Anda di halaman 1dari 30

TUGAS

makalah budaya lampung


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, karena berkat kemurahanya makalah ini dapat
kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas tentang “
Kebudayaan Lampung.”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan referensi dari
berbagai sumber. Kami masih menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu kami menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
tentang “Kebudayaan Lampung” ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.

Yogyakarta, 28 September 2017

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................            
DAFTAR ISI............................................................................................................            

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................            


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................            
1.3 Tujuan..................................................................................................................            

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Suku Lampung........................................................................................            


2.2 Sistem Kepercayaan Masyarakat Lampung........................................................
2.3 Adat Istiadat Suku Lampung...............................................................................            
A.    Rumah Adat...................................................................................................            
B.     Bahasa Masyarakat Lampung........................................................................            
C.     Pakaian Adat Lampung.................................................................................            
D.    Tarian Adat Lampung....................................................................................            
E.     Alat Musik ....................................................................................................            
F.      Makanan Khas Lampung...............................................................................            
G.    Senjata Tradisional........................................................................................            
2.4 Sistem Kekerabatan Masyarakat Lampung.........................................................            

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................            

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................      


BAB I
                                                            PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas,pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan
bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.
budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut
menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan
meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Terkait dengan urain di atas, maka
untuk lebih memperdalam pengetahuan mengenai Ragam Kebudayaan di sini
kita akan membahas sedikit mengenai Ragam Budaya Lampung pada khusus
nya yang meliputi Sistem Kekerabatan, Sistem Religi, Organisasi Sosial, Sistem
Mata Pencaharian, dan Kehidupan Sosial Budaya yang berkembang di
Masyarakat Lampung.
 1.2 Batasan Masalah
Karena cakupan kebudayaan yang begitu luas dan meliputi berbagai aspek
kehidupan, maka kami hanya membataskan bahasan ini, hanya dari segi
Sistem budaya, Serta perkembangnnya sampai dengan sekarang ini.
1.3 Manfaat Penulisan
 Makalah ini dibuat untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat
bermanfaat bagi para pembaca dalam pemahaman tentang budaya Lampung di
Indonesia. Secara terperinci tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang budaya
Lampung.
2. Mengetahui sampai sejauh mana perkembangan kebudayaan Lampung.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 LAMPUNG
Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera,
Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung yang merupakan gabungan
dari kota kembar Tanjungkarang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relatif
luas, dan menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Pelabuhan
Panjang dan Pelabuhan Bakauheni serta pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan
(Telukbetung), Tarahan, dan Kalianda di Teluk Lampung.
Sedangkan di Teluk Semaka adalah Kota Agung (Kabupaten Tanggamus), dan di
Laut Jawa terdapat pula pelabuhan nelayan seperti Labuhan Maringgai dan
Ketapang. Di samping itu, Kota Menggala juga dapat dikunjungi kapal-kapal
nelayan dengan menyusuri sungai Way Tulang Bawang, adapun di Samudra
Indonesia terdapat Pelabuhan Krui.

Lapangan terbang utamanya adalah "Radin Inten II", yaitu nama baru dari
"Branti", 28 Km dari Ibukota melalui jalan negara menuju Kotabumi, dan
Lapangan terbang AURI terdapat di Menggala yang bernama Astra Ksetra. Secara
Geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan : Timur - Barat berada
antara : 103º 40' - 105º 50' Bujur Timur Utara - Selatan berada antara : 6º 45' - 3º
45' Lintang Selatan

2.1 SUKU LAMPUNG
Etnis Lampung yang biasa disebut  (Ulun Lampung, Orang Lampung) secara
tradisional geografis adalah suku yang menempati seluruh provinsi Lampung dan
sebagian provinsi Sumatera Selatan bagian selatan dan tengah yang menempati
daerah Martapura, Muaradua di Komering Ulu, Kayu Agung, Tanjung Raja di
Komering Ilir, Merpas di sebelah selatan Bengkulu serta Cikoneng di pantai barat
Banten.
Pengantin dari suku Lampung. Kedua Mempelai merupakan Pengantin dari Suku
Lampung Marga Sungkai Bungamayang. Siger adalah Mahkota Wanita Pengantin
Suku Lampung yang sangat umum digunakan.

2.2 ASAL USUL
Asal-usul ulun Lampung (orang Lampung) erat kaitannya dengan istilah
Lampung sendiri. Pada abad ke VII orang di negeri Cina sudah membicarakan
suatu wilayah didaerah Selatan (Namphang) dimana terdapat kerajaan yang
disebut Tolang Pohwang, To berarti orang dan Lang Pohwang adalah Lampung.
nama Tolang, Po’hwang berarti “orang Lampung” atau “utusan dari Lampung”
yang datang dari negeri Cina sampai abad ke 7.Terdapat bukti kuat bahwa
Lampung merupakan bagian dari Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Jambi dan
menguasai sebagian wilayah Asia Tenggara termasuk Lampung dan berjaya
hingga abad ke-11.
Dalam kronik Tai-ping-huan-yu-chi dari abad kelima Masehi, disebutkan nama-
nama negeri di kawasan Nan-hai (“Laut Selatan”), antara lain dua buah negeri
yang disebutkan berurutan: To-lang dan Po-hwang. Negeri To-lang hanya disebut
satu kali, tetapi negeri Po-hwang cukup banyak disebut, sebab negeri ini
mengirimkan utusan ke negeri Cina tahun 442, 449, 451, 459, 464 dan 466. Prof.
Gabriel Ferrand, pada tulisannya dalam majalah ilmiah Journal Asiatique, Paris,
1918, hal. 477, berpendapat bahwa kedua nama itu mungkin hanya satu nama:
To-lang-po-hwang, lalu negeri itu dilokasikan Ferrand di daerah Tulangbawang,
Lampung.
Prof. Purbatjaraka, dalam bukunya Riwajat Indonesia I,Jajasan Pembangunan,
Djakarta, 1952, hal. 25, menyetujui kemungkinan adanya kerajaan
Tulangbawang, meskipun diingatkannya bahwa anggapan itu semata-mata
karena menyatukan dua toponimi dalam kronik Cina.

