Disusun Oleh :
Nama : Hanifah Aini
Kelas : XII IPS 4
Guru Pembimbing :
Liza Putri Nia Agustin, S.Pd
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga saya mampu menyelesaikan
makalah yang berjudul “Macam-macam Kain Tapis dan Penggunaannya” dan
dapat disusun sebagaimana mestinya. Tak lupa saya kirimkan shalawat serta
salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang merupakan suri tauladan
bagi seluruh umat manusia di muka bumi.
Ucapan terima kasih tak lupa saya ucapkan kepada :
1. Ibu Liza Putri Nia Aguatin, S.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran
Bahasa Lampung
2. Pihak-Pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah.
Saya sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar
pada kesempatan lainnya kami dapat membuat makalah lebih baik lagi.
Hanifah Aini
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
D. Manfaat Penelitian................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kain Tapis .............................................................................. 4
B. Jenis Tapis Lampung Menurut Asalnya .............................................. 5
C. Jenis Tapis Lampung Menurut Pemakaiannya .................................... 6
D. Bahan dan Peralatan Tenun Tapis Lampung ....................................... 12
E. Proses Pembuatan Kain Tapis Lampung ............................................. 13
DAFTARPUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dalam segala hal. Tidak
hanya keindahan alamnya, pulau - pulaunya, tapi juga masyarakatnya. Dengan
beragam suku, budaya, adat dan bahasa . Salah satunya Pulau Sumatera.
Secara Etomologi pariwisata berasal dari dua kata yaitu “ pari” yang berarti
banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”. Didalam kamus
besar indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan
perjalanan rekreasi. Sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan
suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang
diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan tempat
semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di
tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan
pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam .
Banyak negara yang mengantungkan pendapatan pada sektor pariwisata karena
industri pajak merupakann sumber pajak dan pendapatan.
Dunia pariwisata yang saat ini sedang menjadi topik yang paling sering di
bahas di Indonesia bahkan di dunia merupakan aset penting dan salah satu devisa
suatu negara yang berkembang maupun negara maju. Keindahan alam dan buatan
manusia sebagai mayoritas sebuah negara memperlihatkan kepada wisatawan
terhadap keindahan negaranya sendiri.
Pulau Sumatera terbagi atas 9 provinsi yaitu Nangroe Aceh Darussalam,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Bengkulu, Bangka Belitung,
Sumatera Selatan, dan Lampung.
Terdapat 13 kabupaten di Provinsi Lampung, yaitu : Lampung Barat,
Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Utara,
Mesuji, Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, Tulang Bawang, Tulang Bawang
Barat, Way Kanan, Pesisir Barat. Dan terdapat 2 kota yaitu Kota Bandar
Lampung dan Kota Metro.
Provinsi Lampung berdiri sejak tanggal 13 Februari 1964 berdasarkan
1
UU Nomor 14 Tahun 1954 dengan ibu kota Bandar Lampung. Memiliki
pelabuhan samudera yang terletak di Panjang, empat pelabuhan dermaga sungai
yaitu, Pelabuhan Menggala, Pelabuhan Teladas, Pelabuhan Wiralaga, dan
Pelabuhan Sindang dan Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni menghubungkan
Pulau Sumatera dan Jawa.
Provinsi Lampung memiliki garis pantai yang cukup panjang. Wilayah
daratan Provinsi Lampung juga sangat bervariasi. Wilayah dataran rendah yang
bergelombang hingga wilayah pegunungan dengan perbukitan terbentang dari
timur ke barat. Bagian tertinggi terdapat di wilayah paling barat yang
merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Bukit Barisan merupakan
rangkaian pegunungan vulkanik yang membentang disepanjang Pulau Sumatera
dari ujung Utara hingga Selatan.
Provinsi Lampung adalah salah satu wilayah di Pulau Sumatera yang
memiliki tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi. Pembauran antara
penduduk asli dan pendatang telah menghasilkan perkawinan silang yang
semakin menambah keragaman budaya. Bertani adalah mata pencaharian utama
masyarakat Lampung. Hasil pertanian yang paling terkenal selain padi dan
jagung adalah lada, cengkeh, dan kopi.
Masyarakat Lampung asli memiliki struktur adat yang tersendiri. Bentuk
masyarakat hukum adat tersebut berbeda antara masyarakat satu dengan
masyarakat yang lainnya. Secara umum dapat dibedakan menjadi dua kelompok
besar yaitu masyarakat Saibatin dan masyarakat adat Pepadun.
Masyarakat Lampung berdasarkan ikatan kekerabatannya dapat dibagi
menjadi golongan- golongan yang lebih kecil, yang lazimnya disebut
Buay/Kebuayan.
Suku bangsa lampung yang beradat Pepadun dapat dibedakan menjadi :
a) Abung Siwo Mego (Abung Sembilan Marga)
b) Tulang Bawang Mego Pak (Tulang Bawang Empat Marga)
c) Way Kanan Buay Lima (Way Kanan Lima Marga)
d) Sungkai Marga Bunga Mayang
e) Pubian Telu Suku (Pubiyan Tiga Suku)
2
Suku bangsa Lampung yang beradat Saibatin terdiri dari :
a) Melinting Rajabasa
b) Teluk Betung
c) Teluk Semangka
d) Krui dan Skala Bekhak
e) Ranau
B. Rumun Masalah
a. Bagaimana sejarah kain tapis
b. Apa saja jenis tapis lampung menurut asalnya
c. Apa saja jenis tapis lampung menurut pemakaiannya
d. Apa saja bahan dan peralatan tenun tapis lampung
e. Bagaimana proses pembuatan kain tapis lampung
C. Tujuan
a. Mengetahui bagaimana sejarah kain tapis
b. Mengetahui apa saja jenis tapis lampung menurut asalnya
c. Mengetahui apa saja jenis tapis lampung menurut pemakaiannya
d. Mengetahui apa saja bahan dan peralatan tenun tapis lampung
e. Mengetahui bagaimana proses pembuatan kain tapis lampung
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Adanya komunikasi dan lalu lintas antar kepulauan Indonesia sangat
memungkinkan penduduknya mengembangkan suatu jaringan maritim. Dunia
kemaritiman atau disebut dengan jaman bahari sudah mulai berkembang sejak
jaman kerajaan Hindu Indonesia dan mencapai kejayaan pada masa
pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan islam antara tahun 1500-
1700.
Bermula dari latar belakang sejarah ini, imajinasi dan kreasi seniman
pencipta jelas mempengaruhi hasil ciptaan yang mengambil ide-ide pada
kehidupan sehari-hari yang berlangsung disekitar lingkungan seniman dimana
ia tinggal. Penggunaan transportasi pelayaran saat itu dan alam lingkungan laut
telah memberi ide penggunaan motif hias pada kain kapal. Ragam motif kapal
pada kain kapal menunjukkan adanya keragaman bentuk dan konstruksi kapal
yang digunakan.
Dalam perkembangannya, ternyata tidak semua suku Lampung
menggunakan Tapis sebagai sarana perlengkapan hidup. Diketahui suku
Lampung yang umum memproduksi dan mengembangkan tenun Tapis sebagai
sarana perlengkapan hidup adalah suku Lampung yang beradat Pepadun.
5
Handak, Tapis Tuho, Tapis Sasap, Tapis Lawok Silung, Tapis Lawok
Handak.
3. Tapis Lampung dari Sungai Way Kanan : Tapis Jung Sarat, Tapis Balak,
Tapis Pucuk Rebung, Tapis Halom/Gabo, Tapis Kaca, Tapis Kuning,
Tapis Lawok Halom, Tapis Tuha, Tapis Raja Medal, Tapis Lawok Silung.
4. Tapis Lampung dari Tulang Bawang Mego Pak : Tapis Dewosano, Tapis
Limar Sekebar, Tapis Ratu Tulang Bawang, Tapis Bintang Perak, Tapis
Limar Tunggal, Tapis Sasab, Tapis Kilap Turki, Tapis Jung Sarat, Tapis
Kaco Mato di Lem, Tapis Kibang, Tapis Cukkil, Tapis Cucuk Sutero.
5. Tapis Lampung dari Abung Siwo Mego : Tapis Rajo Tunggal, Tapis Lawet
Andak, Tapis Lawet Silung, Tapis Lawet Linau, Tapis Jung Sarat, Tapis
Raja Medal, Tapis Nyelem di Laut Timbul di Gunung, Tapis Cucuk Andak,
Tapis Balak, Tapis Pucuk Rebung, Tapis Cucuk Semako, Tapis Tuho,
Tapis Cucuk Agheng, Tapis Gajah Mekhem, Tapis Sasap, Tapis Kuning,
Tapis Kaco, Tapis Serdadu Baris.
6
perkawinan adat, pengambilan gelar pangeran dan sutan. Di daerah
Abung Lampung Utara dipakai oleh gadis-gadis dalam menghadiri
upacara adat.
7
5. Tapis Balak
Dipakai oleh kelompok adik perempuan dan kelompok isteri anak
seorang yang sedang mengambil gelar pangeran pada upacara
pengambilan gelar atau pada upacara mengawinkan anak. Tapis
ini dapat juga dipakai oleh muli cangget (gadis penari) pada
upacara adat.
6. Tapis Silung
Dipakai oleh kelompok orang tua yang tergolong kerabat dekat pada
upacara adat seperti mengawinkan anak, pengambilan gelar, khitanan
dan lain-lain. Dapat juga dipakai pada saat pengarakan pengantin.
8
8. Tapis Pucuk Rebung
Tapis ini dipakai oleh kelompok ibu-ibu/para isteri untuk menghadiri
upacara adat. Di daerah Menggala tapis ini disebut juga tapis
balak, dipakai oleh wanita pada saat menghadiri upacara adat.
9
11. Tapis Cucuk Pinggir
Dipakai oleh kelompok isteri dalam menghadiri pesta adat dan dipakai
juga oleh gadis pengiring pengantin pada upacara perkawinan adat.
10
14. Tapis Inuh
Kain tapis ini umumnya dipakai pada saat menghadiri upacara-upacara
adat. Tapis ini berasal dari daerah Krui, Lampung Barat.
11
18. Tapis Bintang Perak
Tapis ini dapat dipakai pada upacara-upacara adat dan berasal
dari daerah Menggala, Lampung Utara.
12
f) Buah pinang muda, daun pacar, kulit kayu kejal untuk pewarna merah
g) Kulit kayu salam, kulit kayu rambutan untuk pewarna hitam
h) Kulit kayu mahoni atau kalit kayu durian untuk pewarna coklat
i) Buah deduku atau daun talom untuk pewarna biru
j) Kunyit dan kapur sirih untuk pewarna kuning.
13
diinginkan, maka benang direndam dalam air yang dicampur daun sirih.
Perendaman ini bertujuan agar warna benang tidak mudah luntur.
Setelah benang yang dibutuhkan siap, maka tahap selanjutnya adalah
merajut benang menjadi kain. Setelah kain terbentuk, maka tahap selanjutnya
adalah membuat motif-motif, seperti alam, flora, dan fauna, dengan
menggunakan benang-benang berwarna. Selanjutnya motif tersebut disulam
(sistem cucuk) dengan benang emas dan benang perak. Setelah disulam dengan
benang emas dan benang perak, maka selembar Kain Tapis sudah selesai dibuat.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Perkembangan dan perubahan juga terjadi pada bentuk fisik dan ragam
motif Kain Tapis. Hal ini secara mudah dapat dilihat dari semakin
beragamnya derivasi produk Kain Tapis.
Beragamnya derivasi produk Kain Tapis merupakan bukti nyata bahwa
kain ini selain memiliki nilai budaya tinggi, juga memiliki nilai-nilai ekonomis.
Ketika sebuah benda budaya telah teridentifikasi dan disadari mempunyai nilai
ekonomis, maka biasanya akan diikuti oleh munculnya klaim-klaim untuk
memiliki nilai ekonomis kain tersebut. Oleh karena itu, segenap stakeholder
berupaya untuk menjaga dan melindungi Kain Tapis, tidak saja pada
eksistensinya, tetapi juga nilai-nilai, seperti nilai ekonomis yang dikandungnya.
B. Saran
Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia seharusnya menjaga,
melindungi, mengembangkan kain tapis, diantaranya mematenkan hak cipta,
sosialisasi kain tapis, dan eksplorasi nilai ekonomis Kain Tapis, supaya tidak
terjadi klaim-klaim oleh negara lain. Dan sebagai generasi muda, sudah
sepantasnya kita melestarikan kebudayaan daerah masing – masing agar tidak
mati ditelan jaman yang semakin maju ini dan juga dapat terus dirasakan dan
dinikmati oleh generasi penerus atau anak cucu kita kelak.
15
DAFTAR PUSTAKA
16