Anda di halaman 1dari 14

ANALISA KORELASI

Mata Kuliah : Pembelajaran Statistika


Jumlah SKS : III/3 SKS
Semester :4A
DosenPengampu : 1. Drs. Muncarno,M.Pd
2. Dr. Fatkhur Rohman,S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 8

Aldi Febriawan 2053053036


Diva SyafiraRahmadani 2053053001
Novia Purnamasari 2053053028

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia – Nya,
kami sebagai tim penyusun dapat menyelesaikan Makalah Statistika yang berjudul “Analisa
Korelasi” ini dengan baik dan tepat sesuai waktu yang telah ditentukan. Dalam pembuatan
rangkuman ini, kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan
ini kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs, Muncarno M.Pd, serta Bapak Fatkhur Rohman,M.Pdselaku dosen


pengampu mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
2. Rekan – rekan mahasiswa/i yang telah memberikan masukan untuk penyelesaian
makalah ini.

Tim penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, tim penyusun berharap agar para pembaca dapat memberi kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Metro, 29 Maret 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1. Latar Belakang...............................................................................................................4

2. Rumusan Masalah..........................................................................................................4

3. Tujuan.............................................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................5
1. Korelasi Kontigensi........................................................................................................5

2. Korelasi Serial................................................................................................................8

3. Korelasi Berganda........................................................................................................11

BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................12

1. Kesimpulan...................................................................................................................12

2. Saran.............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Telah sama-sama kita ketahui bahwawanya dalam setiap kita melakukan pembuatan makalah,
maka kita mendapatkan data yang belum tersusun atau tertata dengan baik boleh dikatakan
masih berbentuk data yang belum sempurna, maka dari itu diperlukan proses lanjut salah
satunya dengan mengubah data ke dalam bentuk yang diinginkan dengan menggunakan
korelasi kontigensi, korelasi serial, korelasi ganda dan korelasi parsia.

Agar dapat memberikan informasi yang tepat, ringkas dan jelas. Karena merupakan hal yang
sangat merugikan apabila kami sebagai pembuat makalah tidak mengetahui arti dari dan
bagaimana cara mengolah data yang telah kita dapatkan agar menjadi data yang bisa
memberikan informasi yang jelas. Dalam makalah ini, kami akan membahas secara singkat
mengenai korelasi kontigensi, korelasi serial, korelasi ganda dan korelasi parsia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Korelasi Kontigensi?

2. Bagaimana analisis Korelasi Serial ?

3. Bagaimana analisis Korelasi Berganda?

1.3 Tujuan Penulisan

Dengan disusunnya makalah ini, mahasiswa/I diharapkan dapat lebih memahami dan
mendalami materi statistika mengenai analisa korelasi kontigensi, korelasi serial, korelasi
ganda dan korelasi parsia. Supaya kelak dapat diterapkan ke dalam dunia pendidikan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Korelasi Kontigensi

A.Pengertian Korelasi Kontigensi

Teknik Korelasi koefisien Kontigensi (Contingency Coefficient Corellation) adalah


salah satu teknik Analisis Korelasional Bivariat, yang dua buah variabel dikorelasikan
adalah berbentuk katagori atau merupakan gejala ordinal. Misalnya: tingkat
pendidikan: tinggi, menengah, rendah: pemahaman terhadap ajaran agama islam:
baik, cukup. kurang dan sebagainya.

Dalam menggunakan koefisien kontingensi, tidak perlu membuat anggapan


kontinuitas untuk berbagai kategori yang dipergunakan untuk mengukur salah satu
atau kedua himpunan. Koefisien kontingensi, yang dihitung dari suatu tabel
kontingensi, akan mempunyai haraga yang sama bagaimanapun kategori kategori itu
tersusun dalam baris-baris dan kolom-kolom.

Untuk menghitung koefisien kontingensi antara skor-skor dua himpunan kategori,


misal A1, A2, A3,..., Ak dan B1, B2, B3,..., Br. Dapat menyusun
frekuensifrekuensinya dalam suatu tabel kontingensi, pada tabel. Dalam tabel
semacam ini dapat memasukkan frekuensi yang diharapkan untuk tiap sel (Eij)
dengan menentukan frekuensi manakah akan terjadi seandainya tidak terdapat asosiasi
atau korelasi antara kedua variabel. Semakin besar perbedaan antara harga-harga sel
yang diobservasi, makin besar pula tingkat asosiasi antara kedua variabel dan dengan
demikian semakin tinggi harga C.

B. Kegunaan Analisa Korelasi Kontigensi

Koefisien Kontingensi adalah uji korelasi antara dua variabelyang berskala data
nominal. kegunaanya adalah untuk mengetahui asosiasi atau relasi antara dua
perangkat atribut. Koefisien ini fungsinya sama dengan beberapa jenis koefisien

5
korelasi lainnya,seperti korelasi phi, spearman, kendal tau, dll. Namun dalam hal
ini, Kontingensi C adalah uji korelasi yang spesifik untuk data berskala nominal.
Selain itu uji ini juga paling sering atau lazim digunakan dibandingkan uji koefisien
korelasi data nominal lainnya.
Uji ini sangatlah erat kaitannya dengan uji chi-square. Sebab berdasarkan rumus uji
koefisien ini, bahwa tidaklah mungkin koefisien ini dapat dihitung tanpa terlebih
dahulu mengetahu nilai dari chi-square. Jadi, logikanya adalah hitung terlebih dahulu
chi-square, baru kemudian hitung koefisien kontingensi.

C. Lambang dan Rumus Korelasi Kontigensi

Kuat lemah, tinggi rendah, atau besar kecilnya korelasi antar dua variabel dapat
diketahui dari besar kecilnya angka Indeks korelasi yang di sebut Coefficient
Contingency, Tekhnik analisis ini dilambangkan dengan huruf C atau KK (Singkatan
dari koefisien kotegensi).

Rumus Korelasi Kontigensi

D. Penggunaan Korelasi Kontigensi

Misalkan akan diteliti, apakah terdapat korelasi positif yang signifikan antara
semangat berolah-raga dan kegairhan belajar. Sejumlah 200 orang subjek ditetapkan
sebagai sampel penelitian. Hasil pengumpulan data menunjukkan angka. Karena
angka indeks korelasi kontingensi Catau KK itu harus dihitung dengan kai kuadrat,
maka langkah pertama yang harus kita tempuh adalah mengetahui besarnya kai
kuadrat tersebut.

6
Tabel dibawah ini adalah Data mengenai semangat berolah raga dan kegairahan
belajar dari sejumlah 200 orang subjek

Semangat berolahraga
Besar Kecil Sedang Jumlah
dan gairah belajar
Besar 18 12 10 40
Sedang 34 43 33 110
Kurang 10 10 30 50
Jumlah 62 65 73 200=N

Setelah harga kai kuadrat kita ketahui,maka selanjutnya kita substitusikan ke dalam
rumus koofisien kontigensi

E. Cara Menguji Hipotesis Korelasi Kontigensi

Suatu penelitian ingin mengetahui : “apakah ada perbedaan diantara mahasiswa


Fakulras A dalam hal kesukaannya terhadap beberapa jenis musik?”

Hasil Hitung X2 yaitu 8,5

Yang akan dibuktikan

Ha - > C ≠ 0

H0 - > C = 0

Uji Signifikansi Koefisien Kontigensi

1. X2 = 8,5 maka signifikan pada ∂ = 0,02


2. C = 0,285
3. Jadi C ≠ 0
4. Dengan demikian mahasiswa menurut jurusan dan jenis musik yang digemari
berhubungan didalam populasinya.

7
2.2 Analisa Korelasi Serial

A. Pengertian Analisa Korelasi Serial

Korelasi serial adalah hubungan antara variabel tertentu dan versi lagnya sendiri
selama berbagai interval waktu. Dalam variabel serial, mengukur hubungan antar nilai
variabel saat mengingat nilai masa lalunya. Teknik korelasi serial sering digunakan
untuk menguji hubungan antara dua variabel. Yang satu berskala pengukuran orinal
dan yang lain berskala pengukuran interval. Gejala ordinal adalah gejala yang
dibedakan menurut golongan atau jenjangnya, tanpa mengukur jarak antara titik yang
satu dengan titik berikutnya. Misalnya: kemampuan ekonomi (kaya, menengah,
kurang mampu), kerajinan (rajin, sedang, malas) dsb.

