Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH ALAM MINANGKABAU

MAKALAH

Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Budaya Minangkabau

Disusun oleh:

kelompok 1:

Zukri Budiman (2216010164)

Raudiatul Afdalillah (2216010102)

Suci Ramadana Alfi S (2216010148)

Moni Zulesni (2216010022)

Dosen pengampu;

Dr. Lukmanul Hakim, M.Ag

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
1444 H/ 2023 M
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Swt. karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyusun Makalah yang berjudul “Sejarah Alam Minangkabau”.
Serta shalawat beserta salam selalu tercurahkan pada baginda Rasulullah Saw. yang mana
telah menuntun kita dari zaman Jahiliyah sampai pada zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan sebagaimana yang telah kita rasakan pada saat sekarang ini.

Makalah ini kami buat untuk memberikan pengetahuan tentang sejarah alam
minangkabau serta melengkapi tugas Islam dan Budaya Minangkabau pada semesester 3.
Semoga kita semua bisa mengambil isi pelajaran dari makalah yang kami buat. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Lukmanul Hakim, M.Ag selaku
dosen pengampu matakuliah Islam dan Budaya Minangkabau dan kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas.
Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan untuk perbaikan
makalah ini dimasa yang akan datang.

Padang, 30 Agustus
2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................iii

A. Latar Belakang.......................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah..................................................................................................iii
C. Tujuan Masalah......................................................................................................iii

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................1

A. Asal usul Minangkabau..........................................................................................1


B. Konsep Alam..........................................................................................................2
C. Konsep Luhak.........................................................................................................3
D. Konsep Rantau.......................................................................................................4
E. Makna Alam Takambang Jadi Guru......................................................................5

BAB III PENUTUP................................................................................................................7

A. Kesimpulan.............................................................................................................7
B. Saran.......................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai masyarakat Indonesia, kita perlu mengetahui berbagai macam kebudayaan


yang ada dinegara kita. Indonesia terdiri dari banyak suku dan budaya, dengan mengenal dan
mengetahui hal itu. Masyarakat Indonesia akan lebih mengerti kepribadian suku lain,
sehingga tidak menimbulkan perpecahan atau permasalahan. Pengetahuan kebudayaan ini
juga memperkuat rasa nasionalisme kita sebagai warga Negara Indonesia.

Masyarakat Minangkabau adalah kelompok etnik nusantara yang menjunjung tinggi


adat istiadat.Nama minangkabau terdiri dari dua kata Minang dan Kabau, nama itu dikaitkan
dalam legenda khas Minang yang dikenal didalam tambo. Nama minangkabau yang berasal
dari ucapan ‘manang kabau’ artinya menang kerbau. Dalam catatan sejarah kerajaan
majapahit, nagarakretagama bertarikh 1365 M, juga telah ada menyebutkan nama
minangkabau sebagai salah satu dari negeri melayu yang ditaklukkannya. 2Suku minang
merupakan bagian dari masyarakat deuro melayu artinya melayu muda yang melakukan
migrasi dari daratan china selatan ke pulau sumatera sekitar 2.500-2.000 tahun yang lalu.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan konsep Alam?
b. Apa yang dimaksud dengan konsep Luhak?
c. Apa yang dimaksud dengan konsep Rantau?
d. Apa yang dimaksud dengan Alam Takambang Jadi Guru?
C. Tujuan Masalah
a. Pembaca dapat mengerti dan mengetahui konsep Alam.
b. Pembaca dapat mengerti dan mengetahui konsep Luhak.
c. Pembaca dapat mengerti dan mengetahui konsep Rantau.
d. Pembaca dapat mengerti dan mengetahui konsep Alam Takambang Jadi Guru.

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal usul Minangkabau

Merujuk pada artikel yang ditulis oleh Rusdi Chaprian, sejarah bermula pada masa
kerajaan Adityawarman. Adityawarman adalah seorang raja yang pernah memerintah di
Pagaruyung, pusat Kerajaan Minangkabau.Tidak hanya itu, dirinya juga merupakan raja
pertama yang memperkenalkan sistem kerajaan di Sumatera Barat. Kemudian pada abad ke-
17, provinsi ini mulai lebih terbuka dengan provinsi lainnya, khususnya Aceh.

Sebelumnya, masyarakat Minangkabau didominasi oleh aga Budha, namun demikian


akhirnya masyarakat Minangkabau didominasi oleh agama Islam.Sementara itu, kata Minang
yang dipakai pada desa ini berawal dari adanya isu yang beredar bahwa Kerajaan
Pagaruyung akan diserang oleh Kerajaan Majapahit dari Provinsi0 Jawa. Atas kerajaan
tersebut, maka terjadilah peristiwa adu kerbau.

Peristiwa adu kerbau ini, akhirnya dimenangi oleh kerbau minang. Kemenangan
tersebut, memunculkan kata minang dan kabau.

Sehingga selanjutnya, kedua kata tersebut dijadikan nama desa Minangkabau. Sebagai
pengingat dari kemenangan peristiwa adu kerbau antara Kerajaan Pagaruyung dan Kerajaan
Majapahit, masyarakat Minangkabau mendirikan rangkiang atau rumah loteng yang atapnya
mengikuti bentuk tanduk kerbau.

Beberapa tulisan sejarah mengatakan, transportasi masyarakat Minangkabau pada saat


itu adalah kerbau. Hal ini didorong dengan adanya pernyataan bahwa agama yang dipercaya
saat itu mengajarkan untuk menyayangi binatang seperti, gajah, kerbau, dan lembu.

Runtuhnya kerajaan Pagaruyung, dan adanya pengaruh dari Belanda di Perang Padri,
membuat daerah pedalaman Minangkabau menjadi bagian dari Pax Netherlandica atau politik
kolonial Belanda, yang berupaya menyatukan wilayah jajahan Belanda.

Wilayah, Suku dan Bahasa Sumatera Barat,Selain suku Minangkabau, di Sumatera


Barat juga terdapat suku lainnya seperti, suku Mandailing, dan suku Batak. Munculnya suku-
suku tersebut berawal ketika adanya Perang Paderi, pada abad ke-18.

1
Kemudian, saat ini Sumatera Barat atau Minangkabau terdiri dari 19 kota dan
kabupaten. Suku Minangkabau hingga sekarang tetap memegang teguh ungkapan “Adaik
basandi syarak, syarak basandi Kitabullah” atau Adat yang didasari oleh hukum Islam, dan
mengacu kepada Kitabullah.

B. Konsep Alam

Minangkabau adalah adat yang terletak disumatera barat. Namun pengertian


minangkabau tidak persis sama dangan pengertian sumatera barat. Minangkabau banyak
mengandung makna social kultural sedangkan sumatera barat mengandung makna
administratif. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa minangkabau terletak dalam daerah
geografis administratif sumatera barat dan juga menjangkau ke luar daerah sumatera barat
yaitu sebagian barat administratif provinsi riau dan bagian barat administrative provinsi
jambi. Dalam social dan budaya pada umumnya kedua daerah tersebut termasuk kedalam
masyrakat sumatera barat.

Dalam literatur tradisioanal minangkabau yaitu tambo dan kaba. Dilukiskan batas
lingkungan yang meliputi wilayah dan bagian bagian yang disebutkan diatas seperti riak yang
berdebur, sehiliran pasir nan panjang yaitu dari bayang ke sikiliang aia bangis yaitu
perbatasan dengan sumatera utara. Timur sampai taratak aia hitam (inderagiri), sialang
balantai besi (batas dengan pelalawan), tenggara sampai dengan sipasak pisau hanyut, durian
ditekuk raja, tanjung simaledu yang ketiganya adalah bagian barat provinsi jambi. Selatan
sampai dengan gunung patah Sembilan yaitu perbatsan jambi. Barat sampai laut yang sedidih
yaitu samudera hindia.

Dalam pengertian geografis, wilayah minangkabau terbagi atas wilayah inti yaitu
darek dan wilayah perkembangannya yang disebut rantau dan pesisir.

Darek adalah dataran tinggi yang dikelilingi oleh tiga gunung, gunung merapi,
gunung sago, dan gunung singgalang. rantau adalah wilayah kultural kedua orang
minangkabau antara dataran rendah dimulai dari daerah pantai timur sumatera. Pesisir adalah
daerah sepanjang pantai barat sumatera. Dari utara ke selatan, meulaboh, tapak tuan, singkil,
sibolga, sikilang, aie bangih, tiku, pariaman, padang, Bandar sapuluh, terdiri dari, air haji,
balai salasa, sungai tunu, pungasan, lakitan, kambang, ampiang parak, surantih, batang kapeh,
painan (bungo pasang, seterusnya bayang nan tujuah, indrapura, kerinci, muko-
muko,bengkulu.

2
Wilayah Alam Minangkabau secara umum dibagi kepada dua, yaitu luhak nan tigo
(Luhak Tanah Datar, Luhak Agam dan Luhak Limopuluah Koto) dan Rantau. Luhak
merupakan kawasan pusat atau wilayah inti dari alam Minangkabau. Sedangkan Rantau
adalah kawasan pinggiran sekaligus daerah perbatasan yang mengelilingi kawasan pusat
(Udri & Nurmatias, 2015:13). Kedua kawasan ini akan dijelaskan pada pembahasan
berikutnya.

C. Konsep Luhak

Luhak atau juga disebut Luak berarti sumur. Sumur adalah sumber mata air yang
menjadi dasar pembentukan hunian settlemen masyarakat. Secara historis, kecendrungan
masyarakat cendrung membentuk pemukiman penduduk memusat dan mendekat sumber-
sumber penghidupan mereka, dan cendrung mendekati mengitari/mendekati mata air.

Luhak dalam pengertian kurang. Misalnya Luhak Tanah Datar memberi tanda
geografis bahwa kawasan ini memiliki struktur tanah yang tidak datar. Luhak Agam berarti
kurang (tokoh) agama, Luhak Limapuluh Kota berarti kawasan yang pada awalnya dihuni
oleh lima puluh keluarga.

a. Luhak dalam arti Wilayah Teritorial Konfederasi Nagari


Luhak adalah wilayah konfederasi dari beberapa nagari di Minangkabau yang terletak
di pedalaman Sumatera Barat. Wilayah ini merupakan wilayah pemukiman awal penduduk
Minangkabau yang dikenal dengan istilah Darek (bahasa Indonesia: darat). Wilayah lainnya
yang akan dijelaskan kemudian adalah rantau.
Terdapat tiga luhak di Minangkabau, yaitu:
1) Luhak Tanah Data. Saat ini wilayah luhak ini meliputi nagari-nagari di kabupaten
Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, kota Padang Panjang, beberapa nagari di Dharmasraya
dan kota Sawahlunto sekarang.
2) Luhak Agam yang meliputi nagari-nagari di kabupaten Agam dan Kota
Bukittinggi sekarang.
3) Luhak Limopuluah yang meliputi kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota
Payakumbuh sekarang
Ketiga luhak tersebut juga sering disebut dengan Luhak Nan Tigo
b. Luhak dalam arti wilayah Penerapan Hukum Adat

3
Luhak biasanya diikat dengan kesamaan dalam prinsip pelaksanaan hukum adat. Oleh
sebab itu, prinsip pelaksanaan adat di luhak nan tigo berbeda-beda berdasarkan sistem
kelarasan yang dianut.
D. Konsep Rantau

Rantau Minangkabau secara teritori adalah daerah di luar “luhak nan tigo” yang
merupakan daerah asal orang minangkabau bermukim dan menjalani kehidupan.

Rantau dalam pengertian ekonomi adalah daerah di luar daerah asal atau tanah tempat
mencari kehidupan.

Merantau adalah budaya orang Minangkabau untuk mengembangkan diri dan mencari
penghidupan. Namun tidak tertutup kemungkinan untuk mengembangkan kebudayaan daerah
asal di perantauan.

Kedudukan Rantau

Dari segi adat, kedudukan rantau sama dengan luhak. Rantau memiliki otonomi
sendiri seperti luhak. Masyarakat rantau hidup di lingkungan adatnya. Mereka berhak
mengurus dirinya, mengurus kekayaan rantaunya, membangun kehidupan ekonominya, dan
menetapkan pemimpinnya. Pedoman utamanya tetap adat minangkabau. Jadi rantau dan
luhak sama-sama wilayah minangkabau dan sama-sama memakai adat dan budaya
minangkabau.

Minangkabau perantauan merupakan istilah untuk suku minangkabau yang berada


diluar provinsi sumatera barat, Indonesia. Merantau adalahproses pengenalan dunia luar
miangkabau. Merantau bagi orang minang adalah budaya tapi bukan berarti mereka lupa
untuk membangun kampong halamannya sendiri.

Para perantau biasanya sudah pergi sejak usia belasan tahun, baik pedagang maupun
penuntut ilmu. Bagi sebagian masyarakat minangkabau merantau merupakan sebuah cara
yang ideal untuk kematangandan kesuksesan. Dengan merantau tidak hanya mendapat
kekayaan dan ilmu tapi juaga prestise kehormatan individu ditengah-tengah lingkingan adat.

Dari pencarian yang diperoleh para perantau biasanya mengirimkan hasilnya ke


kampong halaman untuk diinvestasikan dalam usaha keluarga seperti memperluas sawah,
memgang kendali pengolahan bahan, atau menjemput sawah-sawah yang tergadai. Etos
merantau minangkabau sangatlah tinggi bahkan diperkirakan tertinggi diindonesia.

