Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

“Menganalisis Model Pembelajaran Discovery”

Dosen Pengampu:1.Dra Nelly Astuti ,M.Pd

2.Frida Destini,S.Pd,M.pd.

Disusun Oleh: Kelompok 11

1.Andhara Hani Pramesty (2053053041)

2.Antika Tri Purnamasari (2053053014)

3.Dewi Nurhanifah (2053053025)

4.Intan Bestika Putri (2053053026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt, berkat rahmat dan karunia-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Menganalisis Model
Pembelajaran Discovery” ini dengan baik dan tepat sesuai waktu yang telah ditentukan.

Penyusun menyampaikan rasa terimakasih kepada Ibu Fadhila Khairani,S.Pd.,M.PD. dan


ibu Amrina Izzatika,,M.Pd.selaku dosen pengampu matakuliah “Belajar Dan
Pembelajaran ”dan juga rekan-rekan yang telah membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.

Penyusun berharap, semua pihak dapat memanfaatkan makalah ini dengan sebaik-
baiknya dansemoga makalah inidapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para
pembaca.Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan baik isi
maupun penyusunannya.Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kriktik dan saran dari
para pembaca.

Lampung,6 April 2021

PENYUSUN

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN AWAL.........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian model pembelajaran discovery learning............................


B. karakteristik dan tujuan model pembelajaran discovery.......................
C. Peranan guru dalam pembelajaran discovery learning.........................
D. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran discovery.................
E. Implementasi model Pembelajaran discovery………………………….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan dalam suatu bangsa merupakan suatu komponen yang penting untuk mecapai
tujuan suatu bangsa.Pendidikan menjadi prioritas utama untuk mencetak sumber daya
manusia yang berkualitas.Pendidikan yang dimaksud disini bukan bersifat non formal
melainkan bersifat formal,meliputi proses belajar mengajar berlangsung dikelas yang
melibatkan guru dan siswa. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung dikelas,akan
terjadi hubungan timbal balik antara guru dan siswa .

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatan motivasi belajar siswaa adalah dengan
menerapkan model pembelajaran yang dapat membuat siswa agar turut siswa aktif dalam
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk dijadikan
siswa aktif dalam pembelajaran adalah model pembelajaran melalui penemuan(discovery
learning).

Pada jenjang pendidikan dasar terdapat tujuh mata pelajaran yang wajib diajarkan oleh
guru kepada siswanya.Mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran esak dan non
esak.Mata pelajaran esak meliputi matematika dan,ilmu pengetahuan alam(IPA)
sedangkan mata pelajaran non esak meliputi ilmu pengetahun social(ips),bahasa
daerah ,seni budaya,dan Bahasa Indonesia.

B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian model belajar Discovery ?


2. Bagaimana karakteristik dan tujuan model pembelajaran Discovery?
3. Bagaimana Peranan guru dalam pembelajaran discovery learning?
4. Apa saja kelebihan dan kelemahan model pembelajaran discovery?
5. Bagaimana implementasi model pembelajaran discovery learning didalam proses
pembelajaran?

1
C.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian model belajar discovery


2. Untuk mengetahui karakteristik dan tujuan model pembelajaran discovery
3. Untuk mengetahui Peranan guru dalam pembelajaran discovery
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan model pembelajaran discovery
5. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran discovery learning didalam
proses pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Discovery

Metode pembelajaran Discoverry(penemuan) adalah penemuan mengajar yang mengatur


pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya
belum diketahuinya itu melalui pemberitahuan,sebagian atau seluruhnya ditemukan
sendiri.Dalam pembelajaran discovery(penemuan)kegiatan atau pembelajaran yangang
dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip melalui proses mentalnya sendiri.

Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran


perseorangan,memanipulasi objek sebelum sampai generelasi. Discovery ialah proses
mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Metode
pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitik beratkan pada
aktifitas siswa dalam belajar.Dalam proses pembelajaran dengan metode ini ,guru hanya
bertindak sebagai pembimbingdan fasilator yang mengarahkan siswa untuk menemukan
konsep,dalil,prosedur,dan lain-lain.

B. Karakteristik dan Tujuan Pembelajaran penemuan (Discovery


Learning)
1. Karakteristik Pembelajaran penemuan (Discovery learning)
Hosnan (2014:284),Mengemukakan bahwa terdapat 3 ciri utama belajar yaitu:
 Mengeksplorasidanmemecahkanmasalahuntuk
menciptakan,menggabungkan dan menggenerelasi penggabungan.
 Bepusat pada peserta didik atau siswa
 Kegiatan menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah
ada.

Model pembelajaran discovery adalah model yang menekankan pada kemampuan


siswa dalam mengeksplorasi dan memecahkan masalah.
3
2.Tujuan Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan,yakni sebagai berikut:

a) Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran .
b) Melalui Pembelajaran dengan penemua, siswa belajar menemukan pola dalam
situasi konkrit maupun abstrak dan juga siswa banyak meramalkan informasi
tambahan yang diberikan.
c) Siswa juga belajar merumuskan strategi Tanya jawab yang tidak rancu dan
menggunakan Tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam
menemukan.
d) Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama
yang efektif,saling membagi informasi serta mendengar dan menggunakan ide-ide
orang lain.
e) Terdapat beberapa fakta yang menujukan bahwa keterampilan –
keterampilan ,konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui
penemuan lebih bermakna.
f) Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar menemukan dalam beberapa
kasus,lebih mudah ditanfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi
belajar yang baru.

C. Peranan Guru dalam Pembelajaran penemuan(Discovery Learning)

Dahar (1980)dalam hosnan (2014:286),mengemukakan bahwa terdapat beberapa peranan


guru dalam pembelajaran penemuan,yakni sebagai berikut:

a) Merencanakan pembelajaran sedemikian rupa sehingga pembelajaran itu terpusat


pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para siswa
b) Menyajikan materi mata pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa
untuk memecahkan masalah.
c) Guru juga harus memperhatikan cara penyajian yang efektif,ikonik,dan simbolik.
d) Bila siswa memecahkan masalah dilaboratium atau secara teoris guru hendaknya
berperan sebagai seseorang pembimbing atau tutor.Guru hendaknya jangan

4
mengungkapakan terlebih dahulu prinsip atau aturan yang akan dipelajari ,tetapi ia
hendaknya memberikan saran-saran bilamana diperlukan.Sebagai tutor,guru
sebaiknya memberikan umpan balik pada waktu yang tepat
e) Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan.

D. Kelebihan dan Kekurangan model Pembelajaran penemuan


(Discovery learning)

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-


masing, begitu juga dengan model discovery learning. Beberapa kelebihan
dari model discovery learning yang diungkapkan oleh Hosnan (2014: 287-
288) yaitu sebagai berikut.

1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-


keterampilan dan proses-proses kognitif.

2. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.

3. Pengetahuan yang diperoleh melalui strategi ini sangat pribadi dan


ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.

4. Strategi ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan


sesuai dengan kecepatannya sendiri.

5. Strategi ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena


memperoleh kepercayaan bekerjasama dengan yang lainnya.

6. Berpusat kepada siswa dan guru berperan sama-sama aktif


mengeluarkan gagasan-gagasan.

7. Mendorong keterlibatan keaktifan siswa.

8. Menimbulkan rasa senang siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki


dan berhasil.
5
9. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.

10. Siswa akan mengerti konsep dasar ide-ide lebih baik.

11. Melatih siswa belajar mandiri.

12. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.

Pendapat tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Marzano


(dalam Markaban, 2008: 18), yang menyebutkan beberapa kelebihan model
discovery learning yaitu:

1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.

2. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry


(mencaritemukan).

3. Mendukung kemampuan problem solving siswa.

4. Memberikan wahana interaksi, dengan demikian siswa terlatih


menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5. Materi yang dipelajari mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan


membekas karena siswa dilibatkan dalam proses penemuan.

6. Siswa belajar bagaimana belajar (how to learn).

7. Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat.

8. Melatih keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan


memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

Discovery learning melatih siswa untuk lebih mengenal ilmu pengetahuan


disekitarnya, karena siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang
disesuaikan dengan kemampuan intelektual siswa melalui bimbingan guru.
6
Discovery learning juga memiliki kekurangan. Kekurangan model discovery
learning, menurut Markaban (2008: 18-19) yaitu sebagai berikut.

1. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih banyak.

2. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di


lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model
ceramah.

3. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya


topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan
model temuan terbimbing.

Hosnan (2014: 288-289) juga mengungkapkan beberapa kekurangan


discovery learning, yaitu sebagai berikut.

1. Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalahpahaman


antara guru dengan siswa.

2. Menyita waktu banyak, karena guru dituntut mengubah kebiasaan


mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator,
motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.

3. Menyita pekerjaan guru.

4. Tidak semua siswa mampu melakukan penemuan.

5. Tidak berlaku untuk semua topik.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, peneliti dapat menyimpulkan


bahwa discovery learning melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran
yang membuat siswa lebih lama mengingat apa yang sudah dipelajarinya dan
melatih siswa belajar mandiri, namun discovery learning membutuhkan

7
banyak waktu dan tidak semua topik cocok untuk model ini serta tidak
semua siswa mampu melakukan .

E. Implementasi model Pembelajaran penemuan(Discovery) dalam


Proses Pembelajaran

Jika ingin mengimplementasikan model pembelajaran discovery learning, setidaknya


dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan
aplikasi tersebut dan tahap kedua memperhatikan prosedur aplikasinya.

1. Tahap Persiapan dalam Aplikasi Model Discovery Learning Dalam rangka


mengaplikasikan model pembelajaran discovery learning didalam kelas, seorang guru
bidang studi harus melakukan beberapa persiapan terlebih dahulu. Menurut Bruner dalam
Cahyo (2013: 248) berikut adalah tahap persiapan antara lain sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan pembelajaran.

b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya).

c. Memilih materi pelajaran.

d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-
contoh generalisasi).

e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan


sebagainya untuk dipelajari siswa.

f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkrit ke
abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.

g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

2. Prosedur Aplikasi Model Discovery Learning Menurut Syah dalam Cahyo (2013: 249)
mengemukakan bahwa dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas,

8
tahapan atau prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara
umum adalah sebagai berikut:

a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan). Pertama-tama pada tahap ini pelajar


dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan
untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang
dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini
Bruner memberikan stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi
internal yang mendorong eksplorasi.

b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah). Setelah dilakukan stimulasi


langkah selanjutnya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda- agenda masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
(jawaban sementara atas pertanyaan masalah).

c. Data collection (pengumpulan data). Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi
kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi
untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidak hipotesis, dengan demikian
anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)

berbagai informasi yang relevan, membaca literature, mengamati objek, wawancara


dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

d. Data processing (pengolahan data) Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah


data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi,
dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Data processing disebut juga dengan pengkodean
(coding)/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari
generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan penegetahuan baru tentang alternatif
jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.

e. Verification (pentahkikan/pembuktian) Pada tahap ini, peserta didik melakukan


pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang
ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil pengolahan data.
9
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada, pernyataan atau
hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu tersebut kemudian dilakukan pengecekan,
apakah terbukti atau tidak. Verification menurut Bruner dalam Cahyo (2013: 251),
bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
melalui contoh- contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi menarik


kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi, maka dirumuskan prinsip-
prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus
memerhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran
atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang mendasari pengalaman seseorang.

10
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Pembelajaran Discovery merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan


dalam pendekatan konstruktivesme.Pada pembelajaran penemuan siswa didorong untuk
belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip .Guru
mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan ekseprimen dengan
memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka
sendiri.

Implementasi model discovery learning dikelas adalah melalui tahapan atau prosedur
yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengjar secara umum adalah
stimulation/peberian rangsangan.

B.Saran

Karena model pembelajaran discovery hanya dapat dipakai untuk materi tertentu,maka
seseorang guru atau seseorang calon guru disarankan agar mampu memilih dan memilah
materi mana yang tepat dan cocok yang dapat diterapkan dalam proses belajar agar tidak
menyita waktunya juga tidak hanya melibatkan beberapa siswa saja,karena model
pembelajaran discovery diperlukan keaktifan seluruh siswa

11
DAFTAR PUSTAKA

https:www.silabus.web.id/model-pembelajaran-discovery-
learning/diakses 5 april 2021

https:sulipan.wordpress.com/2011/05/16/metode
pembelajaran-penemuan-discovery-learning/diakses 5 april
2021.

https://www.slidehare.net/mobile/silvayun/makalah-
model-pembelajaran-discovery-learning diakses 5 april
2021

12
13

Anda mungkin juga menyukai