B. Rumus Korelasi Point-Serial

Apabila gejala yang berskala nominal tersebut diskor secara dikotomi, maka sering
disebut korelasi point-biserial (rp-bis). Rumusnya adalah sebagai berikut :

Keterangan :

 Or = Ordinat yang lebih rendah pada kurve normal


 Ot = Ordinat yang lebih tinggi pada kurve normal
 M = Mean (pada masing-masing kelompok)
 Sdtot = Standar seviasi total

Sebagai contoh dibawah ini diuraikan cara menghitung koefisien korelasi serial antara
keaktifan membaca buku-buku di perpustakaan dan ujian akhir suatu mata kuliah
tertentu.Teknik korelasi serial ini juga sering digunakan untuk menghitung korelasi
(menetapkan validitas butir) antara skor butir yang di skor secara dikotomi (dalam hal ini
dianggap berskala pengukuran ordinal) dengan skor total butir (yang dianggap berskala
pengukuran. Teknik korelasi serial yang digunakan untuk menguji korelasi antara skor
butir (yang diskor dikotomi) atau terdiri dari dua jenjang dengan variabel yang diskor
interval sering disebut korelasi bi-serial atau r-bis.

8
Contoh :

Nilai
AKTIF SEDANG PASIF rata-
8,0 6,5 6,0
8,5 6,8 5,6 rata
7,8 6,2 5,4 ujian
7,2 7,5 5,2
8,4 6,3 5,0 akhir
6,5 6,0
6,4
6,2
6,0
7,0
6,0
6,1
Jumlah Skor 46,4 77 27,2 -
Jumlah Individu 6 12 5 23
Proporsi 0,261 0,522 0,217 1,00
Mean 7,73 6,42 5,44 -
semester menurut keaktifan membaca buku di perpustakaan

Ordinat yang memisahkan golongan aktif dan golongan (sedang + pasif), dan yang
memisahkan golongan pasif dengan golongan (aktif + sedang) dicari pada tabel kurve
normal (menggunakan dua buah tabel, yaitu tabel E dan tabel F) dari buku metoda
statistika (sudjana, 1986).

9
Kemudian dimasukkan dengan tabel perhitungan sebagai berikut:

TABEL PERHITUNGAN :

Ordinat (Or-Ot).
Golongan N P Or-ot
o M

Aktif 6 0,261 0 +0,3251 0,4049 +2,513

Sedang 12 0,522 0,3251 -0,031 0,00184 -0,199

Pasif 5 0,217 0,2941 -0,2941 0,3986 -1,600

Total 23 1,00 – – 0,80534 +0,714

10
KORELASI BERGANDA

Teknik korelasi berganda (multiple correlation) digunakan untuk menghitung kecenderungan


hubungan antara satu variabel tergantung (variabel kriterion) dengan dua atau lebih variabel
bebas (variable prediktor). Tingkat hubungan antara variabel tergantung dengan beberapa
variabel bebas dinyatakan dalam koefisien korelasi ganda dengan simbol R.Koefisien
korelasi berganda ditentukan oleh koefisien korelasi antar variabel bebas yang akan
dikorelasikan dengan variabel tergantung. Jika korelasi antar variabel bebas mempunyai
koefisien korelasi tinggi maka jika dikorelasikan secara bersama dengan variabel tergantung
maka cenderung akan diperoleh koefisien korelasi berganda yang rendah. Sebaliknya, jika
koefisien korelasi antar variabel bebas adalah rendah maka akan cenderung diperoleh
koefisien korelasi berganda yang tinggi.

Rumus korelasi berganda satu variabel tergantung dengan dua variabel bebas adalah:

Keterangan:
rYX1 = koefisien korelasi variabel kriterion dengan variabel prediktor pertama
rYX2 = koefisien korelasi variabel kriterion dengan variabel prediktor kedua

Uji signifikansi korelasi berganda dilakukan menggunakan uji F, yaitu membandingkan nilai
F hitung dengan F tabel dengan derajad kebebasan K dan N  K  1 pada signifikansi yang
ditetapkan. K adalah jumlah variable bebas, N adalah jumlah kasus.

Rumus uji F untuk uji signifikansi korelasi berganda adalah:

Keterangan :
F : Nilai F hitung untuk uji signifikansi korelasi berganda

Ry.x1x2 : koefisien korelasi berganda

11
N : Banyak kasus

K : Banyaknya variabel prediktor

Uji signifikansi:

Setelah diperoleh koefisien korelasi ganda, selanjutnya dilakukan uji sigifikansi


dengan cara membandingkan F hitung dengan F tabel pada taraf signifikansi 5%, dan derajad
kebebasan: K = 2 dan N  K  1 = 20  2  1 = 17.

Interpretasi: hasil uji signifikansi diperoleh F hitung = 43,0075 lebih besar daripada F
tabel 5% = 6,11. Berarti koefisien korelasi ganda tersebut signifikan. Maka hipotesis nihil
yang menyatakan tidak ada hubungan antara panjang tungkai dan tinggi badan secara
bersama-sama dengan tinggi lompatan ditolak. Kesimpulannya, ada hubungan yang
signifikan antara variabel panjang tungkai dan variabel tinggi badan secara bersamasama
dengan variabel tinggi lompatan (Budiwanto: 2014).

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teknik Korelasi koefisien Kontigensi (Contingency Coefficient Corellation) adalah salah satu
teknik Analisis Korelasional Bivariat, yang dua buah variabel dikorelasikan adalah berbentuk
katagori atau merupakan gejala ordinal. Misalnya: tingkat pendidikan: tinggi, menengah,
rendah: pemahaman terhadap ajaran agama islam: baik, cukup. kurang dan sebagainya.

Korelasi serial adalah hubungan antara variabel tertentu dan versi lagnya sendiri selama
berbagai interval waktu. Dalam variabel serial, mengukur hubungan antar nilai variabel saat
mengingat nilai masa lalunya. Teknik korelasi serial sering digunakan untuk menguji
hubungan antara dua variabel. Yang satu berskala pengukuran orinal dan yang lain berskala
pengukuran interval. Gejala ordinal adalah gejala yang dibedakan menurut golongan atau
jenjangnya, tanpa mengukur jarak antara titik yang satu dengan titik berikutnya. Misalnya:
kemampuan ekonomi (kaya, menengah, kurang mampu), kerajinan (rajin, sedang, malas) dsb

Teknik korelasi berganda (multiple correlation) digunakan untuk menghitung kecenderungan


hubungan antara satu variabel tergantung (variabel kriterion) dengan dua atau lebih variabel
bebas (variable prediktor). Tingkat hubungan antara variabel tergantung dengan beberapa
variabel bebas dinyatakan dalam koefisien korelasi ganda dengan simbol R.Koefisien
korelasi berganda ditentukan oleh koefisien korelasi antar variabel bebas yang akan
dikorelasikan dengan variabel tergantung. Jika korelasi antar variabel bebas mempunyai
koefisien korelasi tinggi maka jika dikorelasikan secara bersama dengan variabel tergantung
maka cenderung akan diperoleh koefisien korelasi berganda yang rendah.

3.2 Saran

Kami sebagai penyusun berharap apabila setelah membaca makalah ini pembaca dapat
memahami pembahasan mengenai “Analisa kontigensi, korelasi serial, korelasi ganda dan
korelasi parsia.” dan semoga materi yang terdapat didalamnya dapat menjadi salah satu
sumber pembelajaran pada mata kuliah Pembelajaran Statistika. Penyusun menyadari bahwa
dalam makalah ini terdapat banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penyusun sangat megharapkan kritik dan saran oleh pembaca mengenai
pembahasan makalah diatas
13
DAFTAR PUSTAKA

Agrawal R, Imielinski T, Swami A, (1993), “Mining Assocation Rules between Sets of


Items in Large Database”, Proceeding of the 1993 ACM SIGMOOD Conference.
Computer Science Department Rutgers University.Derajat, Zakiah.Et,al. 1995, Metodijak
Fauzan Sulman,Tanti, Mhmd. Habibi, Aminah ZB
Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) – Vol. 2, No. 1, 2011
Wahyudi, A. (2007). Analisis Korelasi Rank Spearman. 2–4.
Yudihartanti, Y. (2017a). Analisa Korelasi Mata Kuliah Penelitian Dengan Tugas Akhir
Menggunakan Analisa Kontigensi. Progresif: Jurnal Ilmiah Komputer, 13(2), 1691–
1696.
Yudihartanti, Y. (2017b). Korelasi Ganda. Jutisi : Jurnal Ilmiah Teknik Informatika Dan
Sistem Informasi, 6(3), 1691–1694.

14

Anda mungkin juga menyukai