Anda di halaman 1dari 13

Analisis karya tulis ilmiah sesuai EYD edisi V

“Tradisi Literasi Ulama Madura Abad 19-21”

Ilham amrullah
STKIP PGRI Sumenep
Amrullahilham111@gmail
.com

Mariyono
STKIP PGRI Sumenep
yonomari327@gmail.com

Rahmad riyadi
STKIP PGRI Sumenep
madrah277@gmail.co
m

Abstrak
Tulisan ini mengkaji tentang menganalisis salah satu karya tulis ilmiah Dr. iwan
kuswandi, karya tulis beliau berjudul “Tradisi literasi ulama Madura Abad 19-20”. Dimana analisis
yang dilakukan disini menggunakan EYD edisi V dan juga KBBI. Penulisan Karya Tulis Ilmiah
harus menggunakan etika dan kaidah keilmuan yang merujuk kepada penulisan Ejaan yang
baik dan benar. Penggunaan Ejaan yang baik dan benar adalah sesuai dengan kaidah EYD
edisi V. Pada penulisan Karya Tulis Ilmiah terdapat kesalahan dalam penggunaan Ejaan, baik
dalam penggunaan huruf, penulisan kata, penggunaan tanda baca, dan penulisan unsur
serapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kesalahan pada dalam penggunaan
huruf, penulisan kata, penggunaan tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Objek dalam
penelitian ini adalah Karya Tulis Ilmiah. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti
adalah peneliti membaca satu persatu objek penelitian, menandai kesalahan penulisan,
menganalisis penggunaan huruf, imbuhan, serta tanda baca. Peneliti berharap agar
kedepannya sebaiknya dalam menulis sebuah Karya Tulis Ilmiah harus sesuai dengan
ketentuan EYD edisi V agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh pembaca.

Kata Kunci: Analisis, EYD V

Abstract
This paper examines the analysis of one of the scientific papers of Dr. Iwan
Kuswandi, his writing is entitled "The Literacy Tradition of the Madurese Ulama 19-20
Century". Where the analysis carried out here uses EYD edition V and also the KBBI.
Scientific Writing must use ethics and scientific rules that refer to good and correct
spelling. The use of good and correct spelling is in accordance with the rules of EYD
edition V. In scientific writing, there are errors in the use of spelling, both in the use of
letters, writing words, using punctuation marks, and writing absorption elements. The
purpose of this study was to analyze errors in the use of letters, writing words, using
punctuation marks, and writing absorption elements. The object of this research is
Scientific Writing. The data analysis technique used by the researcher was the researcher
reading one by one the research object, marking writing errors, analyzing the use of
letters, affixes, and punctuation marks. Researchers hope that in the future it is better to
write a scientific paper that must be in accordance with the provisions of EYD edition V
so that the message conveyed can be understood by the reader..

Keywords: Analysis, EYD V

Pendahuluan penggunaan Bahasa Indonesia khususnya


pada beberapa kesalahan ejaan yang sering
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
penulis temukan dengan rujukan beberapa
merupakan salah satu produk berfikir dan
buku dan sumber dari internet. Pada
meneliti sebuah studi kasus yang akhirnya
penelitian ini, penulis memberi judul
menghasilkan upaya solutif dalam
makalah ini dengan judul “Analisis
memecahkan masalah. Dalam penyusunan
Kesalahan Ejaan Pada Karya Tulis Ilmiah”.
KTI ada beberapa kaidah yang harus
diperhatikan. Salah satunya adalah Pembahasan
penggunaan bahasa yang baik dan benar
A. Penggunaan huruf
sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang
baku. Penggunaan bahasa yang baik dan 1. Gabungan Huruf Vokal
benar sangat memengaruhi kata yang akan  Monoftong
tersusun menjadi sebuah kalimat yang Monoftong dalam bahasa Indonesia
tepat. Pemilihan kata yang tepat dapat dilambangkan dengan gabungan
membuat struktur sebuah tulisan mudah huruf vokal eu yang dilafalkan [ɘ].
dipahami dan menjadikan tulisan tersebut  Diftong
memiliki nilai tersendiri. Tetapi, pada Diftong dalam bahasa Indonesia
kenyataannya tidak sedikit dari masyarakat dilambangkan dengan gabungan
atau pelajar masih kebingungan dalam huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
menuliskan sebuah kalimat lengkap dengan 2. Gabungan Huruf Konsonan
penggunaan ejaannya.
Gabungan huruf konsonan kh, ng,
Selain itu, masyarakat seringkali ny, dan sy melambangkan satu bunyi
tidak memperhatikan kebenaran tulisan konsonan.
sesuai dengan kaidah Ejaan Yang 3. Huruf Miring
Disempurnakan (EYD) edisi V. Apabila  Huruf miring digunakan untuk
tujuan dan maksud sudah tersampaikan menuliskan judul buku, judul film,
kepada lawan bicara sudah cukup bagi judul album lagu, judul acara
mereka. Dengan latar belakang tersebut,
televisi, judul siniar, judul lakon,
penulis mencoba mengamati kesalahan
dan nama media massa yang
dikutip dalam tulisan, termasuk Tuhan ditulis terpisah dengan huruf
dalam daftar pustaka. awal kapital sebagai pengkhususan.
 Huruf miring digunakan untuk  Bentuk Ulang
menegaskan atau mengkhususkan a) Bentuk ulang ditulis dengan
huruf, bagian kata, kata, atau menggunakan tanda hubung (-) di
kelompok kata dalam kalimat. antaraunsur-unsurnya.
 Huruf miring digunakan untuk b) Bentuk ulang gabungan kata ditulis
menuliskan kata atau ungkapan dengan mengulang unsur pertama.
dalam bahasa daerah dan bahasa  Gabungan Kata
asing. a) Unsur gabungan kata, termasuk
4. Huruf Tebal istilah khusus, ditulis terpisah.
 Huruf tebal digunakan untuk b) Gabungan kata yang dapat
menegaskan bagian tulisan yang menimbulkan salah pengertian
sudah ditulis miring. ditulis dengan membubuhkan tanda
 Huruf tebal digunakan untuk hubung (-) di antara unsur-
menegaskan bagian karangan, unsurnya.
seperti bab atau subbab. c) Gabungan kata yang mendapat
awalan dan akhiran sekaligus
B. Penulisan kata ditulis
1. Kata Dasar d) Gabungan kata yang hanya
Kata dasar ditulis secara mandiri. mendapat awalan atau akhiran
2. Kata Turunan ditulis terpisah.
 Kata Berimbuhan : e) Gabungan kata berikut ditulis
a) Kata yang mendapat imbuhan serangkai.
(awalan, sisipan, akhiran, serta 3. Pemenggalan Kata
gabungan awalan dan akhiran)  Pemenggalan kata pada kata dasar
ditulis serangkai dengan dilakukan sebagai berikut :
imbuhannya. Jika di tengah kata terdapat
b) Kata yang mendapat bentuk terikat huruf vokal yang berurutan,
ditulis serangkai jika mengacu pada pemenggalannya dilakukan di
konsep keilmuan tertentu. antara kedua huruf vokal itu,
c) Kata yang diawali dengan huruf Monoftong eu tidak dipenggal,
kapital dan mendapat bentuk terikat Diftong ai, au, ei, dan oi tidak
dirangkaikan dengan tanda hubung dipenggal, Jika di tengah kata dasar
(-). terdapat huruf konsonan (termasuk
d) Kata yang ditulis dengan huruf gabungan huruf konsonan) di
miring dan mendapat bentuk terikat antara dua huruf vokal,