4
Sebab-sebab masyarakat minangkabau merantau yaitu sebagai berikut;

1. Faktor budaya

Salah satu penyebabnya adalah system kekerabatan matrilineal. Dengan sitem ini,
penguasa harta pusaka dipegang oleh kaum wanita sedangkan hak kaum pria cukup kecil.
Selain itu setelah masa akil baligh para pemuda tidak dapat lagi tidur dirumah orangtuanya,
karena ruma hanya untuk kaum wanita dan suami beserta anak-anaknya.

Para perantau yang pulang kekampung halaman, biasanya ia menceritakan


pengelamannya. Daya tarik kehidupan perantau inilah yang sangat berpengaruh dikalangan
masyarakat minangkabau. Sekarang wanita minangkabau tidak lazim merantau, bukan hanya
ikut suami tapi juga alas an berdagang dan pendidikan.

2. Faktor Ekonomi

Pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan bertambahnya sumber daya alam
yang diolah, jika dulu hasil pertanian dan perkebunan sumber utam tempat mereka hidup
dapat mengidupi keluarga maka kini hasil sumber daya tersebut tidak cukup lagi untuk
menghidupi keluarga mereka. Selain itu adalah tumbuhnya kesempatan baru dengan
dibukanya daerah perkebunan dan pertambangan. Faktor-faktor inilah yang kemudian
mendorong masyarakat minangkabau pergi merantau.

3. Faktor perang

Peperangan juga menimbulkan gelombang perpindahan masyarakat minangkabau


terutam dari daerah konflik, setelah perang padri muncul pemberontakan dibatipuh
menentang tanam paksa belanda, disusul pemberontakan siti manggopoh dan pemberontakan
komunis tahun 1926-1927. Setelah merdeka timbulnya PRRI yang juga menyebabkan
timbulnya eksodus besar-besaran masyarakat minangkabau kedaerah lain.

E. Makna Alam Takambang Jadi Guru

Falsafah minang didasarkan kepada pengajaran yang berasal dari hukum agama dan
hukum alam secara epistemology pepatah ‘alam takambang jadi guru’ mengajarkan orang
minangkabau untuk mengambil pengalaman dari berbagai fenomena dan kejadian di alam
sebagai bentuk inspirasi dan pengalam hidup, ide dan pola pikir.“Alam takambang jadi guru”

5
juga ungkapan pepatah Minangkabau yang sangat populer. Alam merupakan sumber belajar
(learning resources) bagi masyarakat Minangkabau.

Alam dengan segala bentuk, sifat, serta segala yang terjadi di dalamnya, merupakan
sesuatu yang dapat dijadikan sebagai pedoman, ajaran, dan guru bagi masyarakat
Minangkabau.

Masyarakat Minangkabau belajar dari alam semesta yaitu semua peristiwa yang
terjadi secara alami di alam merupakan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Kedua pepatah ini menjadi isyarat untuk masyarakat Minangkabau agar selalu
mencari tahu, menyelidiki, menghayati dan mempelajari ketentuan yang telah ditetapkan dan
terjadi oleh yang terdahulu.

Kejadian-kejadian tersebut dijadikan contoh untuk diteladani agar manusia selalu


berusaha menyelidiki, membaca dan memahami ketentuan yang terdapat di dalam alam
semesta ini.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Minangkabau adalah kelompok etnik nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat
minangkabau. Masyarakat minangkabau sangat menonjol pada perniagaan, dan lain-lain.
Nama minangkabau berasal dari dua kata minang dan kabau.

Masyarakat minangkabau pada umum diusia muda sudah dianjurkan untuk merantau
baik dalam bentuk menuntut ilmu maupun itu dalam bentuk bekerja.

Masyarakat minangkabau juga memegang teguh prinsip yaitu “Alam Takambang Jadi
Guru” dan juga selalu memegang teguh pepatah yang berbunyi “dima bumi dipijak disitu
langik dijunjuang”.

B. Saran

Diharapkan semua pembaca bisa memahami dan mengambil isi dari makalah ini dan
bisa memaklumi kekurangan dari makalah ini karena minimnya pengetahuan penulis, maka
kritik dam saran sangat diharapkan penulis demi kesempurnaan dari makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Darwas, filsafat minangkabau.

Ibid.

Hoktaviandri, mislaini, islam dan budaya minangkabau.desain sampul dan layout. 2022

Navis, A.A. alam takambang jadi guru. PT. grafit pers. 1984 jakarta.

www.com

https://tirto.id/asal-usul-nama-minangkabau-dan-sejarah-suku-minang-f5aG

http://nasirsalo.blogspot.com/2018/02/konsep-alam-minangkabau.html

Alam Minangkabau https://palantaminang.wordpress.com/sejarah-alam-minangkabau/b-


alam-minangkabau/

Anda mungkin juga menyukai