Pembangunan pangan dan perbaikan gizi adalah suatu upaya pembangunan yang
bersifat lintas program dan lintas sektor, ditujukan untuk mencukupi kebutuhan pangan
masyarakat dalam jumlah maupun mutu gizinya. Adapun upaya perbaikan gizi melalui
sistem kewaspadaan pangan dan gizi lebih menekankan pentingnya perbaikan konsumsi
pangan rakyat dalam jumlah dan mutu gizi yang cukup.
Pelaksanaan program gizi memerlukan koordinasi dari seksi gizi dinas kesehatan
dengan lintas program dan lintas sektor.
Koordinasi adalah aktifitas sengaja yang dimaksudkan pada pencapaian kesatuan dan
harmonis usaha dalam mengejar tujuan bersama di dalam organisasi yang berpartisipasi
dalam susunan multiorganisasional.
Koordinasi sebagai cara efektif yang terikat bersama berbagai bagian dari organisasi
atau keterikatan bersama organisasi dan berkenaan dengan interpendensi, salah satu dari
fungsi penting dalam manajemen (Shortell dan Kaluzny, 1996).
Wijono (1997) menyatakan bahwa koordinasi bertujuan mengarahkan,
menyelesaikan, mensinkronisasikan dan menyelaraskan semua kegiatan masing-masing unit
sehingga tercapai tujuan bersama atau tujuan organisasi secara keseluruhan.
Pedoman yang diperlukan dalam melakukan koordinasi adalah :
1. Perlu ditentukan secara jelas siapa/instansi mana yang secara fungsional berwewenang
dan bertanggung jawab atas suatu masalah.
2. Pejabat atau instansi yang secara fungsional berwewenang dan bertanggung jawab
mengenai suatu masalah berkewajiban memprakarsai dan mengkoordinasikan.
3. Perlu dirumuskan secara jelas wewenang, tanggung jawab dantugas-tugas satuan kerja.
4. Perlu dirumuskan program kerja organisasi yang jelas memperlihatkan keserasian kegiatan
kerja di antara satuan-satuan kerja.
5. Perlu dikembangkan komunikasi timbal balik untuk menciptakan kesatuan bahasa dan
kerjasama antara lain melalui rapat berkala, rapat kerja, dan rapat tim.
2.1 Kemitraan
Kemitraan adalah hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan (memberikan manfaat).
Kemitraan di bidang kesehatan adalah kemitraan yang dikembangkan dalam rangka
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Unsur kemitraan adalah :
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau
kerjasama dari berbagai pihak, baik secar individual maupun kelompok.
Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara
individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu
tugas atau tujuan tertentu.
Untuk membangun sebuah kemitraan, harus didasarkan pada hal-hal berikut :
a. Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan,
b. Saling mempercayai dan saling menghormati
c. Tujuan yang jelas dan terukur
d. Kesediaan untuk berkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain.
2. Peternakan
a. Masalah :
Apabila dilaksanakan vaksinasi di desa- desa jarang masyarakat membawa
ternaknya untuk diberikan vaksin.
3. Kepala Desa
Masalah :
· Alat kesehatan untuk puskesmas desa, bagaimana pisik untuk pembangunan gedungnya (
tanah, biaya pembangunan , model bangunan dll ).
4. TP PKK
Masalah :
a. Data – data kesehatan untuk PKK banyak yang kosong.
b. Data gizi buruk tidak ada di PKK kecamatan.
Pembina, Motivator
masyarakat untuk
melaksanakan pembangunan
kesehatan meliputi dalam
3 PPLKB bidang Promosi
Kesehatan,KIA/KB,
Gizi,UKK,P2M, JPKM melalui
kegiatan kelompok dasa
wisma.
5 Peternakan
a. Memberikan pembinaan dan
motivasi kepada masyarakat
dalam mempertahankan
kecukupan persedian pangan
yang berdampak pada status
gizi masyarakat.
b. Memberikan pembinaan
dalam upaya kesehatan dan
keselamat kerja bidang
pertanian.
Melakukan upaya
meningkatkan pendapatan dan
gizi masyarakat melalui usaha –
usaha peternakan dengan
memperhatikan dampak
kesehatan yang mungkin
timbul termasuk upaya
pencegahan penyakit / Flu
burung.
Masing –masing sektor nampaknya sudah melaksanakan kegiatan dengan baik. Hal ini
perlu terus ditingkatkan sehingga apa yang menjadi target bisa dicapai.
Pertemuan Koordinasi
a. Memotivasi kader dalam
pelaksanaan posyandu
b. Pembinaan,penyuluhan ibu-ibu Bayi
3 PPLKB dan balita kerumah-rumah lewat
dasa wisma.
c. Penyuluhan dan memotivasi ibu-ibu
untuk ikut berusaha dalam
meningkatkan pendapatan.
3. Capacity building
Capacity Building adalah untuk mempersiapkan pelaksanaan program perlu
peningkatan kemampuan petugas yang antara lain dapat dilakukan melalui mini lokakarya
puskesmas, pelatihan tehnis maupun manajerial sesuai kebutuhan. Misalnya Pelatihan
kader,Pelatihan permberdayaan keluarga sadar gizi dan lain-lain.