Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH INDIKATOR KESEHATAN

“INDIKATOR STATUS GIZI”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4

NURUL INZANI 22206070


AL MUNAWARAH YUSUF 22206046
SRI RESKY RAHAYU 22206075

YAYASAN PENDIDIKAN MAKASSAR


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah tentang “Indikator Kesehatan Tentang Indikator Status Gizi”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengantar Kesehatan Masyarakat
di perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar.
Dengan terselesaikannya makalah ini, tidak lupa berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan
dari dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Kesehatan Masyarakat dan teman-teman
seperjuangan yang telah memberikan bantuan tenaga, pikiran sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Apabila dalam penulisan makalah ini masih ditemukan kekeliruan, penulis mengharap
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 1 November 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................i


Daftar Isi..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A.Latar Belakang.................................................................................................
B.Rumusan Masalah............................................................................................
C.Tujuan..............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................
A.Indikator Kesehatan.........................................................................................
B.Kegunaan Indikator Kesehatan........................................................................
C.Karakteristik Indikator Kesehatan....................................................................
D.Faktor yang Mempengaruhi Indikator Kesehatan............................................
E.Jenis Indikator..................................................................................................
F.Indikator Status Gizi.........................................................................................
1. Definisi Status Gizi..................................................................................
2. Kategori Status Gizi berdasarkan Usia....................................................
3. Pengukuran status Gizi............................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
A.Kesimpulan......................................................................................................
B.Saran

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Status gizi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur
keadaan tubuh akibat mengonsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi
dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih dan obesitas.
Konsumsi seseorang berpengaruh pada status gizi seseorang dimana status gizi baik atau
status gizi optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang digunakan
secara efisien, sehingga kemungkinan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
kemampuan kerja dan kesehatan secara umum berada pada tingkat yang optimal.
Status gizi kurang akan terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih
zat-zat gizi esensial atau zat gizi yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Status
gizi lebih terjadi akibat dari tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan atau
asupan zat gizi yang melebihi kebutuhan tubuh perharinya (Almatsier, 2010). Baik atau
buruknya status gizi seseorang sangat bergantung pada pola makan sehari-hari.
Status gizi yang baik dapat tercapai apabila seseorang memiliki pola makan yang
baik yaitu pola makan yang berdasarkan dengan frekuensi, jenis makanan dan jumlah
asupan yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan perharinya serta dibarengi dengan
aktivitas fisik yang sesuai. Status gizi yang baik merupakan wujud dari keberhasilan
pembangunan kesehatan melalui kesadaran gizi.
Sementara indikator status gizi adalah tanda-tanda yang dapat diketahui untuk
menggambarkan tingkat gizi seseorang. Seseorang dikatakan memiliki gizi seimbang jika
memenuhi kriteria tertentu setelah menjalani penilaian gizi. Sebaliknya, ketika penilaian
status gizi menunjukkan seseorang mengalami gizi kurang maupun gizi lebih, Tenaga
medis akan menyarankan pola hidup sehat untuk memperbaiki gizi Anda. Dengan berada
pada gizi seimbang, risiko terhadap penyakit tertentu juga akan berkurang.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal yang telah diuraikan dalam latar belakang diatas, maka
dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana indikator kesehatan pada indikator
status gizi?”

C. Tujuan
Untuk mengetahui indikator kesehatan pada indikator status gizi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Indikator Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik, mental & sosial yang utuh, dan
bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan pernyataan ini telah diperkuat untuk
memasukkan kemampuan untuk menjalani kehidupan yang produktif secara social dan
ekonomi. Kesehatan tidak dapat diukur dalam bentuk terukur yang tepat. Pengukuran telah
dibingkai dalam hal penyakit (atau kurangnya kesehatan), konsekuensi dari kesehatan yang
buruk (morbiditas, mortalitas) & faktor ekonomi, pekerjaan & domestik yang meningkatkan
kesehatan yang buruk.
Indikator juga disebut sebagai Indeks atau Variabel hanya indikasi situasi tertentu atau
cerminan dari situasi itu. Indikator Kesehatan adalah suatu variabel, yang dapat diukur
secara langsung, yang mencerminkan keadaan kesehatan seseorang dalam suatu komunitas.
Indikator membantu mengukur sejauh mana tujuan dan sasaran suatu program tercapai.
Indeks Kesehatan adalah indikasi numerik dari kesehatan populasi tertentu yang berasal dari
formula komposit tertentu. WHO mendefinisikan Indikator sebagai “variabel yang mengukur
perubahan”.

