Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian
di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Jurusan/Program Studi
DIII Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan
Oleh :
Lela Meltin
H 3306017
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
i
BUDIDAYA TANAMAN BAWANG DAUN
(Allium fistulosum L.)
DI KEBUN BENIH HORTIKULTURA (KBH)
TAWANGMANGU
Surakarta, .............................
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
Hidayah dan Inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini.
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun guna melengkapi syarat-syarat
memperoleh gelar Ahli Madya Pertanian. Dengan Laporan Tugas Akhir ini semua
kegiatan yang ada dalam pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) telah penulis
uraikan secara lengkap.
Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak mampu penulis susun sendiri
tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menghaturkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Laporan Tugas
Akhir ini. Rasa terima kasih penulis haturkan kepada :
iii
Akhirnya semoga Laporan Tugas Akhir ini nantinya banyak membantu
dan berguna bagi penulis dan semua yang membaca. Penulis menyadari, masih
begitu banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Oleh
sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan
demi perbaikan Laporan Tugas Akhir ini. Akhir kata penulis sampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Laporan
Tugas Akhir ini.
Surakarta, ………………….
Penulis,
Lela Meltin
H 3306017
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 4
A. Sejarah Tanaman Bawang Daun ....................................................... 4
B. Klasifikasi Tanaman Bawang Daun.................................................. 4
C. Morfologi Tanaman Bawang Daun................................................... 5
D. Jenis Bawang Daun........................................................................... 6
E. Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Daun .......................................... 7
F. Teknik Budidaya Tanaman Bawang Daun ....................................... 8
BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN ........................................... 15
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ....................................................... 15
B. Metodologi ........................................................................................ 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 17
A. Kondisi Umum Lokasi ...................................................................... 17
B. Hasil Kegiatan dan Pembahasan ....................................................... 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 36
A. Kesimpulan ....................................................................................... 36
B. Saran.................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Struktur organisasi KBH Tawangmangu ................................. 18
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Analisa Usaha Tani Bawang Daun Skala 1.000m2 ...................... 33
vii
ABSTRACT
Practice of this apprentice aim to obtain is skill and job experience in the
field of agriculture especially on leaf onion crop cultivation. Execution of
9th
apprentice was done on Februari until March 9th 2009 in KBH Tawangmangu,
Karanganyar, Surakarta.
Basic method applied in this practice was field practice, discussion,
interview, data collecting and book study. While retrieval of location practice of
apprentice was done intentionally. KBH TAWANGMANGU selected as place of
apprentice because yielding a lot of seeds required by public either from vegetable
commodity, fruits and ornamental plant.
Cultivation of leaf onion in KBH applies its sapling because more
efficient, economical in field farm and labor. Leaf onion clump taken as seed is
better if which is easily born, its bar is joint, its leaf is big and thick. Before
planted, the clump is eliminated some of its roots and leaf, then plunged at
condensation containing atonic dose 2 ml and metallic with dose 1 ml during 10-
15 minutes.
Maintenance activity of leaf onion covers watering, mowing, bedding and
additional fertilizing. Additional fertilizing in KBH was done 3 times that is 2
MST, 1 month of after planting and 1,5 months after planted. Fertilizer applied is
KNO3 and black NPK. Pest control is done mechanically and chemically.
Harvesting of leaf onion is done at the age of 2,5 months with marking number of
sapling per clump and some onion laminas starts turns yellow and drying.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi baru pada sektor pertanian. Bahkan
ekspor dan sumber devisa negara. Oleh karena itu, produksi, produktivitas,
dan kualitas sayuran nasional perlu ditingkatkan terutama untuk jenis sayuran
potensial yang selama ini belum mendapat perhatian. Salah satu jenis
skala agribisnis adalah bawang daun (Allium fistulosum L.). Tanaman ini
daun merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang digunakan sebagai
bahan penyedap rasa (bumbu) dan bahan campuran sayuran lain pada
bumbu mi instan, dan penyedap jenis makanan lainnya. Selain itu juga
ix
Daerah pusat penyebaran bawang daun di Indonesia semula
terkonsentrasi pada lahan dataran tinggi dengan udara yang sejuk (suhu
ditanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Luas areal panen bawang
produksi bawang daun segar tidak hanya untuk pasar dalam negeri (domestik)
melainkan juga pasar luar negeri (ekspor). Produksi jenis bawang daun yang
dinantikan oleh pasar ekspor Singapura dan Belanda adalah bawang prei.
daunnya atau bagian daun yang masih muda. Pangkal daunnya membentuk
cakram, di cakram ini muncul tunas daun dan akar serabut. Warna bunganya
putih. Biji yang masih muda berwarna putih, setelah tua berwarna hitam. Bila
x
dekat pantai bukanlah lokasi yang tepat karena pertumbuhan bawang daun
produksi anakan bawang daun juga tak seberapa banyak. Curah hujan yang
tepat sekitar 1.500 - 2.000 mm/tahun dan kelembaban udara berkisar 80% –
90% Daerah tersebut sebaiknya juga memiliki suhu udara harian 190C - 240C.
daun adalah tanah harus subur, gembur, banyak mengandung bahan organic,
tata udara dalam tanah (draenase dan aerasi) baik dan derajat keasaman tanah
(pH) antara 6,5 – 7,5. Pada tanah pegunungan berapi (Andosol), Latosol,
Regosol, tanaman tumbuh lebih baik, tetapi pada tanah lempung yang
Benih/bibit bawang daun bisa diperbanyak lewat biji maupun tunas anakan.
memisahkan anakan dari induknya. Pilihlah induk yang sehat dan bagus
ialah 200.000 setek. Benih asal biji kebutuhannya sebanyak 1,5 - 2 kg/ha.
B. Tujuan
sebagai berikut :
xi
1. Tujuan Umum :
pertanian.
2. Tujuan Khusus :
xii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bawang daun diduga berasal dari benua Asia yang memiliki iklim
Indonesia budidaya bawang daun mulanya hanya terpusat di pulau Jawa (Jawa
dan Malang (Jawa Timur). Pada mulanya, bawang daun tumbuh secara liar.
manusia dibudidayakan sebagai bahan sayur (daun dan batang) dan bahan obat
Division : Spermatophyta
Sub-division : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Liliflorae
Famili : Liliaceae
xiii
Genus : Allium
ascalonicum L), bawang Bombay (A. cepa L), bawang putih (A. sativum L),
bawang kucai (A. schoenoprasum L), bawang prei (A. porum L.)dan bawang
daun semusim (berumur pendek). Tanaman ini berbentuk rumput atau rumpun
1. Akar
bawang daun cukup dangkal, antara 8-20 cm. Perakaran bawang daun
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur,
subur, mudah menyerap air dan kedalaman tanah cukup dalam. Akar
xiv
2. Batang
Bawang daun memiliki dua macam batang, yaitu batang sejati dan
dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Batang yang
dengan kelopak daun yang lebih muda sehingga kelihatan seperti batang.
Fungsi batang bawang daun, selain sebagai tempat tumbuh daun dan
(makanan) dari akar ke daun sebagai jalan untuk menyalurkan zat-zat hasil
3. Daun
tergantung pada varietasnya. Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua
sayuran dan memilki rasa agak pedas. Daun juga berfungsi sebagai tempat
xv
4. Bunga
daun seperti payung (umbrella) dan berwarna putih. Bawang daun dapat
menyerbuk sendiri atau silang dengan bantuan serangga lalat hijau ataupun
1995).
5. Biji
Biji bawang daun yang masih muda berwarna putih dan setelah tua
berwarna hitam, berukuran sangat kecil, berbentuk bulat agak pipih dan
berkeping satu. Biji bawang daun tersebut dapat digunakan sebagai bahan
Di luar negeri jenis ini dikenal sebagai leek. Jenis ini tidak berumbi
dan daunnya lebih lebar dari jenis bawang merah atau putih. Pelepahnya
xvi
Bawang kucai adalah jenis bawang daun yang cukup terkenal
hijau tua. Daun berlubang kecil. Berbeda dengan bawang prei yang tak
1. Keadaan Iklim
a. Suhu udara
b. Kelembaban udara
c. Curah hujan
xvii
Curah hujan yang cocok bagi bawang daun adalah sekitar 1.500-2.000
mm/tahun.
2. Keadaan tanah
Sifat fisik tanah yang paling baik untuk tanaman bawang daun adalah
tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organic, tata air
dan udara dalam tanah (drainase dan aerasi) baik. Di daerah produsen
Kondisi kimia tanah yang cocok untuk bawang daun adalah tanah
Sifat biologis tanah yang baik adalah tanah yang banyak, mengandung
tanah.
d. Ketinggian tempat
xviii
1. Pengolahan Tanah
sebagai berikut :
(Rukmana, 1995).
2. Pembibitan
memisahkan anakan dari induknya. Pilihlah induk yang sehat dan bagus
bawang daun introduksi ini tergolong hibrida yang memang tak baik
diperbanyak dengan tunas anakan atau dari biji hasil penanaman sendiri.
xix
Kelemahan bibit asal biji adalah panen bisa lebih lama 1 bulan
daripada dengan bibit asal tunas anakan. Kebutuhan stek untuk 1 ha areal
kebutuhannya sebanyak 1,5 - 2 kg/ha. Bibit asal stek anakan bisa langsung
tak perlu dalam cukup 0,5 - 1 cm dari permukaan tanah. Tutupi dengan
2. Penanaman
Sebelum tanam, bibit bawang daun yang berasal dari semaian biji
segera dicabut satu persatu secara hati-hati. Sebagian akar-akar dan daun-
daunnya dipotong dengan pisau atau gunting pangkas yang tajam dan
bersih steril. Demikian pula bibit yang berasal dari rumpun induk yang
daun sehingga produksinya akan tinggi. Bibit bawang daun yang siap
xx
konsentrasi rendah (30% - 50%) dari dosis yang dianjurkan selama 10 - 15
menit (Rukmana,1995).
2005).
3. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiraman
menjadi layu dan mati. Selain itu juga akan mendorong pertumbuhan
xxi
· Penggenangan sesaat (sistem leb), yaitu penggenangan air melalui
b. Penyiangan
xxii
daun yang lebih banyak, sekaligus menghilangkan sarang hama atau
c. Pemupukan susulan
Fosfor (P), dan Kalium (K). Nitrogen merupakan unsur hara utama
daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau, kekurangan
xxiii
dan disiramkan pada tanaman, ini dilakukan supaya kandungan pupuk
hujan. Setelah pupuk disebar, lalu ditutup dengan tanah agar pupuk
1995).
produksi dan pada akhirnya penurunan pendapatan usaha tani. Oleh karena
itu, pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan dengan baik dan
sedini mungkin agar serangan hama dan penyakit dapat ditekan sekecil
2005).
xxiv
organisme pengganggu tanaman (OPT) tidak meningkat sampai
secara langsung, baik dengan tangan atau bantuan alat maupun bahan
lain.
pathogen.
(Rukmana, 1995).
tanah (Agrotis ipsilon Hfn.), ulat daun (Spodoptera axiqua Hbn.) dan kutu
bawang (Thrips tabaci Lind.). Ulat tanah biasanya merusak dengan cara
memotong bagian dasar tanaman yang dilakukan pada malam hari. Hidup
di bawah atau dekat permukaan tanah dan berwarna hitam, kelabu suram
atau cokelat. Nama umum ulat daun adalah ulat grayak atau sering disebut
ulat tentara. Serangga ini merusak saat stadia ulat, yaitu memakan daun,
bawang mengisap cairan tanaman, baik pada daun maupun pada bagian
tanaman yang lain. Daun yang terisap akan berubah warna menjadi kuning
xxv
Penyakit yang sering ditemukan pada tanaman bawang daun adalah
sebagai berikut : busuk leher batang yang disebabkan jamur Botrys allii
Munn, layu fusarium yang disebabkan jamur Fusarium sp., bercak ungu di
5. Panen
berikut :
a. Umurnya cukup tua, yaitu 2,5 bulan setelah tanam untuk tanaman yang
Waktu pemanenan bawang daun yang baik adalah pada pagi atau
sore hari dan pada saat cuaca cerah (tidak mendung atau hujan). Waktu
nutrisi optimal dan sebagainya. Pemanenan yang dilakukan pada siang hari
xxvi
kandungan nutrisinya rendah, daya simpan pendek, cepat rusak,
xxvii
BAB III
ketinggian 1100 m dpl. Adapun pelaksanaan magang ini kurang lebih satu
B. Metodologi
Pada Praktek Kerja Magang (PKM) ini metode yang digunakan adalah
sebagai berikut :
kegiatan budi daya tanaman bawang daun (Allium fistulosum L.). Selain
Tawangmangu.
