Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KORELASI KOEFISIEN

KONTINGENSI
                                                                                    MAKALAH
 Korelasi Koefisien Kontingensi
BAB I
                                                              PENDAHULUAN         
   A.    LATAR BELAKANG
         Telah sama-sama kita ketahui bahwasanya dalam setiap kita melakukan
penelitian,maka kita telah mendapatkan data yang belum tersusun atau tertata
dengan baik boleh dikatakan masih berbentuk data yang belum sempurna, maka
dari itu dibutuhkan prosos lanjut salah satunya mengubah data data kedalam
bentuk yang diinginkan dengan menggunakan teknik analisis korelasional.
         Agar dapat memberikan informasi yang tepat, ringkas dan jelas. Karena
merupakqan hal yang sangat merugikan apa bila kita sebagai peneliti tidak
mengetahui apa arti dan bagaimana cara mengolah data yang telah kita dapatkan
agar menjadi data byang bisa memberikan informasi yang jelas.

    B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Pengertian Korelasi Kontingensi?
2.      Apa Kegunaan Korelasi Kontingensi?
3.      Bagaimana Rumus Korelasi Kontingensi?
4.      Contoh Penggunaan Korelasi Kontingensi?
5.      Cara Menguji Hipotesis Korelasi Kontingensi?

C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari korelasi kontingensi.
2.      Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana keguanaan dan rumus dari korelasi
kontingensi.
3.       Mahasiswa mampu mengetahui cara penggunan dan mampu menguji hipotesis
korelasi kontingensi

BAB I
PEMBAHASAN

    A.    Pengertian Korelasi Kontingensi


        Teknik korelasi koefisien kontingensi (contingency coefficient correlation)
adalah salah satu teknik analisis korelasional bivariat,yang dua buah variable yang
akan di korelasikan adalah berbentuk kategori atau merupakan gejala ordinal.
Misalnya tingkat pendidikan: tinggi, menengah, rendah: permasalahan terhadap
ajaran agama islam: baik, cukup, kurang dan sebagainya.[1]
       Apabila variable itu hanya menjadi dua kategori, dan kedua kategori itu
sifatnya diskrit(terpisah menjadi dua buah kutub yang ekstrem), maka selain
menggunakan teknik analisis korelasioanl koefisien kontigensi, dapat pula
dipergunakan teknik analisis korelasional Phi koefisien. Akan tetapi apa bila
kategori itu lebih dari dua buah, maka teknik analisis korelasional Phi koefisien
tidak dapat di terapkan disini.
  B.     Kegunaan Korelasi Kontingensi
       Koefisien Kontingensi adalah uji korelasi antara dua variabelyang berskala
data nominal. kegunaanya adalah untuk mengetahui asosiasi atau relasi antara dua
perangkat atribut. Koefisien ini fungsinya sama dengan beberapa jenis koefisien
korelasi lainnya, seperti koefisien korelasi phi, cramer, lambda,
uncertainty, spearman, kendall tau, gamma, Sommer’s. Namun dalam hal
ini, Kontingensi C adalah uji korelasi yang spesifik untuk data berskala nominal.
Selain itu uji ini juga paling sering atau lazim digunakan dibandingkan uji
koefisien korelasi data nominal lainnya.
      Uji ini sangatlah erat kaitannya dengan uji chi-square. Sebab berdasarkan
rumus uji koefisien ini, bahwa tidaklah mungkin koefisien ini dapat dihitung tanpa
terlebih dahulu mengetahu nilai dari chi-square. Jadi, logikanya adalah hitung
terlebih dahulu chi-square, baru kemudian hitung koefisien kontingensi.
  C.    Rumus Korelasi Kontingensi
       Rumus yang akan digunakan untuk mencari koefisien kontingensi adalah

Dimana:
     untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien kontingensi maka terlebih
dahulu harga koefisien kontingensi( c atau koreksi)  harus diubah menjadi phi.

   D.    Contoh Penggunan Korelasi Kontingensi


     Misalkan akan diteliti, apakah terdapat korelasi positif yang signifikan antara
semangat berolah-raga dan kegairhan belajar. Sejumlah 200 orang subjek
ditetapkan sebagai sampel penelitian. Hasil pengumpulan data menunjukkan
angka. Karena angka indeks korelasi kontingensi Catau KK itu harus dihitung
dengan kai kuadrat, maka langkah pertama yang harus kita tempuh adalah
mengetahui besarnya kai kuadrat tersebut.
     TABEL.5.19. Data mengenai semangat berolah raga dan kegairahan belajar
dari sejumlah 200 orang subjek.
Semangat Besar Kecil Sedang Jumlah
berolahraga
dan gairah
belajar

Besar 18 12 10 40
Sedang 34 43 33 110
Kurang 10 10 30 50
Jumlah 62 65 73 200=N
Setelah harga kai kuadrat kita ketahui, maka selanjutnya kita substitusikan
kedalam rumus koefisien kontingensi.[2]

      E.     Cara Menguji Hipotesis Korelasi Kontingensi


    Suatu penelitian ingin mengetahui: “apakah ada perbedaan diantara mahasiswa
Fakultas A dalam hal kesukaannya terhadap beberapa jenis musik?”
Hasil hitung: X2 = 8,5

Yang akan dibuktikan:

Ha  -> C  ≠ 0
H0  -> C  = 0:           
Besarnya koefisien kontingensi:

:           

             Signifikansi Koefisien Kontingensi

             Uji signifikansi :

1.      X2  = 8,5 -> signifikan pada ∂ = 0,02

2.      C = 0,285

3.      Jadi C ≠ 0
4.      Dengan demikian mahasiswa menurut jurusan dan jenis musik yang digemari
berhubungan didalam populasinya.

    Dengan mempelajari tutorial di atas, diharapkan para pembaca memahami


sebanarnya cara perhitungan atau rumus uji dalam tutorial ini. Selanjutnya dalam
prakteknya, para peneliti atau pembaca dapat langsung menggunakan aplikasi
SPSS.

     Dengan menggunakan SPSS, kita bisa langsung menilai tingkat signifikansi


atau kemaknaan nilai koefisien. Yaitu, apabila nilai signifikansi < 0,05 atau batas
kritis, maka dapat diartikan bahwa: terima H1 atau bermakna secara statistik.
 BAB III

PENUTUP

   A.    Kesimpulan

      korelasi koefisien kontingensi (contingency coefficient correlation) adalah


salah satu teknik analisis korelasional bivariat,yang dua buah variable yang akan
di korelasikan adalah berbentuk kategori atau merupakan gejala ordinal.Koefisien
ini fungsinya sama dengan beberapa jenis koefisien korelasi lainnya,
seperti koefisien korelasi phi, cramer, lambda, uncertainty, spearman, kendall
tau, gamma, Sommer’s. Namun dalam hal ini, Kontingensi C adalah uji korelasi
yang spesifik untuk data berskala nominal. Selain itu uji ini juga paling sering
atau lazim digunakan dibandingkan uji koefisien korelasi data nominal lainnya.

B.     Saran

       Makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, untuk itu kami meminta kritik
atau saran yang bersifat membangun dari pembaca guna untuk memperbaiki
makalah ini
https://simba-corp.blogspot.com/2019/01/makalah-korelasi-koefisien-kontingensi.html
Koefisien kontingensi adalah suatu ukuran kadar asosiasi relasi antara dua
himpunan atribut. Ukuran ini berguna khususnya apabila kita hanya mempunyai
informasi kategori (skala nominal) mengenai satu diantara himpunanhimpunan
atribut atau kedua himpunan atribut tersebut. Yaitu, pengukuran ini dapat
dipergunakan kalau informasi kita tentang atribut-atribut itu terdiri dari suatu
rangkaian frekuensi yang tidak berurut.[7]
Dalam menggunakan koefisien kontingensi, tidak perlu membuat
anggapan kontinuitas untuk berbagai kategori yang dipergunakan untuk mengukur
salah satu atau kedua himpunan. Koefisien kontingensi, yang dihitung dari suatu
tabel kontingensi, akan mempunyai haraga yang sama bagaimanapun kategori
kategori itu tersusun dalam baris-baris dan kolom-kolom.

Untuk menghitung koefisien kontingensi antara skor-skor dua himpunan


kategori, misal A1, A2, A3,..., Ak dan B1, B2, B3,..., Br. Dapat menyusun
frekuensifrekuensinya dalam suatu tabel kontingensi, pada tabel. Dalam tabel
semacam ini dapat memasukkan frekuensi yang diharapkan untuk tiap sel (Eij)
dengan menentukan frekuensi manakah akan terjadi seandainya tidak terdapat
asosiasi atau korelasi antara kedua variabel. Semakin besar perbedaan antara
harga-harga sel yang diobservasi, makin besar pula tingkat asosiasi antara kedua
variabel dan dengan demikian semakin tinggi harga C.

Tabel : bentuk tabel kontingensi, untuk menghitung C


Baris Kolom Total
A1 A2 … Ak
B1 (A1,B1) (A2,B1) … (Ak,B1) …
B2 (A1,B2) (A2,B2) … (Ak,B2) …
… … … … … …
Br (A1,Br) (A1,Br) … (Ar,Bk) …
Total … … …. … N
T
ingkat asosiasi antara dua himpunan, entah berurut atau tidak, dan tidak
terpengaruh sifat hakekat variabelnya (dapat kontinu atau diskrit) atau tidak
terpengaruh oleh distribusi yang mendasari (distribusi bisa saja normal atau
senbarang bentuk distribusi lain), dapat diketahui dari suatu tabel kontingensi
dengan,

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Koefisien korelasi adalah koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan
hubungan linear antara dua peubah atau lebih. Besaran dari koefisien korelasi
tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah atau lebih, tetapi
menggambarkan keterkaitan linear antar peubah. Korelasi dinyatakan dalam %
keeratan hubungan antar variabel. Yang dinamakan dengan koefisien korelasi,
yang menunjukkan derajad keeratan hubungan antara dua variabel dan arah
hubungannya (+ atau -).
Koefisien kontingensi adalah suatu ukuran kadar asosiasi relasi antara dua
himpunan atribut. Ukuran ini berguna khususnya apabila kita hanya mempunyai
informasi kategori (skala nominal) mengenai satu diantara himpunanhimpunan
atribut atau kedua himpunan atribut tersebut. Yaitu, pengukuran ini dapat
dipergunakan jika informasi kita tentang atribut-atribut itu terdiri dari suatu
rangkaian frekuensi yang tidak berurut. Dalam menggunakan koefisien
kontingensi, tidak perlu membuat  anggapan kontinuitas untuk berbagai kategori
yang dipergunakan untuk mengukur salah satu atau kedua himpunan.

B.     Kritik dan Saran


Dalam penyusunan makalah ini penulis telah menyusun dengan sungguh-
sungguh dan berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca. Namun,
tidak dapat dipungkiri bahwa makalah ini belum bisa dikatakan sebagai makalah
yang sempurna sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
memacu semanggat penulis agar lebih giat dalam belajar menulis yang lebih baik.
http://nugraha-hadi79.blogspot.com/2017/03/makalah-statistik-koefisien-
kontingensi.html

Koefisien Kontingensi C
Koefisien Kontingensi adalah uji korelasi antara dua variabel yang
berskala data nominal. Fungsinya adalah untuk mengetahui asosiasi
atau relasi antara dua perangkat atribut. Koefisien ini fungsinya
sama dengan beberapa jenis koefisien korelasi lainnya,
seperti koefisien korelasi phi, cramer, lambda,
uncertainty, spearman, kendall tau, gamma, Sommer’s. Namun
dalam hal ini, Kontingensi C adalah uji korelasi yang spesifik untuk
data berskala nominal. Selain itu uji ini juga paling sering atau
lazim digunakan dibandingkan uji koefisien korelasi data nominal
lainnya.
Uji ini sangatlah erat kaitannya dengan uji chi-square.
Sebab berdasarkan rumus uji koefisien ini, bahwa tidaklah mungkin
koefisien ini dapat dihitung tanpa terlebih dahulu mengetahu nilai
dari chi-square. Jadi, logikanya adalah hitung terlebih dahulu chi-
square, baru kemudian hitung koefisien kontingensi.

Rumus Koefisien Kontingensi


Berikut adalah rumusnya:

Metode:
Rumus Kontingensi C

dimana:

Contoh Rumus Pearson Chi-Square

Suatu penelitian ingin mengetahui: “apakah ada perbedaan diantara


mahasiswa Fakultas A dalam hal kesukaannya terhadap beberapa
jenis musik?”

Hasil hitung: X2 = 8,5

Yang akan dibuktikan:

Ha  -> C  ≠ 0

H0  -> C  = 0

Besarnya koefisien kontingensi:

Contoh Hitung Koefisien C

Signifikansi Koefisien Kontingensi


Uji signifikansi :
1. X2  = 8,5 -> signifikan pada ∂ = 0,02
2. C = 0,285
3. Jadi C ≠ 0
4. Dengan demikian mahasiswa menurut jurusan dan jenis
musik yang digemari berhubungan didalam populasinya.

https://www.statistikian.com/2012/08/koefisien-kontingensi-c.html/amp

http://ineddeni.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai