DOSEN :
ANRI NALDI,M.Pdi
Dr. SITI HAWA LUBIS,M.Pdi
Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini guna memenuhi salah satu tugas matakuliah Pendidikan Agama Islam dengan judul
“AKHLAK ETIKA DAN MORAL” dengan baik.
Atas dorongan serta bimbingan yang penulis terima sehingga makalah ini dapat tersusun dengan
baik tanpa ada kesulitan yang berarti. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :
ANRI NALDI,M.Pdi dan Dr. SITI HAWA LUBIS,M.Pdi selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Agama Islam
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu segala
saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Pengertian Akhlak................................................................................ 3
B. Pengertian Etika.................................................................................... 4
C. Pengertian Moral ................................................................................. 5
D. Dalil Akhlak.......................................................................................... 6
E. Perbedaan dan Persamaan Akhlak, Etika, Moral.................................. 8
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman modern saat ini perilaku seorang muslim semakin beraneka ragam,
mulai dari yang baik hingga yang buruk. Manusia cenderung mengikuti pola hidup
yang mewah dan bergaya karena adanya tren masa kini. Bahkan mereka lupa
dengan adanya etika, moral dan akhlak yang diajarkan dalam Islam.
Islam sangat menjunjung tinggi pentingnya akhlak, etika dan moral. Ketiganya
adalah hal yang sangat penting karena telah mencakup segala pengertian tingkah
laku, tabiat, perangai karakter manusia yang baik dalam hubungannya dengan Allah
SWT. atau dengan sesama makhluk.
Timbulnya kesadaran etika, moral dan akhlak merupakan tindakan yang didasarkan
atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah
jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaiknya hidup yang tidak bersusila
dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.
Sebagai generasi penerus bangsa, sangatlah tidak terpuji jika kita para penerus tidak
memiliki etika, moral, dan akhlak. Sebagai generasi penerus kita harus selalu
berakhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari demi terciptanya kehidupan yang
rukun dan damai.
B. Rumasan Masalah
C. Tujuan
1
Untuk mengetahui pengertian akhlak, etika dan moral
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab “khuluqun” yang menurut lughat berarti budi pekerti atau
perangai, tingkah laku atau tabi’at. Selanjutnya definisi akhlak yang menurut bahasa berarti budi
pekerti, perangai atau tingkah laku dan tabiaat atau watak dilahirkan karena hasil perbuatan yang
Dari pengertian diatas menunjukan bahwa akhlak adalah kebiasaan atau sikap yang
mendalam dalam jiwa manusia dimana timbul perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa
mempertimbangkan terlebih dahulu yang dilakukan berulangulang hingga menjadi kebiasaan dan
perbuatan itu bisa mengarah pada perbuatan yang baik atau buruk.1 Rasulullah SAW bersabda:
(HR, Tirmidzi)2
Adapun menurut Imam Al-Ghazali mengatakan akhlak adalah “sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
Sedangkan menurut para ahli dasar akhlak itu adalah adat kebiasaan, yang harus dinilai
dengan norma-norma yang ada dalam Al-Qur an dan Sunah‟ Rasul kalau sesuai dikerjakan kalau
tidak harus ditinggalkan.2 Sedangkan tujuan dari akhlak itu sendiri adalah menanam tumbuhkan
rasa keimanan yang kuat, menanam kembangkan kebiasaan dalam melakukan amal ibadah, amal
1 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 81. 2 Yunahar Ilyas,
Kuliah Akhlak, (Yogyakarta, LPPI, 2000), h. 8.
2 Mudhor Ahmad, Etika dalam Islam, t.t hlm. 15
3
soleh, dan akhlak yang mulia. Menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah dan sekitar
menimbulkan perasaan bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk berbuat yang terbaik bagi
orang lain, karena Islam mengajarkan bahwa sebaikbaik manusia adalah yang banyak
mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Dan kesadaran manusia untuk berbuat baik sebanyak
mungkin tersebut akan melahirkan sikap peduli kepada orang lain karena Islam mengajarkan
untuk berbuat baik dalam segala hal dan melarang perbuatan yang jahat atau tercela. Karena pada
dasarnya baik atau buruknya perbuatan seseorang akan kembali kepada dirinya masing-masing.
Oleh karena itu akhlak sangat diperlukan dalam pergaulan sehari-hari karena itu
B. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang berarti kebiasaan.
Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika bersifat abstrak dan
berkenaan dengan persoalan baik dan buruk.4 Pengertian ini menunjukan bahwa, etika ialah teori
tentang perbuatan manusia yang ditimbang menurut baik dan buruknya, yang juga merupakan
pada inti sari atau sifat dasar manusia: baik dan buruk manusia. Dalam bentuk jamak (ta etha)
artinya adalah: adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi latar belakang bagi terbentuknya
istilah “etika” yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles (284-322 SM) sudah dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Jadi, kita membatasi diri pada asal-usul kata ini, maka “etika”
berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.5
3 Association for Supervision and Curriculum Developement, “Moral Education in The Life of School,” ASCD Panel
on Moral Education (1998), hlm. 4-5
4 Haryo Kunto Wibisono, Linda Novi Trianta, Sri Widagdo, “Dimension of Pancasila Ethic in Bureaucracy: Discourse
of Governance,” Jurnal Fokus Vol. 12, No. 7 2015.
5 Mockh. Sya’roni, Etika Keilmuan: Sebuah Kajian Filsafat Ilmu, Jurnal Teologia, Vol. 25 No. 1, 2014.
4
Etika dalam arti lain merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang di lakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan kata
lain aturan atau pola tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia. Dengan adanya etika
Kemudian, terkait dengan terminologi etika. Terdapat istilah lain yang identik dengan
kata ini, yaitu: “Susila” (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan
hidup (sila) yang lebih baik (su). Etika pada dasarnya mengamati realitas moral secara kritis,
dan etika tidak memberikan ajaran melainkan kebiasaan, nilai, norma dan pandangan-
pandangan moral secara kritis. etika lebih kepada mengapa untuk melakukan sesuatu itu harus
atau dicapai manusia. Etika juga suatu ilmu yang membahas baik dana buruk dan teori tetang
moral. Selain itu, teori etika berorientasi kepada cara pandang atau sudut pengambilan pendapat
C. Pengertian Moral
Moral atau moralitas berasal dari kata bahasa latin mos (tunggal), mores (jamak), dan
kata moralis bentuk jamak mores memlliki makna kebiasaan, kelakuan, kesusilaan.7 Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata moral berarti mempunyai dua makna. Pertama,
ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan
6 Maidiantius Tanyid, Etika Dalam Pendidikan: Kajian Etis Tentang Krisis Moral Berdampak Pada Pendidikan, Jurnal
Jaffray, Vol. 12, 2 2012.
7 A. Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum dan Moral dalam Membangun Masyarakat
Indonesia, (Yogyakarta:kanisius 1990), hal.90
5
sebagainya; dan kedua, kondisi mental seseorang yang membuat seseorang melakukan suatu
Istilah lain yang sama dengan moral adalah etika dan akhlak. Etika berasal dari kata
ethiek (Belanda), ethics (Inggris), dan ethos (Yunani) yang berarti kebiasaan, kelakuan.9 Akhlak
berasal dari bahasa Arab khuluq, jamak dari khuluqun, menurut lughot diartikan sebagai budi
pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.10 Dalam bahasa Indonesia, budi pekerti merupakan
kata majemuk, berasal dari kata budi dan pekerti. Kata budi berasal dari bahasa Sansekerta yang
berarti yang sadar atau yang menyadarkan, atau alat kesadaran. Sedangkan pekerti memiliki arti
kelakuan.11
Istilah Moral seringkali digunakan secara silih berganti dengan akhlak. Berbeda
dengan akal yang dipergunakan untuk merujuk suatu kecerdasan, tinggi rendahnya intelegensia,
kecerdikan dan kepandaian. Kata moral atau akhlak digunakan untuk menunjukkan suatu
perilaku baik atau buruk, sopan santun dan kesesuaiannya dengan nilai-nilai kehidupan.12
D. Dalil Akhlak
akhlak, atau bahkan secara umum, al-quran itu sendiri adalah akhlak, dalam arti pakaian, cara
kita hidup, berpikir da berbuat serta berteraksiberkomunikasi, baik dengan khalik maupun
dangan makhluk.13
8 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal.592
9 A. Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum dan Moral dalam Membangun Masyarakat
Indonesia,hal.91
10 Hamzah Ja’kub, Etika Islam, (Jakarta: Publicita, 1978), hal.10
11 Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islam (Akhlak Mulia), (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996), hal.26
12 Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999) cet. II hal. John
Locke Beberapa Pemikiran Perihal Pendidikan. Hal 15
13 Hasin Yadi, Ayat-ayat Akhlak dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Jakarta)
6
هََّّللا اََّّل
َ ِصاََل ة ََويُْؤ تُوا ال َّز َكاةَ ۚ و ل ٰ َِذ
ك ِ ِدينُ ْالقَيِّ َِم ِة ِ َِو َما ُِأ ِمرُوا إ لِيَ ْعبُدُوا َ ُم ْخل
َّ صينَ لهُ ال ِّدينَ حُ نَفَا َء َويُِقِي ُموا ال
Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus (jauh dari syirik/sesat), dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
ٰ ص ٰلو ِة ۗ ان لال َه َم َع ال ب
َصِّ ِر ْين َّ ٰيٓايهَا الَِّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا ا ْستَِ ِع ْينُوْ ا بِال
َّ صب ِْر َوال
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar
dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al-
Baqarah [2]:153).
