Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, karena berkat kemurahanya makalah ini dapat
kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas tentang “
Kebudayaan Lampung.”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan referensi dari
berbagai sumber. Kami masih menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu kami menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
tentang “Kebudayaan Lampung” ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
BAB II PEMBAHASAN
2.1 LAMPUNG
Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera,
Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung yang merupakan gabungan
dari kota kembar Tanjungkarang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relatif
luas, dan menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Pelabuhan
Panjang dan Pelabuhan Bakauheni serta pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan
(Telukbetung), Tarahan, dan Kalianda di Teluk Lampung.
Sedangkan di Teluk Semaka adalah Kota Agung (Kabupaten Tanggamus), dan di
Laut Jawa terdapat pula pelabuhan nelayan seperti Labuhan Maringgai dan
Ketapang. Di samping itu, Kota Menggala juga dapat dikunjungi kapal-kapal
nelayan dengan menyusuri sungai Way Tulang Bawang, adapun di Samudra
Indonesia terdapat Pelabuhan Krui.
Lapangan terbang utamanya adalah "Radin Inten II", yaitu nama baru dari
"Branti", 28 Km dari Ibukota melalui jalan negara menuju Kotabumi, dan
Lapangan terbang AURI terdapat di Menggala yang bernama Astra Ksetra. Secara
Geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan : Timur - Barat berada
antara : 103º 40' - 105º 50' Bujur Timur Utara - Selatan berada antara : 6º 45' - 3º
45' Lintang Selatan
2.1 SUKU LAMPUNG
Etnis Lampung yang biasa disebut (Ulun Lampung, Orang Lampung) secara
tradisional geografis adalah suku yang menempati seluruh provinsi Lampung dan
sebagian provinsi Sumatera Selatan bagian selatan dan tengah yang menempati
daerah Martapura, Muaradua di Komering Ulu, Kayu Agung, Tanjung Raja di
Komering Ilir, Merpas di sebelah selatan Bengkulu serta Cikoneng di pantai barat
Banten.
Pengantin dari suku Lampung. Kedua Mempelai merupakan Pengantin dari Suku
Lampung Marga Sungkai Bungamayang. Siger adalah Mahkota Wanita Pengantin
Suku Lampung yang sangat umum digunakan.
2.2 ASAL USUL
Asal-usul ulun Lampung (orang Lampung) erat kaitannya dengan istilah
Lampung sendiri. Pada abad ke VII orang di negeri Cina sudah membicarakan
suatu wilayah didaerah Selatan (Namphang) dimana terdapat kerajaan yang
disebut Tolang Pohwang, To berarti orang dan Lang Pohwang adalah Lampung.
nama Tolang, Po’hwang berarti “orang Lampung” atau “utusan dari Lampung”
yang datang dari negeri Cina sampai abad ke 7.Terdapat bukti kuat bahwa
Lampung merupakan bagian dari Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Jambi dan
menguasai sebagian wilayah Asia Tenggara termasuk Lampung dan berjaya
hingga abad ke-11.
Dalam kronik Tai-ping-huan-yu-chi dari abad kelima Masehi, disebutkan nama-
nama negeri di kawasan Nan-hai (“Laut Selatan”), antara lain dua buah negeri
yang disebutkan berurutan: To-lang dan Po-hwang. Negeri To-lang hanya disebut
satu kali, tetapi negeri Po-hwang cukup banyak disebut, sebab negeri ini
mengirimkan utusan ke negeri Cina tahun 442, 449, 451, 459, 464 dan 466. Prof.
Gabriel Ferrand, pada tulisannya dalam majalah ilmiah Journal Asiatique, Paris,
1918, hal. 477, berpendapat bahwa kedua nama itu mungkin hanya satu nama:
To-lang-po-hwang, lalu negeri itu dilokasikan Ferrand di daerah Tulangbawang,
Lampung.
