Oleh
RISMA AISYAH
NIM: 2101005
UNIVERSITAS AN NUUR
2023/2024
i
ii
Proposal Karya Tulis Ilmiah Oleh Risma Aisyah, NIM 2101005 dengan judul
Pembimbing utama
NIDN.0613047901
ii
iii
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Risma Aisyah, NIM 2101005 dengan judul
tanggal…
Dewan Penguji
Mengetahui,
iii
iv
NIDN.0629107901 NIDN.0607028301
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
PURWODADI”, sebagai salah satu syarat untuk kelulusan program studi DIII
penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Oleh karena adanya bantuan
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
kepada:
iv
v
An Nuur Purwodadi.
6. Ns. Sutrisno, M.kep selaku Penguji yang telah menguji dan memberi
7. Ayah, ibu, pakde dan bude tersayang yang tidak pernah lelah untuk
8. Untuk Almrhm nenek tersayang yaitu nenek narti terimakasih untuk kasih
9. Untuk Almrhm nenek tersayang yaitu nenek narti terimakasih untuk kasih
10. Teruntuk diriku sendiri terima kasih karena dalam menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini tidak ada kata menyerah dan selalu optimis, dan terima
mewujudkan cita-cita.
12. Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
v
vi
ini jauh dari sempurna, oleh karna itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun, sehingga karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik.
Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama
vi
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................9
C. Tujuan..................................................................................................9
D. Manfaat................................................................................................11
E. Sistematika Penulisan..........................................................................13
1. Definisi............................................................................................14
2. Etiologi............................................................................................15
vii
viii
4. Anatomi Fisiologi...........................................................................19
5. Patofisiologi....................................................................................20
6. Pathway...........................................................................................22
7. Pemeriksaan Penunjang..................................................................23
1. Pengertian.......................................................................................32
1. Pengkajian ......................................................................................40
2. Diagnosa keperawatan....................................................................47
3. Intervensi keperawatan...................................................................48
4. Implementasi keperawatan..............................................................58
5. Evaluasi keperawatan......................................................................58
E. Metodologi............................................................................................59
2. Subjektif Penelitian.........................................................................59
4. Fokus Studi.....................................................................................60
7. Etika penelitian...............................................................................61
viii
ix
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................63
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................66
ix
x
DAFTAR TABEL
x
xi
DAFTAR GAMBAR
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
biasanya muncul pada lebih dari 50% laki laki yang berusia 50 tahun
tetapi, potensi terkena penyakit tidak menular juga meningkat. Salah satu
arafah, 2020).
13
sebanyak 17%, sedangkan beberapa negara di asia menderita penyakit
BPH
14
2
indonesia ditahun 2017 terdapat >6 juta kasus BPH (Purnomo., 2019).
Menurut data riskesdas tahun 2018 BPH adalah penyakit urutan kedua
sebanyak 50% pria di indonesia dan berkisar pada usia 50 tahun dan untuk
kasus yang ada di Indonesia, bermacam dari <24-30% dari kasus urologi
(supriyo, angkasa & Aeni, 2021) kasus Benigna Prostat Hyperplasia BPH
Sunarsih, 2017).
kasus BPH pada tahun 2020 sebanyak 67 kasus, sedangkan pada tahun
2021 yaitu sebanyak 64 kasus dimana paling tinggi terjadi pada usia diatas
>65 tahun. Jumlah kunjungan pasien dengan BPH sebanyak 77 pasien dan
pasien dan pada tahun 2023 sebanyak 65 pasien yang terkena penyakit
BPH.
dari sel-sel yang biasa terjadi pada laki-laki berusia lanjut, kelainan ini
banyak dipakai (± 95% dari keseluruhan operasi prostat). Pada pasien yang
kandung kemih. Pemakaian kateter menetap selama 4-7 hari atau lebih
keperawatan nyeri. Peran perawat dalam hal ini, membantu klien dalam
secara farmakologi pada pasien post TURP BPH yaitu suatu tindakan
husna. Tindakan nyeri akut post TURP BPH disebabkan oleh resektoskopi
obstruksi sehingga menimbulkan luka bedah atau trauma pada uretra yang
istirahat yang akan berdampak pada kualitas hidup pasien post TURP
persepsi nyeri. Lingkungan yang asing, kebisingan yang tinggi akan dapat
objektif pasien BPH setelah dilakukan terapi murottal al Quran jauh lebih
Hal ini sejalan dengan (Shinta & Melinda, 2021) yang mendapatkan
hasil terapi pemberian murottal dan relaksasi nafas dalam dilakukan 2 kali
sehari selama 3 hari dengan hasil pada pengkajian awal skala nyeri 6 dan
setelah diberikan intervensi skala nyeri sudah menurun menjadi 1. Hal ini
adanya distensi. Jika klien tidak dapat berkemih kateter uretra mungkin
jangka pendek dan jangka panjang (mis, hilangnya manifestasi urine dan
7
yang harus dilakukan setelah operasi, nyeri yang dapat dibebaskan dapat
nafas dalam, masase, meditasi dan perilaku. Teknik relaksasi nafas dalam
merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat
onset mendadak yang berintensitas ringan hingga berat dalam kurun waktu
pembedahan akan normal dan akan meningkat di area insisi seiring dengan
digunakan secara luas dalam manajemen nyeri pasca bedah dan telah
bedah(Nurdiansyah, 2021).
operasi TURP untuk mengatasi atau mengurangi nyeri yang dirasakan. Hal
Husna terhadap tingkat nyeri pada pasien post TURP. Disarankan bagi
pasien BPH.
10
SOEMODIARDJO PURWODADI”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Soemodiardjo Purwodadi.
2. Tujuan Khusus
Soemodiardjo Purwodadi.
D. Manfaat
diantaranya yaitu:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Mahasiswa
13
c. Bagi Peneliti
d. Bagi Masyarakat
e. Bagi Pembaca
f. Bagi Keluarga
E. Sistematika Penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terbagi menjadi V BAB yang disusun
BAB I : PENDAHULUAN
penelitian.
ditangani penulis.
15
BAB IV : PEMBAHASAN
pembahasan-pembahasan yang
dipertanggungjawabkan dan
pandangan teoritis.
BAB V : PENUTUP
BAB II
KONSEP TEORI
A. KONSEP TEORI
1. Definisi
dengan pertumbuhan sel tumor jinak yang tumbuh pada prostat, secara
pembesaran ukuran sel dan diikuti oleh penambahan jumlah sel pada
2017)
jinak dari sel-sel yang biasa terjadi pada laki-laki berusia lanjut,
Hamzah, 2017)
kondisi patologis yang paling umum pada pria lansia dan penyebab
kedua yang paling sering ditemukan intervensi medis pada pria diatas
2. Etiologi
akan terjadi perubahan patologik anotomi yang ada pada pria usia 50
a. Teori dihidrotestosteran
tetapi sel-sel yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang
(Nuari, 2017).
3. Manifestasi klinis
sidroma prostatisme.
miksi.
21
pancaran
uretra.
b. Gejala iritasi
ditahan.
dapat
4. Anatomi fisiologi
22
dan beratnya kurang lebih 20 gram. Kelenjar ini terdiri atas jaringan
Ada tiga jenis jaringan kelenjar prostat yaitu epitelial atau kelenjar,
otot stroma atau polos, dan kapsul. Kedua jaringan stroma dan kapsul
5. Patofisiologi
(Purnomo., 2016).
muskulus
24
miksi tidak berubah. Pada fase ini disebut sebagai Prostat Hyperplasia
6. Pathway
Prostate membesar
TINDAKAN PEMBEDAHAN
25
Resiko pendarahan
Bersihan jalan nafas tidak efektif
1. Pemeriksaan Laboratorium
umum klien.
2. Pemeriksaan Uroflowmetri
A. Penatalaksaan Pre Op
1. Observasi
27
Hardhi, 2015)
2. Terapi Medikamentosa
reduktase.
28
1. Penghambat Enzim
2. Fitoterapi
prostate.
B. Terapi Bedah
1. Prostatektomi suprapubik
2. Prostatektomi perineal
cedera rectal.
3. Prostatektomi retropubik
dilakukkan
1. Observasi
2. Farmakologis
1. Terapi analgesik
b. Analgesia opioid
c. Adjuvan / Koanalgetik
Fenitoin (Dilantin)
2. Terapi simptomatis :
pranata, A, 2014)
3. Non farmakologis :
34
B. Konsep nyeri
1. Pengertian
a. Klasifikasi Nyeri
2013).
yang mengenai kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat, dan lain-
atau laserasi.
c. Tahap perkembangan
mereka.
38
orang-orang terdekat.
yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda.
VAS merupakan suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri terus-
Untuk mengurangi nyeri pasien post operasi BPH salah satu terapi
yaitu neuropeptide. Setelah itu, maka zat ini akan diserap di dalam tubuh
yang kemudian akan memberi umpan balik atau efek yang berupa
signifikan antara pre test dan post test intervensi yang diberikan dengan
Husna efektif mengurangi skala nyeri pada pasien fraktur. Melihat semakin
OPERASI (BPH)
1. Pengkajian
kesehatan
1. Keluhan Utama
2011)
4. Riwayat Keluarga
5. Pengkajian Psiko-sosio-spirutual
(Muttaqin, 2011).
6. Pola sehari-hari
a. Nutrisi
b. Eliminasi
biasanya kemerahan.
c. Tidur/istirahat
d. Personal Hygiene
e. Pola Aktivitas
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
menahan nyeri.
47
d. Mata
e. Hidung
cuping hidung
f. Telinga
g. Mulut
bagian dalam.
48
h. Leher
i. Thorak :
a. Paru-paru
paru.
b. Jantung
sinistra.
b. Abdomen
cairan keluar pada saat palpasi diarea luka post op, turgor kulit
c. Ekstremitas
1) Atas
otot.
ekstremitas atas
2) Bawah
50
otot.
ekstremitas atas
d. Integritas kulit
e. Genetalia
2. Diagnosa Keperawatan
farmakologis.
pembedahan.
medis
3. Intervensi keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan (SIKI) intervensi utama
(SDKI) (SLKI)
1 Bersihan jalan napas Setelah dilakukan tindakan SIKI MANAJEMEN JALAN NAPAS
tidak efektif berhubungan keperawatan selama …x24 (I.01011)
dengan agen jam, diharapkan bersihan 1. Observasi
farmakologis jalan napas meningkat - Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,usaha
dengan kriteria hasil : napas)
SLKI : bersihan jalan - Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
napas (L.01001) mengi, weezing, ronkhi kering)
1. Batuk efektif - Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
1/2/3/4/5 2. Terapeutik
2. Dipsnea - Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt
1/2/3/4/5 dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma cervical)
3. Ortopnea - Posisikan semi-Fowler atau Fowler
1/2/3/4/5 - Berikan minum hangat
4. Sianosis - Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
1/2/3/4/5 - Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
5. Gelisah - Lakukan hiperoksigenasi sebelum
1/2/3/4/5 - Penghisapan endotrakeal
6. Frekuensi napas - Keluarkan sumbatan benda padat dengan
12/3/4/5 forsepMcGill
7. Pola napas - Berikan oksigen, jika perlu
49
1/2/3/4/5 3. Edukasi
- anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
- Ajarkan teknik batuk efektif
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
sistolik perlu
1/2/3/4/5 - lakukkan skin test untuk mencegah reaksi alergi
7. Tekanan darah 3. Edukasi
Diastolic - jelaskan penyebab/faktor resiko syok
1/2/3/4/5 - jelaskkan tanda dan gejala awal syok
- anjurkkan melapor jika menemukan/merasakan tanda
dan gejala awal syok
- anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
- kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu
- kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika perlu
3 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan INTERVENSI UTAMA
dengan agen pecedera keperawatan selama ...x 24 SIKI : Menejemen nyeri
fisik jam, diharapkan tingkat I.08238
nyeri menurun dengan 1. Observasi
kriteria hasil: - identifikasi lokasi, karateristik, frekuensi, kualitas,
SLKI : TINGKAT NYERI intensitas nyeri
(L.08066) - identifikasi skala nyeri
1. Frekuensi nadi - identifikasi skala nyeri non verbal
1/2/3/4/5 - identifikasi faktor yang memperberat nyeri dan
2. keluhan nyeri memperingan nyeri
1/2/3/4/5 - identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
3.meringis - identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
51
1/2/3/4/5 diberikan
4.gelisah - monitor efek samping penggunaan anlgetik
1/2/3/4/5 2.Terapeutik :
- berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur,terapi
musik,biofeedback, terapi pijat,aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,kompres hangat/dingin,terapi
bermain)
- kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,kebisingan)
- fasilitasi istirah dan tidur
-pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
3.Edukasi:
- jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- jelaskan strategi meredakan nyeri
- anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
4. Kolaborasi:
- kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4 Resiko infeksi Setelah dilakukkan INTERVENSI UTAMA
berhubungan dengan tindakkan keperawatan SIKI Pencegahan infeksi I.14539
selama ...x 24 jam,
52
URINE urine
(L.04034) - Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau
1. Desakan berkemih inkontinensia urine
(urgensi) 1/2/3/4/5 - Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi, konsistensi,
2.Distensi kandung kemih aroma, volume, dan warna)
1/2/3/4/5 2.Terapeutik
3.Berkemih tidak tuntas - Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
(hesistancy) 1/2/3/4/5 - Batasi asupan cairan, jika perlu
4. Volume residu urin - Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur
1/2/3/4/5 3. Edukasi
5. Urin menetes - Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
(dribbling) 1/2/3/4/5 - Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
6.Nokturia 1/2/3/4/5 - Anjurkan mengambil specimen urine midstream
7.Mengompol 1/2/3/4/5 - Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat
8.Enuresis 1/2/3/4/5 untuk berkemih
9. Disuria 1/2/3/4/5 - Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul/berkemihan
- Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
- anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
4.Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat suposituria uretra jika perlu
8 Gangguan mobilitas Setelah dilakukkan INTERVENSI UTAMA
fisik berhubungan Tindakan keperawatan SIKI :DUKUNGAN AMBULASI
selama ...x 24 jam
57
3 Implementasi
4 Evaluasi
berikut:
tindakan.
59
objektif dengan tujuan & kriteria hasil yang kemudian dapat ditarik
E. Metodologi kasus
dengan klien. Keluarga atau subjek penelitian lainnya serta metode atau
pengkajian yang telah dipilih. Adapun bagian dari metodologi antara lain:
2. Subjek penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan maret di RSUD Dr. Raden
4. Fokus Studi
(sulistyaningsi, 2011)
7. Etika penelitian
dari penelitian. Ada tiga jenis etika penelitian yang harus diperhatikan
a. Informed consent
b. Anonimity
Hidayat, 2009)
c. Confidentiality
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (A.
DAFTAR PUSTAKA
Aprina, A., Yowanda, N. I., & Sunarsih, S. (2017). relaksasi progresif terhadap
intensitas nyeri Post operasi BPH(Benigna Prostate Hyperplasia). Jurnal
Kesehatan, 8(2), 289. http://doi.org/10.26630/jk.v8i2.505
Ariani. (2020). The effect of catheter traction direction on hemostatis and pain
post TURP. Indonesian Journal of Urology.
Arsi, R., Afdhal, F., & Fatrida, D. (2022). faktor faktor yang berhubungan dengan
kejadian benigna prostat hyperplasia di poli klinik Rsud bayung lencir tahun
2021. Indonesian Journal of Health and Medical, 33–34.
Gustikasari, A., & Hardianti arafah, E. (2020). Pengaruh faktor usia terhadap
terjadinya penyakit Benign Prostat Hyperplasia (bph) di ruang rawat inap
Rsud lamaddukelleng sngkang. Jurnal Ilmiah Mappadising, 133–138.
http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/mappadising
Kemenkes RI. (2018). hasil riset kesehatan dasar tahun 2018. Kementrian
64
M, J., &, & H, J. (2014). keperawatan medikal bedah. jakarta : salema medika.
Nuari, & Afrian, N. (2017). gangguan pada sistem perkemihan & pelaksanaan
keperawatan Ed-1 Cetakan 1. Yogyakarta : Deepublish.
Septian, D F., Julianto, E., & Ningtyas, R. (2020). pengaruh blader training
terhadap penurunan inkontinensia urine pada pasien post operasi BPH.
Journal of Nursing and Health, 5(2), 100–107.
http://doi.org/10.52488/jnh.v5i2.123
Shinta, M., & Melinda, E. (2021). implementasi terapi murottal dan relaksasi
nafas dalam untuk mengurangi nyeri. Jurnal Ilmu Kesehatan.
Widaryati. (2018). pengaruh terapi murottal al- quran terhadap hemodinamik dan
GCS pasien cedera kepala. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah,
12(1): 77-83.