xxviii
b. Identifikasi masalah dan mencari pemecahannya kemudian
kegiatan PKM. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melengkapi data yang
4. Studi Pustaka
internet, buku, arsip, dan lain sebagainya yang bersifat informatif dan
relevan.
xxix
BAB IV
Pariwisata Tawangmangu).
wewenang hak pakai saja, yaitu dengan jalan menyewa. Hal ini dirasakan
terlalu berat oleh DPTP yang mengusahakan tanaman padi dan tanaman
xxx
tidak dapat diusahakan di KBH Tawangmangu, sehingga DPTP berusaha
wilayah Surakarta.
2. Struktur Organisasi
Pimpinan KBH
Tawangmangu
· Bapak Tri Jumanto, SP.
xxxi
Dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Dinas
harus dikerjakan.
karyawan.
daftar infentaris barang, obat dan pupuk, buku tamu, buku agenda
oleh 2 orang yaitu Bapak Pardjo dan Bapak Sardjono. Tugas dari seksi
pemanenan.
xxxii
2) Memberikan masukan kepada pimpinan tentang sayuran yang
tersebut.
konsumsi.
bersertifikat.
xxxiii
ini dijabat oleh Bapak Slamet Suharso, A. Md. Adapun tugas-tugasnya
jeruk.
merupakan salah satu pusat tanaman hias yang ada di Jawa Tengah.
3) Merawat taman.
xxxiv
3. Kondisi Wilayah
Bus Tawangmangu yang mempunyai area seluas 3,3 Ha. Secara geografis
Dukuh Karang Sari, sebelah selatan dengan Dukuh Bener, sebelah timur
keadaan suhu pada waktu pagi 190 C - 220 C, siang 220 C - 240 C, dan sore
lempung berat, tanahnya gembur, daya ikat tanah terhadap air tinggi,
bahan organik di dalam tanah tidak cepat tercuci oleh air, dan
pH tanah 5,82.
4. Fungsi Kebun
a. Sebagai salah satu tempat penyedia benih kentang dan bibit jeruk
xxxv
c. Sebagi tempat informasi teknologi baru dari Dinas Pertanian untuk
para petani.
masyarakat.
5. Pengelolaan Kebun
a. Pengelolaan Lahan
seluas 3,3 Ha. Kebun tersebut terbagi menjadi: 2,0 Ha untuk budidaya
merah, gudang kentang, screen house, green house, vila dinas, jalan,
negeri sipil yang digaji oleh pemerintah, diluar itu ada juga tenaga
Pertanian dan yang terakhir adalah tenaga kerja harian yang dibayar
xxxvi
membudidayakan berbagai macam tanaman pada umumnya, dan
c. Pengelolaan Dana
dengan kondisi iklim (musim tanamnya) dan berapa lama target yang
rutin bersifat tetap yang berarti setiap tahun mendapatkan bagian uang
anggaran APBD dan APBN bersifat tidak tetap dan artinya tidak tentu
xxxvii
tiap bulan anggaran itu ada. Dana untuk memperoleh anggaran rutin
dengan cara pimpinan kebun harus membuat ROP dan dana anggaran
1. Pengolahan Tanah
yang telah memadat dan keras harus diolah kembali, agar menjadi tanah
yang lebih halus sehingga berstruktur remah. Lahan juga harus dibersihkan
xxxviii
Dengan demikian akan tercipta kondisi lahan yang dapat menjamin
pertumbuhan tanaman.
lainnya.
b. Membuat lubang pada sisi yang lain dengan cara mencangkul tanah
sedalam 40 – 50 cm.
c. Memasukkan rumput pada lubang yang telah dibuat dan ditutup tanah
tipis, lalu pupuk kandang dan ditutup tanah tipis dan ditambah dengan
pupuk TSP dan ponska kemudian ditutup dengan tanah. Pupuk ini
d. Membuat lubang pada sisi lainnya lalu masukkan rumput ditutup tanah
tipis, pupuk kandang ditutup tanah tipis dan pupuk TSP dan ponska
e. Menaikkan tanah yang ada pada selokan atau saluran air (parit) dengan
diratakan.
