asli Indonesia yang
tertua, kita harus kembali melihat bukti-bukti peninggalan bersejarah.
Pada zaman prehistoris, penduduk asli Indonesia yang tertua mempunyai
bentuk dan ciri-ciri fisik yang berbeda dengan manusia sekarang. Hal ini
dapat kita lihat pada fosil-fosil dan alat-alat yang ditemukan oleh para ahli
antropologi. Manusia pada zaman tersebut masih hidup secara
berkelompok dan hidup berpindah-pindah (Koentjaraningrat, 1982 : 3).
B. RUJUKAN
1. PENGERTIAN RUJUKAN
Rujukan adalah sumber tempat pengambilan kutipan yang ditempatkan
di depan atau di belakang kutipan. Daftar rujukan seringkali digunakan dalam
karya-karya akademis karena sifatnya yang terbatas sehingga mempermudah
penguji, penyunting dalam meneliti dan melakukan verifikasi silang antara
teks dan sumber referensi yang dirujuk oleh penulis. Misalkan pembuatan
jurnal ilmiah, makalah ilmiah, skripsi, disertasi, dan tesis.

2. FUNGSI RUJUKAN
Rujukan ditulis sebagai bukti bahwa objek yang ia tulis dan teori yang
ia lemparkan, memiliki pembenaran dengan adanya acuan tersebut. Tidak
hanya itu rujukan berfungsi untuk menghindari plagiarisme agar semua yang
ditulis oleh si individu, tetap autentik dan tidak mengingkari kaidah-kaidah
yang berlaku

3. JENIS RUJUKAN
a. Rujukan dari buku. Informasi yang dibutuhkan dalam menulis daftar
rujukan dari buku adalah (1) nama penulis, (2) tahun penulisan, (3) judul
buku, (4) kota penerbit, dan (5) nama penerbit. Perhatikan contoh berikut
ini: Susrini, N. K. 2009. Google: Mesin Pencari yang Ditakuti Raksasa
Microsoft. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
b. Rujukan buku yang memiliki editor. Untuk buku yang terdiri dari
beberapa kumpulan artikel dan memiliki editor, penulisan daftar
rujukannya juga berbeda. Informasi yang diperlukan dalam menulis
rujukan tersebut adalah (1) nama penulis artikel, (2) tahun, (3) judul
artikel, (4) nama editor (dengan keterangan editor), (5) judul buku dan
halaman, (6) kota, dan (7) penerbit. Contoh: Ghazali, M. 2009. Menulis.
Dalam Supomo, E. (Ed), Kaidah Menulis Bahasa Indonesia (hlm. 21—
33). Malang: PT Cakrawala.
c. Rujukan dari artikel dalam jurnal. Informasi yang dibutuhkan dalam
menulis daftar rujukan dari jurnal adalah (1) nama penulis, (2) tahun terbit
jurnal, (3) judul tulisan, (4) nama jurnal, edisi, dan (5) halaman. Contoh:
Rahayuningsih, T. 2007. Penggunaan Citra Penginderaan Jauh untuk
Kajian Tingkat Bahaya Erosi Das Serang Kabupaten Kuloprogo Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Teknologi Pendidikan dan Kejuruan, 30 (1):
1—12.
d. Rujukan Koran/majalah. Penulisan daftar rujukan dari koran/majalah
dibedakan menjadi dua, yaitu (1) ditulis wartawan, dan (2) ditulis
kontributor. Informasi yang dibutuhkan daftar rujukan yang ditulis
wartawan adalah (1) nama surat kabar, (2) tanggal terbit, (3) judul, dan (4)
halaman. Contoh: Surya. 15 Desember, 2009. Dewan: Itu Dana Hibah,
hlm. 2
e. Rujukan dari dokumen resmi tanpa penulis tanpa lembaga. Informasi yang
dibutuhkan menulis daftar rujukan dari dokumen resmi tanpa penulis,
tanpa lembaga adalah (1) nama dokumen lengkap, (2) tahun, (3) kota
penerbit, dan (5) penerbit. Contoh: Undang-Undang Dasar 1945: Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia yang Sudah Diamandemen serta
Penjelasannya, Dilengkapi Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II . tanpa
tahun. Surabaya: Serbajaya.
f. Rujukan dari karya terjemahan. Informasi yang dibutuhkan menulis daftar
rujukan dari terjemahan adalah (1) nama penulis buku asli, (2) tahun terbit
buku asli, (3) judul buku yang diterjemahkan, (4) nama penerjemah, (5)
tahun terbit buku terjemahan, (6) kota terbit buku terjemahan, dan (7)
penerbit buku terjemahan. Contoh: Leech, G. 1983. Prinsip-Prinsip
Pragmatik.Terjemahan oleh M.D.D. Oka. 1993. Jakarta: Universitas
Indonesia.
g. Rujukan dari Tugas Akhir/Skripsi/Tesis/Disertasi. Informasi yang
dibutuhkan menulis daftar rujukan dari skripsi, tesis, dan disertasi adalah
(1) nama penulis, (2) tahun, (3) judul, (4) keterangan karya ilmiah, (5)
kota, dan (6) perguruan tinggi. Contoh: Widyartono, D. 2009.
Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Web Interaktif.
Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
h. Rujukan dari makalah dalam Forum Ilmiah (Seminar, Lokakarya).
Informasi yang dibutuhkan daftar rujukan dari makalah dalam forum
ilmiah adalah (1) nama penulis, (2) tahun, (3) judul, dan (4) keterangan
forum ilmiah, mencakup kegiatan, tempat, dan waktu pelaksanaan.
Contoh: Joni, R. T. 2008. Pendidikan Kedamaian: Memelihara
Keragaman Budaya di Tengah-Tengah Keragaman Budaya. Makalah
disajikan dalam Seminar Nasional dan Diskusi Panel Pendidikan Damai di
Universitas Negeri Malang, Malang, 22 Desember.
i. Rujukan dari Internet (Blog, Situs). Informasi yang dibutuhkan menulis
daftar rujukan dari situs internet adalah (1) nama penulis, (2) tahun, (3)
judul, (4) alamat situs, dan (5) dan tanggal akses. Contoh: Sudrajat, A.
2010. Konsep Dasar Menajemen Peserta Didik,
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-
manajemen-peserta-didik/), diakses pada 20 April 2010.
4. SYARAT MEMBUAT RUJUKAN
a. Disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang
menerbitkannya, baik ke bawah maupun ke kanan.
b. Tidak diberi nomor urut 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya, atau diberi huruf a, b,
c, d, e, dan seterusnya
c. Ditulis secara berturut-turut meliputi;
1) nama penulis, ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan
nama tengah, tanpa gelar akademik,
2) tahun penerbitan.