Prof. Purbatjaraka, dalam bukunya Riwajat Indonesia I,Jajasan Pembangunan,
Djakarta, 1952, hal. 25, menyetujui kemungkinan adanya kerajaan
Tulangbawang, meskipun diingatkannya bahwa anggapan itu semata-mata
karena menyatukan dua toponimi dalam kronik Cina.
2.3 ADAT ISTIADAT
Masyarakat adat Lampung Saibatin.
Masyarakat Adat Lampung Saibatin mendiami wilayah adat: Labuhan Maringgai,
Pugung, Jabung, Way Jepara, Kalianda, Raja Basa, Teluk Betung, Padang Cermin,
Cukuh Balak, Way Lima, Talang Padang, Kota Agung, Semaka, Suoh, Sekincau,
Batu Brak, Belalau, Liwa, Pesisir Krui, Ranau, Martapura, Muara Dua, Kayu Agung,
empat kota ini ada di Provinsi Sumatera Selatan, Cikoneng di Pantai Banten dan
bahkan Merpas di Selatan Bengkulu. Masyarakat Adat Saibatin seringkali juga
dinamakan Lampung Pesisir karena sebagian besar berdomisili di sepanjang
pantai timur, selatan dan barat lampung, masing masing terdiri dari:
2.5 PARIWISATA LAMPUNG
Tempat pariwisata di Provinsi Lampung terdiri dari pantai hingga objek wisata
alam di Lampung yang mempesona sangat cocok untuk menghabiskan liburan
kita. sepuluh tempat pariwisata yang mempesona dan wajib dikunjungi yaitu :
Secara gaeografis Taman Nasional Way Kambas terletak antara 40°37’ – 50°16’ Lintang Selatan dan
antara 105°33’ – 105°54’ Bujur Timur. Berada di bagian tenggara Pulau Sumatera di wilayah Propinsi
Lampung. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas dan Cabang disisihkan sebagai daerah
hutan lindung, bersama-sama dengan beberapa daerah hutan yang tergabung didalamnya.
Berdasarkan sejarah Pendirian kawasan pelestarian alam Way Kambas dimulai sejak tahun 1936
oleh Resident Lampung, Mr. Rookmaker, dan disusul dengan Surat Keputusan Gubernur Belanda
tanggal 26 Januari 1937 Stbl 1937 Nomor 38.
Pada tahun 1978 Suaka Margasatwa Way Kambas diubah menjadi Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
oleh Menteri Pertanian dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 429/Kpts-7/1978 tanggal
10 Juli 1978 dan dikelola oleh Sub Balai Kawasan Pelestarian Alam (SBKPA).
Kawasan Pelestarian Alam diubah menjadi Kawasan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) yang
dikelola oleh SBKSDA dengan luas 130,000 ha. Pada tahun 1985 dengan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor 177/Kpts-II/1985 tanggal 12 Oktober 1985. Pada tanggal 1 April 1989 bertepatan
dengan Pekan Konservasi Nasional di Kaliurang Yogyakarta, dideklarasikan sebagai Kawasan
Taman Nasional Way Kambas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 444/Menhut-
II/1989 tanggal 1 April 1989 dengan luas 130,000 ha.
Kemudian pada tahun 1991 atas dasar Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 144/Kpts/II/1991
tanggal 13 Maret 1991 dinyatakan sebagai Taman Nasional Way Kambas, dimana pengelolaannya
oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Way Kambas yang bertanggungjawab langsung
kepada Balai Konsevasi Sumber Daya Alam II Tanjung Karang. Dengan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor 185/Kpts-II/1997 tanggal 13 maret 1997 dimana Sub Balai Konsevasi Sumber
Daya Alam Way Kambas dinyatakan sebagai Balai Taman Nasional Way Kambas.
Sejarah Alasan ditetapkannya kawasan tersebut sebagai kawasan pelestarian alam, adalah
untuk melindungi kawasan yang kaya akan berbagai satwa liar, diantaranya adalah tapir
(Tapirus indicus), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), enam jenis primata, rusa
sambar (Cervus unicolor), kijang (Muntiacus muntjak), harimau Sumatera (Panthera tigris),
beruang madu. Badak Sumatera pada saat itu belum ditemukan sehingga bukan sebagai salah
satu pertimbangan yang dipergunakan sebagai dasar penetapannya.