xxxix
g. Menaikkan sisa tanah yang ada pada selokan, sisa-sisa tanah ini
diberikan pada bedengan yang kurang halus atau kurang banyak , rapi
dan rata.
organik serta dapat menjamin porositas tanah. Sehingga rumput ini nanti
tanah. Bedengan dibuat dengan lebar ± 100 cm, karena dengan bedengan
selebar ini maka proses penyiangan menjadi tidak terlalu sulit. Bila terlalu
lebar maka proses penyiangan akan sulit dilakukan dan bila terlalu sempit
(kurang dari 100 cm) maka akan memperbanyak jumlah selokan sehingga
2. Pengadaan Bibit
tumpang sari antara tanaman bawang daun dan tanaman wortel karena
a. Rumpun bawang daun yang hendak dijadikan bibit dipilih yang sudah
cukup tua, yaitu telah berumur 2,5 bulan dan pertumbuhannya baik.
xl
b. Rumpun bawang daun yang telah dipilih dibongkar/dicabut bersama
bagian terdiri atas 1-3 anakan sebagai calon bibit dan sebagian
daunnya dibuang.
dan tebal. Untuk mencabut rumpun bawang daun dapat dilakukan dengan
tangan atau alat bantu, biasanya alat bantu ini seperti cangkul atau kored.
Bibit bawang daun yang akan ditanam dipotong sebagian akar dan
daunnya, hal ini bertujuan untuk mengurangi penguapan air dan untuk
3. Penanaman
Bibit yang akan ditanam berasal dari anakan yang telah dipilih.
Bibit yang akan ditanam tadi dibersihkan dengan cara sebagian akarnya
yang baru lebih cepat. Lalu batang sampai akar dicelupkan pada larutan
xli
unsure hara makro, mikro dan zat perangsang tumbuh) dengan dosis atonik
dari pencelupan ini agar akar dapat terbentuk cepat dan untuk kekebalan
tanaman.
agar tanaman dapat berdiri kuat dan tegak, serta perakarannya dapat
Penanaman bawang daun sebaiknya dilakukan pada sore hari, karena pada
saat itu suhu udara dan penguapan air (respirasi) tidak terlalu tinggi, selain
itu agar bibit sudah kuat pada saat terkena terik matahari pada pagi
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiraman
xlii
Pada stadium awal pertumbuhan, bibit bawang daun perlu
(pengairan) perlu dilakukan secara rutin satu sampai dua kali sehari,
Kegiatan pengairan ini sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
kebutuhan air, unsur hara, sinar matahari dan lain-lain. Selain itu
pada waktu tanam berumur 3-4 minggu, dan diulang ketika berumur 6
dan pada daun-daun yang kuning dicabut dari atas ke bawah. Gulma
xliii
tempat penampungan sisa-sisa tanaman. Sambil menyiang dilakukan
c. Pemupukan Susulan
tanaman.
setelah tanam dan 1,5 bulan setelah tanam. Aplikasi pupuk urea
digunakan adalah pupuk KNO dan NPK Hitam (Mas Hitam) dengan
perbandingan 1:4.
digunakan NPK 12 kg dan KNO3 3 kg. Setelah itu pada umur 1 bulan
KNO3 4 kg. Pada umur 1,5 bulan pemupukan dilakukan sama seperti
xliv
Pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman
ml/l. Perekat ini bertujuan agar insektisida dan fungisida tidak terbawa air
lunak, liat dan berukuran panjang sekitar 5 cm. Telur kupu-kupu ini
cokelat. Ulat tanah ini hidup di dalam tanah dan pada malam atau sore
xlv
Ulat tanah menyerang tanaman muda yang berumur antara 1 -
30 hari. Bagian yang diserang adalah daun dan pucuk tanaman. Gejala
sebutan ulat grayak (Spodoptera spp.) Ulat ini berbentuk bulat panjang
laun daun akan menjadi layu, berlubang dan dakat lubangan tersebut
ada kotoran ulat. Pada tingkat serangan yang berat menyebabkan daun-
daun rusak, sehingga menurunkan kualitas hasil panen atau tidak laku
dijual.
xlvi
c. Kutu Bawang (Thrips tabaci Lind.)
Nama lain dari kutu ini adalah kutu loncat (Sunda) dan kemerki
sedangkan yang betina mempunyai dua pasang sayap yang halus dan
tanaman atau daun bagian bawah. Telur berbentuk oval (lonjong) dan
dengan bantuan angin. Hama ini akan menyerang hebat bila didukung
oleh kondisi suhu udara tinggi (di atas suhu normal) dan kelembaban
udara diatas 70%. Bila keadaan suhu udara dingin sekali, hama ini
dengan adanya daun yang berwarna putih berkilat seperti perak. Pada
dengan dosis 0,25 - 0,5 ml/l. Jenis penyakit yang biasa ditemukan di KBH
xlvii
Penyebab penyakit busuk leher batang adalah cendawan
b. Layu Fusarium
c. Bercak Ungu
porri (Ell.cif.) yang dapat bertahan dari musim kemusim pada sisa
xlviii
tanaman dan disebarkan dengan bantuan angina. Serangan penyakit ini
pembusukan pada pangkal batang atau leher akar yang ditandai dengan
d. Antraknosa
e. Busuk Daun
xlix
Penyebab penyakit yang juga disebut “embun tepung” ini
yang lembab dan suhu malam hari yang rendah. Tanda-tanda bawang
yang berat, daun akan menguning, layu, mongering dan akhirnya mati.
Daun yang telah mati ditandai dengan warna putih dan diliputi oleh
langsung tanaman yang terkena penyakit. Apabila penyakit telah parah dan
6. Panen
tanaman bawang daun yang siap panen adalah jumlah anakan per rumpun
telah banyak dan beberapa helai daun bawah mulai menguning atau
mengering.
seluruh rumpun dan daun tidak ada yang patah atau rusak. Bawang daun
l
yang telah dipanen segera dikumpulkan pada tempat yang teduh agar tidak
hari.
Tabel 1.1 Analisa Usaha Tani Bawang Daun Skala 1000 m2.
1 Pengeluaran
A.Biaya Operasional
3. Pupuk
4. Pestisida
-Curacron 1l 86.000
li
-Pelekat (APSA) 1000 ml 20.000
5. Tenaga Kerja
-Pengolahan tanah
-Penyemprotan s/d
2 Penerimaan
3 Keuntungan 8.708.000
Dari table di atas dapat dihitung BEP (Break Event Point) volume
= Rp 2.992.000,-
Rp 6.500,-/kg
= 460,3 kg
lii
Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat diperoleh produksi
sebesar 460,3 kg bawang daun, usaha tani bawang daun tersebut tidak
total produksi
= Rp 2.992.000,-
1.800 kg
= Rp 1.662,2/kg
c. B/C Ratio
= Rp 11.700.000,-
Rp 2.992.000,-
= 3,9
d. ROI
liii
modal usaha tani
= Rp 8.708.000,- x 100%
Rp 2.992.000,-
= 291 %
sebesar Rp 264,3,-
liv
BAB V
A. Kesimpulan
jenis Bawang Bakung (Allium fistulosum L.). Bibit bawang daun (Allium
anakan-anakannya.
2. Pupuk daun yang digunakan yaitu, atonik dan metalik yang diberikan pada
3. Pupuk susulan yang biasa dipakai di KBH Tawangmangu ada dua macam
yaitu KNO3 dan NPK Hitam (Mas Hitam). Cara pemberian pupuk ini ada
apabila keadaan tanah basah (musim hujan), dan yang kedua pupuk
dilarutkan dalam air lalu disiramkan pada tanaman (kocor), ini diberikan
5. Pemanenan bawang daun (Allium fistulosum L.) dilakukan pada umur 2,5
lv
B. Saran
3. Untuk pengadaan bibit, pilih bibit yang batangnya kekar, daunnya besar
dan kekar.
lvi
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, B. 2005. Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani Bawang Daun.
Kanisius. Yogyakarta.
lvii
Pengolahan lahan
lviii
Pemupukan susulan
lix