PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
Dosen Pembimbing:
Oleh:
Kelompok 3B
2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Mahaesa yang telah memberikan
rahmat-Nya serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
ini dengan tepat waktu.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Mahaesa
senantiasa menyertai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………………………………………..
Daftar Isi…………………………………….……………………………………… ii
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan……………………………………………………………… 1
Bab II Tinjauan Teori……………………………………….………………… 2
3.1 Kesimpulan………………………………………………………… 13
3.2 Saran………………………………………………………………. 13
Daftar Pustaka………………………………………………………………………
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui lingkup etika.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui lingkup pergaulan.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui norma sopan santum dan etika pergaulan.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui kepribadian dan pergaulan.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengembangan kepribadian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar
berdasarkan kodrat manusia. Apabila Etika ini dilanggar timbullah kejahatan,
yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari
kodrat manusia yang disebut moral.
- Menghargai hak orang lain
- Menghormati orangtua dan guru
- Membela kebenaran dan keadilan
- Menyantuni anak yatim/yatim piatu.
2.1.4 Etika Pribadi dan Etika Sosial
a. Etika pribadi.
Misalnya seseorang yang berhasil dibidang usaha (wiraswasta) dan
menjadi seseorang yang kaya raya (jutawan).Ia disibukkan dengan usahanya
sehingga ia lupa akan diri pribadinya sebagai umat Tuhan. Ia mempergunakan
kekayaannya untuk keperluan hal-hal yang tidak terpuji dimata masyarakat
(mabuk-mabukan, suka menganggu ketentraman keluarga orang lain). Dari
segi usaha ia memang berhasil memperkembangkan usahanya sehingga ia
menjadi jutawan, tetapi ia tidak berhasil (gagal) dalam mengembangkan etika
pribadinya.
b. Etika sosial.
Misalnya seorang pejabat pemerintah (negara) dipercaya untuk
mengelola keuangan negara. Uang milik negara berasal dari rakyat dan untuk
rakyat. Pejabat tersebut ternyata melakukan penggelapan uang negara untuk
kepentingan pribadinya, dan tidak dapat mempertanggungjawabkan uang yang
dipakainya itu kepada pemerintah. Perbuatan pejabat yang mempergunakan
uang negara untuk kepentingan diri pribadi tersebut, adalah perbuatan yang
merusak etika sosial.
2.1.5 Manfaat Etika
- Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral
- Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana
yang boleh dirubah sehingga dalam melayani tamu kita tetap dapat yang
layak diterima dan ditolak mengambil sikap yang dapat
dipertanggungjawabkan.
- Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
3
- Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa tamu dan
yang telah dianut oleh petugas.
2.2 Lingkup Pergaulan
2.2.1 Pengertian
Sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan
keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama,
kesopanan, adat, hukum dan lain-lain. Dampak negatif dari pergaulan adalah
tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.
2.2.2 Etika yang dapat kita terapkan pada pergaulan atau lingkungan pergaulan kita
sehari-hari adalah berikut contohnya:
1. Pandai menempatkan diri
2. Dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua,
sebaya, dan yang lebih muda. Misalnya :
3. Orang yang lebih tua / yang dituakan harus kita hormati.
4. Orang yang sebaya harus dihargai
5. Orang yang lebih muda harus disayangi
5
M.A.W.Brower
Menurut M.A.W.Brower kepribadian ialah corak tingkah laku social indivindu
yaitu meliputi keinginan, opini, dorongan dan kekuatan serat perilaku-perilaku
seseorang.
Roucek dan Warren
Menurut Roucek dan Warren kepribadian ialah organisasi faktor-faktor
sosiologis, psikologis dan biologis yang didasari oleh perilaku individu.
Theodore R Newcombe
Menurut Theodore R Newcombe kepribadian ialah organisasi sikap-sikap
yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap prilaku.
Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat kepribadian ialah beberapa ciri watak yang
dipelihara seseorang secara lahir, konsisten dan konsukuen. Setiap manusia
melakukan proses sosialisasi. Proses sosialisasi berlangsung selama manusia
masih hidup didunia ini, kepribadian seseorang indivindu dapat terbentuk
dalam bertingkah laku sehingga indivindu memiliki identitas khusus yang
berbeda dengan orang lain.
Carl Gustav Jung
Kepribadian adalah suatu Totalitas segala peristiwa psikis yang disadari
ataupun yang tidak disadari.
S. Hall dan Lindzey, dalam Sumadi Suryabarata, kepribadian adalah:
a. Apabila rasa id-nya menguasai sebahagian besar energi psikis itu, maka
pribadinya akan bertindak primitif, implusif dan agresif dan ia akan
mengubar impuls-impuls primitifnya
b. Apabila rasa ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka
pribadinya bertindak dengan cara-cara yang realistik, logis, dan rasional
c. Apabila rasa super ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu,
maka pribadinya akan bertindak pada hal-hal yang bersifat moralitas,
mengejar hal-hal yang sempurna yang kadang-kadang irasional.
2.4.2 Ciri Ciri Kepribadian
a. Kepribadian sehat
1. Mampu menilai diri sendiri secara realistik
2. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik
6
3. Kemandirian mempunyai sifat yang mandiri dalam cara berfikir, dan
bertindak
4. Mampu menilai secara realistik
5. Memiliki filsafat hidup
6. Berorientasi keluar (ekstrovert )
7. Berbahagia situasi kehidupannya diwarnai dengan kebahagian
8. Berorientasi tujuan
9. Mampu mengontrol emosi
10. Menerima tanggung jawab
7
Dorongan naluri adalah kemauan yang suda menjadi naluri bagi setiap
manusia. Sedikitnya terdapat tujuh macam dorongan naluri antara lain sebagai
berikut…
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup
b. Dorongan seksual
c. Dorongan untuk mencari makan
d. Dorongan untuk berbakti
e. Dorongan untuk bergaul dan juga berinteraksi antar sesama manusia
f. Dorongan dalam meniru setiap tingkah laku dari sesamanya
g. Dorongan akan keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak
2.4.4 Aspek-Aspek Kepribadian
Aspek-aspek peribadian – Menurut Abin Syamsuddin (2003) yang mengemukakan
mengenai aspek-apek kerpibadian yaitu sebagai berikut :
a. Karakter, adalah konsekuen tidaknya mematuhi etika perilaku konsiten
tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
b. Temperamen, adalah disposisi rekatif seorang, atau cepat lambatnya mengenai
mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan akan yang datang dari
lingkungannya.
c. Sikap, ialah sambutan terhadap objek yang sifatnya positif, negatif atau
ambivalen.
d. Stabilitas emosi, yaitu ukuran kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan
lingkungannya, Misalnya mudah tidak tersinggung, marah, putus asah atau
sedih.
e. Responsibilitas (tanggung jawab), yaitu kesiapan untuk menerima risiko dari
tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Misalnya mau menerima risiko yang
wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
f. Sosiabilitas , adalah disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal. Misalnya, sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
2.4.5 Fungsi dan Dimensi Kepribadian
a. Fungsi Teori Kepribadian
Sama seperti teori ilmiah pada umumnya yang memiliki fungsi deskriptifdan
prediktif, begitu juga teori kepribdian. Berikut penjelaskan fungsi deskriptif
dan prediktif dari teori kepribadian.
8
1. Fungsi Deskriptif : Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan)
merupakanfungsi teori kepribadian dalam menjelaskan atau
menggambarkan perilaku atau kepribadian manusia secara rinci, lengkap,
dansistematis. Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimanaseputar perilaku manusia dijawab melalui fungsi deskriptif.
2. Fungsi Prediktif : Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan
tentang apa,mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia sekarang,
juga harusbisa memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah
lakumanusia di kemudian hari. Dengan demikian teori kepribadian
harusmemiliki fungsi prediktif.
b. Dimensi Teori Kepribadian
Setiap teori kepribadian diharapkan mampu memberikan jawab ataspertanyaan
sekitar apa, mengapa, dan bagaimana tentang perilaku manusia. Untuk itu
setiap teori kepribadian yang lengkap, menurut Pervin (Supratiknya, 1995 : 5-
6), biasanya memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut :
1. Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang bersifat
relatif stabil dan menetap, serta yang merupakan unsur-unsur pembentuk
sosok kepribadian.
2. Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi untuk
menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian.
3. Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaitu aneka
perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai mencapai kemasakan,
perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya, serta berbagai
faktor yang menentukannya.
4. Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat gangguan kepribadian
atau tingkah laku beserta asal-usul atau proses perkembangannya.
5. Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang
bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah.
2.4.6 Tahap-tahap perkembangan kepribadian
Menurut Freud, kepribadian individu telah terbentuk pada akhirtahun ke lima, dan
perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan penghalusan struktur
dasar itu. Selanjutnya Freud menyatakan bahwa perkembangan kepribadian
berlangsung melalui 6 fase, yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-
daerah erogen atau bagian tubuh tertentu yang sensitif terhadap rangsangan. Ke
9
enam fase perkembangan kepribadian adalah sebagai berikut (Sumadi Suryabrata,
2005 : 172-173).
1) Fase oral (oral stage): 0 sampai kira-kira 18 bulan. Bagian tubuh yang sensitif
terhadap rangsangan adalah mulut.
2) Fase anal (anal stage) : kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun. Pada fase ini
bagian tubuh yang sensitif adalah anus.
3) Fase falis (phallic stage) : kira-kira usia 3 sampai 6 tahun. Bagian tubuh yang
sensitif pada fase falis adalah alat kelamin.
4) Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai pubertas. Pada fase ini
dorongan seks cenderung bersifat laten atau tertekan.
5) Fase genital (genital stage) : terjadi sejak individu, memasuki pubertas dan
selanjutnya. Pada masa ini individu telah mengalami kematangan pada organ
reproduksi.
10
- Tidak pernah bersyukur
- Mudah menyerah
b. Faktor dari luar
- Faktor tradisi budaya
- Pengaruh pertambahan usia
- Pengaruh perkembangan zaman
- Pengaruh perubahan situasi yang tiba-tiba
2.5.4 Sikap Dan Perilaku Positif Dan Negatif Dalam Kepribadian
1. Sikap Positif
Merupakan wujud nyata dari intensitas yang memperhatikan hal – hal positif
untuk menyatakan sifat yang positif, seseorang tidak hanya mengekspresikan
hanya melalui wajah, tetapi juga dengan cara berbicaranya, dan cara
menghadapi masalah. Usaha yang dapat dilakukan untuk menuju sikap positif
adalah :
- Tumbuhkan pada diri sendiri suatu motif yang kuat.
- Selalu mengingatkan diri pada sesuatu yang positif akan diperoleh dari
kebiasaan baru.
- Jangan biarkan perkecualian sebelum kebiasaan baru mengakar di
kehidupan pribadi.
- Berlatih dan berlatih terus dalam setiap kesempatan, tanpa rasa jenuh dan
bosen.
2. Sikap Negatif
Sikap negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan seseorang pada
kesulitan diri dan kegagalan, sikap ini bisa tercermin pada muka muram, sedih
suara parau, penampilan diri yang tidak bersahabat, ketidak menyenangkan,
dan tidak percaya diri. Untuk menghilangkan sifat negative adalah :
- Belajar mengenali sifat negative diri.
- Selalu jujur kepada setiap orang.
- Mengakui sifat negative yang sudah dilakukan.
2.5.4 Memelihara Dan Memupuk Rasa Percaya Diri Dalam Kepribadian
Rasa pede yang telah tumbuh dalam diri kita pun harus dipelihara dan di pupuk,
supaya meningkatkan dan memberi efek yang lebih besar. Memelihara dan
memupuk berarti menjaga agar tetep ekstrim, modal yang kamu miliki adalah :
Belajar bersyukur.
11
Evaluasi diri secara objektif.
Selalu semangat.
Terus berekpresi.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika Secara etimologis, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos. Dalam bentuk
jamak, istilah ini menjadi ta etha yang berisi arti pemakaian, karakter, kebiasaan,
kecenderungan, dan sikap yang mengandung analisis konsep- konsep seperti harus, mesti,
benar, salah, serta berisi pencarian kehidupan yang baik secara moral.
Kepribadian adalah pengaruh seseorang kepada orang lain (personality is your effect
upon other people). Kepribadian dilihat dari pengaruhnya terhadap orang lain, orang yang
berpengaruh atau besarnya pengaruh terhadap orang lain dipandang berpribadi, sedang
yang kecil atau tidak ada pengaruhnya dipandang tidak berpribadi. Pengaruh seseorang
terhadap orang lain sering kali dilatarbelakangi oleh kekuasaan atau kekuatan yang
dimilikinya.
3.2 Saran
Saran dari kelompok kami adalah dimanapun kita berada kita harus memiliki etika, etika
dalam berbicara,etika dalam berperilaku.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://puspareni.blogspot.com/2011/05/etika-pergaulan.html
http://ciputrauceo.net/blog/2015/6/18/etika-pergaulan
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-kepribadian-menurut-para-ahli/
https://www.gurupendidikan.co.id/kepribadian/
https://ismasmki.wordpress.com/d-artikel/1-tips-praktis/b-pergaulan/
14