Namun demikian, setelah ditetapkannya sebagai kawasan suaka margasatwa hampir selama
dua puluh tahun, terutama pada periode 1968 – 1974, kawasan ini mengalami kerusakan
habitat cukup berat, yaitu ketika kawasan ini dibuka untuk Hak Pengusahaan Hutan, kawasan
ini beserta segala isinya termasuk satwa, banyak mengalami kerusakan.
Dari jenis satwa tersebut, sampai dengan saat ini keberadaannya masih terjaga dengan baik,
antara lain yang dikenal dengan The Big Five mammals yaitu tapir (Tapirus indicus), gajah
Sumatera (Elephant maximus sumatranus), harimau Sumatera (Panthera tigris), badak
Sumatera (Diserohinus sumatranus) dan beruang madu (Helarctos malayanus)
Di Taman Nasional Way Kambas ini terdapat hewan yang hampir punah di
antaranya Badak sumatera, Gajah Sumatra, Harimau sumatera, Mentok Rimba, Buaya
sepit, Kijang, Tapir, Rusa dan Beruang Madu. Jenis-jenis primata
seperti lutung, Owa, siamang, dan lain-lain. Di bagian pesisir sering ditemukan berbagai
jenis burung antara lain Bangau Tongtong, Sempidan Biru, Kuau raja, Burung
Pependang Timur, dan beberapa burung lainnya.
4. Pulau Kubur
Pulau Kubur mungkin terdengar seram bagi sebagian orang, namun sebenarnya
Pulau Kubur adalah surganya para pecinta kegiatan memancing. Kenapa
dinamakan Pulau Kubur? Ada beberapa versi cerita, ada yang mengatakan jika disana
terdapat dua kuburan yang tidak diketahui milik siapa, sehingga pulau tersebut
dinamakan Pulau Kubur. Tapi ada juga yang mengatakan jika dahulunya pulau tersebut
sering dijadikan tempat menebar abu hasil kremasi, sehingga disebut Pulau Kubur.
Tetapi sekarang pulau ini juga dikenal sebagai Pulau Permata. Pulau Kubur ini terletak
di tengah-tengah Teluk Lampung, jaraknya tidak jauh dari Pantai Puri Gading dan Pulau
Pasaran. Pulau ini masih jarang diakses apalagi jika hari-hari biasa, cocok untuk kalian
para pecinta travelling yang tidak terlalu menyukai tempat keramaian. Tetapi jika hari
libur, banyak sekali wisatawan yang datang kesini, bahkan ada yang datang hanya
untuk memancing. Bentuk geografis Pulau ini sangat unik, disatu bagian terdapat Pantai
dan dibagian lain terdapat tebing karang yang menjulang tinggi menghadap ke pesisir
Lampung. Informasi tambahan bagi kalian, Pulau ini adalah pulau tak berpenghuni, jadi
jika kalian ingin bermain disini usahakanlah untuk mempersiapkan setiap perlengkapan
yang mungkin saja akan dibutuhkan saat disana. Selain menjadi tempat memancing
yang sangat tepat, pulau ini juga memiliki pasir dan air yang sangat indah jadi akan
menjadi tempat liburan yang sangat sempurna. Disisi lain, tempat ini masih sangat
alami sekali, sesampainya disana kalian akan selalu menemukan ketenangan lewat
sepai-sepoi angin yang terus menerpa wajah. Bahkan sekarang sudah banyak spot foto
yang cantik, jadi akan sangat rugi jika kalian belum menampakkan kaki ke pulau kecil
yang indah ini.digunakan untuk acara penaburan abu jenazah. Berlokasi di Teluk
Lampung, pulau ini dapat dicapai dengan menggunakan perahu dalam waktu kurang
lebih 20 menit. Pulau Kubur relatif sepi pada hari-hari biasa, namun pada hari libur
dapat terlihat cukup banyak wisatawan yang datang untuk memancing. Ikan di sekitar
Pulau Kubur sangat banyak dan beragam karena ada banyak karang besar yang
merupakan habitat ikan di sekitar Pulau Kubur.