2.3 ADAT  ISTIADAT
Masyarakat adat Lampung Saibatin.
Masyarakat Adat Lampung Saibatin mendiami wilayah adat: Labuhan Maringgai,
Pugung, Jabung, Way Jepara, Kalianda, Raja Basa, Teluk Betung, Padang Cermin,
Cukuh Balak, Way Lima, Talang Padang, Kota Agung, Semaka, Suoh, Sekincau,
Batu Brak, Belalau, Liwa, Pesisir Krui, Ranau, Martapura, Muara Dua, Kayu Agung,
empat kota ini ada di Provinsi Sumatera Selatan, Cikoneng di Pantai Banten dan
bahkan Merpas di Selatan Bengkulu. Masyarakat Adat Saibatin seringkali juga
dinamakan Lampung Pesisir karena sebagian besar berdomisili di sepanjang
pantai timur, selatan dan barat lampung, masing masing terdiri dari:

Paksi Pak Sekala Brak (Lampung Barat)


Bandar Enom Semaka (Tanggamus)
Bandar Lima Way Lima (Pesawaran)
Melinting Tiyuh Pitu (Lampung Timur)
Marga Lima Way Handak (Lampung Selatan)
Pitu Kepuhyangan Komering (Provinsi Sumatera Selatan)
Telu Marga Ranau (Provinsi Sumatera Selatan)
Enom Belas Marga Krui (Pesisir Barat)
Cikoneng Pak Pekon (Provinsi Banten)
Masyarakat adat Lampung Pepadun[sunting | sunting sumber]
Masyarakat beradat Pepadun/Pedalaman terdiri dari:
Abung Siwo Mego (Unyai, Unyi, Subing, Uban, Anak Tuha, Kunang, Beliyuk,
Selagai, Nyerupa). Masyarakat Abung mendiami tujuh wilayah adat: Kotabumi,
Seputih Timur, Sukadana, Labuhan Maringgai, Jabung, Gunung Sugih, dan
Terbanggi.
Mego Pak Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang
Tegamoan). Masyarakat Tulangbawang mendiami empat wilayah adat: Menggala,
Mesuji, Panaragan, dan Wiralaga.
Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak Demang
Lanca atau Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi).
Masyarakat Pubian mendiami delapan wilayah adat: Tanjungkarang, Balau,
Bukujadi, Tegineneng, Seputih Barat, Padang Ratu, Gedungtataan, dan Pugung.
WayKanan Buway Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu, Barasakti, yaitu
lima keturunan Raja Tijang Jungur). Masyarakat Way Kanan mendiami wilayah
adat: Negeri Besar, Pakuan Ratu, Blambangan Umpu, Baradatu, Bahuga, dan
Kasui.
Sungkay Bunga Mayang (Semenguk, Harrayap, Liwa, Selembasi, Indor Gajah,
Perja, Debintang)Masyarakat Sungkay Bunga Mayang menempati wilayah adat:
Sungkay, Bunga Mayang, Ketapang dan Negara Ratu.

2.4 FALSAFAT HIDUP ULUN LAMPUNG


Falsafah Hidup Ulun Lampung termaktub dalam kitab Kuntara Raja Niti,
yaitu:
Piil-Pusanggiri (malu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki
harga diri)
Juluk-Adok (mempunyai kepribadian sesuai dengan gelar adat yang
disandangnya)
Nemui-Nyimah (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi serta ramah menerima
tamu)
Nengah-Nyampur (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak
individualistis)
Sakai-Sambaian (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota
masyarakat lainnya)
Sifat-sifat di atas dilambangkan dengan ‘lima kembang penghias sigor’ pada
lambang Provinsi Lampung.
Sifat-sifat orang Lampung tersebut juga diungkapkan dalam adi-adi (pantun):
Tandani ulun Lampung, wat piil-pusanggiri
Mulia heno sehitung, wat liom ghega dighi
Juluk-adok gham pegung, nemui-nyimah muaghi
Nengah-nyampugh mak ngungkung, sakai-Sambaian gawi.

2.5 PARIWISATA LAMPUNG
Tempat pariwisata di Provinsi Lampung terdiri dari pantai hingga objek wisata
alam di Lampung yang mempesona sangat cocok untuk menghabiskan liburan
kita.  sepuluh tempat pariwisata yang mempesona dan wajib dikunjungi  yaitu :

1. Pantai Pasir Putih

Terletak sekitar 20 KM dari


kota Bandar Lampung, Pantai Pasir Putih adalah salah satu tempat wisata di
Lampung yang paling favorit karena dekat dengan ibukota, hanya membutuhkan
waktu perjalanan sekitar 20 menit saja untuk dapat menikmati pantai yang
menyegarkan mata ini. Sesuai dengan namanya, pantai ini mempunyai pasir yang
bewarna putih, dilengkapi dengan pepohonan yang melambai tertiup angin dan
lautan yang bewarna biru. Tempat wisata ini juga merupakan tempat wisata
akhir pekan favorit warga Bandar Lampung sehingga jangan kaget bila
berkunjung pada akhir pekan dan mendapati keramaian.
2. Teluk Kilauan