B. Kegunaan Indikator Kesehatan


Indikator kesehatan bisa diartikan sebagai alat ukur yang menggambarkan atau
menunjukkan status kesehatan sekelompok orang dalam populasi tertentu, diantaranya
adalah:
1. Pengukuran kesehatan masyarakat.
2. Deskripsi kesehatan masyarakat.
3. Perbandingan kesehatan masyarakat yang berbeda.
4. Identifikasi kebutuhan kesehatan dan prioritasnya.
5. Evaluasi bersamaan dan evaluasi terminal layanan kesehatan.
6. Perencanaan dan alokasi sumber daya kesehatan.
7. Pengukuran keberhasilan kesehatan.

3
C. Karakteristik Indikator
Berikut beberapa karakteristik indikator:
1. Valid mereka harus benar-benar mengukur apa yang seharusnya mereka ukur
2. Handal jawabannya harus sama jika diukur oleh orang yang berbeda dalam situasi yang
sama
3. Sensitif mereka harus peka terhadap perubahan dalam situasi yang bersangkutan
4. Spesifik mereka harus mencerminkan perubahan hanya dalam situasi yang bersangkutan
5. Layak mereka harus memiliki kemampuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
6. Relevan mereka harus berkontribusi pada pemahaman fenomena yang menarik

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan


Menurut Hendrik L Blum, mengatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi status
kesehatan masyarakat, yaitu lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan
mempunyai pengaruhi peranan yang besar di ikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan
keturunan. Lingkungan sangat berfariasi umumnya di golongkan tiga kategori, yaitu: yang
berhubungan dengan aspek fisik misalnya: sampah, air udara, tanah, iklim, perumaan dan
sebagainya. Perilaku merupakan faktor kedua mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,
karena sehat tidaknya lingkungan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada
prilaku manusia itu sendiri, selain itu juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat,
kepercayaan, pendidikan, sosial ekonom dan prilaku-prilaku lain yang melekat pada dirinya
(Hapastari, 2010).

E. Jenis-Jenis Indikator Kesehatan


Beberapa jenis indikator kesehatan diantaranya adalah :
1. Indikator Mortalitas
2. Indikator Morbiditas
3. Angka disabilitas
4. Indikator status gizi
5. Indikator pemberian layanan kesehatan
6. Tingkat pemanfaatan
7. Indikator kesehatan sosial dan mental

4
8. Indikator lingkungan
9. Indikator sosial ekonomi
10. Indikator kebijakan kesehatan
11. Indikator kualitas hidup
12. Indikator lainnya,
Dari ke 12 jenis indikator kesehatan ini, kelompok kami berfokus ke salah satu
indikator kesehatan yakni “Indikator Status Gizi”

F. Indikator Status Gizi


1. Definisi Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk tertentu atau
perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi dapat pula diartikan
sebagai gambaran kondisi fisik seseorang sebagai refleksi dari keseimbangan energi yang
masuk dan yang dikeluarkan oleh tubuh.
Status Gizi merupakan indikator kesehatan yang positif. Bayi baru lahir diukur untuk
Lahir-berat. Panjang. Lingkar kepala Mereka mencerminkan status gizi ibu pada anak
prasekolah pengukuran antropometri dilakukan: Berat badan mengukur gizi buruk akut,
tinggi badan – mengukur gizi buruk kronis, lingkar lengan tengah – mengukur gizi buruk
kronis.
Status gizi menurut Kemenkes RI dan WHO adalah adalah keadaan yang diakibatkan
oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan nutrisi yang
diperlukan tubuh untuk metabolisme.
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai
status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.
Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta
biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000)

