Anda di halaman 1dari 17

GIZI DAN POLITIK

FERRY
Politik dan Pangan
• kerawanan pangan memang dari dulu telah
mengemuka menjadi salah satu tantangan
besar umat manusia. Negara punya tugas
besar untuk memenuhi kebutuhan pangan
rakyat. Maka menjadi tidak mengherankan
jika urusan perut ini adalah salah satu
dagangan politik paling laris untuk merebut
hati masyarakat. Sekaligus menjadi salah satu
indikator kesuksesan pemerintah dalam
mengurus bangsa
• Pangan kini juga telah berubah fungsi. Tak
hanya sebagai komoditas ekonomi namun
juga menjadi komoditas politik. Pangan mulai
dipergunakan sebagai alat soft dan hard
diplomacy bagi satu Negara untuk
menancapkan pengaruhnya pada Negara lain.
• Maka menjadi tidak mengherankan apabila
pemenuhan kebutuhan pangan adalah
tanggung jawab Negara itu sendiri. Mustahil
apabila menggantungkan kebutuhan makan
rakyat dari Negara lain. kedaulatan sebuah
Negara bisa dipertanyakan apabila untuk
memberi makan rakyatnya dia harus
bergantung dari impor.
• Negara yang berdaulat pangan memiliki
kekuatan besar untuk menekan Negara lain.
Setelah era perang dunia, kuat tidak nya suatu
Negara tidak lagi dilihat dari kekayaan
ekonominya, ideologi politik, dan kekuatan
militernya tapi dari kemampuannya untuk
mandiri dan berdaulat pangan.
Masalah gizi
Tidak dapat dipungkiri angka gizi buruk terus
membengkak walaupun pemeritah mengklaim
bahwa angka gizi buruk terus menurun. Berbagai
indicator tingginya angka gizi buruk karena
himpitan ekonomi, tidak meningkatnya kualitas
hidup
Seringkali angka gizi buruk dimanipulasi oleh pemangku
kebijakan sehingga sering faktaa yang disajikan berbeda
dengan realiasnya.

gizi buruk merupakan masalah kesehatan yang berdampak


luas bagi masa depan anak, serta kualitas generasi penerus
bangsa

intervensi politik dengan memanipulasi angka gizi buruk


dapat menjadi "bom waktu" akibat keterlambatan
penanganan
• "Dengan memanipulasi data akan berakibat pada
persoalan gizi tidak tertangani secara tepat dan hal
tersebut akan menjadi 'bom waktu' di masa
mendatang karena keterlambatan penanganan gizi
buruk,"

• intervensi politik pada data gizi buruk jelas akan


berdampak negatif bagi peningkatan kesehatan
masyarakat di daerah, sebab dengan data acuan
tingkat gizi buruk yang salah maka akan berakibat
pada penanganan yang salah pula.
• melakukan intervensi terhadap data gizi buruk
demi kepentingan karir politiknya, maka hal
itu merupakan tindakan pengecut yang
mengorbankan rakyat. "Kalau benar ada
intervensi pemda dengan memanipulasi data ,
ini merupakan tindakan pengecut,"
Penanggulangan Masalah Gizi
• Seperti yang telah kita ketahui, masalah gizi
yang salah kian marak di
negara kita. Dengan demikian diperlukan
penanggulangan guna memperbaiki
gizi masyarakat Indonesia. Berikut ini cara-
cara yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi gizi salah, baik gizi kurang
maupun gizi lebih
Penanggulangan masalah gizi kurang

a. Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama


melalui peningkatan produksi beraneka ragam pangan;

b. Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yng


diarahkan pada pemberdayaan keluarga untuk
meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga;

c. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem


rujukan dimulai dari tingkat Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), hingga Puskesmas dan Rumah Sakit;
d. Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG);

e. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang


pangan dan gizi masyarakat;

f. Peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan


berbagai produk pangan yang bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat luas
g. Intervensi langsung kepada sasaran melalui makanan
tambahan (PMpemberian T), distribusi kapsul vitamin A
dosis tinggi, tablet dan sirup besi serta kapsul minyak
beriodium;

h. Peningkatan kesehatan lingkungan;

i. Upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A,


Iodium, dan Zat Besi;

j. Upaya pengawasan makanan dan minuman


k. Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.
Penanggulangan masalah gizi lebih

Dilakukan dengan cara menyeimbangkan masukan dan


keluaran energi melalui pengurangan makanan dan
penambahan latihan fisik atau olahraga serta menghindari
tekanan hidup/stress. Penyeimbangan masukan energi
dilakukan dengan membatasi konsumsi karbohidrat dan
lemak serta menghindari konsumsi alkohol
penanggulangan masalah gizi buruk

• menurut Depkes RI (2005) dirumuskan


dalam beberapa kegiatan berikut :

a. Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui


penimbangan bulanan balita di posyandu.

b. Meningkatkan cakupan dan kualitas tata laksana kasus


gizi
buruk dipuskesmas / RS dan rumah tangga.
c. Menyediakan Pemberian Makanan Tambahan pemulihan
(PMT-P) kepada balita kurang gizi dari keluarga miskin.

d pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan


asuhan gizi kepada anak (ASI/MP-ASI).

e. Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A) kepada


semua balita

Anda mungkin juga menyukai