3. Taman Nasional Way KambasJIKA berbicara tentang Lampung dan lumba-


lumba, keduanya akan membawa kita ke satu tempat, Teluk Kiluan. Reputasinya
sebagai tujuan observasi lumba-lumba di alam lepas telah menyebar dari mulut
ke mulut di kalangan turis mancanegara. Kiluan pun kini menjadi salah satu
tujuan wisata populer di kalangan backpacker. Keberadaan objek wisata dengan
rute yang cukup ekstrim ini pun mengundang rasa penasaran para pemburu
eksotisme alam yang mencari pengalaman wisata yang berbeda.
Kiluan atau secara lengkap disebut Pekon (Desa) Kiluan Negeri, Kecamatan
Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, ini memang menawarkan suasana yang
benar-benar eksotis. Desa ini dapat dijangkau dari Bandar Lampung setelah 3-7
jam perjalanan melalui rute perbukitan yang menawarkan pemandangan yang
menawan. Rute dari Bandar Lampung melewati Teluk Betung, Lempasing,
Markas Komando Brigif 3 Marinir, Padang Cermin, Desa Bawang Kelumbayan,
hingga tiba di Pekon Kiluan Negeri. Perasaan terbebas dari rutinitas kehidupan
kota amat terasa karena desa ini belum tersentuh jaringan PLN dan jaringan
telepon seluler pun baru dapat ditemui jika kita naik ke atas bukit.
Salah satu hal yang menarik dari pariwisata di Teluk Kiluan adalah peran serta
masyarakat setempat yang amat dominan. Sebagian besar warga setempat
menyediakan rumahnya sebagai homestay bagi para wisatawan yang datang ke
Kiluan. Masyarakat setempat yang umumnya berprofesi sebagai nelayan dan
peternak udang lobster juga menyewakan perahu mereka untuk pengamatan
lumba-lumba, snorkeling, dan memancing dengan biaya yang cukup murah. Daya
tarik lainnya adalah keramahan warga yang membuat wisatawan betah berlama-
lama di Kiluan.
Mengenai harga sewa penginapan dan berbagai fasilitas yang dibutuhkan
selama berada di Kiluan, pengunjung dapat menegosiasikannya dengan warga
sekitar. Warga di sini cukup ramah dan tidak mematok harga yang kaku untuk
berbagai fasilitas akomodasi dan transportasi. Tarif sewa kapal untuk
pengamatan lumba-lumba atau memancing sekitar Rp250.000-450.000 per trip.
Sementara, biaya homestay berkisar Rp300.000-500.000 per rumah – yang dapat
menampung hingga 10 orang.
Meskipun dikelola secara swadaya oleh masyarakat, kondisi alam Teluk Kiluan
tetap terjaga dengan baik. Keasrian kawasan Kiluan yang terjaga ini tak lepas
dari pengelolaan wisatanya yang berorientasi pada konsep ekowisata yang
ramah lingkungan. Hal ini berkat adanya pendampingan dari Yayasan Ekowisata
Cikal, salah satu LSM yang peduli dengan pengembangan ekowisata berbasis
masyarakat. Di tengah kesederhanaanya, pariwisata Kiluan pun menjelma
menjadi sumber pencaharian yang menjanjikan bagi penduduk tetapi tetap
mengutamakan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
Pulau Kiluan adalah salah satu pulau yang terdapat di kawasan Teluk Kiluan.
Pulau ini berada tepat di tengah mulut teluk, sehingga ombak yang menerpa
pantai di sepanjang Teluk Kiluan relatif bersahabat. Seperti juga perkampungan
warga di sisi utara teluk, pulau ini menyediakan akomodasi bagi para pelancong
yang ingin melakukan pengamatan lumba-lumba. Sensasi berbeda berada di
tengah pulau membuat biaya menginap di sini sedikit lebih tinggi dibanding
beberapa homestay di perkampungan warga.
Eksotisme yang dimiliki Pulau Kiluan menjadi daya tarik tersendiri bagi
pengunjung untuk singgah di pulau ini. Pantai Pulau Kiluan yang berpasir putih
masih sangat asri dan terjaga. Selain itu, keindahan bawah laut di balik terumbu
karang membuatnya layak menjadi tujuan aktivitas snorkeling. Hampir seluruh
pulau ditutupi pepohonan rindang yang membuatnya nyaman sebagai tempat
istirahat.
Selain kondisi alam yang menawan, hal lain yang menjadi daya tarik Pulau
Kiluan adalah legenda menyelimutinya. Di tengah pulau ini, terdapat makam
yang dipercaya milik Raden Arya Antawijaya – tokoh sakti dari tanah Banten.
Dikisahkan, karena kesaktiannya, Raden Arya Antawijaya sulit dibunuh oleh
musuh-musuhnya. Suatu saat, Raden Arya Antawijaya mendapat ilham bahwa
ajalnya telah dekat. Ia pun membuka rahasia cara membunuhnya kepada musuh
terakhirnya. Hingga kini, kisah legenda ini mengundang rasa penasaran
wisatawan dari berbagai tempat.
Sejarah Taman Nasional Way Kambas adalah satu dari dua kawasan konservasi yang berbentuk
taman nasional di Propinsi Lampung selain Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Yang
ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 670/Kpts-II/1999 tanggal 26 Agustus
1999, kawasan TNWK mempunyai luas lebih kurang 125,631.31 ha.

Secara gaeografis Taman Nasional Way Kambas terletak antara 40°37’ – 50°16’ Lintang Selatan dan
antara 105°33’ – 105°54’ Bujur Timur. Berada di bagian tenggara Pulau Sumatera di wilayah Propinsi
Lampung. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas dan Cabang disisihkan sebagai daerah
hutan lindung, bersama-sama dengan beberapa daerah hutan yang tergabung didalamnya.

Berdasarkan sejarah Pendirian kawasan pelestarian alam Way Kambas dimulai sejak tahun 1936
oleh Resident Lampung, Mr. Rookmaker, dan disusul dengan Surat Keputusan Gubernur Belanda
tanggal 26 Januari 1937 Stbl 1937 Nomor 38.
Pada tahun 1978 Suaka Margasatwa Way Kambas diubah menjadi Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
oleh Menteri Pertanian dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 429/Kpts-7/1978 tanggal
10 Juli 1978 dan dikelola oleh Sub Balai Kawasan Pelestarian Alam (SBKPA).