5
2. Kategori Status Gizi berdasarkan Usia
Status gizi pada manusia dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu untuk anak di bawah
usia 5 tahun, anak usia 5-18 tahun, dan orang dewasa. Berikut penjelasan selengkapnya:
1. Anak usia di bawah 5 tahun
Indikator yang bisa dipakai untuk anak usia di bawah 5 tahun adalah berat badan
terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U), dan berat badan terhadap
tinggi badan (BB/TB). Ketiga indikator tersebut dapat menunjukkan apakah seseorang
memiliki status gizi yang kurang, pendek (stunting), kurus, dan obesitas.
2. Anak usia 5-18 tahun
Anak usia 5-18 tahun mengalami banyak pertumbuhan dan perkembangan fungsi
tubuhnya. kita bisa mengetahui status gizi anak di usia ini dengan indikator tinggi badan
terhadap umur (TB/U) DAN indeks massa tubuh terhadap umur (IMT/U).
3. Orang dewasa usia lebih dari 18 tahun
Pada orang dewasa, hanya perlu menghitung indeks massa tubuh (IMT). IMT
adalah indikator yang diambil berdasarkan lemak tubuh dan komposisi tubuh lainnya
selain lemak, misalnya seperti tulang dan air. Kita dapat mengukur IMT dengan membagi
berat badan (dalam kg) dengan tinggi badan (dalam meter lalu dikuadratkan).Setelah
menghitung indeks massa tubuh. Dapat diketahui status gizi yang dikualifikasikan
sebagaimana di bawah ini.
 Kurus: jika IMT kurang dari 18,5 kg/m²
 Normal: jika IMT berkisar antara 18,5 – 24,9 kg/m²
 Overweight (berat badan lebih): jika IMT berkisar antara 25 – 27 kg/m²
 Obesitas: jika IMT lebih dari 27 kg/m²
Dengan mengetahui IMT, kita dapat mengetahui apakah berada dalam status gizi
kurus, normal, atau kelebihan berat badan. Dengan melakukan hal ini, kita dapat
mengetahui apakah kita kekurangan atau kelebihan gizi. Kedua hal tersebut dapat
membawa dampak buruk bagi kesehatan. Berat badan kurang dapat meningkatkan risiko
terkena penyakit infeksi, sementara berat badan lebih meningkatkan risiko penyakit
degeneratif, seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

6
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Berat Badan (Kg)

IMT = -------------------------------------------------------

Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai

berikut:

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <>

Kurus sekali Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4

Normal Normal 18,5 – 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0

Obesitas Kelebihan berat badan tingkat berat    > 27,0

Untuk mengukur status gizi anak baru lahir adalah dengan menimbang berat badannya

yaitu : jika ≤ 2500 gram maka dikategorikan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) jika 2500-3900

gram Normal dan jika ≥ 4000 gram dianggap gizi lebih.. Untuk Wanita hamil jika LILA (LLA)

atau Lingkar lengan atas.

3. Pengukuran Status Gizi

7
Penilaian satatus gizi Penilaian status gizi dengan pengukuran langsung berupa:
antropometri, biokimia, klinis, dan biofisik, dan pengukuran tidak langsung berupa
surveikonsumsi, statistik vital, dan faktor etiologi
a. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia, ditinjau
dari sudut pandang gizi, maka antropomerti gizi berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur
dan tingkat gizi.
1) Berat badan
Berat badan dijadikan pilihan utama karena berbagai
pertimbangan, antara lain: pengukuran atau standar yang paling baik, kemudahan
dalam melihat perubahan dan dalam waktu yang relatif singkat yang disebabkan
perubahan kesehatan dan pola konsumsi, dapat mengecek status gizi saat ini dan
bila dilakukan secara berkala dapat memberikan gambaran pertumbuhan. Alat
yang digunakan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan yaitu: mudah dibawa
dari satu tempat ke tempat yang lain dan mudah digunakan, harganya relatif
murah dan mudah diperoleh, skalanya mudah dibaca dan ketelitian penimbangan
maksimum 0,1 kg.
2) Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan
yang telah lalu dan keadaan sekarang. Selain itu, faktor umur dapat
dikesampingkan dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan
(Quac stick). Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan dengan menggunakan alat
pengukur tinggi mikrotoa (microtoise) dengan ketelitian 0,1 cm.

b. Pemeriksaan klinis
Ini merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan perubahan yang
berhubungan dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi. Pemeriksaan klinis
ini biasanya dilakukan dari mulai pemeriksaan bagian mata, hingga kaki. Meliputi
konjungtiva mata, mukosa mulut, pemeriksaan dada, abdomen, hingga deteksi bengkak
pada bagian kaki. Dokter juga akan mempelajari riwayat medis pasien serta melakukan

8
pemeriksaan fisik lainnya. Beri tahu dokter jika merasakan gejala tertentu yang Anda
duga berhubungandengan status gizi Anda.

4. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Status Gizi


a. Faktor Keturunan (Genetik)
Faktor keturunan juga berperan dalam mempengaruhi status gizi remaja.
remaja yang mempunyai orang tua gemuk, maka kemungkinan remaja tersebut juga
bisa mengalami kegemukan (obesitas). Ataupun sebaliknya, bila orang tua kurus,
maka remaja tersebut juga mengalami hal sama.
Faktor genetik adalah merupakan model dasar pencairan hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi
dengan lingkunagn secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Genetik memainkan peranan penting
dalam status gizi dari segi psikologi dan kadar metabolik badan. Setiap orang
mempunyai pola makanan tersendiri disebabkan cara hidup dan faktor lingkungan
tersendiri. Faktor genetik tidak menunjukkan perubahan status gizi yang drastik.
b. Faktor Gaya Hidup (Life Style)
Banyaknya tayangan media massa tentang berbagai makana cepat saji,
dapat memicu remaja untuk mengikuti gaya hidup tersebut. Yang saat ini lagi trend
adalah fast food. Padahal dinegara maju, fast food sudah mulai ditinggalkan dan
beralih kedalam (back to nature). Akibat konsumsi makanan cepat saji yang
berlebihan dapat menyebabkan terjadinya obesitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kegiatan dan latihan fisik yang
teratur meningkatkan massa otot dan mengurangkan massa lemak tubuh. Kekurangan
latihan fisik menyebabkan kurangnya massa otot dan meningkatnya seperti menonton
tv. Bagi orang obes, kegiatan fisik meningkatkan pengeluaran tenaga lebih dari food
intake, dan mengakibatkan penurunan berat badan yang jelas. konklusinya, aktivitas
fisik adalah cara efektif untuk mengurangkan simpanan lemak.

c. Faktor Lingkungan

9
Pengaruh lingkungan tak salah pentingnya terhadap perilaku remaja.
kebiasaan ikut-ikutan dengan teman sekelompoknya atau teman sebayanya
merupakan salah satu masalah yang dapat terjadi pada remaja. Bila biasanya remaja
buruk seperti minum-minuman beralkohol, merokok, begadang tiap malam sangatlah
mempengaruhi keadaan gizi remaja tersebut, kebiasan minum-minuman alkohol
dapat menimbulkan ganguan pada hati, kebiasaan merokok dapat menimbulkan ISPA
kronis bukan TB paru atau pun kanker paru, kebiasaan begadang tiap malam dapat
menyakibatkan daya tahan tubuh menjadi menurun sehingga mudah terkena infeksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor lingkungan memainkan
peranan dalam peningkatan obesitas di negara perindustrian kerana terdapat banyak
makanan yang mengandungi lemak yang tinggi dan cara hidup moden dan senang.
Cara hidup ini menyebabkan aktivitas fizikal masyarakat menurun.
d. Umur Dan Jenis Kelamin
Umur adalah masa hidup responden dalam tahun dengan pembulatan
kebawah atau umur pada waktu ulang tahun terakhir.32 Umur mempunyai peran
penting pemilihan makanan pada remaja, sedangkan saat dewasan seseorang mulai
mempunyai kontrol terhadap makanan apa saja yang mereka mau makan.
Jenis kalamin menetukan besar kecilnya kebutuhan gizi bagi seseorang
karena pertumbuhan dan perkembangan individu sangat berdeda antara laki-laki dan
perempuan, dalam kelurga biasanya remaja laki-laki mendapat prioritas yang tinggi
dalam distribusi makan dari pada remaja prempuan.
e. Pendidikan
Pendidikan orang tua mempengaruhi status gizi remaja. semakin tinggi
pendidikan orang tua cenderung mempunyai remaja dengan status gizi yang baik
dalam memperoleh asupan makan, kebiasaan makan. Tinggkat pendidikan biasanya
sejalan dengan pengetahuan, semakin tinggi pengetahun gizi samakin baik dalam hal
pemilihan bahan makanan.
Menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan remaja
dengan status gizi juga menunjukan adanya hubungan antara penegtahuan remaja
dengan status gizi. pengetahuan gizi sebaiknya diberikan sejak dini sehingga dapat

10
meberikan kesan yang mendalam dan dapat menurunkan remaja dalam memilih
makanan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.
f. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangan, seorang yang gemuk mengunakan lebih banyak energi untuk
melakukan suatu pekerjaan dari pada seorang yang kurus, karena orang yang gemuk
membutuhkan usaha yang lebih besar untuk mengerakan berat badan tambahan dan
kebiasan diet.33 Dalam prinsip gizi seimbang, aktivitas fisik diperlukan remaja untuk
menjaga berat badan yang ideal dan kebugaran tubuh serta konsep diri.
g. Asupan
Asupan makan yang tidak memadai dan penyakit infeksi merupakan
penyebab langsung terjadi masalah gizi kurang.
h. Infeksi
Status gizi didapatkan hasil yang tidak signifikan tidak mempengaruhi
status gizi remaja, dapat menimbulkan remaja kekurangan makan dan akhirnya berat
badan menurun dan akhirnya status gizi menjadi kurang bahkan bisa menjadi buruk.
Kemungkinan lain tidak ada hubungan antara infeksi dengan status gizi,
mengkonsumsi makan secara baik.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Status gizi adalah keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu
atau perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bentuk variabel tertentu. Adapun
factor-faktor yang mempengaruhi status gizi adalah ada factor eksternal (pendapatan,
pendidikan, pekerjaan, budaya) dan factor internal (usia, fisik, dan infeksi). Status gizi
seseorang dapat diketahui dengan beberapa cara yaitu dengan pemeriksaan antropometri
dan pemeriksaan klinis.

B. Saran
Berdasarkan hasil dari pembahasan mengenai indikator status gizi penulis
diharapkan mampu mengenali faktor apa saja yang mempengaruhi status gizi secara
umum dan mampu membedakan pemberian nutrisi apa saja yan diberikan sesuai kriteria
berdasarkan usia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sangadah, khotimatus. (2020). PMK No. 41 ttg Pedoman Gizi Seimbang. Orphanet Journal of
Rare Diseases, 21(1), 1–9.

Alam , S., & Karini, T.A. (2020). Islamic Parenting” Pola Asuh Anak : Tinjauan Perspektif Gizi
Masyarakat”

Thamaria, N. (2017). Penilaian Status Gizi. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 317.

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4398/2/2.%20BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf

Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Bustomi, M. (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya. Erlangga:


Medikal Series.

Hapastari, D. (2010). Pengaruh Lingkungan Sehat dan Perilaku Hidup Sehat Terhadap Status
Kesehatan.

Harjatmo, T., Par'i, H., & Wiyono, S. (2017). Buku Ajar Penilaian Status Gizi. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai