Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ETIKA MORAL DAN AKHLAK DALAM KONSEP ISLAM DAN


KONSEP BARAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama

Dosen Pengampuh:

Ust. Dadan Ramdani,


M.M.

Disusun Oleh:

Indira Maryam 24081122104

Program Studi Kewirausahaan


semester I

FAKULTAS
KEWIRAUSAHAAN
UNIVERSITAS GARUT
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya
lah Saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami
kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya yang
senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Agama Islam “Etika moral serta akhlak dalam konsep islam dan
konsep barat.

Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai pengertian Islam dari asal
katanya dan tinjauan para ulama tentang pemahaman Islam secara
komprehensif dan uraian sejumlah fatwa-fatwa kontemporter.

Dalam penyelesaian makalah ini, Saya mendapatkan bantuan serta bimbingan


dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami haturkan terima
kasih kepada.

• Bapak Dadan Ramdani., selaku dosen mata kuliah Pendidikan


Agama Islam.
• Orang tua saya yang banyak memberikan dukungan baik moril
maupun materil.
• Semua pihak yang tidak dapat saya rinci satu per satu yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Garut, 10 Januari 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II pembahasan dan Analisis ...................................................................... 4
A. Pengertian Etika, Moral,dan Akhluk ........................................................... 3
B. Karakterristik Etika Islam ............................................................................. 7
C. Etika Islam Dan Barat .................................................................................... 7
D, Persimpangan Etika Islam Dan Barat ......................................................... 9
BAB III Kesimpulan dan Saran ...................................................................... 102
A. Kesimpulan .................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................. 11
Daftar Pustaka. .................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pandangan islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa
seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan
seseorang.sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari.
Pada saat ini, kehidupan semakin sulit di mana kebutuhan semakin kompleks
namum sarana pemenuhan kenutuhan terbatas. Ada sebagian orang yang belum dapat
memenuhi kebutuhanya, sehingga menyebabkan beberapa dari mereka menghalalkan
segala cara untuk bisa memenuhi kebutuhanya. Terutama pada saat ini banyak orang
beranggapan bahwa harta adalah prioritas utama.
Akhlak tercela tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja namin juga terjadi pada
sebagian besar para remaja. Remaja sering dikaitkan dengan masalah Banyak pengaruh
serta tekanan dari har yang kebanyakan menjerumuskan kepada hal-hal yang negatif.
Apabila sudah terpedaya pada hal-hal yang negatif, akhlak remaja mudah rusak sehingga
menimbulkan berbagai masalah Padahal pemuda adalah generasi penerus bangsa, namun
pada kenyatanya sebagian besar remaja pada saat ini sudah terjerumus dalam hal negatif,
seperti seks bebas, narkoba, dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa Pengertian Enika Dalam Islam
2 Apa pengertian Moral Dalam Islam
3 Apa Pengertian Akhlak Dalam Islam
4. Bagaimana Etika Seseorang Dalam Islam
5. Bagaimana Moral Seseorang Dalam Islam
6. Bagaimana Akhlak Seseorang Dalam Islam

C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuannya untuk:
1. Mengerti dengan Jelas Pengertian Etika Dalam Islam
2
2. Mengerti dengan Jelas Moral Dalam Islam
3. Mengerti dengan Jelas Akhlak Dalam Islam
4. Agar Mengetahui Etika Seseorang Dalam Islam
5. Agar Mengetahui Moral Seseorang Dalam Islam
6. Agar Mengetahui Akhlak Seseorang Dalam Islam

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Etika, Moral, dan Akhlak

1. Etika
a. Pengertian Etika

Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran
baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang
menyangkut per kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia,
dan alam. Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu
pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral) Dari pengertian kebahasaan ini terlihat
bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.
Adapun arti etika dan segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang
berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut para ulama' etika adalah ilmu
yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka
dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat Sebagai cabang
pemikiran filsafat, enka bisa dibedakan manjad: dua obyektivisme dan subyektivisme.

1) Obyektivisme
Berpandangan bahwa nilai kebaikan suatu tindakan bersifat obyektif, terletak pada
substansi tindakan itu sendiri. Faham ini melahirkan apa yang disebut faham rasionalisme
dalam etika. Suatu tindakan disebut baik, kata faham ini, bukan karena kita senang
melakukannya, atau karena sejalan dengan kehendak masyarakat, melainkan semata
keputusan rasionalisme universal yang mendesak kita untuk berbuat begitu
2) Subyektivisme
Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala sejalan dengan kehendak atau
pertimbangan subyek tertentu Subyek disini bisa saja berupa subyektifisme kolektif, yaitu
4
masyarakat, atau bisa saja subyek Tuhan

b. Macam-Macam Etika

1) Etika deskriptif Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola
perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan
masyarakat.

2) Etika Normatif Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia
tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma norma
yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari. Etika dalam keseharian
sering dipandang sama denga etiket, padahal sebenamya etika dan etiket merupakan dua
hal yang berbeda. Dimana etiket adalah suatu perbuatan yang harus dilakukan Sementa
etika sendiri menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau tidak Etiket juga terbatas pada
pergaulan. Di sisi yang lain etika tidak bergantung pada hadir tidaknya orang lain. Etiket
itu sendiri bernilairelative atau tidak sama antara satu orang dengan orang lain.

2. Moral
a Pengertian Moral
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari
kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan
bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan Selanjutnya
moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas
dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan
benar, salah, baik atau buruk. Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa
moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia
dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku
manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat.

3. Perbedaan Antara Etika dan Moral


Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit
perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan
etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada Kesadaran moral erta pula
5
hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing disebut conscience, conscientia,
gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb, fu'ad. Dalam kesadaran moral
mencakup tiga hal, yaitu:

a. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral


b. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan yang
secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal

4. Akhlak
a Pengertian Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu dan
pendekatan pendekatan linguistic (kebahasaan).terminologik (perisalahan) Dari sudut
kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitive) dari
kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid afala, yufilu
ifalan yang berarti al- sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-
adat (kebiasaan, kelaziman), al-manu'ah (peradaban yang baik) dan al- din (agama).
Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya
kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak Berkenaan
dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak
merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata,
melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya.

Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada
berbagai pendapat para pakar di bidang ini.Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang
selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara
singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan Sementara itu. Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal
sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari
berbagai paham yang dianggap menyesatkan.

6
B. Karakteristik Etika Islam (Akhlak)

Akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji atau
tercela menyangkut perilaku manusia yang meliputi perkataan, pikiran, dan perbuatan
manusia lahir batin. Akhlak secara substansial adalah sifat hati, bisa baik bisa buruk yang
tercermin dalam perilaku. Jika sifat hatinya baik yang muncul adalah perilaku yang baik
(akhlaq al-mahmudah) dan jika sifat hatinya buruk, yang akan muncul adalah perilaku
buruk (al-akhlaq al-madzmumah).

Menurut Ibnu Arabi, di dalam din manusia ada tiga nafsu

1) Nafsu Syahwaniyah, ialah nafsu yang ada pada manusia dan binatang. Nafsu ini
cenderung kepada kelezatan jaamaniyah, mealnya makan, minum dan nafsu seksual.

2) Nafsu Ghodlobiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan binatang, yaitu nafsu yang
cenderung pada amarah, merusak, dan senang menguasai serta mengalahkan yang lain.

3) Nafsu Nathiqah, ialah nafsu yang membedakan manusia dan hewan. Dengan nafsu ini
manusia mampu berpikir dengan baik, berdzikir, mengambil hikmah, dan memahami
fenomena alam.

C. Etika Islam dan Etika Barat

Untuk mengetahui bagaimana bentuk etika Islam. Maka akan membandingkannya


dengan etika Barat supaya mendapatkan gambaran sebenarnya. Adapun perbedaannya
dapat dilihat dari segi teologis dan Humanities.

a. Teologis

Solissa dalam bukunya Etika Perspektif Teori dan Praktik, mengklasifikasikan etika
berdasarkan perpsektif insider. Pertama, abad klasik. Pada abad ini banyak para filosof
muslim yang membahas tentang etika, dan ada tiga di antara mereka yang sangat terkenal
dan dinilai cukup mewakili pendapat dari pada filosof abad klasik, yaitu Ibn Miskawaih,
Ibn Hazm, dan Al Ghazali. Ketiganya dalam menentukan ukuran benar dan salah adalah
hampir sama, yakni sama-sama menggunakan syariah dan rasio dalam melakukan
7
penilaian. Bedanya adalah Al Ghazali lebih mengutamakan syariah dari pada akal dalam
melakukan penilaian. Sedangkan Ibn Miskawaih dalam menentukan benar dan salah dilatar
belakangi oleh perspektif filsafat, tak lupa juga mempertimbangkan peran indera dalam
membentuk tindakan agar dapat direalisasikan. Sehingga konsep etika yang ia bangun
bukan hanya bersifat metafisik-filosofis.

Ketiga, Abad modern. Tokohnya adalah Fazlur Rahman. Menurutnya, alquran


adalah pedoman hidup manusia sangatlah bisa dijadikan sebagai rujukan dalam
menentukan tindakan bermoral. Alquran sangatlah bisa menentukan mana yang baik dan
mana yang tidak baik, serta sangatlah bisa memecahkan permasalahan sosial yang ada.
Akan tetapi, karena zaman semakin berkembang disisi lain permasalahan sosial juga
mengalami perkembangan, maka ajaran Islam yang masih general memerlukan rasio
manusia dalam rangka pengembangannya sebagai solusi atas permasalahan sosial yang
ada. Sehingga tujuan alquran yang menjadi pedoman hidup bagi manusia dapat difungsikan
sebagaimana mestinya.

Barat dari masa ke masa mengalami perubahan. Perubahan tersebut sangatlah


berkaitan dengan situasi dan kondisi masyarakat yang sedang terjadi pada saat itu, tentunya
berkaitan juga dengan periodisasi. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa perubahan masa
dimulai dari abad klasik, pertengahan dan modern. Dari perubahan zaman inilah kita bisa
mengetahui perkembangan etika, terutama yang berkembang di Barat.

Bentuk akhlak dalam Islam dibedakan menjadi dua, yaitu akhlak kepada Tuhan dan
akhlak kepada makhluk-Nya. Akhlak kepada makhluk juga dibedakan menjadi akhlak
terhadap sesama dan terhadap alam semesta (tumbuhan dan juga hewan). Akhlak itu sendiri
ada yang baik dan ada yang tidak baik. Akhlak yang baik dikenal dengan akhlak mahmudah
sedangakan yang tidak baik dikenal dengan akhlak mazmumah. Berikut akan dijelaskan
bagaimana seharusnya hubungan baik yang harus dikembangkan dalam kehidupan
manusia. Di antaranya:

(1) Hubungan antara manusia dengan Allah

8
Etika manusia sebagai makhluk Allah SWT, diartikan sebagai kewajiban manusia untuk
berbuat baik kepada-Nya. Serta menyadari bahwa tiada Tuhan yang patut disembah selain
Dia. Ia adalah Zat Yang Maha Kuasa yang tiada bandingnya, bahkan malaikat pun tidaklah
sanggup mengungguli-Nya.

(2) Hubungan manusia dengan sesama

Hubungan yang serasi antara sesama manusia, diartikan bahwa meskipun manusia itu
sendiri terdiri dari laki-laki dan perempuan, banyak suku dan budaya, ras warna kulit yang
berbeda. Namun, perbedaan tersebut tidak lantas membuat manusia terpecah belah, tapi
bagaimana supaya dengan perbedaan tersebut kehidupan mereka dapat menjadi rukun dan
damai di antara sejumlah perbedaan tersebut.

(3) Hubungan manusia dengan alam semesta

Hubungan antara manusia dengan alam sesuai dengan tujuan dari diciptakannya manusia
di bumi, yakni sebagai khalifah fil ardh. Yang tugasnya tidak hanya menjadi pemimpin
bagi dirinya sendiri tapi juga bagi sesama dan alam semesta. Alam semesta memang
diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia memiliki hak untuk
memanfaatkannya, tapi disisi lain manusia juga berkewajiban untuk mengurus dan
melestarikannya agar alam semesta tidak rusak. Bentuk hubungan antara manusia dengan
alam semesta adalah saling membutuhkan.

D. Persimpangan Etika Islam dan Etika Barat Islam

adalah agama yang sangat rasional. Ia tidak akan lekang oleh kemajuan zaman.
Islam sangatlah sesuai dengan zaman manapun, dan itu merupakan salah satu bentuk dari
kemukzizatan alquran yakni bisa digunakan dalam setiap zaman. Islam adalah agama yang
damai, ia bersahabat dengan agama manapun. Islam melarang umatnya untuk bermusuhan
dengan agama lain selain Islam apalagi jika berkaitan dengan masalah kemanusiaan. Maka
Islam tidak asing dengan kata pluralisme. Hal ini tergambar dalam Piagam Madinah.
Dimana saat itu di Madinah masyarakatnya terdiri dari banyak agama, suku dan budaya.

Sementara itu antara manusia dengan alam semesta yang ada dalam ajaran Islam berbeda

9
dengan apa yang digalakkan di Barat. Para pemikir Barat mengalami perbedaan akan hal
ini. Diantaranya:

Hubungan manusia dengan alam dalam pandangan Thomas Aquinas adalah


hubungan empirik mekanistik. Menurutnya bahwa alam menjadikan manusia sebagai
sentral. Di mana alam adalah subjek sekaligus objek pengetahuan. Alam memang
diciptakan untuk manusia. Sebagai subjek ia telah membentuk tubuh manusia, seperti fisik,
daya tahan tubuh dan lain-lain. Sebagai objek dikaji, maka ia digunakan untuk keperluan
manusia.

Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah dipahami bahwa etika dalam Islam tidaklah
melarang kebudayaan manapun untuk ikut melakukan penilaian dalam urusan etika
terutama yang tidak berkaitan dengan syariat. Seperti tradisi yang terjadi di Minang Kabau
dimana laki-laki yang sudah dewasa harus merantau untuk mencari pekerjaan agar bisa
menghidupi dirinya, tidak boleh menetap di rumah kecuali jika ia memiliki warisan untuk
dia urus dalam rangka melestarikan kehidupannya. Dalam Islam tradisi tersebut sah-sah
saja. Apalagi jika tujuannya adalah baik, yakni melatih laki-laki untuk terbiasa hidup
mandiri agar ia terbiasa dalam menjalankan kewajibannya sebagai kepala keluarga untuk
menafkahi keluarganya kelak.

Selain itu yang sangat dikenal di Barat yakni istilah antroposentrisme.


Antroposentrisme memandang bahwa manusia.

10
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi ukuran
baik dan buruknya adalah akal. Karena memang etika adalah bagian dari filsafat. Moral
adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu
masyarakat.
Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup yang
berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah wahyu tuhan Dari satu segi
akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada Tuhan), dan istiqamah
dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu tasawuf Indikator manusia berakhlak (husn al-
khulug) adalah tertanamnya iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.
• Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman yang
dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari-
hari. Seperti akhlak kepada tuhan, diri sendiri, keluarga, dan sesama manusia.
Karakteristik etika dalam Islam mempunyai ukuran etika yang tidak mengalami
perubahan, sejak dari masa klasik hingga modern, mereka sama-sama menggunakan wahyu
dan akal dalam menentukan benar dan salah, yang berbeda adalah kadarnya. karakteristik
etika dalam Islam sangatlah berbeda dengan etika yang berkembang di Barat. Dalam etika
Islam ukuran kebenarannya adalah hati nurani yang telah terdidik dengan berpegang pada
alquran dan hadis, serta tidak lupa juga dengan peran rasio dalam melakukan penilaiannya.
Tujuannya adalah keatatan kepada Sang Pencipta, kebahagiaan manusia dan juga alam
semesta. Sedangkan Etika yang berkembang di Barat bersifat sekuler dan antroposentris
yang ukurannya dilihat dari aspek rasio dan empiris ujung-ujunya hanya digunakan untuk
kepentingan manusia semata.

B. Saran
Hendaknya kita sebagai muslim dapat menerapan etika, moral, dan akhlak kedalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat islam.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/33554560 MAKALAH MORAL_dan_AKHLAK_DL_ajukan


untuk memenuhi tugas pendidikan agama islam
https://ps2unic.wordpress.com/2013/11/11/penerapan-erika-moral-dan-akhlak-dalam-
kehidupan/ http://makalah 73.blogspot.com/2012/11/akhlak-dan-aktualisasinya dalam
html
Wahyudin, Achmad, M. Ilyas, M. Saifulloh dan Z. Muhibbin 2009 Pendidikan Agama
Islamuntuk Perguruan Tinggi Grasindo
https://books.google.co.id/books?id=2K-
Amin, Ahmad. Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: Bulan Bintang, 1975. Asy'ari, M. "Perilaku
Ekonomi Perspektif Etika Islam." Jurnal AlUlum Vol. 10, N (2010). Bertens, K. Perspektif
Etika Esai-Esai Tentang Masalah Aktual.

Yogyakarta: Kanisius, 2001. Cahyadi, Rahmat Arofah Hari. "Telaah Hakikat Manusia Dan
Relasinya Terhadap Proses Pendidikan Islam." Adabiyah Vol. 1,

No (2015). Candra, Rosalia Kartika. "Implementasi Etika Korporasi Pada PT. Prima Centra
Gadingmas." Jurnal AGORA Vol. 3, No (2015

12

Anda mungkin juga menyukai