Tentang
Akhlak
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur individu dalam mata kuliah
Oleh :
Dosen Pengampu :
FAKULTAS KESEHATAN
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Agama Islam Ke-Muhmmadiyahan II tentang
“Akhlak”.
Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur individu dalam mata
kuliah Agama Islam Ke-Muhmmadiyahan. Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak
mendapat bantuan, petunjuk dan bimbingan, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Ismail Syakban M.Pdi selaku dosen pengampu mata kuliah Agama Islam Ke-
Muhmmadiyahan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan penulis serta pembaca.
Jika terdapat kekurangan pada makalah ini, penulis mohon maaf dan mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca, agar lebih baik dimasa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Pengertian Akhlak...........................................................................................................................6
B. Perbedaan dan Persamaan Antara Akhlak, Etika, dan Moral...........................................................6
C. Sumber Akhlak dalam Islam............................................................................................................8
D. Akhlak Sebagai Modal Sosial bagi Keberhasilan Hidup Seseorang................................................8
BAB III.....................................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................................................10
B. Saran dan Kritik.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang keha-dirannya
hingga saat ini dirasakan dan sangat diperlukan. Akhlak secara historis dan teologis
tampil untuk mengawal dan memandu perjalanan umat Islam agar bisa selamat di dunia
dan di akhirat dan tidaklah berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa misi utama dari
kerasulan Muhammad Saw adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, begitulah
yang telah disabdakan oleh beliau, dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung
keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang mulia,
hingga Allah Swt sendiri memuji akhlak mulia Nabi Muhammad Saw dalam firman-Nya,
dan menjadikan beliau sebagai uswah hasanah dalam berbagai hal agar kita bisa selamat
di dunia dan akhirat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah yaitu :
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Secara etimologi (lugatan) Akhlak (Bahasa Arab) adalah bentuk jamak dan
khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atas tabiat berakar kata khalaqa
yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluk (yang
menciptakan) dan Khalq (penciptaan).
Dari pengertian etimologi sepeti ini, akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau
norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga norma
mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta
sekalipun. Pengertian akhlak secara terminologi ada beberapa definisi, seperti yang
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
Iman Ghazali: “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.”
Abdul Karim Zaidan: “Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat yang tertanam dalam
jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik
atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkan.”
Disamping istilah akhlak, juga dikenal istilah etika, nilai, dan moral. Ketiga istilah
itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaan
akhlak karena terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlak standarnya adalah Al-
Qur’an dan As-Sunnah, bagi etika standarnya adalah pertimbangan akal pikiran, dan bagi
moral standarnya adalah adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat setempat.
Etika
Seperti halnya dengan banyak istilah yang menyangkut konteks
ilmiah, istilah etika pun berasal dari Bahasa Yunani kuno. Kata Yunani
ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang
biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan,
sikap, cara berpikir. Etika dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis,
metodis dan sistematis tentang tingkah laku manusia, sejauh berkaitan
dengan norma. Jadi, etika bersifat absolut tidak dapat ditawar-tawar,
perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah mendapatkan sanksi.
Moral
Perkataan moral berasal dari bahasa Latin mores. Moral (bahasa
latin moralitas) adalah istilah manusia atau orang lainnya dalam tindakan
yang memiliki nilai positif. Di dalam kamus umum Bahasa Indonesia
dikatakan bahwa moral adalah baik buruk perbuatan dan perkataan. Moral
merupakan istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap
aktivitas manusia dengan nilai atau hukum baik dan buruk. Perbedaan
antara moral dan etika yaitu, etika lebih banyak bersifat teoritis sedangkan
moral lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku
manusia saecara umum, sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan
ukuran, sedangkan etika menjelaskan ukuran itu.
Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral yang dapat dipaparkan
sebagai berikut:
Pertama, akhlak, etika, dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran
tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.
Kedua, akhlak, etika, moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia
untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya
semakin rendah kualitas akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok
orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
Ketiga, akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang tidak
semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan
konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang.
Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan
pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan,
mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu
menerus, berkesinambungan, dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
Sedangkan perbedaan akhlak, etika dan moral dari seginya di bagi menjadi 2
bagian yaitu : 1) berdasarkan tolak ukur dan 2) berdasarkan sifat
َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفْي َر ُسْو ِل ِهللا ُأْس َو ٌة َحَس َنٌة ِّلَم ْن َك اَن َيْر ُجوا َهللا َو اْلَيْو َم اآْل ِخَر َو َذ َك َر َهللا َك ِثْير
Artinya :”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suritauladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.S.al-Ahzab : 21)
Dasar akhlak dari hadits yang secara eksplisit menyinggung akhlak tersebut yaitu
sabda Nabi:
Jika telah jelas bahwa al-Qur’an dan hadits rasul adalah pedoman hidup yang
menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber
akhlaqulkarimah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologi (lugatan) Akhlak (Bahasa Arab) adalah bentuk jamak dan
khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atas tabiat berakar kata khalaqa
yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluk (yang
menciptakan) dan Khalq (penciptaan).
Pengertian akhlak secara terminologi ada beberapa definisi, seperti yang
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
Ibnu Maskawi: “Keadaan jiwa seseorang yang mendorong melakukan perbuatan-
perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran (lebih dahulu).”
Iman Ghazali: “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.”
Abdul Karim Zaidan: “Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat yang tertanam dalam
jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik
atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkan.”
Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral yang dapat dipaparkan
sebagai berikut:
Pertama, akhlak, etika, dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran
tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.
Kedua, akhlak, etika, moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia
untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya
semakin rendah kualitas akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok
orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
Ketiga, akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang tidak
semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan
konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang.
Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan
pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan,
mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu
menerus, berkesinambungan, dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
Sedangkan perbedaan akhlak, etika dan moral dari seginya di bagi menjadi 2
bagian yaitu : 1) berdasarkan tolak ukur dan 2) berdasarkan sifat
Berdasarkan Tolak Ukur
4. Akhlak tolak ukurnya al-qur’an dan As Sunnah
5. Etika tolak ukurnya pikiran atau akal
6. Moral tolak ukurnya norma hidup yang ada di masyarakat berupa
adat atau aturan tertentu.
Berdasarkan Sifat
3. Etika bersifat teori
4. Akhlak dan Moral bersifat praktis
Yang dimaksud sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau
mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran islam, sumber akhlak adalah Al-
Qur’an dan As-Sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana
pada konsep Etika dan Moral. Dan bukan pula karena baik atau buruk dengan sendirinya.
Ahlak sebagai modal sosial bagi keberhasilan hidup seseorang. Semakin kuat
nilai-nilai system social atau jaringan social semakin meningkatnya volume dan mutu
proses dan hasil pengembangan seseorang, yang dimana nilai-nilai sistem sosial tersebut
sesuai dengan ahlak agama islam. Ukuran outputnya adalah tercapainya kesejahteraan
masyarakat dalam arti luas. Dalam hal ini modal social sangat berperan positif dalam
mengurangi konflik social. Melalui penerapan ahlak social dapat diprogramkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini tidak lepas dari adanya kepercayaan
sebagai modal utama antara lain dalam membangun sifat-sifat atau nilai-nilai ahlak
sosial, kebersamaan, toleransi, empati,sesuai dengan syariat agama islam.
Departemen Agama RI. 1984. Al-Qur’an danTerjemahnya. Jakarta: Departemen Agama RI.
A. Rasyid Sidiq, Materi Pendidikan Agama Islam (Metro: Sariek Grafika, 2012), hal. 52-53