Kawasan Pelestarian Alam diubah menjadi Kawasan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) yang
dikelola oleh SBKSDA dengan luas 130,000 ha. Pada tahun 1985 dengan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor 177/Kpts-II/1985 tanggal 12 Oktober 1985. Pada tanggal 1 April 1989 bertepatan
dengan Pekan Konservasi Nasional di Kaliurang Yogyakarta, dideklarasikan sebagai Kawasan
Taman Nasional Way Kambas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 444/Menhut-
II/1989 tanggal 1 April 1989 dengan luas 130,000 ha.

Kemudian pada tahun 1991 atas dasar Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 144/Kpts/II/1991
tanggal 13 Maret 1991 dinyatakan sebagai Taman Nasional Way Kambas, dimana pengelolaannya
oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Way Kambas yang bertanggungjawab langsung
kepada Balai Konsevasi Sumber Daya Alam II Tanjung Karang. Dengan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor 185/Kpts-II/1997 tanggal 13 maret 1997 dimana Sub Balai Konsevasi Sumber
Daya Alam Way Kambas dinyatakan sebagai Balai Taman Nasional Way Kambas.

Sejarah Alasan ditetapkannya kawasan tersebut sebagai kawasan pelestarian alam, adalah
untuk melindungi kawasan yang kaya akan berbagai satwa liar, diantaranya adalah tapir
(Tapirus indicus), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), enam jenis primata, rusa
sambar (Cervus unicolor), kijang (Muntiacus muntjak), harimau Sumatera (Panthera tigris),
beruang madu. Badak Sumatera pada saat itu belum ditemukan sehingga bukan sebagai salah
satu pertimbangan yang dipergunakan sebagai dasar penetapannya.
Namun demikian, setelah ditetapkannya sebagai kawasan suaka margasatwa hampir selama
dua puluh tahun, terutama pada periode 1968 – 1974, kawasan ini mengalami kerusakan
habitat cukup berat, yaitu ketika kawasan ini dibuka untuk Hak Pengusahaan Hutan, kawasan
ini beserta segala isinya termasuk satwa, banyak mengalami kerusakan.
Dari jenis satwa tersebut, sampai dengan saat ini keberadaannya masih terjaga dengan baik,
antara lain yang dikenal dengan The Big Five mammals yaitu tapir (Tapirus indicus), gajah
Sumatera (Elephant maximus sumatranus), harimau Sumatera (Panthera tigris), badak
Sumatera (Diserohinus sumatranus) dan beruang madu (Helarctos malayanus)

Flora dan Fauna

Gajah di Way Kambas

Di Taman Nasional Way Kambas ini terdapat hewan yang hampir punah di
antaranya Badak sumatera, Gajah Sumatra, Harimau sumatera, Mentok Rimba, Buaya
sepit, Kijang, Tapir, Rusa dan Beruang Madu. Jenis-jenis primata
seperti lutung, Owa, siamang, dan lain-lain. Di bagian pesisir sering ditemukan berbagai
jenis burung antara lain Bangau Tongtong, Sempidan Biru, Kuau raja, Burung
Pependang Timur, dan beberapa burung lainnya.

4. Pulau Kubur
Pulau Kubur mungkin terdengar seram bagi sebagian orang, namun sebenarnya
Pulau Kubur adalah surganya para pecinta kegiatan memancing. Kenapa
dinamakan Pulau Kubur? Ada beberapa versi cerita, ada yang mengatakan jika disana
terdapat dua kuburan yang tidak diketahui milik siapa, sehingga pulau tersebut
dinamakan Pulau Kubur. Tapi ada juga yang mengatakan jika dahulunya pulau tersebut
sering dijadikan tempat menebar abu hasil kremasi, sehingga disebut Pulau Kubur.
Tetapi sekarang pulau ini juga dikenal sebagai Pulau Permata. Pulau Kubur ini terletak
di tengah-tengah Teluk Lampung, jaraknya tidak jauh dari Pantai Puri Gading dan Pulau
Pasaran. Pulau ini masih jarang diakses apalagi jika hari-hari biasa, cocok untuk kalian
para pecinta travelling yang tidak terlalu menyukai tempat keramaian. Tetapi jika hari
libur, banyak sekali wisatawan yang datang kesini, bahkan ada yang datang hanya
untuk memancing. Bentuk geografis Pulau ini sangat unik, disatu bagian terdapat Pantai
dan dibagian lain terdapat tebing karang yang menjulang tinggi menghadap ke pesisir
Lampung. Informasi tambahan bagi kalian, Pulau ini adalah pulau tak berpenghuni, jadi
jika kalian ingin bermain disini usahakanlah untuk mempersiapkan setiap perlengkapan
yang mungkin saja akan dibutuhkan saat disana. Selain menjadi tempat memancing
yang sangat tepat, pulau ini juga memiliki pasir dan air yang sangat indah jadi akan
menjadi tempat liburan yang sangat sempurna. Disisi lain, tempat ini masih sangat
alami sekali, sesampainya disana kalian akan selalu menemukan ketenangan lewat
sepai-sepoi angin yang terus menerpa wajah. Bahkan sekarang sudah banyak spot foto
yang cantik, jadi akan sangat rugi jika kalian belum menampakkan kaki ke pulau kecil
yang indah ini.digunakan untuk acara penaburan abu jenazah. Berlokasi di Teluk
Lampung, pulau ini dapat dicapai dengan menggunakan perahu dalam waktu kurang
lebih 20 menit. Pulau Kubur relatif sepi pada hari-hari biasa, namun pada hari libur
dapat terlihat cukup banyak wisatawan yang datang untuk memancing. Ikan di sekitar
Pulau Kubur sangat banyak dan beragam karena ada banyak karang besar yang
merupakan habitat ikan di sekitar Pulau Kubur.