5. Menara siger
Menara Siger adalah bangunan indah bewarna kuning yang saat ini sudah
menjadi ikon Lampung. Berdiri cantik di atas sebuah bukit, Menara Siger adalah
titik nol jalan lintas Sumatera yang sudah menjadi salah satu tempat transit dan
tempat wisata di Lampung. Untuk dapat memasuki kawasan Menara Siger, Anda
harus membayar tiket masuk dan biaya parkir yang tidak mahal. Menara Siger
adalah bangunan kebanggan masyarakat provinsi Lampung karena mempunyai
arsitektur tradisional khas Lampung.
Tak jauh dari Pelabuhan Bakauheni, berdiri megah sebuah bangunan yang menjadi
kebanggaan masyarakat Lampung. Bangunan ini berdiri menjulang pada ketinggian 110
meter di atas permukaan laut dan terletak tepat menghadap gerbang masuk Pelabuhan
Bakauheni. Inilah landmark Provinsi Lampung sekaligus titik kilometer nol selatan
Sumatera, yang dengan penuh kebanggaan diberi nama Menara Siger. Menara Siger
diresmikan oleh Gubernur Sjahroedin Z.P. pada 30 April 2008.
Menara Siger yang terletak di Bukit Gamping, Bakauheni, Lampung Selatan, ini memiliki
bentuk yang unik dengan sembilan kerucut berwarna kuning keemasan yang berderet
memanjang. Bentuk ini mengadaptasi bentuk mahkota pengantin wanita (siger) dalam
adat Lampung. Sedangkan, pucuknya yang berjumlah sembilan adalah simbolisasi
sembilan bahasa yang ada dalam masyarakat Lampung. Kerucut pada bagian tengah
berukuran lebih besar dan lebih tinggi yang menjadi puncak dari menara ini.
Menara Siger sekaligus menjadi penanda titik nol kilometer di selatan SumateraKetika
menyeberangi Selat Sunda, Menara Siger menjadi pertanda kita telah tiba di sisi paling
selatan SumateraLetaknya yang berada di Bukit Gamping membuat sekeliling Menara
Siger memiliki pemandangan indahMenara Siger berdiri menjulang pada ketinggian 110
meter di atas permukaan lautMenara Siger terletak tepat di seberang gerbang masuk
Pelabuhan BakauheniPemandangan indah matahari terbit dari pelataran Menara Siger
yang layak diabadikan dalam sebuah objek fotoPemandangan laut dan gugusan pulau
yang terlihat dari Menara SigerGerbang masuk komplek Menara Siger di Jalan Lintas
Timur SumateraArsitektur Menara Siger adalah karya Ir. H. Anshori Djausal M.T.,
arsitek asal LampungKemegahan Menara Siger yang memiliki ketinggian 110 meter
dilihat dari halaman depan
Tetes air yang jatuh itu, berbentuk melengkung menyerupai punggung manusia yang
sedang mandi. Dan hal tersebutlah yang mendasari air terjun ini dinamakan “Putri
Malu”. Dari namanya saja pasti sudah jelas terbayang betapa indahnya pesona air terjun
yang satu ini. Air Terjun Putri Malu memang benar-benar cantik. Maka tak
mengherankan jika banyak wisatawan yang tergila-gila dengan kecantikan air terjun
yang satu ini. Ketika mendengar suara deburannya saja sudah segar, apa lagi jika sudah
terkena air cipratannya secara langsung.