C. DAFTAR PUSTAKA

1. PENGERTIAN DAFTAR PUSTAKA


Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku
atau artikel-artikel dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai
pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang tengah
digarap.

2. FUNGSI
a. Memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian secara
keseluruhan
b. Sebagai pelengkap dari sebuah catatan kaki, maksudnya adalah apabila
seorang pembaca ingin mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang
terdapat pada catatan kaki, ia dapat mencarinya dalam daftar pustaka.

3. SISTEMATIKA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA


a. Penulisan nama harus dibalik dan dipisah dengan tanda koma serta nama
depan cukup ditulis dengan huruf pertama.
b. Penulisan judul buku dicetak miring tetapi untuk judul artikel tidak perlu
di cetak miring
c. Setiap awal kata pada judul buku menggunakan huruf capital.
d. Ditulis secara berturut-turut meliputi: nama penulis, tahun terbit, judul
buku, penerbit. Contoh: Ambari, Abdullah. 1999. Intisari Tata Bahasa
Indonesia. Djatnika. Bandung.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kutipan merupakan salinan kalimat, paragraf, atau pendapat
dari seseorang pengarang atau ucapan tokoh terkenal karena keahliannya, baik
yang terdapat didalam buku, jurnal,ataupun media cetak. Yang bertujuan untuk
menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran menggunakan
sumber penulisan.
Kutipan terdiri dari:
1. Kutipan langsung
2. Kutipan tidak langsung

Daftar rujukan adalah sumber tempat pengambilan kutipan yang


ditempatkan di depan atau di belakang kutipan.

Syarat membuat rujukan sebagai berikut:

1. Disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang


menerbitkannya, baik ke bawah maupun ke kanan.
2. Tidak diberi nomor urut 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya, atau diberi huruf a,
b, c, d, e, dan seterusnya
3. Ditulis secara berturut-turut meliputi;
nama penulis, ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama
tengah, tanpa gelar akademik, tahun penerbitan.

Daftar pustaka sebuah daftar yang berisi judul buku-buku atau


artikel-artikel dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian
dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang tengah digarap.

Sistematika penulisan daftar pustaka sebagai berikut:

a. Penulisan nama harus dibalik dan dipisah dengan tanda koma serta
nama depan cukup ditulis dengan huruf pertama.
b. Penulisan judul buku dicetak miring tetapi untuk judul artikel tidak
perlu di cetak miring
c. Setiap awal kata pada judul buku menggunakan huruf capital.
d. Ditulis secara berturut-turut meliputi: nama penulis, tahun terbit, judul
buku, penerbit. Contoh: Ambari, Abdullah. 1999. Intisari Tata Bahasa
Indonesia. Djatnika. Bandung.

B. SARAN
Perlu diperhatikan bahwasanya dalam membuat kutipan, daftar
rujukan dan daftar pustaka harus mengerti makna dari kutipan, daftar rujukan
dan daftar pustaka.
DAFTAR PUSTAKA

Widjono. 2007 . Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan di Perguruan Tinggi . Jakarta
: PT Grasindo

Setiawati Eti . 2017. Bahasa Indonesia Akademik. Malang: UB Press

Range, orange . 2011. Makalah Bahasa Indonesia, ( aromblog.blogspot.com), diakses pada 24


maret 2019

Anda mungkin juga menyukai