Anda di halaman 1dari 5

SOSIO BUDAYA MAKANAN

Dosen Pengampu :

Luh Masdarini, S.Pd.,M.Pd

Di Susun Oleh :

Nama : Riki Prayanto 1915081025

Prodi / Kelas : Pendidikan Vokasional Seni Kuliner / B

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2020
PENDAHULUAN.

Kehidupan manusia dan makanan adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Sepanjang sejarah manusia, makanan dan kehidupan dapat dilihat
sebagai bentuk mencari makanan, dan makanan yang dicari dipergunakan untuk
kehidupan manusia. Dapat diyakini bahwa bahan makanan yang telah tersedia
sejak mula pertama manusia ada dimuka bumi ini. Namun demikian, betapa pun
sederhananya cara pengolahan/teknologi bahan mentah itu sehingga menjadi
makanan langsung dapat dikonsumsi adalah merupakan hasil kebudayaan
manusia. Dengan kata lain,walaupun suatu bahan mentah secara potensial dapat
dimakan, tetapi itu hanya menjadi makanan karena adanya peranan kebudayaan.
Membahas masalah ragam budaya selalu mengutamakan ciri-ciri yang menandai.
jangkauan lintas budaya dan lompatan lintas batas dari sebuah identitas komunal

Ini artinya tidak ada dominasi kekuasaan mayoritas terhadap hak-hak


minoritas dan tak ada penghalang yang mengungkung sebuah suku yang hidup
dalam keberadaan masyarakat dengan nilai-nilai demokratis. Kepentingan dalam
menciptakan masyarakat didasari bahwa keragaman dan pluralisme merupakan
sebuah kondisi yang saling melengkapi, saling menghargai dan menjunjung nilai-
nilai yang terkandung pada masing-masing suku dan bangsa sebagai prasyarat
kehidupan bersama. contoh yang paling mudah dicerna adalah bagaimana
memahami ragam budaya secara ringan adalah dengan menyimak bentuk dan
jenis makanan yang dimiliki warga masyarakat pada berbagai suku bangsa yang
ada. Mengapa makanan dan bukan yang lain alasannya adalah proses kehidupan
manusia baik sejak dalam kandungan hingga akhir hayatnya, tak lepas dari makan
dan minum. Karena sangat pentinginya makanan bagi sebuah suku bangsa, maka
terdapat keyakinan tertentu bahwa sumber makanan secara simbolik disamakan
dengan dewa-dewi suci. Suku bangsa India mensucikan lembu atau sapi sebagai
penjelmaaan sebuah Dewa Nandi, masyarakat Indonesia menjuluki tanaman padi
sebagai Dewi Sri, dewi yang membawa kemakmuran. Sedangkan masyarakat
pesisisir di jawa timur menjauhi ikan tertentu karena diyakini sebagai hewan
jelmaan dari Dewa yang telah menyelamatkan para nelayan di laut lepas. Bangsa
yang mempunyai penduduk dengan beragam suku dan ras tentu mempunyai aneka
ragam tata cara dan jenis makanannya. Ini tentunya terbawa oleh warisan
kehidupan para nenek moyang, mereka menyajikan dan menyantap makanan
bukan saja sebuah ritual dalam kehidupan seseorang, namun punya keterkaitan
dengan budaya, status sosial dan pola pikir yang diyakini oleh pelakunya.

KONSEP MENGENAI MAKANAN.

Makanan dalam pengertian umun adalah segala bahan yang tersedia atau
yangdapat disediakan bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia dalam
artinutrisional dan cultural. Menurut zelman, dalam budaya masyarakat
dimanapun di dunia, makanan dikategorikan menurut pembagian-pembagian
tertentu seperti, makanan dan bukan makanan makanan upacara suci, sakral dan
makanan biasa makanan pokok dan makanan selingan makanan biasa dan
makanan yang berkhasiat obat-obatan makanan yang berkualitas panas dan dingin
dalamartian klasifikasi parallel dan makanan biasa yang tidak bermakna khusus
dan makanan yang bermakna simbolik, misalnya melambangkan keakraban,
identitas kelompok, status dan prestise, , sifat feminim dan maskulin, makanan
pria dan makanan untuk perempuan, makanan bagi kelompok-kelompok usia.
Makanan adalah suatu konsep budaya Kebiasaan makan didefenisikan sebagai
suatu kompleks kegiatan masak-memasak, masalah kesukaan dan ketidaksukaan,
kearifan rakyat, kepercayaan-kepercayaan, pantangan-pantangan dan tahayul-
tahayul.

Semakin kuat kepercayaan-kepercayaan mengenai apa yang dianggap


makanan dan apa yang dianggap bukan makanan sehingga terbukti sangat sukar
untuk menyakinkan orang untuk menyesuaikan makanan tradisional mereka demi
kepentingan gizi yang baik.

Proses makan pada manusia sering kali dikaitkan dengan aspek sosial
budaya. Urusan makan pada manusia tidaklah sesedarhana memasukkan makanan
ke mulut, seperti yang dilakukan hewan dan makhluk hidup lain. Aspek sosial
budaya makan adalah fungsi makanan dalam masyarakat yang berkembang sesuai
dengan keadaan lingkungan, agama, adat, kebiasaan, dan pendidikan masyarakat.
Ada beberapa kaitan makanan dengan fungsi sosial budaya.

1. Fungsi Kenikmatan

Salah satu tujuan manusia makan adalah untuk memperoleh kenikmatan.


Kesukaan akan makanan berbeda dari satu bangsa dengan bangsa lain dan
dari satu daerah/suku dengan daerah/suku lain. Misalnya, makanan di Negara
tropis biasanya lebih berbumbu dibanding dengan negara yang memiliki
empat musim. Secara umum makanan yang disukai adalah makanan yang
memenuhi selera atau cita rasa, yaitu dalam hal rupa, warna, bau, rasa, suhu,
dan tekstur.

2. Makanan untuk Menyatakan Jati Diri

Makanan sering dianggap sebagai bagian penting untuk menyatakan jati


diri seseorang atau sekelompok orang. Misalnya di Cina, teh dianggap
sebagai minuman untuk menyambut tamu yang datang kerumah mereka. Dan
mereka malu jika minuman tersebut tidak dapat dihidangkan kepada tamu.

3. Fungsi Religi dan Magis

Banyak simbol religi dan magis yang dikaitkan pada makanan. Dalam
agama islam, kambing sering dikaitkan dengan acara-acara penting dalam
kehidupan. Di antaranya, kambing untuk akikah bayi baru lahir, sebagai
hewan kurban, dan sebagainya. Dalam agama katolik, anggur diibaratkan
sebagai darah Kristus, sementara roti adalah tubuhnya.

4. Fungsi Komunikasi

Makanan merupakan media penting bagi manusia dalam berhubungan


dengan manusia lainnya. Di dalam keluarga, kehangatan hubungan antar
anggota terjadi pada waktu makan bersama.

5. Fungsi Status Ekonomi

Saat ini orang yang biasanya memakan junk food berasal dari keluarga
kaya dibanding dengan orang yang makan di warung biasa.
6. Simbol Kekuasaan

Melaui makan juga, seseorang atau sekelompok masyarakat dapat


menunjukkan kekuasaannya terhadap orang atau sekelompok masyarakat
lain. Misalnya, majikan makan makanan yang berbeda dengan makanan yang
dimakan pembantunya.

Anda mungkin juga menyukai