Lokasi Air Terjun Putri Malu memang sangatlah alami dan asri sekali, selain itu juga
berpadu dengan indahnya panorama hijaunya pegunungan yang diselimuti hutan
tropis basah yang masih perawan, menambah nyaman tempat ini untuk sekedar
melepas penat dari aktivitas sehari – hari. Air Terjun Putri Malu dapat dijadikan
sebagai tempat wisata alternatif liburan Anda bersama orang – orang tercinta, jika Anda
sudah bosan dengan suasana di kota ataupun tempat kerja Anda.
Selain itu lokasi wisata Air Terjun Putri Malu ini tempatnya juga tidak terlalu jauh dari
perkampungan penduduk, jadi Anda tidak perlu khawatir. Di dekat Air Terjun Putri
Malu terdapat tempat wisata juga yaitu Sumber Air Panas yang terletak di Kampung
Jukuh Batu Banjit, bersebelahan dengan aliran Sungai Neki yang berbatu nan indah.
Tempatnya berjarak sekitar 3 kilometer dari Kampung Cukuh Bat. Tempat wisata Air
Terjun Putri Malu sangat mudah sekali diakses dari jalan lintas Sumatera, jadi Anda
tidak perlu khawatir kesulitan menemukan lokasinya.
Yang pertama Anda tuju adalah SMU N 1 Baratadu, karena jalan masuk ke tempat
wisata tersebut yaitu persimpangan ke arah SMU N 1 Baratadu. Air Terjun Putri
Malu sendiri mempunyai jarak kurang lebih sekitar 46 km dari Ibukota Kabupaten Way
Kanan, Blambangan Umpu. Sekarang kondisi menuju tempat wisata Air Terjun Putri
Malu memang masih berupa jalan setapak. Tetapi kini prospek wisata Way Kanan ini
sudah mulai di kelola oleh dinas Pariwisata Way Kanan, Lampung.
7. Gunung Krakatau
Gunung Krakatau tentu semua orang sudah pernah mendengarnya. Terletak di
Selat Sunda, Gunung Krakatau adalah tempat wisata di Lampung yang
menawarkan tidak hanya wisata pegunungan, melainkan juga wisata bahari.
Gunung Krakatau dahulu kala pernah meletus pada tahun 1883, sekarang telah
menjadi tempat wisata yang terkenal. Saat ini Gunung Krakatau sudah menjadi
daerah konservasi alam, oleh karena itu, untuk memasuki area Gunung Krakatau,
Anda harus memiliki ijin terlebih dahulu. Ijin ini dapat diperoleh dari balai
konservasi Lampung. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir
ke timur menuju Gunung Kamula. Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah
menjadi dua, menciptakan pulau Sumatra."
Teks Jawa Kuno bertajuk Pustaka Raja Parwa dari tahun 416 masehi mengisahkan
dahsyatnya letusan Gunung Krakatau Purba. Gunung yang menjadi cikal bakal Gunung
Krakatau, kemudian kembali sirna saat meletus pada 1883.
Tak terbayang dahsyatnya saat Krakatau Purba memisahkan Jawa dan Sumatra. Saat
Gunung Krakatau musnah lantaran letusannya sendiri pada 26-27 Agustus 1883 saja
telah meluluhlantakkan bumi. Ratusan tahun kemudian, Krakatau yang dalam Bahasa
Inggris disebut Krakatoa itu menjadi kaldera vulkanik. Setelah 40 tahun Gunung
Krakatau erupsi, muncullah gunung api Anak Gunung Krakatau dari kaldera purba yang
masih aktif itu.
Saban tahun, Anak Krakatau rerata bertambah tinggi 6 meter dan lebih lebar 12 meter.
Artinya, sejak kemunculannya pada 1927, maka kini setelah 91 tahun berlalu,
ketinggian Anak Gunung Krakatau minimal mencapai 534 meter.
