Anda di halaman 1dari 4

NAMA : RAHMA YUNITA PUTRI

MK : DIETETIKA PENYAKIT TIDAK MENULAR


KLP :9

A. Contoh Kasus Hipertyroid


Seorang wanita, 47 tahun BB 56 kg TB 160cm datang ke klinik dengan keluhan
dada kiri terasa berdebar, mmata tampak melotot, serta tangan terus bergetar (tremor),
sering berkeringat dan merasa cepat lapar. Dari pemeriksaan tekanan darah 140/70 mmHg,
suhu tubuh 37,5ºC. Pada pemeriksaan fisik tampak pembesaran ringan kelenjar tyroid. Ibu
ini telah melakukan pemeriksaan darah, hasil nya ialah HB : 12,5 g/dL, Ht : 39%, Leukosit
: 11.000/mmk, Netrofil : 56% darah, Kolesterol total : 179 mg/dL, Trigliserida : 105
mg/dL, TSH : 0,003µU/mL. Oleh dokter pemeriksaan disarankan untuk melakukan
pemeriksaan T3, T4, dan free T4.
B. Proses Asuhan Gizi Terstandar
1. Assesment
a. Antropometri
BB : 56 kg
TB: 160 cm
U : 47 tahun

BBI = (160-100) x 0,9


= 54 kg
56 56
IMT = = = 21,87 kg/m² (status gizi Normal)
1,6 L 2,56

2. Fisik dan Klinis


a. Dada kiri terasa berdebar-debar
b. Mata tampak melotot
c. Tangan bergetar (tremor)
d. Sering berkeringat
e. Merasa cepat lapar
f. TD 140/70 mmHg
g. Suhu 37,5 ºC
h. Tampak pembesaran ringan kelenjar tyroid
3. Riwayat Personal
a. Dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan T3, T4 dan free T4
b. Penderita seorang perempuan berusia 47 tahun
4. Data Biokimia

Normal

HB 12,5 gr/dL ( Normal) 12-16 gr/dL

Ht 30% (Normal) 37-43 %

Leukosit 11.000/ mmk 4000 – 10000 /mm³

Netrofit 56% (Normal) 50 – 56%

Limfosit 40 % ( Tinggi) 20 – 35 %

Eosinofil 1 % (Normal) 1–4%

Monosit 3 % (Tinggi) 2–8%

Kolesterol total 179 mg/dL (rendah) < 200 mg/dL

TG 105 mg/dL (rendah) 140 mg/dL

TSH 0,0034µU/mL 0,4 – 4,5 miu/L

5. Diagnosa Gizi
a. NC. 2.2 : Perubahan nilai lab yang terkait gizi berkaian dengan merasa cepat lapar ditandai
dengan kadar TSH rendah
b. NI. 1.2 : Peningkatan energi ekspenditor berkaitan dengan penyakit Hipertyroid yang
diderita, ditandai dengan suhu tubuh meningkat 37,5 °C

6. Intervensi Gizi
a. Nama diet : Diet TKTP dan Diet Rendah Garam 1
b. Prinsip diet : TKTP ( tinggi Energi Tinggi Protein), Rendah Garam
c. Bentuk Makanan : Makanan Biasa
d. Tujuan :
- Mempertahankan berat badan normal.
- Memenuhi kebutuhan energi dan protein
- Mencegah kerusakan jaringan tubuh

e. Syarat :
- Energi cukup, yaitu 2118, 48 kkal
- Protein tinggi 2 g, yaitu 112 gr
- Lemak cukup, yaitu 47,07 gr
- Karbohidrat cukup, yaitu 311,73 gr
- Natrium dan yodium rendah
-
f. Perhitungan Kebutuhan Energi
Rumus Mifflin
- BMR = (10xBB) + (6,25xTB) – (5xU) – 161
= (10x56) + (6,25x160) – (5x47) – 161
= 560 + 1000 – 235 – 161
= 1164 kkal

TEE = BMR x FA x FS

= 1164 x 1.3 x 1,4

= 2118,48 kkal

Kebutuhan Zat gizi makro


- Protein = 2 x BB
= 2 x 56 = 112 gr ( 21,14 %)
20 % x 2118 , 48
- Lemak = = 47,04 gr
9
60 % x 2118,48
- Karbohidrat = = 311,73 gr
4
Kebutuhan Zat gizi mikro
- Natrium 1500 mg
- Iodium 150 mcg
- Kalium 4700 mg
- FE 26 mg
- Vitamin A 500 mcg
- Vitamin C 75 mg

g. Frekuensi Makan Satu hari


Makan Pagi: 25 % x 2118,48 = 529,62 kkal
Snack Pagi : 10 % x 2118,48 = 211,84 kkal
Makan Siang : 30 % x 2118,48 = 635,54 kkal
Snack Sore : 10 % x 2118,48 =211,84 kkal
Makan Malam : 25 % x 2118, 48 = 529,62 kkal

h. Perencanaan menu
- Makan Pagi : Bubur ayam, Keripik Tempe, Cah wortel + labu siam dan buah pepaya.
- Snack Pagi : Roti Bakar selai strawberry
- Makan Siang : Nasi putih, Ikan panggang, Oseng tempe, Bening bayam + jamur tiram,
dan buah jeruk
- Snack sore : Bubur kacang hijau
- Makan Malam : Nasi putih, Sup ayam sayuran, Pepes Tahu, Buah semangka

i. Monitoring dan Evaluasi


- Monitoring
1. Asupan makanan dapat memenuhi kebutuhan pasien sehari-hari
2. Mempertahankan status gizi pasien
3. Mengabaikan atau menjadikan hasil laboratorium normal

- Evaluasi
1. Asupan makanan : mengatur dan membagi asupan makanan per-hari
2. Memantau status gizi setiap harinya
3. Memeriksa data laboratorium secara berkala
4. Mengukur BB pasien

Anda mungkin juga menyukai