SI
BIOETIKA
GUNARTI YAHYA, DCN
IZNANURDIANTY@UHAMKA.AC.ID 081342376963
VISI PROGRAM STUDI ILMU GIZI
ILMU GIZI UHAMKA
• Program Studi Gizi FIKES UHAMKA pada tahun 2020 menjadi
salah satu pusat pendidikan tinggi gizi yang unggul di tingkat
nasional dalam menghasilkan lulusan ahli gizi yang memiliki
kecerdasan spiritual, intelektual, emosional dan sosial.
MISI PROGRAM STUDI ILMU GIZI
ILMU GIZI UHAMKA
1. Mendidik tenaga gizi yang memenuhi kualifikasi nasional dan internasional.
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, khususnya di bidang gizi.
3. Menjadi mitra kerja bagi instansi terkait dan mitra bagi masyarakat dalam membantu
memberikan solusi terhadap problematika yang dihadapi khususnya dalam bidang gizi.
4. Membangun dan mengembangkan program studi sebagai organisasi pembelajar yang
kompetitif, inovatif dan berlandaskan kearifan lokal
5. Mengembangkan dan memperkuat manajemen program studi yang mandiri dan
mempunyai tata kelola yang baik.
6. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang gizi untuk kesejahteraan
masyarakat berdasarkan nilai-nilai ke-islaman, ke-Muhammadiyahan, dan ke-
Indonesiaan
DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH
5. hak dan kewajiban pasien, tenaga medis, profesi gizi dan tenaga kesehatan
6. Prinsip kode etik dan perbandingan kode etik profesi tenaga medis dan profesi tenaga
kesehatan lainnya.
3. Aplikasi standar kompetensi nutrisionis pada gizi klinik, gizi institusi dan gizi
masyarakat
5. SKKNI Nutrisionis
7. Implementasi etika profesi, standar kompetensi nutrisionis dan masalah aspek legal dan
etika pada pelayanan gizi oleh praktisi
DASAR FILSAFAT, ETIKA,
BIOETIKA DAN NORMA
SUB-CP-MK (SBG KEMAMPUAN
AKHIR YANG DIHARAPKAN)
• Memahami dan menjelaskan mengenai filsafat etika, bioetika dan norma
agama (S2, S5, S6, S7, S8, P2, KU1, KK1
KONTEN
1. Pendahuluan
2. Pengertian Etika/Moral
3. Pengertian Bioetika
4. Pengertian norma
1. PENDAHULUAN
• Perkembangan biologi modern yang pesat, sejak lama telah diprediksi akan
menimbulkan juga problem-problem etika
• Perkembangan IPTEK sebagai suatu prestasi, tidak jarang juga memunculkan
masalah baru yakni masalah yang berkaitan dengan etika (Bertens, 1990)
• Kloning, rekombinasi DNA, transfer embrio (ET) dan fertilisasi in vitro (IVF)
selain memungkinkan “mengontrol” proses kehidupan, juga membawa
pertanggungjawaban baru terhadap masyarakat, sehingga perlu kehati-hatian
dalam mengaplikasikannya.
• Kehati-hatian ini diwujudkan antara lain dalam bentuk kajian aspek etika
pada saat penerapan teknologi (Jenie, 1997; Santosa, 2000; Djati, 2003)
HAKIKAT MUNCULNYA ETIKA
• Standar
• Kaidah
• Patokan Harus dipatuhi
• Acuan
• Pedoman
• Norma diartikan sebagai kaidah atau
petunjuk hidup yang digunakan untuk
mengatur perilaku manusia dalam
kehidupan bermasyarakat maupun
bernegara.
• Dibedakan atas norma umum dan khusus.
NORMA UMUM
1. Norma sopan santun atau etiket, yakni norma yang mengatur pola perilaku dan
sikap lahiriah, misalnya tatacara bertamu, duduk, makan dan minum. Norma
sopan santun ini lebih menyangkut tatacata lahiriah dan pergaulan sehari-hari.
2. Norma hukum, norma yang dituntut dengan tegas oleh masyarakat karena
dianggap perlu demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Norma hukum
ini lebih tegas dan pasti karena dijamin oleh hukuman terhadap pelanggarnya.
3. Norma moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai
manusia, norma moral mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia.
Norma moral menjadi tolak ukur yang dipakai oleh masyarakat untuk
menentukan baik buruknya manusia sebagai manusia dan bukan kaitannya dengan
tua atau jabatan kaitannya dengan status sosial dan sebagainya.
NORMA KHUSUS
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
“Kemudian kami jadikan kamu sekalian khalifah-khalifah di muka bumi sesudah mereka, supaya kami memperhatikan bagaimana
kamu berbuat”.
• Rasulullah SAW menjadikan baik buruknya akhlak seseorang sebagai ukuran kualitas imannya. Anas bin Malik pernah berkata:
“Tidak pernah aku dinasehati Rasulullah, kecuali ia bersabda
Artinya: “Tidak ada iman bagi seseorang yang tiada amanah baginya, dan tidaka ada agama bagi seseorang yang tiada janji baginya”.
(HR. Ahmad).
TERIMA KASIH
TUGAS MANDIRI