Namun, saat ini ketinggian Anak Gunung Krakatau mencapai 230 meter di atas
permukaan laut (Mdpl). Sedangkan, sebelumnya, Gunung Krakatau memiliki ketinggian
813 Mdpl.
Pada Sabtu, 22 Desember 2018, sekitar pukul 21.03 WIB, terjadi getaran setara dengan
3,4 SR di bawah laut. Getaran vulkanik itu membuat kepundan Gunung Anak Krakatau
runtuh dan terjadi longsor di bawah laut.
Tak lama berselang, sekitar 24 menit kemudian, gelombang laut Selat Sunda merambat
hingga ke pantai. Setidaknya, sebanyak 373 orang meninggal dunia, ribuan luka-luka
dan mengungsi, rumah hingga infrastruktur rusak parah di Pandeglang, Serang, dan
Lampung Selatan.
Dentuman letusan terdengar hingga ke Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues
dekat Afrika, yang jauhnya 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai
30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki saat akhir Perang
Dunia II.
Erupsi Gunung Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap
selama lebih dari dua hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari
bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia
hingga New York, Amerika Serikat.
Pesona Anak Krakatau
Bencana mahadahsyat yang pernah terjadi sejak era Rakata, ibu dari Gunung Krakatau,
memang patut menjadi pelajaran bagi bangsa ini. Namun, bencana tsunami yang baru
saja terjadi, mengingatkan akan pesona Gunung Anak Krakatau.
Kawasan Anak Gunung Krakatau memang kini menjadi objek wisata yang lengkap
untuk sekadar menghabiskan akhir pekan bagi wisatawan. Paket yang ditawarkan pun
terbilang lengkap.
Gunung api, terumbu karang, pasir putih, pantai elok, pulau-pulau eksotir, hingga
masyarakat yang ramah menjadi daya tarik bagi pelancong.
Dari Pulau Sebesi, pelancong dapat berpetualang menikmati pesona gunung di tengah
laut, pemandangan alam bawah laut nan menakjubkan, bercengkrama dengan deburan
ombak yang menenangkan. Tak jauh dari Pulau Sebesi, ada dua pulau yang tak kalah
menakjubkan, yakni Pulau Sebuku Besar dan Pulau Sebuku Kecil.
Pulau tak berpenghuni ini memiliki pasir putih dan air yang jernih. Terumbu karang dan
kawanan ikan yang sungguh sayang untuk dilewatkan.
Menjelang petang, Pulau Umang-umang yang terletak tak jauh dari Sebesi juga patut
dieksplorasi. Pulau tak berpenghuni itu sungguh menakjubkan.
.
8. Taman Wisata Lembah Hijau
Taman Wisata Lembah Hijau mulai dibuka pada tahun 2006. Mempunyai lahan
seluas kurang lebih 30 hektar, Taman Wisata Lembah Hijau adalah tempat wisata
di Lampung yang mempunyai konsep cagar alam, budaya, dan adat. Dari 30
hektar tersebut, 80%nya adalah areal alami dan sisanya adalah bangunan.
Mempunyai taman rekreasi, water boom, dan kebun binatang mini, Taman
Wisata Lembah Hijau adalah tempat wisata yang cukup lengkap untuk wisata
keluarga. Harga tiket masuk Taman Wisata Lembah Hijau adalah 10,000 Rupiah,
untuk dapat masuk ke areal water boom, Anda harus membayar tambahan harga
tiket sebesar 35,000 Rupiah per orang. Water boom sendiri adalah wahana paling
favorit di Taman Wisata Lembah Hijau.
Taman Wisata Lembah Hijau lokasi sangat dekat dengan pusat kota, hanya 10 km dari
bandar lampung. Berbeda dengan wisata ecopark lain yang biasnya jauh dari pusat kota.
Lembah hijau terlindung di lembah kecil, cocok sekali dengan konsep Lembah Hijau
yang berorientasi pada alam.
Keindahan alam berpadu dengan wahana-wahana menarik di tempat ini tak berhenti
memanjakan pengunjung. Tamasya di alam berpadu dengan pengetahuan yang bisa
didapat oleh anak-anak. Rekreasi yang memiliki nilai tambah.
Pengelola membagi Taman Wisata Lembah Hijau seluas 30 hektar menjadi 2 bagian. 15
hektar untuk taman wisata dan 15 hektar berfungsi untuk taman satwa.
Pada zona taman wisata, terdapat banyak wahana yang tersedia di Lembah Hijau
Lampung. Ada wahana air, outbound, tempat berkemah, wahana permainan, hingga
water park. Pada zona taman satwa pengunjung akan menyaksikan koleksi 465 satwa
dari 65 spesies berbeda.
Lokasi wisata ini tidak jauh dari pusat kota Bandar Lampung, hanya berjarak kurang
lebih 30 menit saja dengan kendaraan.
Jika dari arah Teluk, tinggal ikuti Jalan Imba Kesuma, dari Lazuardi Haura School lurus
lalu ada tanjakan, turun sedikit, lalu ada tanjakan dan turunan, ketemu Tugu Durian.
Dari Tugu Durian masih lurus lagi sekitar 300 meter. Di sebelah kanan jalan akan anda
jumpai Plang Lembah Hijau.
9. Pantai Tanjung Setia
Pantai Tanjung Setia adalah alternatif bagus untuk para pecinta selancar yang sudah
bosan berselancar di Pantai Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Terletak di sisi barat Lampung,
Pantai Tanjung Setia mempunyai salah satu ombak terbaik di dunia, menurut para
peselancar yang telah mencoba tantangan selancar di Pantai Tanjung Setia. Lokasinya
memang cukup jauh, sektiar 270 KM dari Bandar Lampung, dan membutuhkan waktu
sekitar 6 jam untuk mencapainya, namun tidak perlu kuatir, pecinta selancar tidak akan
kecewa! Mengingat lokasinya yang lumayan jauh dan terpencil, Pantai Tanjung Setia
mempunyai kondisi yang baik dan tidak rusak oleh kegiatan manusia, bagaikan mutiara
yang bersembunyi dengan sempurna. Pantai Tanjung Setia ini sudah dikenal oleh turis
mancanegara namun belum oleh masyarakat lokal. Pantai ini menjadi salah satu tempat
favorit dan terbaik di dunia untuk olahraga air. Ombak di pantai ini termasuk salah satu
ombak tertinggi di dunia karena berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Ombak
di pantai ini bisa mencapai tinggi 6-7 meter dengan panjang 200 meter.
Tanjung Setia juga menawarkan lingkungan sekitar yang masih alami dan beberapa
keindahan alam yang menakjubkan. Pasir putihnya halus dan terhampar di sepanjang
pesisir pantai. Matahari terbenam yang sangat indah menawarkan atraksi menarik di
samping gelombang menantang. Tepi Pantai Tanjung Setia juga dihiasi oleh rimbunnya
pepohonan palem yang memberikan pemandangan indah dan suasana santai selagi
menunggu ombak datang. Jauh dari garis pantai dan gelombang yang mengamuk, di
lepas Pantai Tanjung Setia menunggu penghobi mancing untuk menemukan harta karun
mereka. Di lepas pantai terdapat beberapa koleksi ikan seperti ikan blue marlin raksasa.
Ikan ini secara lokal diberi nama Iwa Tuhuk. Ikan Blue Marlin raksasa di sini dapat
mencapai berat antara 50 sampai 70 kilogram dan berukuran sampai 170 cm. Sensasi
memancing melawan perlawanan ikan ini di kail pancing Anda merupakan pengalaman
yang tidak akan terlupakan.
Mengingat keindahan yang masih belum tersentuh dan lokasi strategis yang terpencil,
membuat pantai ini disebut sebagai mutiara tersembunyi yang paling sempurna.
Perairan dan gelombangnya yang memanjakan dan menantang dikombinasikan dengan
suasananya yang sepi menjadikan pantai ini sebagai tujuan wisata yang sempurna baik
untuk pencari kegiatan yang memompa adrenalin maupun pencari liburan.
