Anda di halaman 1dari 15

AKHLAK, ETIKA, MORAL, DAN BUDI PEKERTI

MAKALAH

Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak

Disusun oleh:

kelompok 1:

Zukri Budiman (2216010164)


Arifatul Rahman (2216010133)

Dosen pengampu:

Rizda Octaviani, S.Hi, ME.Sy

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL
PADANG

1445 H/ 2023 M
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Swt. karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun Makalah yang berjudul
“Akhlak, Etika, Moral, dan Budi pekerti”. Serta shalawat beserta salam selalu
tercurahkan pada baginda Rasulullah Saw. yang mana telah menuntun kita dari
zaman Jahiliyah sampai pada zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan
sebagaimana yang telah kita rasakan pada saat sekarang ini.

Makalah ini kami buat untuk memberikan pengetahuan tentang Akhlak,


Etika, Moral, dan Budi pekerti, serta melengkapi tugas matakuliah Akhlak pada
semesester 3. Semoga kita semua bisa memahami dan mengambil isi pelajaran
dari makalah yang kami buat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Rizda Octaviani, S.Hi,


ME.Sy selaku dosen pengampu matakuliah Fiqh dan kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena pengalaman dan pengetahuan
penulis yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak sangat
diharapkan untuk perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Padang, 8 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2

A. Pengertian Akhlak, Etika, Moral, dan Budi Pekerti............................2


B. Dasar hukum dan manfaat mempelajarinya........................................5
C. Persamaan dan perbedaan nya.............................................................7
D. Nilai Akhlak bagi kehidupan...............................................................8

BAB III PENUTUP.............................................................................................10

A. Kesimpulan..........................................................................................10
B. Saran....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin
dicapai dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana
dengan adanya akhlak yang baik.Kepercayaan yang hanya berbentuk
pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai
formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan yang
tertuang dalam kitab saja,semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk
tercapainya kebahagiaan tersebut.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya
adalah pangkalan yang menetukan corak hidup manusia.Akhlak, atau
moral, atau budi pekerti adalah pola tindakan yang didasarkan atas
nilai mutlak kebaikan.
Etika merupakan hal yang terutama dalam kehidupan dilingkungan
keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara, baik itu etika dalam
berbicara, berbisnis, dan bergaul.Etika merupakan salah satu menandakan
baik atau buruknya akhlak seseorang.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan akhlak, etika, moral, dan budi pekerti?
b. Apa yang menjadi Dasar hukum dan manfaat mempelajarinya?
c. Coba jelaskan Persamaan dan perbedaan nya?
d. Sebutkan Nilai Akhlak bagi kehidupan?

C. Tujuan penulisan
a. Agar pembaca dapat mengerti dan memahami tentang Akhlak.
b. Agar pembaca dapat mengerti dan memahami tentang Etika.
c. Agar pembaca dapat mengerti dan memehami tentang Moral.
d. Agar pembaca dapat mengerti dan memaham tentang Budi Pekerti.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian
A. Akhlak

Kata "akhlak" berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuuqu yang menurut
bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat,1 watak, kebiasaan
atau kelaziman dan keteraturan.2 Kata tersebut mengandung segi-segi
persesuaian dengan perkataan khaaqu yang berarti kejadian, yang juga erat
hubungannya dengan Khaliq yang berarti pencipta, demikian dengan makhluuq
yang berarti yang diciptakan.3

Jadi secara kebahasaan kata akhlak mengacu kepada sifat-sifat manusia


universal, perangai, watak, kebiasaan, dan keteraturan baik sifat yang terpuji
maupun sifat yang tercela.4 Menurut Ibnu Manzur, akhlak pada hakikatnya
adalah dimensi esoteris manusia yang berkenan dengan jiwa, sifat dan
karakteristiknya secara khusus, yang hasanah (baik) maupun yang qabihah
(buruk)5.

Kata akhlak atau khuluq kedua-duanya dijumpai pemakaiannya baik dalam


al-qur’an maupun hadis.

ُ ُ‫ِإ ْن ٰهَ َذٓا ِإاَّل ُخل‬


َ‫ق ٱَأْل َّولِين‬

“(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu”.(QS.
AS-SYU’ARA:137)

1
H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia,2014), hal. 11.
2
Jamaluddin Abdul Fadal Muhammad bin Makram Ibnu Manzil Al-Ansariyyi Al-aifriyyi, Lisanul
Arab, Jilid X, cet. 1, (Beirut:Drul Fikr,2003/1424), hal. 104.
3
H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka setia, 2014), hal. 1.
4
Kementerian Agama RI, Tafsir Tematik, Etika bekeluarga, bermasyarakat, dan Berpolitik, Seri 3,
(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-qur’an, 2012), hal.1.
5
Jamaluddin Abdul Fadal Muhammad bin Makram Ibnu Manzil Al-Ansariyyi Al-Ansariyyi, Lisanul
Arab, Jilid X, cet. 1,(Beirut: Darul Fikr, 2003/1424), hal. 104.

2
Ibnu Miskawaih dan Imam Al-Ghazali mendefenisikan akhlak sebagai sifat
yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.68 Menurut 'Abdullah al-Makki,
akhlak Islam adalah sifat dari ketentuan hidup yang baik dan cara berinteraksi
dengan manusia. Akhlak dalam pandangan Islam merupakan himpunan prinsip-
prinsip dan kaidahkaidah yang sistematis untuk diterapkan pada sifat manusia
yang telah digariskan agar digunakan dalam kehidupan manusia serta untuk
mencapai kesempurnaan manusia.7

B. Etika
Secara bahasa, kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti
watak, kesusilaan, atau adat.8 Dalam Encyclopedia Britanica disebutkan
bahwa etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti karakter dan studi
yang sistematis tentang pengertian dan hakikat nilai baik dan buruk, salah
dan benar, seharusnya dan tidak sepantasnya, serta prinsip umum yang
membenarkan kita melakukan atau menggunakan sesuatu. Etika juga disebut
filsafat moral.9 Sementara itu, di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
etika diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak.10
Menurut beberapa ahli mendefenisikan etika sebagai berikut.
Menurut Ahmad Amin, "Etika adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan
arti baik danburuk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam
perbuatan mereka, dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
seharusnya diperbuat oleh manusia."

6
Ibn Miskawaih, Tahdib al-Ahklak wa Tathi al-A'raq (Mesir: al-Matba'ah al-Misriyah, 1943), 40.
Lihat juga Al-Ghazali, Ihya' 'Ulum al-Din (Beirut: Dar alFikr), hlm.56
7
Abdullah al-Makki, Nadrah al-Na'im fi Makarim Akhlaq al-Rasul alKarim (Jeddah: al-Wasilah li al-
Nashr wa al-Tawzi'), hlm.66
8
Robert C. Solmon, Etika suatu Pengantar, R. Andre Karo-Karo(pent), (Jakarta:Erlangga, 1987),
hal. 13.
9
Waren E.Preece, Ethic, Dalam Encylopedia Britanica, (London:William Bustom Publisher, 1965),
vol. 8, hal 752.
10
W.J.S Poerwadaminta, Kamus Umum Belanda Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1991), cet 12,
hal 278.

3
Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa "Etika adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia
semuanya, terutama mengenaigerak-gerikpikiran danrasa yang merupakan
pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya dalam bentuk
perbuatan."11
C. Moral
Secara bahasa moral berasal dari ungkapan bahasa Latin mores yang
merupakan bentuk jamak dari kata mos, yang berarti kebiasaan9, atau adat
kebiasaan.12 Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral
adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. 13 Menurut
istilah moral juga dipahami sebagai: (1) prinsip hidup yang berkenaan
dengan benar dan salah, baik dan buruk; (2) kemampuan untuk memahami
perbedaan benar dan salah; (3) ajaran atau gambaran tentang tingkah laku
yang baik.
D. Budi Pekerti
Secara etimologis, istilah budi pekerti, atau dalam bahasa Jawa disebut
budi pekerti, dimaknai sebagai budi berarti pikir, dan pakerti berarti
perbuatan.
Berangkat dari kedua makna kata budi dan pakerti tersebut, Ki Sugeng
Subagya(Februari 2010) mengartikan istilah budi pakerti sebagai perbuatan
yang dibimbing oleh pikiran; perbuatan yang merupakan realisasi dari isi
pikiran; atau perbuatan yang dikendalikan oleh pikiran.
Menurut Ensiklopedia Pendidikan, budi pekerti diartikan sebagai
kesusilaan yang mencakup segi-segi kejiwaan dan perbuatan manusia.
Budi pekerti merupakan rangkaian dari dua kata yaitu budi dan
pekerti.Budi bermakna alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan
untuk menimbang baik dan buruk. Sedangkan pekerti adalah tingkah laku,
perangai, akhlak, watak.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa budi
11
Ki Hajar Dewantara, Bagian Pertama Pendidikan, (Yogyakarta: Taman Siswa, 1966), hal. 138.
12
Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, cet. 1, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hal. 8.
13
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, cet.12, hal. 654.

4
pekerti pada dasarnya merupakan sikap dan prilaku seseorang, keluarga,
maupun masyarakat yang berkaitan dengan norma dan etika. Oleh karena itu,
berbicara tentang budi pekerti berarti berbicara tentang nilai-nilai perilaku
manusia yang akan diukur menurut kebaikan dan keburukannya melalui
ukuran norma agama, norma hukum, tata krama dan sopan santun, atau
norma budaya/adat istiadat suatu wilayah.14
2. Dasar Hukum dan Manfaatnya
 Dalil Akhlak
 QS. AL-Bayyinah(98):5

َ‫ص ْينَ لَهُ ال ِّد ْينَ ەۙ ُحنَفَ ۤا َء َويُقِ ْي ُموا الص َّٰلوة‬ ‫هّٰللا‬
ِ ِ‫َو َمٓا اُ ِمر ُْٓوا اِاَّل لِيَ ْعبُ ُدوا َ ُم ْخل‬
‫َويُْؤ تُوا ال َّز ٰكوةَ َو ٰذلِكَ ِدي ُْن ْالقَيِّ َم ۗ ِة‬
Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas
menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar
melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus (benar).
 QS. Al-Baqarah(2):152

‫فَ ْاذ ُكرُوْ نِ ْٓي اَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ ا لِ ْي َواَل تَ ْكفُرُوْ ِن‬
152. Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu.
Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.
 Dalil Etika
 HR. Abu Dawud

‫آن َغي َْر ْالغَا ِلي ِف ْي ِه‬


ِ ْ‫هللا ِإ ْك َرا َم ِذي ال َّش ْي َب ِة ْال ُم ْس ِل ِم َو َحا ِم ِل ْالقُر‬
ِ ‫ِإ َّن ِم ْن ِإجْ اَل ِل‬
‫ان ْال ُم ْق ِس ِط‬ِ ‫ط‬ َ ‫َو ْال َجا ِفي َع ْنهُ َوِإ ْك َرا َم ِذي الس ُّْل‬
Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah adalah menghormati
seorang muslim yang beruban (sudah tua), pembawa Alquran yang
tidak berlebih-lebihan padanya (dengan melampaui batas) dan tidak
menjauh (dari mengamalkan) Alquran tersebut, serta memuliakan
penguasa yang adil.

14
Moh. Ansori, S.AG, M.FIL.I Akhlaq Sosial

5
 QS. Al-Baqarah(2): 83

‫ق بَنِ ْٓي اِ ْس َر ۤا ِءي َْل اَل تَ ْعبُ ُدوْ نَ اِاَّل هّٰللا َ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن اِحْ َسانًا َّو ِذى‬
َ ‫َواِ ْذ اَخَ ْذنَا ِم ْيثَا‬
‫اس ُح ْسنًا َّواَقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا‬ ِ َّ‫ْالقُرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس ِكي ِْن َوقُوْ لُوْ ا لِلن‬
ۗ
ِ ‫ال َّز ٰكوةَ ثُ َّم ت ََولَّ ْيتُ ْم اِاَّل قَلِ ْياًل ِّم ْن ُك ْم َواَ ْنتُ ْم ُّمع‬
َ‫ْرضُوْ ن‬
83. Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil,
“Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah
kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah
salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling
(mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih

menjadi) pembangkang.

 Dalil Moral

 QS. Al-Maidah(5): 7

۞ ‫ق اِ ْذ قَ َّربَا قُرْ بَانًا فَتُقُب َِّل ِم ْن اَ َح ِد ِه َما َولَ ْم‬ ِّ ۘ ‫َوا ْت ُل َعلَ ْي ِه ْم نَبَا َ ا ْبن َْي ٰا َد َم بِ ْال َح‬
َ‫ال اَل َ ْقتُلَنَّكَ ۗ قَا َل اِنَّ َما يَتَقَبَّ ُل هّٰللا ُ ِمنَ ْال ُمتَّقِ ْين‬َ َ‫خَر ق‬ ِۗ ٰ ‫يُتَقَبَّلْ ِمنَ ااْل‬
27. Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada
mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya
mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka
berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia
(Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil)
berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang
bertakwa.”
 Manfaatnya
Dr. Hamzah Ya'qub menyatakan bahwa hasil atau hikmah dan faedah
dari akhlak, adalah sebagai berikut:
o Meningkatkan derajat manusia
o Menuntun kepada kebaikan
o Manifestasi kesempuranaan iman

6
o Keutamaan di hari Kiamat
o Kebutuhan pokok dalam keluarga
o Membina kerukunan antar tetangga
o Untuk menyukseskan pembangunan bangsa dan negara
o Dunia betul-betul membutuhkan akhlakul karimah.15
3. Persamaan dan Perbedaan
A. Persamaan
 Etika dan moral lebih merujuk terhadap ajaran atau gmaran terkait dengan
perbuatan, tingkah laku, sifat dan perangai yang baik.
 Etika dan moral adalah suatu prinsip atau aturan hidup bagi manusia yang
digunakan untuk menakar martabat dan harkat kemanusiaannya. Semakin
rendah kualitas etika, moral dan juga susila seseorang atau kelompok,
maka semakin rendah kualitas kemanusiaannya. Hal ini juga berlaku
sebaliknya.
 Etika dan moral seseorang atau sekelompok orang bukanlah faktor
keturunan yang memiliki sifat tetap, statis dan konstan. Namun etika dan
moral dalam suatu potensi positif yang dimiliki oleh setiap manusia. Agar
bisa mengembangkan potensi positif tersebut diperlukan bebera7pa
dukungan seperti pendidikan, pembiasaan dan juga keteladanan.
Dukungan dari lingkungan, keluarga sekolah dan masyarakat secara terus
menerus, berkesinambungan dan tingkat konsistensi yang tinggi juga
menjadi poin penting.
 Persamaan ketiga poin tersebut terletak pada fungsi dan peran dari etika
dan moral yaitu sebagai pembentukan hukum atau nilai dari suatu
perbuatan manusia agar dapat ditetapkan sebagai baik dan buruk.16
B. Perbedaan
 Etika bertolak ukurpada akal pikiran atau rasio.
 Moral tolak ukurnya adalah norma-norma yang berlaku pada masyarakat.

15
H.A Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), hal. 31.
16
https://www.gramedia.com

7
 Etika bersifat pemikiran filosofis yang berada pada tataran konsep atau
teoritis.
 Etika bersifat lokalitas dan temporer sesuai consensus, dengan demikian
dia disebut etiket (etiqqueta), etika praksis, atau dikenal juga dengan
adab/tatakrama/tatasusila.
 Moral berada pada dataran realitas praktis dan muncul dalam tingkah laku
yang berkembang dalam masyarakat.
 Etika di pakai untuk pengkajian system nilai yang ada.
 Moral yang di ungkapkan dengan istilah moralitas di pakai untuk menilai
suatu perbuatan.
 Akhlaq berada pada tataran aplikatif dari suatu tindakan manusia dan
bersifat umum, namun lebih mengacu pada barometer ajaran agama. Jadi,
etika islam (termasuk salah satu dari berbagai etika relegius yang ada) itu
tidak lain adalah akhlaq itu sendiri..
 Akhlaq juga berada pada level spontanitas-spesifik, karena kebiasaan
individual/ komunitas yang dapat disebut dengan "Adab", seperti adab
encari ilmu, adab pergaulan keluarga dan lain-lain.17
4. Nilai Akhlak Bagi Kehidupan
 Nilai materiil adalah segala sesuatu yang berguan bagi unsur
kehidupan manusia.
 Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
 Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia. Nilai kerohanian dibagi menjadi empat macam, yaitu:
a. Nilai kebenaran atau kenyataan adalah bersumber dari unsur
akal manusia (rasio, budi dan cipta atau kognitif, afektif,
psikomotorik).
b. Nilai kebaikan atau nilai moral adalah nilai yang bersumber
pada unsur kehendak atau kemauan manusia (will, karsa dan
etik).
17
https://an-nur.ac.id

8
c. Nilai religius adalah nilai yang bersumber dari keyakinan
ketuhanan yang ada pada diri seseorang, dan nilai
kerohanian itu mempunyai posisi yang tertinggi dan mutlak
d. Nilai keindahan adalah nilai yang bersumber pada unsur
rasa manusia (perasaan).
 Sabar dan bertahan terhadap gangguan, yakni menahan diri
terhadap apa yang dibenci dengan keridhaan dan kerelaan hati.
 Bertawakal kepada Allah SWT dalam segala hal, yakni berbuat
dan berharap dengan disertai hati yang tenang.
 Percaya diri.
 Mencintai dan berbuat kebaikan.
 Bersikap adil dan sedang-sedang saja.
 Bersikap tenang dan tidak tergesa-gesa.
 Mengasihi dan menyayangi diri sendiri, keluarga, orang lain dan
makhluknya.
 Menyukai dan mewujudkan kebenaran, yakni benar dalam tutur
kata, pergaulan sehari-hari, cita-cita atau keinginan, dalam janji
dan dalam penampilan.
 Tawadhu, yakni bersikap merendah, tidak sombong dan tidak
merasa paling hebat.
 Ikhlas.
 Rajin, rapi, giat, santun dan istiqamah.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari materi kami adalah akhlak dengan etika, dan moral
memiliki kesamaan arti, cakupan dan tujuan. Namun demikian, juga memiliki
perbedaan satu sama lainnya.Dalam perspektif Islam akhlak dan tasawuf sangat
berkaitan erat karena samasama bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Serta dapat pula disimpulkan 4 hal yaitu bahwa Akhlak, etika dan moral
adalah suatu disiplin ilmu yang membicarakan tentang persoalan baik dan buruk,
Antara akhlak, etika dan moral, memiliki persamaan dan perbedaan.

Persamaannya adalah sama-samamengkaji masalah baik dan buruk,


sedangkan perbedaanya adalah terletak padalandasan yang dipakai, Dalam
konteks sejarah, antara akhlak dan tasawuf memiliki tujuan dan esensi yang
sama, yaitu sebagai jalan untuk mendekatkan dirikepada Allah SWT, serta
Indikator orang berakhlak adalah beriman atau tidaknya seseorang. Salah satu
karakter seseorang dikatakan beriman adalah ketika ia mampu melahirkan
kedamaian dan ketenteraman bagi alam lingkungannya.

B. Saran

saran yang dapat kami sampaikan adalah Kita harus bisa membentengi diri
kita dengan keimanan dan ketaqwaan agar modernisasi dan globalisasi tidak
mempengaruhi etika, moral dan akhlak kita tetapi kita yang mengendalikan
modernisasi dan globalisasi yang harus kita peroleh dan pelajari dengan akhlak,
etika, moral,dan dalil yg kita miliki.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com

https://an-nur.ac.id

https://digilib.uin-suska.ac.id

H.A Mustofa, Akhlak Tasawuf

Moh. Ansori, S.AG, M.FIL.I Akhlaq Sosial

Dr. Lalu Muhammad Nurul Wathoni, M.Pd.I. AKHLAK TASAWUF

Hj. Siti Rohmah, M.A. Buku Ajar Akhlak Tasawuf

11

Anda mungkin juga menyukai