5. Menara siger

Menara Siger adalah bangunan indah bewarna kuning yang saat ini sudah
menjadi ikon Lampung. Berdiri cantik di atas sebuah bukit, Menara Siger adalah
titik nol jalan lintas Sumatera yang sudah menjadi salah satu tempat transit dan
tempat wisata di Lampung. Untuk dapat memasuki kawasan Menara Siger, Anda
harus membayar tiket masuk dan biaya parkir yang tidak mahal. Menara Siger
adalah bangunan kebanggan masyarakat provinsi Lampung karena mempunyai
arsitektur tradisional khas Lampung. 

Tak jauh dari Pelabuhan Bakauheni, berdiri megah sebuah bangunan yang menjadi
kebanggaan masyarakat Lampung. Bangunan ini berdiri menjulang pada ketinggian 110
meter di atas permukaan laut dan terletak tepat menghadap gerbang masuk Pelabuhan
Bakauheni. Inilah landmark Provinsi Lampung sekaligus titik kilometer nol selatan
Sumatera, yang dengan penuh kebanggaan diberi nama Menara Siger. Menara Siger
diresmikan oleh Gubernur Sjahroedin Z.P. pada 30 April 2008.

Menara Siger yang terletak di Bukit Gamping, Bakauheni, Lampung Selatan, ini memiliki
bentuk yang unik dengan sembilan kerucut berwarna kuning keemasan yang berderet
memanjang. Bentuk ini mengadaptasi bentuk mahkota pengantin wanita (siger) dalam
adat Lampung. Sedangkan, pucuknya yang berjumlah sembilan adalah simbolisasi
sembilan bahasa yang ada dalam masyarakat Lampung. Kerucut pada bagian tengah
berukuran lebih besar dan lebih tinggi yang menjadi puncak dari menara ini.

Menara Siger sekaligus menjadi penanda titik nol kilometer di selatan SumateraKetika
menyeberangi Selat Sunda, Menara Siger menjadi pertanda kita telah tiba di sisi paling
selatan SumateraLetaknya yang berada di Bukit Gamping membuat sekeliling Menara
Siger memiliki pemandangan indahMenara Siger berdiri menjulang pada ketinggian 110
meter di atas permukaan lautMenara Siger terletak tepat di seberang gerbang masuk
Pelabuhan BakauheniPemandangan indah matahari terbit dari pelataran Menara Siger
yang layak diabadikan dalam sebuah objek fotoPemandangan laut dan gugusan pulau
yang terlihat dari Menara SigerGerbang masuk komplek Menara Siger di Jalan Lintas
Timur SumateraArsitektur Menara Siger adalah karya Ir. H. Anshori Djausal M.T.,
arsitek asal LampungKemegahan Menara Siger yang memiliki ketinggian 110 meter
dilihat dari halaman depan

6. Air Terjun Putri Malu


Terletak di wilayah Way Kanan, Air Terjun Putri Malu adalah salah satu tempat
wisata di Lampung yang mungkin jarang Anda dengar namanya. Nama unik Air
Terjun Putri Malu berasal dari bentuk air terjun yang bengkok sehingga terkesan
seperti malu-malu. Air Terjun Putri Malu mempunyai ketinggian kurang lebih 80
meter, dilengkapi dengan lingkungan yang asri dan sejuk. Air Terjun Putri Malu
banyak dikunjungi oleh para pecinta alam yang kemudian berfoto-foto dan
berenang di danau yang ada di bawah Air Terjun Putri Malu. Selain itu, di lokasi
ini Anda juga dapat menikmati wisata panjat tebing, berkemah, dan trekking.

Tetes air yang jatuh itu, berbentuk melengkung menyerupai punggung manusia yang
sedang mandi. Dan hal tersebutlah yang mendasari air terjun ini dinamakan “Putri
Malu”. Dari namanya saja pasti sudah jelas terbayang betapa indahnya pesona air terjun
yang satu ini. Air Terjun Putri Malu memang benar-benar cantik. Maka tak
mengherankan jika banyak wisatawan yang tergila-gila dengan kecantikan air terjun
yang satu ini. Ketika mendengar suara deburannya saja sudah segar, apa lagi jika sudah
terkena air cipratannya secara langsung.
Lokasi Air Terjun Putri Malu memang sangatlah alami dan asri sekali, selain itu juga
berpadu dengan indahnya panorama hijaunya pegunungan  yang  diselimuti hutan
tropis basah yang masih perawan, menambah nyaman tempat ini untuk sekedar
melepas penat dari aktivitas sehari – hari. Air Terjun Putri Malu dapat dijadikan
sebagai tempat wisata alternatif liburan Anda bersama orang – orang tercinta, jika Anda
sudah bosan dengan suasana di kota ataupun tempat kerja Anda.
Selain itu lokasi wisata Air Terjun Putri Malu ini tempatnya juga tidak terlalu jauh dari
perkampungan penduduk, jadi Anda tidak perlu khawatir. Di dekat Air Terjun Putri
Malu terdapat tempat wisata juga yaitu Sumber Air Panas yang terletak di Kampung
Jukuh Batu Banjit, bersebelahan dengan aliran Sungai Neki yang berbatu nan indah.
Tempatnya berjarak sekitar 3 kilometer dari Kampung Cukuh Bat. Tempat wisata Air
Terjun Putri Malu sangat mudah sekali diakses dari jalan lintas Sumatera, jadi Anda
tidak perlu khawatir kesulitan menemukan lokasinya.
Yang pertama Anda tuju adalah SMU N 1 Baratadu, karena jalan masuk ke tempat
wisata tersebut yaitu persimpangan ke arah SMU N 1 Baratadu. Air Terjun Putri
Malu sendiri mempunyai jarak kurang lebih sekitar 46 km dari Ibukota Kabupaten Way
Kanan, Blambangan Umpu. Sekarang kondisi menuju tempat wisata Air Terjun Putri
Malu memang masih berupa jalan setapak. Tetapi kini prospek wisata Way Kanan ini 
sudah mulai di kelola oleh dinas Pariwisata Way Kanan, Lampung.

7. Gunung Krakatau
Gunung Krakatau tentu semua orang sudah pernah mendengarnya. Terletak di
Selat Sunda, Gunung Krakatau adalah tempat wisata di Lampung yang
menawarkan tidak hanya wisata pegunungan, melainkan juga wisata bahari.
Gunung Krakatau dahulu kala pernah meletus pada tahun 1883, sekarang telah
menjadi tempat wisata yang terkenal. Saat ini Gunung Krakatau sudah menjadi
daerah konservasi alam, oleh karena itu, untuk memasuki area Gunung Krakatau,
Anda harus memiliki ijin terlebih dahulu. Ijin ini dapat diperoleh dari balai
konservasi Lampung. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir
ke timur menuju Gunung Kamula. Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah
menjadi dua, menciptakan pulau Sumatra."

Teks Jawa Kuno bertajuk Pustaka Raja Parwa dari tahun 416 masehi mengisahkan
dahsyatnya letusan Gunung Krakatau Purba. Gunung yang menjadi cikal bakal Gunung
Krakatau, kemudian kembali sirna saat meletus pada 1883.
Tak terbayang dahsyatnya saat Krakatau Purba memisahkan Jawa dan Sumatra. Saat
Gunung Krakatau musnah lantaran letusannya sendiri pada 26-27 Agustus 1883 saja
telah meluluhlantakkan bumi. Ratusan tahun kemudian, Krakatau yang dalam Bahasa
Inggris disebut Krakatoa itu menjadi kaldera vulkanik. Setelah 40 tahun Gunung
Krakatau erupsi, muncullah gunung api Anak Gunung Krakatau dari kaldera purba yang
masih aktif itu.
Saban tahun, Anak Krakatau rerata bertambah tinggi 6 meter dan lebih lebar 12 meter.
Artinya, sejak kemunculannya pada 1927, maka kini setelah 91 tahun berlalu,
ketinggian Anak Gunung Krakatau minimal mencapai 534 meter.

Namun, saat ini ketinggian Anak Gunung Krakatau mencapai 230 meter di atas
permukaan laut (Mdpl). Sedangkan, sebelumnya, Gunung Krakatau memiliki ketinggian
813 Mdpl.

Pada Sabtu, 22 Desember 2018, sekitar pukul 21.03 WIB, terjadi getaran setara dengan
3,4 SR di bawah laut. Getaran vulkanik itu membuat kepundan Gunung Anak Krakatau
runtuh dan terjadi longsor di bawah laut. 

Tak lama berselang, sekitar 24 menit kemudian, gelombang laut Selat Sunda merambat
hingga ke pantai. Setidaknya, sebanyak 373 orang meninggal dunia, ribuan luka-luka
dan mengungsi, rumah hingga infrastruktur rusak parah di Pandeglang, Serang, dan
Lampung Selatan.

Awan panas, gelombang tsunami bergulung-gulung yang menewaskan 36.000 jiwa,


menjadi bencana mahadahsyat kala itu. 

Dentuman letusan terdengar hingga ke Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues
dekat Afrika, yang jauhnya 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai
30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki saat akhir Perang
Dunia II.

Erupsi Gunung Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap
selama lebih dari dua hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari
bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia
hingga New York, Amerika Serikat.
Pesona Anak Krakatau
Bencana mahadahsyat yang pernah terjadi sejak era Rakata, ibu dari Gunung Krakatau,
memang patut menjadi pelajaran bagi bangsa ini. Namun, bencana tsunami yang baru
saja terjadi, mengingatkan akan pesona Gunung Anak Krakatau.
Kawasan Anak Gunung Krakatau memang kini menjadi objek wisata yang lengkap
untuk sekadar menghabiskan akhir pekan bagi wisatawan. Paket yang ditawarkan pun
terbilang lengkap.

Gunung api, terumbu karang, pasir putih, pantai elok, pulau-pulau eksotir, hingga
masyarakat yang ramah menjadi daya tarik bagi pelancong. 

"Alhamdulillah masyarakat di Pulau Sebesi selamat, tidak ada korban. Mohon doanya


saja," ujar Iwan, seorang warga Pulau Sebesi, Lampung Selatan saat
dihubungi Alinea.id melalui sambungan telepon, Minggu (23/12).
Pulau Sebesi adalah salah satu dari gugusan kepulauan terdekat dengan Gunung Anak
Krakatau. Di pulau ini, wisatawan biasa menginap di homestay dan penginapan yang
dikelola swadaya oleh masyarakat setempat.

Dari Pulau Sebesi, pelancong dapat berpetualang menikmati pesona gunung di tengah
laut, pemandangan alam bawah laut nan menakjubkan, bercengkrama dengan deburan
ombak yang menenangkan. Tak jauh dari Pulau Sebesi, ada dua pulau yang tak kalah
menakjubkan, yakni Pulau Sebuku Besar dan Pulau Sebuku Kecil. 

Pulau tak berpenghuni ini memiliki pasir putih dan air yang jernih. Terumbu karang dan
kawanan ikan yang sungguh sayang untuk dilewatkan. 

Menjelang petang, Pulau Umang-umang yang terletak tak jauh dari Sebesi juga patut
dieksplorasi. Pulau tak berpenghuni itu sungguh menakjubkan.

.
8. Taman Wisata Lembah Hijau
Taman Wisata Lembah Hijau mulai dibuka pada tahun 2006. Mempunyai lahan
seluas kurang lebih 30 hektar, Taman Wisata Lembah Hijau adalah tempat wisata
di Lampung yang mempunyai konsep cagar alam, budaya, dan adat. Dari 30
hektar tersebut, 80%nya adalah areal alami dan sisanya adalah bangunan.
Mempunyai taman rekreasi, water boom, dan kebun binatang mini, Taman
Wisata Lembah Hijau adalah tempat wisata yang cukup lengkap untuk wisata
keluarga. Harga tiket masuk Taman Wisata Lembah Hijau adalah 10,000 Rupiah,
untuk dapat masuk ke areal water boom, Anda harus membayar tambahan harga
tiket sebesar 35,000 Rupiah per orang. Water boom sendiri adalah wahana paling
favorit di Taman Wisata Lembah Hijau.
Taman Wisata Lembah Hijau lokasi sangat dekat dengan pusat kota, hanya 10 km dari
bandar lampung. Berbeda dengan wisata ecopark lain yang biasnya jauh dari pusat kota.
Lembah hijau terlindung di lembah kecil, cocok sekali dengan konsep Lembah Hijau
yang berorientasi pada alam.

Keindahan alam berpadu dengan wahana-wahana menarik di tempat ini tak berhenti
memanjakan pengunjung. Tamasya di alam berpadu dengan pengetahuan yang bisa
didapat oleh anak-anak. Rekreasi yang memiliki nilai tambah.
Pengelola membagi Taman Wisata Lembah Hijau seluas 30 hektar menjadi 2 bagian. 15
hektar untuk taman wisata dan 15 hektar berfungsi untuk taman satwa.

Pada zona taman wisata, terdapat banyak wahana yang tersedia di Lembah Hijau
Lampung. Ada wahana air, outbound, tempat berkemah, wahana permainan, hingga
water park. Pada zona taman satwa pengunjung akan menyaksikan koleksi 465 satwa
dari 65 spesies berbeda.

Lokasi Lembah Hijau Lampung


Alamat lokasi wisata Lebah Hijau Lampung adalah di Jalan Raden Imba Kesuma Ratu
Kelurahan Sukadana Ham Tanjung Karang Barat Bandar Lampung.

Lokasi wisata ini tidak jauh dari pusat kota Bandar Lampung, hanya berjarak kurang
lebih 30 menit saja dengan kendaraan.

Rute Menuju Lembah Hijau Lampung


Untuk mencapai ke Lembah Hijau, bisa dari Kemiling, Teluk Betung, atau dari
arah Pasar Tamin. Jika dari Kemiling, ambil arah Sukadanaham melewati Palang Besi di
Jalan Imba Kesuma. Setelah melewati tanjakan, kemudian turunan, dan tanjakan lagi,
persis setelah tanjakan ini di sebelah kiri jalan ada plang Lembah Hijau.

Jika dari arah Teluk, tinggal ikuti Jalan Imba Kesuma, dari Lazuardi Haura School lurus
lalu ada tanjakan, turun sedikit, lalu ada tanjakan dan turunan, ketemu Tugu Durian.
Dari Tugu Durian masih lurus lagi sekitar 300 meter. Di sebelah kanan jalan akan anda
jumpai Plang Lembah Hijau.
9. Pantai Tanjung Setia

Pantai Tanjung Setia adalah alternatif bagus untuk para pecinta selancar yang sudah
bosan berselancar di Pantai Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Terletak di sisi barat Lampung,
Pantai Tanjung Setia mempunyai salah satu ombak terbaik di dunia, menurut para
peselancar yang telah mencoba tantangan selancar di Pantai Tanjung Setia. Lokasinya
memang cukup jauh, sektiar 270 KM dari Bandar Lampung, dan membutuhkan waktu
sekitar 6 jam untuk mencapainya, namun tidak perlu kuatir, pecinta selancar tidak akan
kecewa! Mengingat lokasinya yang lumayan jauh dan terpencil, Pantai Tanjung Setia
mempunyai kondisi yang baik dan tidak rusak oleh kegiatan manusia, bagaikan mutiara
yang bersembunyi dengan sempurna. Pantai Tanjung Setia ini sudah dikenal oleh turis
mancanegara namun belum oleh masyarakat lokal. Pantai ini menjadi salah satu tempat
favorit dan terbaik di dunia untuk olahraga air. Ombak di pantai ini termasuk salah satu
ombak tertinggi di dunia karena berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Ombak
di pantai ini bisa mencapai tinggi 6-7 meter dengan panjang 200 meter.

Ombak sempurna memanjakan peselancar di pantai ini yang biasanya berlangsung dari


bulan Juni sampai Agustus. Ombak di pantai ini yang bisa mencapai hingga ketinggian
6 hingga 7 meter dengan panjang mencapai 200 meter. Kondisi tersebut menjadikan
pantai ini sebagai taman bermain bagi para peselancar dari berbagai belahan dunia. Di
sinilah peselancar menemukan habitatnya dengan penunggang papan selancar menjajal
ombak penuh tantangan. Mereka biasanya tinggal selama dua minggu, menunggu
ombak besar dan sempurna menjemput ke lautan.

Tanjung Setia juga menawarkan lingkungan sekitar yang masih alami dan beberapa
keindahan alam yang menakjubkan. Pasir putihnya halus dan terhampar di sepanjang
pesisir pantai. Matahari terbenam yang sangat indah menawarkan atraksi menarik di
samping gelombang menantang. Tepi Pantai Tanjung Setia juga dihiasi oleh rimbunnya
pepohonan palem yang memberikan pemandangan indah dan suasana santai selagi
menunggu ombak datang. Jauh dari garis pantai dan gelombang yang mengamuk, di
lepas Pantai Tanjung Setia menunggu penghobi mancing untuk menemukan harta karun
mereka. Di lepas pantai terdapat beberapa koleksi ikan seperti ikan blue marlin raksasa.
Ikan ini secara lokal diberi nama Iwa Tuhuk. Ikan Blue Marlin raksasa di sini dapat
mencapai berat antara 50 sampai 70 kilogram dan berukuran sampai 170 cm. Sensasi
memancing melawan perlawanan ikan ini di kail pancing Anda merupakan pengalaman
yang tidak akan terlupakan.
Mengingat keindahan yang masih belum tersentuh dan lokasi strategis yang terpencil,
membuat pantai ini disebut sebagai mutiara tersembunyi yang paling sempurna.
Perairan dan gelombangnya yang memanjakan dan menantang dikombinasikan dengan
suasananya yang sepi menjadikan pantai ini sebagai tujuan wisata yang sempurna baik
untuk pencari kegiatan yang memompa adrenalin maupun pencari liburan.

10. Taman Purbakala Pugung Raharjo

Terletak di Desa Pugung Raharjo, Taman Purbakala Pugung Raharjo adalah


kompleks peninggalan kebudayaan masa lalu. Berlokasi sekitar 52 KM dari kota
Bandar Lampung, Taman Purbakala Pugung Raharjo mempunyai koleksi
peninggalan purbakala berupa kuburan batu, meja batu, altar batu, batu mayat,
dan lain-lain. Wisata sejarah ini memang kurang begitu diminati oleh anak muda
jaman sekarang, namun tidak ada salahnya mencoba jenis wisata ini supaya tidak
bosan.

Kompleks situs purbakala yang dikelilingi tanggul dan benteng

Kompleks situs purbakala ini dikelilingi gundukan tanah, yakni di sebelah barat dan
timur. Gundukan ini konon dulunya adalah benteng untuk berlindung dari serangan
binatang buas atau untuk pertahanan diri. Untuk panjang benteng sendiri di sebelah
barat adalah panjangnya 300 meter, lantas benteng sebelah timur panjangnya 1200
meter. Ketinggian gundukan tanah ini rata-rata 2-3 meter dengan kedalaman parit 3-5
meter. Sangat menarik, ayo kunjungi ya!

Situasi jalanan ke kompleks situs purbakala dan banyak benda bersejarah yang kita
temuiPribadi

Saat masuk ke kompleks situs purbakala ini kita berjalan di sebuah lorong pijakan batu.
Di kiri kanan lorong itu dapat kita temukan benda bersejarah, seperti menhir, batu
mayat, serta sebuah batu bergores unik yang berbentuk bujur sangkar. Selain itu,
dengan suasana yang menyejukkan mata karena banyak pepohonan hijau yang asri.

Punden berundak yang berada jauh di dalam kompleks situs pur

Untuk mencapai punden berundak ini, kamu harus berjalan agak jauh ke dalam
kompleks situs purbakala ini. Jangan pikirkan lelah ya, karena akan terbayar dengan
semua keindahan punden berundak ini. Kamu bisa manfaatkan kesempatan ini untuk
berfoto-foto, kapan lagi ayo berwisata ke Lampung Timur, iya bukan?

Terdapat kolam megalitik yang konon adalah kolam bertuah

Dok. Pribadi

Setelah mengunjungi punden berundak, kamu akan sampai juga di area ini, yakni kolam
megalitik. Sejuknya saat berada di sini karena di sekelilingnya terdapat pepohonan yang
rimbun. Kamu pun boleh kok berenang di kolam ini bahkan ada kepercayaan yang
menyatakan bahwa jika mencuci muka dengan air kolam ini akan menjadi awet muda.
Bikin pensaran, kan?
Tak hanya kompleks situs pubakala, pengunjung juga dimanjakan dengan rumah
informasi

Dok. Pribadi

Rumah informasi ini berada cukup jauh dari kompleks situs purbakala, pengunjung
boleh mengunjungi rumah ini dahulu atau situs dahulu, terserah saja. Rumah unik ini
adalah rumah adat khas Lampung. Di dalam rumah ini layaknya museum yang
memberikan informasi tentang Situs Purbakala Pugungraharjo. Di sana kamu bisa tahu
akan sejarahnya, pajangan arca, menhir, gerabah, dan lain-lain.

Isi rumah informasi yang sangat bersejarah

ok. Pribadi

Pokoknya, jika berkunjung ke situs purbakala ini jangan lewatkan juga untuk melihat
koleksi benda bersejarah yang berada di rumah informasi. Kamu juga akan dipandu
oleh pemandu wisata baik hati yang akan menjawab pertanyaan apa saja yang kamu
utarakan.

Ayo, kapan kamu mau berkunjung ke sini? Siap-siap agendakan untuk liburan
selanjutnya ya! Selamat berlibur ke Lampung Timur.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seiring berjalan nya waktu, budaya Lampung mengalami perubahan, di
karenakan teknologi yang semakin berkembang. Kalangan rakyat biasa dapat
tampil menjadi pemimpin dan memegang kekuasaan. Orang Lampung juga sangat
menghormati dan mematuhi hukum adat yang berlaku sebagai cerminan tingkah
laku di jaman modern saat ini. Ini semua di karenakan budaya yang dapat terus
bekembang dari zaman ke ke zaman, masyarakat dapat menjalankan dan
mengembangkan budaya yang mereka anggap baik di lingkungan mereka
masing-masing

DAFTAR PUSAKA

http://ragambudayanusantara.blogspot.com/2008/09/suku-lampung.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Definisi_Budaya
http://phunnypelupa.blogspot.com/2011/01/suku-lampung.html
http://anekatempatwisata.com/10-tempat-wisata-di-lampung-yang-wajib-
dikunjungi/

Anda mungkin juga menyukai