Kompleks situs purbakala ini dikelilingi gundukan tanah, yakni di sebelah barat dan
timur. Gundukan ini konon dulunya adalah benteng untuk berlindung dari serangan
binatang buas atau untuk pertahanan diri. Untuk panjang benteng sendiri di sebelah
barat adalah panjangnya 300 meter, lantas benteng sebelah timur panjangnya 1200
meter. Ketinggian gundukan tanah ini rata-rata 2-3 meter dengan kedalaman parit 3-5
meter. Sangat menarik, ayo kunjungi ya!
Situasi jalanan ke kompleks situs purbakala dan banyak benda bersejarah yang kita
temuiPribadi
Saat masuk ke kompleks situs purbakala ini kita berjalan di sebuah lorong pijakan batu.
Di kiri kanan lorong itu dapat kita temukan benda bersejarah, seperti menhir, batu
mayat, serta sebuah batu bergores unik yang berbentuk bujur sangkar. Selain itu,
dengan suasana yang menyejukkan mata karena banyak pepohonan hijau yang asri.
Untuk mencapai punden berundak ini, kamu harus berjalan agak jauh ke dalam
kompleks situs purbakala ini. Jangan pikirkan lelah ya, karena akan terbayar dengan
semua keindahan punden berundak ini. Kamu bisa manfaatkan kesempatan ini untuk
berfoto-foto, kapan lagi ayo berwisata ke Lampung Timur, iya bukan?
Dok. Pribadi
Setelah mengunjungi punden berundak, kamu akan sampai juga di area ini, yakni kolam
megalitik. Sejuknya saat berada di sini karena di sekelilingnya terdapat pepohonan yang
rimbun. Kamu pun boleh kok berenang di kolam ini bahkan ada kepercayaan yang
menyatakan bahwa jika mencuci muka dengan air kolam ini akan menjadi awet muda.
Bikin pensaran, kan?
Tak hanya kompleks situs pubakala, pengunjung juga dimanjakan dengan rumah
informasi
Dok. Pribadi
Rumah informasi ini berada cukup jauh dari kompleks situs purbakala, pengunjung
boleh mengunjungi rumah ini dahulu atau situs dahulu, terserah saja. Rumah unik ini
adalah rumah adat khas Lampung. Di dalam rumah ini layaknya museum yang
memberikan informasi tentang Situs Purbakala Pugungraharjo. Di sana kamu bisa tahu
akan sejarahnya, pajangan arca, menhir, gerabah, dan lain-lain.
ok. Pribadi
Pokoknya, jika berkunjung ke situs purbakala ini jangan lewatkan juga untuk melihat
koleksi benda bersejarah yang berada di rumah informasi. Kamu juga akan dipandu
oleh pemandu wisata baik hati yang akan menjawab pertanyaan apa saja yang kamu
utarakan.
Ayo, kapan kamu mau berkunjung ke sini? Siap-siap agendakan untuk liburan
selanjutnya ya! Selamat berlibur ke Lampung Timur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seiring berjalan nya waktu, budaya Lampung mengalami perubahan, di
karenakan teknologi yang semakin berkembang. Kalangan rakyat biasa dapat
tampil menjadi pemimpin dan memegang kekuasaan. Orang Lampung juga sangat
menghormati dan mematuhi hukum adat yang berlaku sebagai cerminan tingkah
laku di jaman modern saat ini. Ini semua di karenakan budaya yang dapat terus
bekembang dari zaman ke ke zaman, masyarakat dapat menjalankan dan
mengembangkan budaya yang mereka anggap baik di lingkungan mereka
masing-masing
DAFTAR PUSAKA
http://ragambudayanusantara.blogspot.com/2008/09/suku-lampung.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Definisi_Budaya
http://phunnypelupa.blogspot.com/2011/01/suku-lampung.html
http://anekatempatwisata.com/10-tempat-wisata-di-lampung-yang-wajib-
dikunjungi/