Tim Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Suradi Efendi, S.Kep., Ns., M.Kes Dewi Purnama Windasari, SKM., M.Kes
Mengetahui:
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
Nim : 22006038
Interval QT di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar” yang saya tulis ini
tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan Sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya
Makassar, 14 Oktober
2022
Yang menyatakan,
vi
KATA PENGANTAR
Sarjana Keperawatan.
Terkhusus saya ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk Ayah saya
Muh. Arif Dg. Tiro, Ibu saya Rabasia Dg. Bau dan adik saya Muh. Wafiuddin
Arif yang telah mendoakan, memberikan wejangan, serta pengorbanan yang telah
dunia akhirat.
saya bapak Dr. Suradi Efendi, S.Kep., Ns., M.Kes dan pembimbing II saya ibu
Dewi Purnama Windasari, SKM., M.Kes yang telah memberikan banyak arahan
kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Juga tuturan banyak terima
kasih kepada Tim penguji saya bapak Irwan, SKM., M.Kes dan ibu Nour
Sriyanah, S.Kep., Ns., M.Kep yang telah memberikan arahan dan masukan.
Saya juga menyadari bahwa penelitian ini pastinya tidak bisa terselesaikan
dengan baik tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala
kerendahan hati, saya menyampaikan tuturan terima kasih dan penghargaan yang
tulus kepada:
vii
1. Ketua Yayasan Pendidikan Makassar Andi Indri Damayanti Cecep Lantara,
2. Ketua STIK Makassar Ibu Hj. Esse Puji Pawenrusi, SKM., M.Kes.
3. Direktur Utama RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Bapak Prof. Dr.
dr. Syafri Kamsul Arif, Sp.An-KIC, KAKV yang telah memberikan izin
penelitian.
9. Serta rekan mahasiswa Non Reguler Angkatan 2020 Program Studi Ilmu
diberikan kepada saya dapat memperoleh balasan yang lebih besar dari Allah
Subḥānahu wataʿālā. Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata
smpurna dan tentu saja masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamya. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan masukan, saran serta kritikan yang sifatnya
viii
membangun agar bisa lebih baik kedepannya. Saya juga berharap semoga skripsi
DAFTAR ISI
ix
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN......................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................................4
x
D. Hipotesis Penelitian.....................................................................................18
A. Jenis Penelitian............................................................................................19
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................19
C. Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................19
D. Pengumpulan Data Penelitian.....................................................................20
E. Pengolahan Data Penelitian........................................................................21
F. Analisis Data Penelitian..............................................................................22
G. Penyajian Data Penelitian...........................................................................22
H. Etika Penelitian...........................................................................................23
A. Hasil Penelitian...........................................................................................24
B. Pembahasan.................................................................................................29
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan.....................................................................................................36
B. Saran............................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
xi
1. Sintesa Hasil Penelitian Sebelumnya..............................................................13
QT...................................................................................................................28
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Komponen Gelombang.....................................................................................5
xii
2. Hubungan Potensial Aksi sel Ventrikel dengan EKG permukaan....................6
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
xiii
3. Hasil Pengolahan Data Penelitian
4. Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Makassar
7. Dokumentasi Penelitian
xiv
CVD : Cardiovascular Disease
EKG : Elektrokardiogram
HA : Hipotesis Alternatif
IV : Intravena
QTc : QT correct
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(EKG) yaitu pergerakan dari ion natrium, kalium, dan kalsium yang melintasi
Interval QT diukur mulai dari awal QRS kompleks sampai akhir dari
laju jantung dan begitu pula sebaliknya (Yofrido, Christine dan Harjana. 2018).
Pemanjangan interval QT bisa menjadi suatu faktor penting risiko pada kejadian
aritmia ventrikel dan kejadian henti mendadak (Mansur, dkk., 2021). Interval
perempuan dan lebih dari 450 ms pada laki-laki, sesuai dengan rekomendasi dari
yang lebih pendek dan interval QT yang lebih lama dalam penelitian yang
dilakukan oleh Mayuga et al., (2001). Menurut Peter dan Woosley, (2016) salah
obat-obatan tertentu. Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian Novita dan
henti jantung (AHA, 2020). Sedangkan di Indonesia untuk data statistik yang
spesifik terkait kasus henti jantung hingga saat ini belum ada.
Pada tahun 2016 menurut data WHO terdapat sebanyak 17,9 juta orang
bisa dikatakan jika 15 dari 1000 penduduk Indonesia itu menderita penyakit
jantung koroner. Untuk rumah sakit pusat rujukan penyakit jantung di wilayah
inap. Untuk kasus henti jantung juga termasuk kasus penyakit terbanyak rawat
B. Rumusan Masalah
“Adakah hubungan jenis kelamin dan pemberian obat melalui intravena dengan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
interval QT.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat Institusi
3. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini bisa sebagai tambahan ilmu dalam pelaksanaan sebuah
dikembangkan nantinya.
mengenai hubungan jenis kelamin dan pemberian obat melalui intravena (IV)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan kabel pada mesin EKG, aktivitas elektrik tersebut terekam dan
Gambar 1
Komponen Gelombang EKG (Dharma, 2010)
awal QRS kompleks sampai dengan akhir dari gelombang T. Pada tiap sadapan
repolarisasi total yaitu fase 3 dari potensial aksi. Interval QT sama dengan fase 4
Gambar 2
Hubungan Potensial Aksi Sel Ventrikel dengan EKG Permukaan
(Mirvis and Goldberger, 2015)
Interval QT yang normal itu berdasar pada laju jantung, sehingga nilai
interval QT akan mengalami penurunan jika terjadi peningkatan laju jantung dan
angkanya melebihi 460 ms pada perempuan dan 450 ms pada laki-laki, sesuai
Goldberger, 2015).
jantung. Pertama kali dilakukan pengukuran pada interval P-QRS-T tahun 1912
8
oleh Lewis yang saat itu melakukan pengukuran interval PR pada sadapan II,
tersebut searah dengan sadapan II, serta terdapat juga alternatif lain yang bisa
digunakan yaitu pada lead V5, V6 atau I (Moss, 1993). Menurut Basamad Z
interval QT mulai dari awal QRS kompleks sampai dengan akhir dari
Sedangkan apabila terdapat gelombang U dengan ukuran lebih kecil atai sama
QT dan RR yang diukur dalam detik. Namun, nilai yang disajikan dalam tabel
dan gambar dinyatakan dalam miliseconds (ms) atau milidetik (mdet) sesuai
banyak faktor. Hal tersebut dapat terjadi karena kelainan genetik yaitu Long QT
Antoniou et al., 2017). Menurut (Peter, and Woosley, 2016) salah satu penyebab
tertentu. Dan menurut pendapat (Gowd and Thompson, 2012) jenis kelamin
detak jantung istirahat lebih tinggi, PR yang lebih pendek dan memiliki interval
QT
1. Jenis Kelamin
yang dijelaskan oleh (Kaufman, 2018) bahwa Bazzet mencatat pada tahun 1920
bahwa wanita memiliki interval QT yang lebih lama dibandingkan dengan laki-
laki dan hal tersebut terkonfirmasi oleh beberapa penelitian berikutnya. Hal
10
tersebut dikarenakan wanita memiliki detak jantung istirahat yang lebih cepat
namun interval QTc lebih lama. Wanita juga memiliki interval PR dan QRS
yang lebih pendek, hal itu diduga karena ukuran jantung wanita yang lebih kecil
Meskipun mekanisme yang tepat dan patofisiologi hormon seks pada interval
laki-laki. Dan pada wanita terdapat interaksi yang lebih kompleks antara
2. Pemberian Obat
dilakukan oleh para peneliti dengan hasil bahwa obat berpotensi berinteraksi
kombinasi. Sama dengan yang dijabarkan oleh Novita dan Destiani, (2019) pada
penelitiannya dengan menelaah jurnal bahwa terdapat jenis obat yang dapat
ventrikel (Yofrido, Christine and Harjana, 2018). Karena hal tersebut dapat
langsung berhubungan dengan dosis dan konsentrasi obat dalam plasma obat.
perpanjangan interval QT dapat terjadi ketika dua obat memiliki efek adiktif.
al., 2004).
Maka itu dalam melakukan pemberian obat pada pasien utamanya yang
sebelumnya harus dipastiak terlebih dahulu. Jika seorang pasien memiliki risiko
interval QT, sebaiknya diberikan obat alternatif yang tidak diketahui dapat
menjadi penyebab dari pemanjangan interval QT. Inflamasi arthritis yang paling
kardiovaskular yaitu penelitian yang dilakukan oleh Panoulas et al., pada tahun
pemanjangan interval QTc dengan tingkat kematian yang lebih tinggi. Namun
belum diketahui secara rinci terkait mekanisme yang protein C-reaktif dikaitkan
dapat terjadi bila ada keterlambatan dalam repolarisasi miokard akibat arus ionik
Tabel 1
Sintesa Hasil Penelitian Sebelumnya
No Judul Penelitian Jenis Sample dan Hasil Penelitian
dan Jurnal Penelitian Teknik
14
Pengambilan
Penelitian
Sampel
1 Effects of Age and Case control Probability 1. Wanita
Gender on the QT Sampling memiliki QT
Response to lebih lama
Exercise (The dibandingkan
American Journal dengan pria
of Cardiology, (dengan
Volume 87) perbedaan
(Mayuga et al., signifikan 70-
2001) 90 denyut/
menit) dengan
nilai P < 0,05.
2. Orang tua
memiliki
interval QT
yang lebih lama
dibandingkan
usia muda,
tetapi
perbedaannya
kecil (P <
0,05).
2 Effect of Female Tinjauan Wanita
Sex on Cardiac Literatur memiliki detak
Arrhythmias jantung
(Cardiology in istirahat lebih
Review, Volume cepat namun
20, Nomer 6) interval QT
(Gowd and lebih lama.
Thompson, 2012) Wanita juga
memiliki
interval PR dan
QRS yang lebih
pendek.
3 A Comparison of Eksperimenta Acak, Peningkatan QT
the Effect of l kelompok pada Sevofluran
Sevoflurane and tatist (P < 0,05) dan
Propofol on tidak terjadi
Ventricular peningkatan
Repolarisation apapun pada
after Preoperative Propofol
Cefuroxime
Infusion, (BioMed
Research
International,
15
Volume 2019),
(Liu et al., 2019)
4 Evaluasi before-after kelompok Didapatkan
Elektrokardiogram study kontrol hubungan yang
Interval QTc dan kuat antara
JTc pada Penderita pemanjangan
Malaria Vivaks interval QTc dan
yang Diberikan JTc pada subyek
Dihidroartemisinin- yang diberikan
Piperakuindan DHA-PPQ dan
Primakuin PQ (P < 0,05).
(eJournal
Kedokteran
Indonesia, Volume
3, Nomor 3)
(Sriwijaya Jason et
al., 2015)
BAB III
KERANGKA KONSEP
hal tersebut terkonfirmasi oleh beberapa penelitian. Dan obat pada umumnya
mempengaruhi EKG karena telah dilaporkan bahwa terdapat beberapa obat yang
1. Pemanjangan Interval QT
16
2. Jenis Kelamin
3. Pemberian Obat
responden selama perawatan. Yang diberikan kurang atau lebih dari 2 jenis obat
melalui intravena.
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Obesitas
Gagal Jantung
Keterangan:
: Variabel Dependen
: Penyambung Variabel
Gambar 3
Pola Pikir Penelitian
1. Interval QT
a. Definisi Operasional
Interval QT adalah pengukuran waktu dalam siklus listrik jantung yang diukur
dari awal dari gelombang Q sampai akhir dari gelombang T (dalam hitungan
millidetik). Interval QTc disebut terjadi pemanjangan jika nilainya > 450 ms
b. Kriteria Objektif
1) Pada Laki-laki
2) Pada Perempuan
2. Jenis Kelamin
a. Definisi Operasional
Jenis kelamin adalah perbedaan secara biologis antara perempuan dan dan laki-
laki yang dilihat dari alat kelamin serta perbedaan fisik lainnya.
b. Kriteria Objektif
18
a. Definisi Operasional
b. Kriteria Objektif
D. Hipotesis Penelitian
interval QT.
interval QT.
