DISUSUN OLEH:
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam penulis ucapakan ke hadirat Tuhan yang maha Esa
karena berkat rahmat_Nya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai
“Sejarah Pramuka Indonesia”.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya penulis mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi, dan saran.
Hanya kepada Tuhan maha kuasa jualah penulis memohon doa sehingga
bantuan dari berbagai pihak bernilai ibadah. Penulis menyadari bahwa sebagai
manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan sehingga yang
demikianlah sajalah yang dapat penulis berikan. Penulis juga sangat mengharapkan
kritikan dan saran dari para pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah senlanjutnya.
Demikianlah makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua, Amin
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN ................................................................................ I
KATA PENGANTAR .............................................................................. Ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan .......................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Masyarakat Lampung Pepadun khususnya selalu mempertahankan adat dan
tardisi dalam pernikahan. Adat pepadun tidak bisa ditinggalkan oleh masyarakat
Lampung Utara dalam resepsi pernikahan adat. Adat ini merupakan adat yang
sudah turun temurun yang diajarkan oleh nenek moyang masyarakat pepadun di
Lampung Utara. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan
alam maupun lingkungan sosial artinya hubungan antara manusia dengan
lingkungan dihubungkan dengan kebudayaan. Jadi terbentuknya kebudayaan
berawal dari timbal balik terhadap keadaan kondisi sosial, ekonomi dan
lainnya. Budaya mengajarkan masyarakat untuk mempelajari setiap sejarah
yang lahir dalam perkembangannya. Budaya tidak akan pernah hilang dari
masyarakat jika masyarakat mampu menjaga dan melestarikan dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan asal usul adat Pepadun ?
2. Jelaskan nilai hukum adat Lampung Pepadun ?
3. Jelaskan nilai kearifan lokal pernikahan Pepadun ?
4. Jelaskan budaya masyarakat pernikahan Pepadun ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui asal usul adat Pepadun
2. Untuk mengetahui nilai hukum adat Lampung Pepadun
3. Untuk mengetahui nilai kearifan lokal pernikahan Pepadun
4. Untuk mengetahui budaya masyarakat pernikahan Pepadun
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Nyappur dan tetangah tetanggah. Arti dari nengah nyampur dan tetagah
tetanggah itu sebenarnya siap untuk terjun ke masyarakat. Tentu saja
dengan mengedepankan sopan santun dalam artian memahami kewajiban
dan hak. Santun disini yang berarti siap menjadi pihak pemberi, maka
setiap individu sebagaimana dituntut oleh unsur nengah nyampur dan
tetegah tetenggah, harus dapat menjadi pribadi yang memiliki rasa
toleransi tinggi, supel, namun tetap pada prinsip-prinsip yang dipegang
dalam hidupnya, sebagai identitas diri. Dengan begitu maka setiap
individu dituntut untuk tenggang rasa, supel, kaya ide, berprinsip, mampu
berkomunikasi, bercita-cita tinggi, dan mampu bersaing.
1. Nilai Toleransi
Bagi suatu masyarakat pluralistik potensi konflik sangat dimungkinkan
terjadi, seperti halnya: konflik antar umat beragama, konflik antar budaya, konflik
antar etnis, maupun konflik antar kepentingan yang terjadi di masyarakat dari
provinsi atau daerah yang berbeda. Konflik antar pengikut tiap-tiap agama, konflik
ini sangat mungkin terjadi jika tingkat toleransi antar agama tidak terpelihara
dengan baik. Kesepakatan antar pemuka agama untuk hidup berdampingan secara
harmonis dalam menjalankan agamanya masingmasing serta saling menghotmati
dan saling memahami satu sama lain merupakan suatu hal yang mendasar bagi
terhindarnya konflik antar agama, tradisi dan kearifan lokal yang masih ada dan
berlaku di masyarakat berpotensi untuk dapat mendorong keinginan hidup rukun
dan damai karena pada dasarnya agama mengajarkan perdamaian dengan sesama
makhluk hidup, dengan lingkungan dan dengan tuhan Masyarakat Lampung
termasuk tipikal masyarakat multikultural, keberagaman etnis, agama dan ragam
budaya lokal menjadi asset bagi daerah yang dijuluki bumi ruwa jurai.
4
wujud pelengkap dari sikap toleransi.
3. Nilai Bekerjasama
Masyarakat adat Lampung dalam kesehariannya yang suka berbincang-
bincang bahkan terkadang sampai berlebihan sehingga menghabiskan banyak
waktu dan melampaui batas, namun ketika dalam memahas hal yang penting
masyarakat adat Lampung suka bahu-membahu, tolong-menolong, juga melakukan
musyawarah, kemudian dalam Nengah nyappur, masyarakat adak Lampung juga
suka bekerjasama, nilai bekerjasama yang dimaksud dalam Nengah nyappur adalah
menjunjung tinggi bermusyawarah dalam kehidupan bermasyarakat, hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat adat Lampung tidak egois dalam menentukan atau
membicarakan suatu permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat.
5
pernikahan sesuai dengan syariat agama tidak akan memudarkan
toleransi budaya dalam suatu pernikahan baik secara lokal maupun
secara nasional.
6
tuha nilai musyawarah mufakat terlihat dalam prosesi acara ngulom adat
dankampung suku. Mengundang para penyimbang dan para tetangga dalam
pembentukan panitia pada rencana perkawinan adatyang akan dilaksanakan,
semua dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab bersama-sama.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kearifan lokal adalah ciri khas dari bangsa Indonesia yang
memiliki beragam suku adat dan budaya luhur yang tidak ternilai
harganya, maka dari itu perlunya menggali nilai-nilai mulia yang
terkandung didalamnya untuk diaktualisasikan dalam kehidupan
mencakup lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan
lingkungan sekolah. Kearifan lokal juga sebagai pembentuk karakter
sikap tiap-tiap individu di masing-masing masyarakat adat, terjadinya
degradasi moral adalah salah satu akibat kearifan lokal tidak lagi di
terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
8
Lampung pepadun terdapat nilai-nilai budaya pernikahan yang
tidak bisa ditinggalkan yaitu: nilai religius, nilai gotong royong
sesama masyarakat, nilai budaya, nilai musyawarah mufakat,
nilai kekeluargaan. Pengembangan budaya pernikahan adat
lampung pepadun berjalan secara langsung dan alami dalam
ruangl ingkup informal dan non formal.
B. Saran
Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk
lebih mendalami isi makalah dapat dibaca dalam website rujukan
yang tercantum dalam daftar pustaka. Selanjutnya penulis
menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada
pembaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun
kekeliruan dalam penyusunan makalah ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf/article/download/4301/2912/
https://www.researchgate.net/publication/
341790728_Kearifan_Lokal_Masyarakat_Dalam_Melestarikan_Tradisi_Pernikah
an_Pepadun_di_Lampung_Utara
http://repository.radenintan.ac.id/3439/22/BAB%20%20II-Acc.pdf
10