Anda di halaman 1dari 9

METODE PENILAIAN STATUS GIZI

Sebelum membicarakan lebih mendalami tentang penilaian status gizi, ada baiknya
terlebih dahulu memahami beberapa istilah yang berhubungan dengan satatus gizi.
Keracunan pengertian istilah tersebut akan mengakibatkan interpretasi yang berbeda
tentang berbagai hal mengenai penilaian status gizi.

Berbagai macam istilah tersebut meliputi: gizi, keadaan gizi, status gizi, dan malnutrisi.
Istilah-istilah ini secara prinsip mempunyai pengertian yang berbeda, tetapi saling terkait
satu dengan lainnya.

A. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI.

Deswarni Irdu dan Gatot Kunanto(1990), mengungkapkan bahwa ada beberapa


istilah yang berhubungan dengan status gizi. Istilah-istilah tersbut akan diuraikan
dibawah ini.

1. Gizi(Nutrition)

Gizi adalah suatu prose organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi


secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi.

2. Keadaan Gizi

Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan
penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya
zat gizi dalam seluler tubuh.

3. Status Gizi(Nurtition Status)

Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau


perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel ertentu. Contoh: gondok edemik
merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium
dalam tubuh.
4. Malnutrition(Gizi Salah, Malnutrisi)

Keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun


absolut satu atau lebih zat gizi.

Ada 4 bentuk malnutrisi:

a. Under Nutrition: kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut


untuk periode tertetu.

b. Spesific Definiency: kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan


vitamin A, yodium, Fe, dan lain-lain.

c. Over Nutrition: kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu.

d. Imbalance: karena disproporsi zat gizi, misalnya: kolesterol terjadi karena


tidak seimbangnya LD(Low Density Lipoprotein), HDL(High Density
Lipoprotein), dan VLDL(Very Low Density Lipoprotein).

5. Kurang Energi Protein(KEP)

Kurang Energi Protein(KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau
gangguan penyakit tertentu. Anak disebut KEP apabila berat badannya kurang
dari 80% indeks berat badan menurtu umur(BB/U) baku WHO-NCHS. KEP
merupakan defisiensi gizi(energi dan protein) yang paling berat dan meluas
terutama pada Balita. Pada umumnya penderita KEP berasal darikeluarga yang
berpenghasilan rendah.
B. PENILAIAN STATUS GIZI SECARA LANGSUNG

Penilaian stattus gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu:
antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masiing-masing penilaian tersebut akan
dibahas secara umum sebagai berikut :

1. Antropometri

a. Pengertian

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh mannusia. Ditinjau dari


sudut pandang gizi, maka antrometri gizi adalah berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagia tingkat umur dan tingakt gizi.

b. Penggunaan

Antropometri secara umum digungakan untuk melihat ketidak seimbangan


asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola
prtumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah
air dalam tubuh.

2. Klinis

a. Pengertian

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahn yang terjadi
yang dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid.

b. Penggunaan

Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat(rapid


clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-
tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping
itu pula digunakan untuk mengetaui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda(sign) dan gejala(symptom) atau
riwayat penyakit.

3. Biokimia

a. Pengertian

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang


diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh
yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot.

b. Penggunaan

Metode ini digunakan untuk suatu peringatan behwa kemungkinan akan


terjadi keadaan melnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang
kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong
untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

4. Biofisik

a. Pengertian

penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi(khususnya jaringan) dan melihat
perubahan struktur dan jaringan.

b. Penggunaan

Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemik(epidemic of nigth blindnes). Cara yang digunakan adalah tes
adaptasi gelap.
C. PENILAIAN STATUS GIZI SECARA TIDAK LAGSUNG

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi 3 yaitu: surveu konsumsi
makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Pengertian dan penggunaan metode ini
akan diuraikan sebagai berikut:

1. Survei Konsumsi Makanan

a. Pengertian

survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

b. Penggunaan

Pengmpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang


konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan idividu. Survei ini
dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

2. Statisik Vital

a. Pengertian

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data
beberapa statistik kesehatan seeprti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi.

b. Penggunaan

Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak


langsung pengukuran status gizi masyarakat.

3. Faktor Ekologi

a. Pengertian

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi


sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.
Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti
iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.

b. Penggunaan

Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetaui


penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan
program intervensi gizi(Scrimshaw, 1964). Secara ringaks, penilaian gizi
dapat dilihat pada bagan 2-1.

bagan 2-1. Metode Penilaian Status Gizi(Sumber: Disarikan dari Jelliffe D. B. Dan
Jelliffe E.F. Partice. 1989. Community nutrition assessment, Oxfird University Press).

Setiap metodde penilaian status gizi mempunnyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan
kelemahanmasing-masing meode akan dibicarakan pada seiap Bab yang membahas secara
khusus penilaian status gizi yaitu mulai Bab 3 sampai Bab 9 dalam buku ini.

Berbagai contoh prnggunaan penilaian status gizi, seperti antropometri, digunakan untuk
mengukur karakteristik fisik seseorang dan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan.
Pemeriksaan klinis dan biokimia biasanya dlakukan untuk melihat atau mengukur satu
aspek dari status gizi seperti kadar mineral dan atau vitamin.
D. FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGAKN DALAM MEMILIH METODE
PENILAIAN STATUS GIZI

Hal mendasar yang perlu diingat bahwa setiap metode penilaian status gizi
mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dengan menyadari
kelebihandan kelemahan tiap-tiap metode, maka akan menentukan diagnosis suatu
penyakit perlu digunakan beberapa jenis metode. Penggunaan satu metode akan
memberikan gambaran yang kurang komperhensif tentang suatu keadaan.

Beberapa faktor yang perlu dipertimbagnkan dalam memilih dan menggunakan


metode adalah sebagai berikut.

1. Tujuan

Tujuan pengukuran sangat perlu diperhatikan dalam memilih metode, seperti


tujuan ingin melihat fisik seseorang, maka metode yang yang digunakan adalah
antropometri. Apabila ingin melihat status vitamin dan mineral dalam tubuh
sebaiknya menggunakan metode biokimia.

2. Unit Sampel yang Akan Diukur

Berbagai jenis unit sampelyang akan diukur sangat mempengaruhi penggunaan


metode penilaian status gizi. Jenis unit ampel yang akan diukur meliputi
individual, rumah tangga /keluarga dan kelompok rawan gizi. Apabila unit
sampel yang akan diukur adalah kelompok atau masyarakat yang rawan gizi
secara keseluruhan maka sebaiknya menggunakan metode antropometri, karena
ketode ini akan murah dan dari segi ilmiah bisa dipertanggung jawabkan.

3. Jenis Informasi yang Dibutuhkan

Pemilihan metode penilaian status gizi sangat tergantung pula dari jenis
informasi yang diberikan. Jenis informasi itu antara lain: intake makanan, berat
dan tinggi badan, tingkat haemoglobin dan situasi sosial ekonomi. Apabila
menginginkan informasi tentang intake makanan, maka metode yang digunakan
adalah survei konsumsi. Dilain pihak apabila ingin mengetahui tingkat
haemoglobin maka metode yang digunakan adalah biokimia. Membutuhkan
inforamsi tentang keadaan fisik seperti berat badan dan tinggi badan, sebaiknya
menggunakan metode antropometri. Begitu pula apabila membutuhkan informasi
tentang situasi sosail ekonomi sebaiknya menggunakan pengukuran faktor
ekologi.

4. Tingkat Reliabilitas dan Akurasi yang Dibutuhkan

Masing-masing metode penilaian status gizi mempunyai tingkat reabilitas dan


akurasi yang berbeda-beda. Contoh penggunaan metode klinis dalam menilai
tingkatan pembesaran kelenjar gondok adalah sangat subjektif sekali. Penilaian
ini membutuhkan tenaga medis dan paramedis yang sagat terlatih dan
mempunyai pengalaman yang caukup dalam bidang ini. Berbeda dengan
penilaian secara biokimia yang mempunyai reabilitas dan akuraasi yang sangat
tinggi. Oleh karena itu apabila ada biaya, teanga dan sarana-sarana lain yang
mendukung, maka penilaian status gizi dengan biokimia sangat dianjurkan.

5. Tersedianya Fasilitas dan Peralatan

Berbagai jenis fasilitas dan peralatan ang dibutuhkan dalam penilaian status gizi.
Fasilitas tersebut ada yang mudah didapat dan ada pula yang sangat sulit
diperoleh.pada umumnya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam
penilaian status gizi secara antropometri relatif lebih mudah didapt dibanding
dengan peralatan penentuan status gizi dan biokimia.

Pengadaan fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan, ada yang dimport dari luar
negeri dan ada yang didapat dari luar negeri. Umunya peralatan yang diimport
lebih mahal dibandingkan dengan yang produksi dalam negeri.

6. Tenaga

Ketersediaan tenaga, baik jumlah maupun mulutnya sangat mempengaruhi


penggunaan metode penilaian status gizi. Jenis tenaga yang digunakan dalam
pengumpulan data gizi antara lain: ahli gizi, doker, ahli kimia, dan tenaga lain.

Penilaian status gizi secara biokimia memerlukan tenaga ahli kimia atau analis
kimia, karena manyangkut berbagai jenis badan dan reaksi kimia yang harus
dikuasai. Berbeda dengan penilaian status gizi secara antropometri, tidak
memerlukan tenaga ahli, tetapi tenaga tersebut cukup dilatih beberapa hari saja
sudah dapat melaksanakan tugasnya. Kader gizi di Posyandu adalah tenaga gizi
yang tidak ahli, tetapi dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, walaupun
disana-sini masih ada kekurangannya. Tugas utama kader gizi adalah melakukan
pengukuran antropometri, seperti tinggi badan dan berat badan serta umur anak.
Setelah mendapat data, mereka dapat memauskkan pada KMS dan langsung
dapat menginterpretasi data tersebut.

Penilaian status gizi secara klinis, membutuhkan tenaga edis(dokter). Tenaga


kesehatan lain selain dokter, tidak dapat diandalkan, meningat tanda-tanda klinis
tidak spesifik utuk keadaan tertentu. Angular Stomatiits, sering tidak benar
diinterpretasikan sebagai kekurangan riboflavin. Keadaan ini di India diakibatkan
dari kebanyak mangunyah daun sirih atau buah pinang yang banyak mengandung
kapur, yang dapat menyebabkan irigasi pada bibit.

7. Waktu

Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi sagat mempengaruhi metode


yang akan digunakan. Waktu yang ada bisa dalam mingguan, bulan dan tahunan.
Apabila kita ingin menilai status gizi di suatu masyarakat dan waktu yang
tersedia ralatif singkat, sebaiknay dengan menggunakan metode antropometri.
Sangat mutahil kita menggunakan metode biokimia apabila waktu yang tersedia
sangat singkat, apabila tidak ditunjang dengan tenaga, biaya dan peralatan yang
memadai.

8. Dana

Masalah dana sangat mempengaruhi jenis metode yang akan digunakan untuk
menilai status gizi. Umumnya penggunaan metode biokimia relatif mahal
dibanding dengan metode lainnya. Penggunaaan metode disesuaikan dengan
tujuan yang ingin dicapai dalam penilaian status gizi.

Jadi, pemilihan metode penilaian status gizi harus selalu mempertimbangkan faktor
tersebut di atas. Faktor-faktor itu tidak bisa brdiri sendiri, tetapi selalu saling mangait. Oleh
karena itu, untuk menentukan metode penilaian status gizi, harus memperhatikan secara
keselruhan dan mencermati kelebihan dan kekurangan tiap-tiap metode itu.

Anda mungkin juga menyukai