فَ ْاذ ُكر ُِْونِ ْٓي ْاذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ ا لِ ْي َواََّل تَ ْكفُرُوْ ِن
Baqarah [2]:152)
َف َواَ ْع ِرضْ َع ِن ْال َجا ِهلِ ْين ِْ ُِخ ِذ ال َع ْف َو َوأ ُمرْ بِالع
ِ ُر
Artinya: Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan
ۤ َ اِ َّن لال َه يَْأ ُم ُر بِال َع ْد ِل َوااَّْل ِ حْ َسا ِن َوايْت ۤاِئ ِ ِذى ْالقُرْ ٰبى َويَ ْن ٰه ى َع ِن الفَحْ ا
ش ِء َوال ُم ْن َك ِر يَِ ِعظُ ُك ْم ل َعل ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْالبَ ْغ ِي
7
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS An Nahl[16]:90)
Allah SWT berfirman QS Al-Hujurat[49]:12-13 yang artinya 12) Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. 13) Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Pengertian etika dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,
Ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak.(Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Adapun etika secara istilah telah dikemukakan oleh para ahli salah satunya yaitu Ki
Hajar Dewantara menurutnya etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan
di dalam hidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang
perbuatan.14
14 Hasin Yadi, Ayat-ayat Akhlak dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Jakarta)
8
Sedangkan kata “moral” secara etimologi berasal dari bahasa latin, “mores” yaitu jamak
dari kata “mos” yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan
bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Selanjutnya moral
secara terminologi adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat,
perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dikatakan benar, salah, baik atau
buruk.
Pengertian moral, juga kita dapat menjumpainya dalam buku The Advanced Leaner’s
Dictionary of Current English. Secara singkat buku ini mengemukakan beberapa pengertian
1) Prinsip-parinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa moral merupakan istilah yang digunakan
untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk,
benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral,
maka yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.15
Bersama Bersama
Sifat atau Nilai Universal da Lokal dan Lokal da
15 Hasin Yadi, Ayat-ayat Akhlak dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Jakarta)
9
Abadi n Temporer Temporer n
Persamaan Akhlak, Etika dan Moral Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan
a. Akhlak, etika, dan moral membahas tentang ide/ tujuan/ alasan/ hujjah/ motif perilaku
b. Akhlak, etika, dan moral merupakan ilmu yang normatif, artinya berpegang teguh pada
c. Dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa akhlak, etika, dan moral sama,
yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk
ditentukan baik buruknya. Kesemua istilah tersebut sama sama menghendaki terciptanya
keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tentram sehingga sejahtera
d. Objek dari akhlak, etika, dan moral yaitu perbuatan manusia, ukurannya yaitu baik dan
buruk .
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari materi Berdasarkan tulisan di atas diketahui bahwa antara
akhlak dengan etika, dan moral memiliki kesamaan arti, cakupan dan tujuan. Namunpun
demikian, juga memiliki perbedaan satu sama lainnya. Dalam perspektif Islam akhlak dan
tasawuf sangat berkaitan erat karena samasama bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Serta dapat pula disimpulkan 4 hal yaitu bahwa Akhlak, etika dan moral adalah suatu
disiplin ilmu yang membicarakan tentang persoalan baik dan buruk, Antara akhlak, etika dan
moral, memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah sama-sama mengkaji masalah
baik dan buruk, sedangkan perbedaanya adalah terletak pada landasan yang dipakai, Dalam
10
konteks sejarah, antara akhlak dan tasawuf memiliki tujuan dan esensi yang sama, yaitu sebagai
jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta Indikator orang berakhlak adalah beriman
atau tidaknya seseorang. Salah satu karakter seseorang dikatakan beriman adalah ketika ia
B. Saran
Adapun saran yang akan kami sampaikan adalah Kita harus bisa membentengi diri kita
dengan keimanan dan ketaqwaan agar modernisasi dan globalisasi tidak mempengaruhi etika,
moral dan akhlak kita tetapi kita yang mengendalikan modernisasi dan globalisasi yang harus
kita peroleh dan pelajari dengan akhlak, etika, moral,dan dalil yg kita miliki.
11
DAFTAR PUSTAKA
12