dirangkaikan dengan tanda hubung pemenggalannya dilakukan
(-). sebelum huruf konsonan itu, Jika di
e) Bentuk terikat maha- dan kata tengah kata dasar terdapat dua
dasar atau kata berimbuhan yang huruf konsonan yang berurutan,
mengacu pada nama atau sifat pemenggalannya dilakukan di
antara kedua huruf konsonan itu,
Jika di tengah kata dasar terdapat  Bentuk pun yang merupakan
tiga huruf konsonan atau lebih bagian kata penghubung ditulis
yang masing-masing serangkai.
melambangkan satu bunyi,  Partikel per yang berarti 'demi',
pemenggalannya dilakukan di 'tiap', 'mulai', atau 'melalui' ditulis
antara huruf konsonan yang terpisah dari kata yang
pertama dan huruf konsonan yang mengikutinya.
kedua. 6. Singkatan
 Pemenggalan kata pada kata  Singkatan nama orang, gelar,
berimbuhan dilakukan sebagai sapaan, atau pangkat diikuti dengan
berikut : tanda titik di setiap unsur singkatan
Pemenggalan kata berimbuhan itu.
dilakukan di antara bentuk dasar  Singkatan nama orang dalam
dan unsur pembentuknya, bentuk inisial ditulis tanpa tanda
pemenggalan kata berimbuhan titik.
yang bentuk dasarnya mengalami  Singkatan, termasuk akronim, yang
perubahan dilakukan seperti terdiri atas huruf awal setiap kata
pemenggalan pada kata dasar, ditulis dengan huruf kapital tanpa
pemenggalan kata yang mendapat tanda titik.
sisipan dilakukan seperti pada kata  Singkatan yang terdiri atas lebih
dasar, pemenggalan kata yang dari dua huruf yang lazim
menyebabkan munculnya satu digunakan dalam dokumen atau
huruf di awal atau akhir baris tidak surat-menyurat diikuti dengan
dilakukan. tanda titik.
 Jika kata terdiri atas dua unsur atau  Singkatan satuan ukuran, takaran,
lebih dan salah satu unsurnya itu dan timbangan; lambang kimia;
dapat bergabung dengan unsur lain, dan mata uang tidak diikuti tanda
pemenggalannya dilakukan di titik.
antara unsur-unsur itu.  Akronim nama diri yang berupa
 Nama orang yang terdiri atas dua gabungan huruf dan suku kata atau
kata atau lebih pada akhir baris gabungan suku kata dari deret kata
dipenggal di antara kata tersebut. ditulis dengan huruf awal kapital.
 Singkatan tidak dipenggal.  Akronim bukan nama diri yang
4. Kata Depan berupa gabungan huruf dan suku
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, kata atau gabungan suku kata dari
ditulis terpisah dari kata yang deret kata ditulis dengan huruf
mengikutinya. nonkapital.
5. Partikel 7. Angka dan Bilangan
 Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis  Angka Arab atau angka Romawi
serangkai dengan kata yang lazim digunakan sebagai lambang
mendahuluinya. bilangan atau nomor.
 Partikel pun ditulis terpisah dari  Bilangan dalam teks yang dapat
kata yang mendahuluinya. dinyatakan dengan satu kata ditulis
dengan huruf, kecuali jika  Bilangan yang digunakan sebagai
digunakan secara berurutan seperti unsur nama geografi ditulis dengan
dalam perincian. huruf secara serangkai.
 Angka digunakan untuk 8. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -
menyatakan (a) ukuran, seperti nya
ukuran panjang, berat, luas, isi, dan  Kata ganti ku- dan kau- ditulis
waktu, serta (b) nilai, seperti nilai serangkai dengan kata yang
uang dan persentase. mengikutinya, sedangkan -ku, -mu,
 Bilangan berupa angka pada awal dan -nya ditulis serangkai dengan
kalimat yang terdiri atas lebih dari kata yang mendahuluinya.
satu kata didahului kata seperti  Kata ganti kau yang bukan bentuk
sebanyak, sejumlah, dan sebesar terikat ditulis terpisah dengan kata
atau diubah susunan kalimatnya. yang lain.
 Angka yang menunjukkan bilangan 9. Kata Sandang si dan sang
besar dapat ditulis sebagian dengan  Kata si dan sang ditulis terpisah
huruf supaya lebih mudah dibaca. dari kata yang mengikutinya.
 Angka digunakan sebagai bagian  Kata sang ditulis dengan huruf
dari alamat, seperti jalan, rumah, awal kapital jika merupakan unsur
apartemen, atau kamar. nama Tuhan.
 Angka digunakan untuk menomori
bagian karangan atau bagian kitab C. Penggunaan tanda baca
suci 1. Tanda Titik (.)
 Penulisan bilangan dengan huruf Tanda titik digunakan pada akhir
seperti dalam peraturan kalimat pernyataan; untuk mengakhiri
perundangundangan, akta, dan pernyataan lengkap yang diikuti
kuitansi dilakukan sebagai berikut. perincian berupa kalimat baru,
 Penulisan bilangan dengan huruf paragraf baru, atau subjudul baru;
seperti dalam peraturan Tanda titik digunakan di belakang
perundangundangan, akta, dan angka atau huruf dalam suatu daftar,
kuitansi dilakukan sebagai berikut. perincian, tabel, atau bagan; Tanda
 Penulisan bilangan tingkat dapat titik tidak digunakan di belakang
menggunakan angka Romawi, angka terakhir pada deret nomor dalam
gabungan awalan ke- dan angka perincian; Tanda titik tidak digunakan
Arab, atau huruf. pada angka atau huruf yang sudah
 Penulisan angka dan akhiran -an bertanda kurung dalam perincian;
dirangkaikan dengan tanda hubung Tanda titik tidak digunakan di
(-). belakang angka terakhir, baik satu
 Bilangan seperti yang terdapat digit maupun lebih, dalam judul tabel,
dalam peraturan perundang- bagan, grafik, atau gambar; Tanda titik
undangan, akta, atau kuitansi dapat digunakan untuk memisahkan angka
ditulis dengan angka dan diikuti jam, menit, dan detik yang
oleh huruf. menunjukkan waktu atau jangka
waktu; Tanda titik digunakan untuk
memisahkan bilangan ribuan atau pembuka (seperti dengan hormat atau
kelipatannya yang menunjukkan salam sejahtera), salam penutup
jumlah; Tanda titik tidak digunakan (seperti salam takzim atau hormat
untuk memisahkan bilangan ribuan kami), dan nama jabatan penanda
atau kelipatannya yang tidak tangan surat; Tanda koma digunakan
menunjukkan jumlah; Tanda titik tidak di antara nama orang dan singkatan
digunakan pada akhir judul dan gelar akademis yang mengikutinya
subjudul; Tanda titik tidak digunakan untuk membedakannya dari singkatan
di belakang alamat penerima surat nama diri, nama keluarga, atau nama
serta tanggal surat. marga; Tanda koma digunakan
2. Tanda Koma (,) sebelum angka desimal atau di antara
Tanda koma digunakan di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
unsur-unsur dalam perincian berupa dengan angka; Tanda koma digunakan
kata, frasa, atau bilangan; Tanda koma untuk mengapit keterangan tambahan
digunakan sebelum kata penghubung, atau keterangan aposisi; Tanda koma
seperti tetapi, melainkan, dan dapat digunakan di belakang
sedangkan, dalam kalimat majemuk keterangan yang terdapat pada awal
pertentangan; Tanda koma digunakan kalimat untuk menghindari salah
untuk memisahkan anak kalimat yang pengertian.
mendahului induk kalimat; Tanda 3. Tanda Titik Koma (;)
koma tidak digunakan jika induk Tanda titik koma dapat digunakan
kalimat mendahului anak kalimat; sebagai pengganti kata penghubung
Tanda koma digunakan di belakang untuk memisahkan kalimat setara di
kata atau ungkapan penghubung dalam kalimat majemuk; Tanda titik
antarkalimat, seperti oleh karena itu, koma digunakan pada bagian perincian
jadi, dengan demikian, sehubungan yang berupa frasa verbal; Tanda titik
dengan itu, dan meskipun demikian; koma digunakan untuk memisahkan
Tanda koma digunakan sebelum bagian-bagian perincian dalam kalimat
dan/atau sesudah kata seru, seperti o, yang sudah menggunakan tanda koma;
ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang Tanda titik koma digunakan untuk
dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, memisahkan sumber-sumber kutipan.
Dik, atau Nak; Tanda koma digunakan 4. Tanda Titik Dua (:)
untuk memisahkan petikan langsung Tanda titik dua digunakan pada
dari bagian lain dalam kalimat; Tanda akhir suatu pernyataan lengkap yang
koma tidak digunakan untuk langsung diikuti perincian atau
memisahkan petikan langsung yang penjelasan; Tanda titik dua tidak
diakhiri tanda tanya atau tanda seru digunakan jika perincian atau
dari bagian kalimat yang penjelasan itu merupakan bagian dari
mengikutinya; Tanda koma digunakan kalimat lengkap; Tanda titik dua
di antara (a) nama dan alamat, (b) digunakan sesudah kata atau frasa
bagian-bagian alamat, (c) tempat dan yang memerlukan pemerian; Tanda
tanggal, serta (d) nama tempat dan titik dua digunakan dalam naskah
wilayah yang ditulis berurutan; Tanda drama sesudah kata yang menunjukkan
koma digunakan sesudah salam pelaku dalam percakapan; Tanda titik
dua digunakan di antara (a) jilid atau yang bukan bagian utama kalimat;
nomor dan halaman, (b) surah dan ayat Tanda pisah dapat digunakan untuk
dalam kitab suci, serta (c) judul dan mengapit keterangan atau penjelasan
anak judul suatu karangan; Tanda titik yang merupakan bagian utama kalimat
dua dapat digunakan untuk dan dapat saling menggantikan dengan
memisahkan angka jam, menit, dan bagian yang dijelaskan; Tanda pisah
detik yang menunjukkan waktu atau digunakan di antara dua bilangan,
jangka waktu; Tanda titik dua tanggal (hari, bulan, tahun), atau
digunakan untuk menuliskan rasio dan tempat yang berarti 'sampai dengan'
hal lain yang menyatakan atau 'sampai ke'.
perbandingan dalam bentuk angka. 7. Tanda Tanya (?)
5. Tanda Hubung (-) Tanda tanya digunakan di akhir
Tanda hubung digunakan untuk kalimat tanya; Tanda tanya digunakan
menandai bagian kata yang terpenggal di dalam tanda kurung untuk
oleh pergantian baris; Tanda hubung menyatakan bagian kalimat yang
digunakan untuk menyambung unsur diragukan atau yang kurang dapat
bentuk ulang; Tanda hubung dibuktikan kebenarannya.
digunakan untuk (a) menyambung 8. Tanda Seru (!)
tanggal, bulan, dan tahun yang Tanda seru digunakan untuk
dinyatakan dengan angka, (b) mengakhiri ungkapan yang
menyambung huruf dalam kata yang menggambarkan kekaguman,
dieja satu demi satu, dan (c) kesungguhan, emosi yang kuat, seruan,
menyatakan skor pertandingan; Tanda atau perintah.
hubung digunakan untuk memperjelas 9. Tanda Elipsis (...)
hubungan bagian kata atau ungkapan; Tanda elipsis digunakan untuk
Tanda hubung digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu
merangkaikan unsur yang berbeda, kalimat atau kutipan ada bagian yang
yaitu di antara huruf kapital dan dihilangkan atau tidak disebutkan;
nonkapital serta di antara huruf dan Tanda elipsis digunakan untuk menulis
angka; Tanda hubung tidak digunakan ujaran yang tidak selesai dalam dialog;
di antara huruf dan angka jika angka Tanda elipsis digunakan untuk
tersebut melambangkan jumlah huruf; menandai jeda dalam tuturan yang
Tanda hubung digunakan untuk dituliskan; Tanda elipsis di akhir
merangkai unsur bahasa Indonesia kalimat diikuti dengan tanda baca
dengan unsur bahasa daerah, bahasa akhir kalimat berupa tanda titik, tanda
asing; Tanda hubung digunakan untuk tanya, atau tanda seru.
menandai imbuhan atau bentuk terikat 10. Tanda Petik ("…")
yang menjadi objek bahasan; Tanda Tanda petik digunakan untuk
hubung digunakan untuk menandai mengapit petikan langsung yang
dua unsur yang merupakan satu berasal dari pembicaraan, naskah, atau
kesatuan. bahan tertulis lain; Tanda petik
6. Tanda Pisah (—) digunakan untuk mengapit judul puisi,
Tanda pisah dapat digunakan untuk judul lagu, judul artikel, judul naskah,
mengapit keterangan atau penjelasan judul bab buku, judul pidato/khotbah,
atau tema/subtema yang terdapat di Tanda garis miring dapat digunakan
dalam kalimat; Tanda petik digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau
untuk mengapit istilah ilmiah yang kelompok kata sebagai koreksi atau
kurang dikenal atau kata yang pengurangan atas kesalahan atau
mempunyai arti khusus. kelebihan di dalam naskah asli yang
11. Tanda Petik Tunggal ('…') ditulis orang lain.
Tanda petik tunggal digunakan 15. Tanda Apostrof (’)
untuk mengapit petikan yang terdapat Tanda apostrof dapat digunakan
dalam petikan lain; Tanda petik untuk menunjukkan penghilangan
tunggal digunakan untuk mengapit bagian kata atau bagian angka tahun
makna, padanan, atau penjelasan kata dalam konteks tertentu.
atau ungkapan.
12. Tanda Kurung ((…)) D. Hasil analisis
Tanda kurung digunakan untuk
N Kata yang Alasan Pembenar
mengapit keterangan tambahan, seperti
singkatan atau padanan kata asing; o salah an Kata
Tanda kurung digunakan untuk 1. Menerjama Menur Menerjema
mengapit keterangan atau penjelasan
h (hal ut h
yang bukan bagian utama kalimat;
Tanda kurung digunakan untuk 339,342) KBBI
mengapit kata yang keberadaannya di kata
dalam teks dapat dimunculkan atau
tersebu
dihilangkan; Tanda kurung digunakan
untuk mengapit huruf atau angka t salah.
sebagai penanda perincian yang ditulis 2. Beranekara Menur beraneka
ke samping atau ke bawah di dalam gam (hal ut ragam
kalimat.
13. Tanda Kurung Siku ([…]) 339,340) KBBI
Tanda kurung siku digunakan untuk kata
mengapit huruf, kata, atau kelompok tersebu
kata sebagai koreksi atau tambahan
t salah,
atas kesalahan atau kekurangan di
dalam naskah asli yang ditulis orang karena
lain; Tanda kurung siku digunakan tidak
untuk mengapit keterangan dalam
ada
kalimat penjelas yang terdapat dalam
tanda kurung. jarak
14. Tanda Garis Miring (/) atau
Tanda garis miring digunakan
spasiny
dalam nomor surat, nomor pada
alamat, dan penandaan masa 1 tahun a.
yang terbagi dalam 2 tahun takwim; 3. Terutama Menur Terutama
Tanda garis miring digunakan sebagai sekali (hal ut EYD
pengganti kata dan, atau, serta setiap;
339) V kata t
tersebu salah/ti
t dak
kurang baku.
efektif. 7. pisau (hal Menur Mempertaj
4. Nusantarap Menur Nusantara 340) ut EYD am
ada (hal ut pada V huruf
339) KBBI kapital
kata diguna
tersebu kan
t salah, sebagai
karena huruf
tidak 8. Nusatengga Menur Nusa
ada ra (hal 340) ut Tenggara
jarak KBBI
atau kata
spasiny tersebu
a. t salah,
5. Dakwhanya Menur Dakwahny karena
(hal 339) ut a tidak
KBBI ada
kata jarak
tersebu atau
t salah, spasiny
karena a.
salah 9. ahlaq (hal Menur Ahlak
penulis 340) ut
an. KBBI
6. dibarengi Menur Berbarenga kata
(hal 340) ut n tersebu
KBBI t salah,
kata karena
tersebu salah
penulis 1 Pebruari Menur Februari
an. 0. (hal 340) ut
KBBI
kata
tersebu
t tidak
baku.
1 sair (hal Menur syair tersebu
1. 341) ut t
KBBI kurang
kata efektif,
tersebu yaitu
t salah, kurang
karena imbuha
salah n -an
penulis 1 menterjema Menur Menerjema
an. 5. hkan (hal ut EYD hkan
1 falid (hal Menur Valid 341) V kata
2. 341) ut tersebu
KBBI t
kata kurang
tersebu efektif.
t salah, 1 Tarjamah Menur terjemah
karena 6. (hal 342) ut
salah KBBI
penulis kata
an. tersebu
1 kehawatira Menur kekhawatir t salah,
3. n (hal 341) ut an karena
KBBI salah
kata penulis
tersebu an.
t salah,
karena
salah Kesimpulan
penulis Setelah dilakukan analisis
an. mendalam, kesalahan pada Karya Tulis
1 kesalah (hal Menur kesalahan Ilmiah terletak pada salah pertukaran
4. 341) ut EYD huruf, penggunaan huruf kapital yang
V kata kurang tepat, penggunaan kata “di” pada
kata depan dan imbuhan, gabungan kata, edisi V. Akhirnya penulisan Karya Tulis
penggunaan tanda hubung (-) sebelum kata Ilmiah menjadi tidak sesuai dengan kaidah
“dan”, serta penempatan partikel “pun”. EYD edisi V. Dan juga banyak kata yang
Kesalahan tersebut dilatarbelakangi oleh typo dan juga ada kata tidak baku yang
kurang pemahaman mengenai kaidah tidak sesuai dengan KBBI.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) EYD
Daftar Pustaka
Badan pengembangan dan pembinaan Bahasa. 2022. EJAAN BAHASA YANG
DISEMPURNAKAN Nomor 0424/1/BS.00.01 /2022. Kementrian Pendidikan, budaya,
riset, dan teknologi, Jakarta. 75 hal.
JS. Badudu, Js. 1995. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
JS. Badudu, Js. 1996. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Cet.2. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. 
Kuswandi, I., & Pendahuluan, A. (2010). Tradisi Literasi Ulama Madura Abad 19-21. In SEMINAR
NASIONAL GENDER & BUDAYA MADURA III MADURA: PEREMPUAN, BUDAYA &
PERUBAHAN.

Anda mungkin juga menyukai