19
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
jenis kelamin perempuan dan laki-laki serta pemberian obat melalui intravena.
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
20
dilaksanakan pada tanggal 1-7 September 2022 serta pengumpulan serta analisa
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini yaitu pasien yang telah dirawat di ruangan CVCU
intravena. Jumlah data sampel yang didapatkan sejak Januari 2021 hingga
2. Sampel Penelitian
diinginkan peneliti:
a) Pasien yang telah dirawat di ruangan CVCU Instalasi Pusat Jantung Terpadu
b) Data Rekam Medik (RM) lengkap (jenis kelamin, dan hasil EKG).
21
2) Kriteria eksklusi meliputi: Data Rekam Medik (RM) tidak tersedia dan tidak
Data penelitian ini yaitu bersumber dari data sekunder yang merupakan
data penelitian diterima atau didapatkan secara tidak langsung atau melalui
pihak lain. Seperti penyalinan rekam medik melingkupi nomor rekam medik,
data demografi, jenis dan nama obat yang diberikan serta hasil EKG.
a. Observasi
Makassar.
b. Dokumentasi
rekapitulasi pada tabel induk yang memuat nomor rekam medik, data demografi
pasien, nama dan jenis obat yang diberikan dan hasil EKG pasien.
1. Penyuntingan (Editing)
22
2. Pengkodean (Coding)
dilakukan pengkodean yaitu dengan merubah data yang berupa kalimat atau
4. Pembersihan (Cleaning)
1. Analisis Univariat
dilakukan untuk mencari tahu gambaran dari setiap variabel yaitu pemanjangan
2. Analisis Bivariat
23
Penyajian data akan dilakukan dalam bentuk bentuk tabel (tabel frekuensi
H. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menjabarkan maksud dan tujuan riset yang
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
BAB V
A. Hasil Penelitian
hingga 7 September 2022 dengan jumlah sampel yaitu 118 orang yang
interval QT pada sampel dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki serta
medik, data demografi, jenis dan nama obat yang diberikan serta hasil EKG.
Adapun hasil penelitian yang telah didapatkan akan dijabarkan secara lengkap
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi disertai penjelasan dalam bentuk narasi.
1. Karakteristik Responden
Tabel 2
Variabel n %
Umur
15 - ≤24 Tahun 1 0,8
25 - ≤44 Tahun 11 9.3
45 - ≤64 Tahun 60 50,8
>64 Tahun 46 39,0
Pekerjaan
Karyawan BUMN 3 2,5
Wiraswasta 28 23,7
POLRI/TNI 2 1,7
PNS 22 18,6
Swasta 7 5,9
26
Pensiunan 24 20,3
Petani 5 4,2
Nelayan 1 0,8
Ibu Rumah Tangga 22 18,6
Mahasiswa 1 0,8
Tidak Bekerja 3 2,5
Pendidikan
SD 18 15,3
SMP 13 11,0
SMA 45 38,1
Diploma 1 0,8
S1 33 28,0
S2 5 4,2
S3 3 2,5
Jumlah 118 100,0
Sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 118 sampel (100,0%) pada
variabel umur paling banyak yaitu rentang umur 45 - ≤64 tahun sebanyak 60
sampel (50,8%), sedangkan yang paling sedikit yaitu rentang umur 15 - ≤24
tahun sebanyak 1 sampel (0,8%). Pada variabel pekerjaan paling banyak yaitu
2. Analisis Univariat
variabel penelitian. Variabel yang diteliti adalah jenis kelamin, pemberian obat
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Variabel
di RSUP Dr. Wahidiin Sudirohusodo Makassar
Periode Januari 2021 - Agustus 2022
27
Variabel n %
Jenis Kelamin
Perempuan 35 29,7
Laki-laki 83 70,3
Pemberian Obat
≥ 2 Jenis Obat 94 79,7
1 Jenis Obat 24 20,3
Nilai Interval QT
Terjadi Pemanjangan Interval QT 60 50,8
Tidak Terjadi Pemanjangan Interval QT 58 49,2
Jumlah 118 100,0
Sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 118 sampel (100,0%) pada
variabel jenis kelamin yaitu perempuan sebanyak 35 sampel (29,7) dan laki-laki
jenis obat sebanyak 24 sampel (20,3%). Dan pada variabel nilai interval QT
3. Analisis Bivariat
independent (jenis kelamin dan pemberian obat melalui intravena) dan variabel
dependen (pemanjangan interval QT). Untuk uji statistik yang digunakan pada
Tabel 4
Pemanjangan Interval QT
Terjadi Tidak Terjadi Uji Chi
Jenis Jumlah
Pemanjangan Pemanjangan Square
Kelamin
Interval QT Interval QT
n % n % n %
Perempuan 25 71,4 10 28,6 35 100,0
ρ = 0,007
Laki-laki 35 42,2 48 57,8 83 100,0
Jumlah 60 50,8 58 49,2 118 100,0
Sumber: Data Primer 2022
Dari hasil analisis hubungan kedua variabel dengan uji statistik Chi-
Square Test pada tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jenis
Tabel 5
sampel (79,2%).
Dari hasil analisis hubungan kedua variabel dengan uji statistik Chi-
kedua variabel yaitu ρ = 0,002 yang berarti hipotesis alternatif (HA) diterima.
B. Pembahasan
1. Jenis Kelamin
sampel (29,7%) yang berjenis kelamin perempuan dan 83 sampel (70,3%) yang
hormon esterogen yang memiliki peran penting dalam menjaga jika terjadinya
30
kerusakan pada pembuluh darah. Tetapi perempuan juga dapat berisiko terkena
penyakit jantung koroner (PJK) jika sudah memasuki masa menopause karena
pendapat Maulana, (2016) bahwa bagi laki-laki jika menginjak usia 45 tahun
perempuan menginjak usia 55 tahun atau pada saat memasuki masa menopause
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan teori yang ada, peneliti
HDL (high density lipoprotein) yang berfungsi untuk membersihkan plak lemak
yang menempel pada dinding arteri koroner sehingga jantung dapat terhindar
dari penyakit jantung koroner. Namun baik laki-laki dan perempuan akan
berisiko terkena penyakit jantung koroner jika tidak menjalani gaya hidup yang
sehat.
Serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fadlilah, Sucipto dan
Amestiasih, (2019) tentang jenis kelamin, usia, IMT dan kebiasaan merokok
yang diberikan 1 jenis obat. Pemberian obat melalui intravena dengan ≥ 2 jenis
secara tunggal atau hanya diberikan 1 jenis obat. Hal tersebut serupa dengan
penelitian yang dilakukan oleh Novita and Destiani, (2019) yaitu beberapa
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan teori yang ada, peneliti
dengan dosis dan konsentrasi obat dalam plasma obat. Interaksi farmakokinetik
et al., 1991). Dan menurut pendapat Paulussen et al., (2004) interaksi obat
plasma obat yang terkena dan memicu pemanjangan interval QT. Demikian
pula, perpanjangan interval QT dapat terjadi ketika dua obat memiliki efek
beda.
32
3. Pemanjangan Interval QT
interval QT dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang disebabkan oleh obat-
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan teori yang ada, peneliti
Penelitian yang dilakukan oleh Mayuga et al., (2001) juga sejalan dengan hasil
penelitian ini yaitu jenis kelamin dan usia berpengaruh terhadap peningkatan
dan orang tua lebih memiliki interval QT yang lebih panjang dibandingkan usia
muda.
pada saat yang sama meningkatkan risiko awal depolarisasi dan dengan
Dari hasil analisis hubungan kedua variabel dengan uji statistik Chi-
Meskipun belum diketahui secara pasti terkait dengan mekanisme yang tepat
dan patofisiologi hormon seks pada interval QT. Pada laki-laki testosteron
yang lebih kompleks antara progesteron dan estrogen karena pengaruh siklus
penelitian yang dilakukan oleh Gowd and Thompson, (2012) bahwa wanita
memiliki detak jantung istirahat lebih cepat namun interval QTc lebih lama. Dan
wanita juga memiliki interval PR dan QRS yang lebih pendek, hal ini diduga
karena ukuran jantung wanita yang lebih kecil dan efek hormonal. Dan serupa
juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayuga et al., (2001) dengan hasil
Odening, (2020) yang mengatakan bahwa hormon seks juga memainkan peran
Kr, I Ks, dan I K1) pada proses repolarisasi sehingga terjadi pemanjangan
Dari hasil analisis hubungan kedua variabel dengan uji statistik Chi-
Torsade De Pointes (TdP). Dan disebutkan bahwa pasien dengan nilai interval
QT 500 ms memiliki risiko 1,66 kali lebih besar dapat terjadinya kejadian
QT 400 ms, sedangkan pasien dengan nilai interval QT 550 ms memiliki risiko
Pada penelitian ini beberapa responden diberikan jenis obat yang memiliki
secara berkala.
Pantoprazole.
QT salah satunya yaitu antibiotik yang paling sering di resepkan di dunia yaitu
sehingga inisiatif dari FDA (Food and Drugs Administaration) telah berfokus
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Novita dan Destiani, (2019) dengan
menelaah beberapa jurnal bahwa terdapat beberapa obat yang diberikan secara
dilakukan oleh Liu et al., (2019) juga mendapatkan hasil yang sama bahwa
BAB VI
PENUTUP
A.Simpulan
B. Saran
Nomor Responden :
Tanggal :
Nomor Medical Record :
Nama : ………………………………………….
Umur : ………………………………………….
Pekerjaan : ………………………………………….
FREQUENCIES VARIABLES=Usia Pekerjaan Pendidikan
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV
/BARCHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics
Missing 0 0 0
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 15 - <=24 th 1 .8 .8 .8
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Mahasiswa 1 .8 .8 99.2
Nelayan 1 .8 .8 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
DIPLOMA 1 .8 .8 65.3
Bar Chart
FREQUENCIES VARIABLES=Jeniskelamin Obat IntervalQT
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV
/BARCHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics
Pemanjangan
Jenis Kelamin Pemberian Obat Interval QT
Missing 0 0 0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pemberian Obat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pemanjangan Interval QT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
/BARCHART.
Crosstabs
Cases
Jenis Kelamin *
Pemanjangan 118 100.0% 0 .0% 118 100.0%
Interval QT
Pemanjangan Interval QT
% within Pemanjangan
41.7% 17.2% 29.7%
Interval QT
Laki-laki Count 35 48 83
% within Pemanjangan
58.3% 82.8% 70.3%
Interval QT
% within Pemanjangan
100.0% 100.0% 100.0%
Interval QT
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.20.
Risk Estimate
/BARCHART.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Pemberian Obat *
118 100.0% 0 .0% 118 100.0%
Pemanjangan Interval QT
Pemanjangan Interval QT
% within Pemanjangan
91.7% 67.2% 79.7%
Interval QT
1 Jenis Count 5 19 24
Obat
% within Pemberian Obat 20.8% 79.2% 100.0%
% within Pemanjangan
8.3% 32.8% 20.3%
Interval QT
% within Pemanjangan
100.0% 100.0% 100.0%
Interval QT
Chi-Square Tests
Case Processing Summary
Cases
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.80.
Risk Estimate
pasangan Muh. Arif Dg. Tiro dan Rabasia Dg. Bau dan
Wafiuddin Arif.
Penulis memulai pendidikan di SD Inpres BTN IKIP II Makassar dan lulus pada
tahun 2008, ditahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 33
Makassar dan lulus pada tahun 2011, kemudian penulis melanjutkan pendidikan
Pada tahun 2014 juga penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan keperawatan
Hingga penulisan skripsi ini, penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa program