Anda di halaman 1dari 13

AKHLAKUL KARIMAH SEBAGAI DASAR DALAM MODERASI

BERAGAMA

RANCANGAN PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah umum
Pendidikan Agama Islam
Universitas Jember

Dosen Pengampu:
Indah Rohmatuz Zahro, S.Pd.I. M.Pd.I.

Disusun Oleh:
Ferdilla Ayza Melani 221910201006

MATA KULIAH UMUM WAJIB


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan rancangan penelitian yang berjudul "Akhlakul Karimah sebagai Dasar
dalam Moderasi Beragama" dengan tepat waktu. Rancangan penelitian ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Pendidikan Agama Islam. Selain itu, rancangan
penelitian ini bertujuan sebagai dasar dalam melakukan penelitian yang dilakukan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Indah Rohmatuz Zahro, S.Pd.I.
M.Pd.I. selaku dosen Mata Kuliah Umum Pendidikan Agama Islam. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya rancangan
penelitian ini. Penulis menyadari rancangan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan rancangan
penelitian ini.

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................1
1.3 Tujuan .....................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................3
3.1 Etika ........................................................................................................3
3.2 Moral .......................................................................................................3
3.3 Akhlakul Karimah ..................................................................................4
3.4 Moderasi Beragama ................................................................................5
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................7
3.5 Metode Penelitian dan Jenis Penelitian..................................................7
3.6 Latar Penelitian ......................................................................................7
3.7 Tahap-Tahap Penelitian .........................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................9

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara istilah kata akhlak diartikan sebagai sifat atau perangai seseorang yang telah
melekat dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut dan secara Bahasa
akhlak merupakan tabiat dari setiap kepribadian manusia. Menurut Restiyani (2016)
Akhlak berperan dalam memberikan tuntunan kepada manusia agar dapat mengevaluasi
dan menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menentukan apakah perbuatan
tersebut itu baik atau buruk, akhlak dapat membersihkan kepribadian seseorang dari
perbuatan maksiat dan dosa melahirkan perbuatan-perbuatan yang terpuji yang pada
akhirnya ia akan mampu membedakan antara akhlak terpuji dan akhlak tercela serta akan
mampu menguatkan diri dari perbuatan tercela yang akan mengarah pada kejahatan dan
kemaksiatan.
Moderasi beragama merupakan suatu upaya mengembalikan pemahaman dan
praktik beragama agar sesuai dengan esensinya, yakni untuk menjaga harkat, martabat,
dan peradaban manusia, bukan sebaliknya. Moderasi beragama adalah kunci
terwujudnya kerukunan umat beragama. Namun, menurut akhmadi (2019) Sikap unik
dan eksklusif dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang multi etnis, multi agama,
multi budaya dapat menimbulkan ketegangan sosial. Individu yang eksklusif akan
memiliki efek ekstrim pada anggota lain dari kelompok. Dari aksi eksklusif yang
dibawakan oleh suatu kelompok akan memicu tindakan konflik antar kelompok akan
terpicu. Oleh karena itu diperlukan adanya moderasi beragama untuk menghindari
konflik tersebut.
Pada penelitian kali ini kami melakukan penelitian secara kualitatif kepada
narasumber yang berbeda-beda untuk mengetahui tentang ahklak dan moderasi
beragama seperti pengertian, hubungan, dan implementasinya dalam kehidupan
beragama.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang digunakan dalam pembuatan artikel ini diantaranya sebagai
berikut:
1. Mengapa akhlakul karimah menjadi dasar dalam moderasi beragama?
2. Bagaimana hubungan antara akhlakul karimah dengan moderasi beragama?
3. Bagaimana implementasi akhlakul karimah dalam moderasi beragama dilingkungan
sekitar?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan artikel sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pentingnya manusia memiliki akhlakul karimah sebagaidasar
dalam moderasi beragama.
2. Untuk mengetahui hubungan antar akhlakul karimah dengan moderasiberagama.
3. Untuk mengetahui implementasi akhlakul karimah dalam moderasi beragamadi
lingkungan sekitar.

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang mempunyai arti adat
kebiasaan. Etika adalah konsep penilaian sifat kebenaran atau kebaikan dari tindakan sosial
berdasarkan kepada tradisi yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Sehingga dapat
dikatakan bahwa etika merupakan salah satu bagian darifilsafat. Sebab pembentukannya
melalui proses filsafat. Unsur utama yang membentuk etika adalah moral.
Dengan kata lain etika merupakan cara pandang manusia tentang tingkah laku yang
baik dan buruk. Cara pandang tersebut berdasarkan kepada berbagai pemikiran manusia
yang kemudian menjadi sebuah tolak ukur suatu tindakan seseorang dengan pendekatan
rasional dan filosofis.1
Etika memiliki tujuan yakni untuk mempelajari tentang moral. Dalam pendekatan
etika untuk memahami moral, etika memiliki dua sifat yaitu sifat deskriptif dan sifat
preskriptif. Sifat deskriptif menunjukkan etika menyajikan pengamatan tentang
karakteristik individu. Sedangkan, sifat preskriptif menunjukkan etika bertujuan untuk
mengevaluasi tindakan manusia dan memberikan rekomendasi atau persetujuan atas
tindakan manusia.2

2.1 Moral
Secara bahasa kata moral berasal dari bahasa latin yakni “mores” yang merupakan
bentuk jamak dari kata “mos” yang berarti kebiasaan, adat. Sehingga dalam bahasa apabila
dibandingkan antara etika memiliki kesamaan arti. Al- Ghazali pernah mengemukakan
moral sebagai perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan
merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan,

______________________
1
Afifah, F. R.: 5 Hadis tentang Etika dan Keutamaannya, Masya Allah! [2022], tersedia di situs:
https://www.orami.co.id/magazine/hadis-tentang-etika, diakses pada 10 November 2022.

2
Jaamilaah: Etika [2022], tersedia di situs: https://id.wikipedia.org/wiki/Etika, diakses pada 8
November 2022.

3
tanpa perlu dipikirkan dan direncanakan sebelumnya. 3
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata moral mempunyai dua makna.
Pertama, ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, dan sebagainya. Kedua, kondisi mental seseorang yang membuat seseorang
melakukan suatu perbuatan atau isi hati/keadaan perasaan yang terungkap melalui
perbuatan. Berbeda dengan akal yang dipergunakan untuk merujuk suatu kecerdasan,
moral digunakan untuk menunjukkan suatu perilaku baik atau buruk, sopan santun dan
kesesuaiannya dengan nilai-nilai kehidupan.4

2.2 Akhlakul Karimah


Kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, yakni bentuk jamak dari kata “khuluqun”
yang mempunyai arti tata krama. Menurut Ahmad Amin dalam bukunya yang berjudul Al-
Akhlaq, beliau mendefinisikan akhlak adalah kebiasaan seseorang. Atau kecenderungan
hati atas suatu perbuatan dan telah berulang kali dilakukan sehingga mudah
mengerjakannya tanpa lebih dahulu banyak pertimbangan. Akhlak bersifat netral yang
maksudnya bahwa akhlak dapat berupa perbuatan yang baik maupun perbuatan yang
buruk.5 Berdasarkan pernyataan tersebut akhlak dibagi menjadi 2 yaitu Akhlakul
Mahmudah (akhlak terpuji) dan Akhlakul Mazmumah (akhlak tercela).6 Dalam Islam
akhlak memiliki 5 ciri-ciri yaitu
1. Akhlak Rabbani
Sifat rabbani dari akhlak dari sisi tujuannya adalah untuk memperoleh kebahagiaan di
dunia dan akhirat nantinya. Hal menegaskan bahwa akhlak islam bukanlah

________________________
3
Rinenggo, A., E. Kusdarini, Moral Values and Methods of Moral Education at Samin Community. Jurnal
Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, Volume 18 nomor 1, 2021, Hal. 26-

37.
4
Abdullah, Adab Murid Terhadap Guru Dalam Perspektif Kitab Bidayatul Hidayah KaranganImam Ghazali,
Banjarmasin: UIN Antasari, 2016
5
Mahmud, A. Ciri dan Keistimewaan Akhlak Dalam Islam, Sulesana, Volume 13 Nomor 1, 2019,Hal. 29-40.
6
Fa’izah, A. Z: Pengertian Akhlak Dalam Islam, Manfaat, Serta Macam-Macamnya [2020], tersedia di
situs: https://www.merdeka.com/trending/pengertian-akhlak-dalam-islam-manfaat-serta-macam-
macamnya.html, diakses pada tanggal 20 November 2022.

4
kondisional, melainkan memiliki nilai mutlak sebagaimana yang termaktub dalam Al-
Quran dan Sunnah sebagai sumber dari ajaran akhlakdalam Islam.
2. Akhlak Manusiawi
Ajaran akhlak dalam Islam sejalan dengan tuntunan fitrah manusia. Dalam hal ini
akhlak Islam adalah akhlak yang benar-benar memelihara ekisistensi manusia sebagai
makhluk terhormat yang sesuai dengan fitrahnya.
3. Akhlak Universal
Ajaran akhlak dalam Islam sesuai dengan kemanusiaan yang berifat universal dan
mencakup segala aspek hidup manusia baik yang dimensi vertikal maupun horizontal.
Sebagai contoh al-Quran dalam surah Al-An’am ayat 151-152.
4. Akhlak Keseimbangan
Menurut pandangan Islam akhlak memiliki dua kekuatan yaitu kebaikan yang
diumpamakan malaikat dan keburukan yang diumpamakan binatang. Akhlak dalam
Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia, jasmani dan rohani secara seimbang
begitupun dengan persoalan dunia dan akhirat.
5. Akhlak Realistik
Ajaran akhlak dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia meskipunmanusia
sendiri telah dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan
makhluk-makhluk lainnya. Walaupun manusia merupakan makhluk Allah yang paling
sempurna, tetap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan yang memungkinkan
manusia tersebut melakukan pelanggaran. Dalam Islam sendiri, Islam memberikan
kesempatan bagi manusia yang melakukan kesalahan tersebut untuk memperbaiki
kesalahan tersebut.

2.1 Moderasi Beragama


Kata moderasi berasal dari Bahasa Latin moderâtio, yang berartikesenangan (tidak
kelebihan dan tidak kekurangan). Sedangkan dalam bahasa Arab, moderasi dikenal dengan
kata wasath atau wasathiyah, yang memiliki padanan makna dengan kata tawassuth
(tengah-tengah). Adapun lawan kata moderasi adalah berlebihan, atau tatharruf dalam
bahasa Arab, yang mengandung makna extreme, radical, dan excessive dalam bahasa
Inggris. Kalau dianalogikan, moderasi adalah ibarat gerak dari pinggir yang selalu

5
cenderung menuju pusat atau sumbu (centripetal), sedangkan ekstremisme adalah gerak
sebaliknya menjauhi pusat atausumbu, menuju sisi terluar dan ekstrem (centrifugal).
Meminjam analogi ini, dalam konteks beragama, sikap moderat dengan demikian
adalah pilihan untuk memiliki cara pandang, sikap, dan perilaku ditengah-tengah di antara
pilihan ekstrem yang ada, sedangkan ekstremisme beragama adalah cara pandang, sikap,
dan perilaku melebihi batas-batas moderasi dalam pemahaman dan praktik beragama.
Karenanya, moderasi beragama kemudian dapat dipahami sebagai cara pandang, sikap,
dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu bertindak adil, dan tidak
ekstrem dalam beragama.
Moderasi beragama harus dipahami sebagai sikap beragama yang seimbang antara
pengamalan agama sendiri (eksklusif) dan penghormatan kepada praktik beragama orang
lain yang berbeda keyakinan (inklusif). Salah satu prinsip dasar dalam moderasi beragama
adalah selalu menjaga keseimbangan diantara dua hal, misalnya keseimbangan antara akal
dan wahyu, antara jasmani dan rohani. Kecenderungan untuk bersikap seimbang bukan
berarti tidak punya pendapat. Mereka yang punya sikap seimbang berarti tegas, tetapi tidak
keras karena selalu berpihak kepada keadilan, hanya saja keberpihakannya itu tidak sampai
merampas hak orang lain sehingga merugikan. Keseimbangan dapat dianggap sebagai satu
bentuk cara pandang untuk mengerjakan sesuatu secukupnya, tidak berlebihan dan juga
tidak kurang, tidak konservatif dan juga tidak liberal.
Dalam rumusan lain, dapat dikatakan bahwa ada tiga syarat terpenuhinya sikap
moderat dalam beragama, yakni: memiliki pengetahuan yang luas, mampu mengendalikan
emosi untuk tidak melebihi batas, dan selalu berhati-hati.7

___________________________________________
7
Kementrian Agama RI, Moderasi Beragama, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI,2019.

6
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif


dimana penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus dilakukan dalam
masalah yang dijadikan fokus penelitian, mengamati secara langsung masalah yang diteliti,
yang kemudian dijadikan sebagai data dalam penyusunan artikel ini.

3.1 Latar Penelitian


Penelitian tentang "Akhlakul Karimah sebagai Dasar dalam Moderasi Beragama"
dilakukan secara wawancara langsung kepada masyarakat. Sehubungan dengan penelitian
ini adalah jenis penelitian kualitatif maka dalam penelitian ini, tidak ada batasan waktu
sampai peneliti mendapatkan pemahamanyang benar-benar mendalam tentang fokus
penelitian.

3.2 Tahap-Tahap Penelitian


Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian harus dilakukan secara sistematis dan
dengan perencanaan yang matang, berikut ini merupakan tahapan- tahapan penelitian yang
dapat dilihat pada diagram alir gambar 3.1.

7
Mulai

Studi Literatur

Identifikasi & Perumusan


Masalah

Pengumpulan Data

Analisis Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

8
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, F. R. 2022. 5 Hadis tentang Etika dan Keutamaannya, Masya Allah.


https://www.orami.co.id/magazine/hadis-tentang-etika. [Diakses pada 10
November 2022].
Jaamilaah. 2022. Etika. https://id.wikipedia.org/wiki/Etika. Diakses pada 8 November
2022.
Akhmadi. 2019. Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia. Jurnal Diklat
Keagamaan. 13 (2): 49.
Mahmud, A. 2019. Ciri dan Keistimewaan Akhlak Dalam Islam. Sulesana.
13(1):29-40.
Fa’izah, A. Z. 2020. Pengertian Akhlak Dalam Islam, Manfaat, Serta Macam- Macamnya.
https://www.merdeka.com/trending/pengertian-akhlak-dalam- islam-manfaat-
serta-macam-macamnya.html. Diakses pada 20 November 2022.
Restiyani. 2016. Pembentukan Akhlakul Karimah Melalui Kegiatan Keagamaan diPanti
Asuhan “MANDHANI SIWI” PKU Muhammadiyah Purbalingga Kecamatan
Purbalingga Kidul Kabupaten Purbalingga. Skripsi. Purwokerto. Institut Agama
Islam Negeri Purwokerto.
Kementrian Agama RI, 2019. Moderasi Beragama. Jakarta. Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI.

Anda mungkin juga menyukai