Anda di halaman 1dari 70

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN TERAPI MEDITASI MUSIK RELIGIUS


TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI LANJUT USIA
DI POSYANDU LANSIA DESA
TAMBAKSELO

Oleh
PUTRI MADINA UTAMI
NIM : 2019021456

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
Purwodadi, Februari 2023
PROPOSAL PENELITIAN
Untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana keperawatan

PENGARUH PENERAPAN TERAPI MEDITASI MUSIK RELIGIUS


TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI LANJUT USIA
DI POSYANDU LANSIA DESA
TAMBAKSELO

Oleh
PUTRI MADINA UTAMI
NIM : 2019021456

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
Purwodadi, Februari 2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal penelitian ini telah disetujui ,diperiksa dan siap
diperthankan didepan tim penguji Proposal Penelitian pada Program Studi
Keperawatan Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas An Nuur.

ii
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal penelitianoleh putrid madinautamiNim 2019021456 dengan-
judulpengaruhterapimeditasimusikreligiusterhadappenurunantekanandarah-
padapenderitahipertensilanjutusiatelahdipertehankandidepanpengujipa-
datanggal

iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikaum Wr.Wb.
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti
dapat dapat menyelesaikan proposan dengan judul” PENGARUH
PENERAPAN TERAPI MUSIK RELIGIUS TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DIPOSYANSU
LANSIA DESA TAMBAKSELO” dalam kesempatan ini penuis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Ns. Purhadi, M.Kep selaku Plt Rektor Universitas An Nuur
2. Ns. Suryani, S.Kep.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas An Nuur
yang telah memberikan kesempatan kepada peniliti untuk melakukan
penelitian.
3. Ns. Sutrisno, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
4. NS. Wahyu Riniasih., M . Kep selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan serta motivasi kepada
mahasiswa dengan baik.
5. NS. Rahmawati., M .Kep selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan serta motivasi kepada
mahasiswa dengan baik.
6. Bapak/Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Sains
dan Kesehatan Universitas An Nuur yang telah memberikan
dukungan moral.
7. Kepada kedua orang tua saya bapak Ahmadun dan Ibu Tomik Tiwan
yang selalu memberi dukungan , semangat dan mendo’akan
kebaikan untuk saya agar menjadi pribadi yang baik dan dilancarkan
untuk menyelesaikan tugas akhir ini
8. Teman-teman PSIK 2019 seperjuangan yang senantiasa memberikan
motivasi dalam proses penyusunan proposal skripsi ini.

iv
9. Kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu,
peneliti mengucapkan banyak terimakasih atas support dan
bantuannya
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan isi maupun bahasa dari
proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
apabila ada kesalahan dan kekeliruan didalamnya, peneliti sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pihak
manapun. Akhir kata, semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat.
Aamiin.
WassalamualaikumWr.Wb.
Purwodadi ,2023
Peneliti

Putri Madina Utami

v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DALAM............................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN ...............................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................iii

KATA PENGANTAR ............................................................................iv

DAFTAR ISI ..........................................................................................vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................6
C. Tujuan penelitian ......................................................................7
D. Manfaat penelitian ....................................................................7
E. Sistematika Penulisan................................................................8
F. Penelitian terkait........................................................................10
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep teori
1. Hipertensi
a. Definisi............................................................................14
b. Klasifikasi........................................................................15
c. Etiologi............................................................................16
d. Faktor penyebab..............................................................16
e. Patofisiologi....................................................................22
f. Manifestasi klinis............................................................24
g. Komplikasi......................................................................25

vi
h. Penatalaksanaan..............................................................27
2. Tekanan darah
a. Definisi............................................................................34
b. Mekanisme tekanan darah...............................................35
c. Standart operasional prosedur (sop) pengukuran tekanan
darah................................................................................37
d. Hasil pengukuran tekanan darah.....................................39
3. Terapi meditasi musik religius
a. Definisi ...........................................................................39
b. Manfaat terapi meditasi musik religius...........................42
c. Keterkaitan terapi meditasi musik religius dengan tekanan
darah................................................................................42
d. Standart operasional prosedur (sop) terapi meditasi musik
religius.............................................................................43
B. Kerangka teori..............................................................................46

BAB III METODOLOGI

A. Variabel pnelitian........................................................................47
B. Kerangka konsep.........................................................................47
C. Hipotesis......................................................................................48
D. Jenis,desain dan rancangan penelitian.........................................48
E. Populasi dan sampel....................................................................49
F. Tempat dan waktu penelitian......................................................50
G. Definisi opersional......................................................................51
H. Metode pengumpulan data..........................................................52
I. Instrument/ Alat pengumpulan data ...........................................54
J. Rencana analisa data...................................................................55
K. Etika penelitian............................................................................56

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................58

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sistematika penulisan

Tabel 1.2 Penelitian terkait

Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi

Tabel2.2 SOP pengukuran tekanan darah

Tabel2.3 Hasil ukur tekanan darah

Tabel 2.4 SOP terapi meditasi music religius

Tabel3.1 Rancangan penelitian

Tabel3.2 Definisi operasional

Tabel3. 3 Lembar observasi

Tabel3.4 Demografis responden

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerang kateori

Gambar 3.1 Kerangka konsep

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Pencarian Data Penelitian

Lampiran 2. Surat Balasan Ijin Pencarian Data Dinas Kesehatan Kab.


Grobogan

Lampiran 3. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5. Lembar Observasi

Lampiran 6. SOP Pengukuran tekanan darah

Lampiran 7. SOP terapi meditasi musik religius

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa penuaan adalah siklus yang terjadi secara normal dan

tidak dapat dihindari. Usia lanjut adalah masa istirahat, masa

mencurahkan energi bersama keluarga dan cucu, masa memiliki

pilihan untuk hidup rukun dan tenang. Namun, seiring bertambahnya

usia, yang lebih tua lebih rentan terhadap penyakit, dan yang tua

adalah salah satu kelompok yang paling membutuhkan layanan

kesehatan (Diah Aprilia, 2022). Data WHO, usia lanjut dibagi

menjadi 3 yaitu: usia tua awal( 60-74 tahun), usia lanjut tua(75-90

tahun),yang terakhir usia sangat tua (75-90 tahun). Sesuai data

organisasi kesehatan dunia (WHO) dari tahun 2015 hingga 2050,

jumlah penduduk dunia yang lanjut usia dinilai hampir dua kali lipat,

dari 12% menjadi 22%. Singkatnya, ini membahas peningkatan dari

900 juta menjadi 2 miliar orang tua, asosiasi kesehatan dunia (WHO,

2019).

Hipertensi merupakan keadaan yang ditandai dengan kondisi

denyut sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90

mmHg(1), lebih sering disebut "Tekanan Darah Tinggi" karena

kondisi ini merupakan indikasi hipertensi. Tekanan peredaran darah

dapat dibagi menjadi sistolik (tegangan pada pembuluh darah saat

jantung

1
2

menyedot darah) dan diastolik (tegangan pada pembuluh darah saat

jantung beristirahat) (Ni Kadek Diah, 2021).

Data World health organication (WHO) pada tahun 2020,

sekitar 1,13 miliar orang secara keseluruhan menderita hipertensi,

atau setidaknya satu dari setiap tiga orang di dunia dipastikan

menderita hipertensi. Prevalensi hipertensi pada lansia di dunia pada

tahun 2020 diperkirakan mencapai 15-20%, sedangkan di Asia

diperkirakan mencapai 8-18%. Jumlah penderita hipertensi terus

meningkat secara konsisten dan diperkirakan mencapai 1,5 miliar

setiap tahun 2025.

Di Indonesia, diperkirakan jumlah kasus hipertensi adalah

63.309.620 jiwa dan angka kematian akibat hipertensi di Indonesia

adalah 427.218 kematian. Di seluruh populasi Indonesia pada tahun

2020, hipertensi termasuk dalam 1 dari 10 penyakit tidak menular

utama Tingkat penyebaran 115 juta orang adalah 31,7%(Andri,

2021). Prevalensi hipertensi di Indonesia semakin meningkat seiring

bertambahnya usia. Pada usia lanjut 55-64 tahun prevalensi

hipertensi 45,9%, namun pada usia 65-74 tahun prevalensinya

meningkat menjadi 57,6%, dan pada usia > 75 tahun prevalensinya

menjadi 63,8% ld) lebih dari 90 tahun. Tahun (Made Adelia, 2020).

Data Dinas Kesehatan Pusat Jawa Tengah, hipertensi

sebenarnya melibatkan tingkat terbesar dari semua data infeksi yang

tidak dapat menular (PTM). Prevalensi penderita hipertensi di Jawa


3

Tengah sebesar 37,57% (Riskesdas RI Pelayanan Kesejahteraan,

2018). Prevalensi di desa Tambakselo sebesar 12% penderita

hipertensi. Presentase di daerah pedesaan lebih tinggi (38,11%)

dibandingkan dengan daerah perkotaan (37,01%) (Dinas Kesehatan

Kabupaten Grobogan, 2020). Hipertensi terjadi pada kelompok umur

31-44 tahun (31,6%), 45-54 tahun (45,3%), 55-64 tahun (55,2%)

(Riskesdas RI Pelayanan Kesejahteraan, 2018).

Hipertensi yang tidak teridentifikasi dan tidak ditangani

dengan baik dapat mempengaruhi semua kerangka organ dan

akhirnya mempersingkat masa hidup10-20 tahun (Nety, 2020).

Berikut ini faktor yang mempengaruhi penyakit hipertensi yaitu fak-

tor genetik, jenis kelamin, usia dan gaya hidup yang tidak sehat.

Penyakit hipertensi yang tidak segera ditangani akan berdampak

serius dan menimbulkan komplikasi lainnya seperti penyakit

jantung, gangguan kardiovaskular, stroke, dan penyakit gagal ginjal.

Komplikasi organ dapat mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi

(Annida, 2021)

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan pengobatan

farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan farmakologi yaitu

dengan memberikan obat –obatan kimia penurun tekanan darah

seperti obat diuretik, obat golongan ACE inhibitor. Penanganan non

farmakologis yang dapat diberikan khususnya pada penderita

hipertensi; pengobatan alami, yoga, terapi jarum serta meditasi


4

(Fuad, 2016). Meditasi adalah jenis pengobatan non-farmakologis, di

mana seseorang memusatkan perhatian pada seluruh otaknya untuk

mengendalikan lima indranya dan seluruh tubuhnya (Ainurrafiq,

2019). Meditasi sendiri yang dapat dimanfaatkan adalah praktik

relaksasi refleksi yang dapat menurunkan hipertensi sistolik sekitar

20 mmHg dan diastolik sekitar 10-15 mmHg (Lita, 2021). Terapi

meditasi dapat dikombinasikan dengan terapi lainnya seperti terapi

musik, terapi relaksasi dan terapi aromaterapi.

Salah satu terapi meditasi adalah terapi meditasi musik. Ter-

api meditasi musik adalah penggunaan musik sebagai instrumen

perbaikan untuk meningkatkan kondisi mental, fisik, dan perasaan

mendalam. Bagi penderita darah tinggi atau hipertensi, musik dapat

dijadikan pengobatan yang ampuh untuk mengurangi tekanan darah

(Diah Aprilia, 2022). Terapi meditasi musik dapat dilakukan dengan

menggunakan musik klasik, musik religius, musik tradisional, musik

instrumental, musik jawa atau musik yang disukai pasien.

Salah satu terapi meditasi musik adalah menggunakan musik

religius. Dalam melakukan terapi meditasi musik religius , dibu-

tuhkan tempat dan lingkungan yang nyaman serta menyuapkan

musik religius yang sesuai dengan terapi dan memiliki frekuensi

sedang yang dapat menenangkan pikiran. Kelebihan dari terapi med-

itasi musik religius ini adalah dapat menenagkan pikiran, mengu-

rangi stress, mengurangi kecemasan,merilekskan pikiran serta den-


5

gan terapi meditasi musik religius ini dapat membuat hati tenang dan

lebih mengingat kepada yang Mahakuasa. Kelebihan lainnya meng-

gunakan terapi meditasi musik religius dpat mengurangi penggunaan

dan konsumsi obat- obatan kimia (Ardiansyah, 2020).

Terapi meditasi musik religius dapat mengaktifkan jalur

tertentu dalam pikiran, seperti kerangka limbik. Saat sistem limbik

diaktifkan, orang bersantai sambil mendengarkan musik. Musik

menjiwai tubuh untuk menghantarkan partikel yang disebut nitrik

oksida di pembuluh darah yang berfungsi mengendurkan otot polos

pembuluh darah dan berperan dalam mengatur aliran darah melalui

jaringan dan menjaga tekanan peredaran darah di dalam batas

normal (Lita, 2021).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Nur Fitriah, 2022).

Berdasarkan survey didapatkan hasil bahwa Pengobatan Terapi

meditasi Murottal dapat menurunkan tekanan darah pada lansia dan

peneliti berharap penelitian yang dikalukan dapat dimanfaatkan

sebagai salah satu pilihan pengobatan non klinis bagi penderita

hipertensi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan

diposyandu lansia desa Tambakselo didapatkan data pada bulan

januari 2023 jumlah lansia diposyandu sebanyak 112 orang terdiri

dari 82 orang perempuan dan 30 orang laki-laki dan diketahui ada 79

orang lansia yang menderita hipertensi terdiri dari 13 orang laki-laki


6

dan 66 orang perempuan. Dari 79 orang penderita hipertensi dibagi

menjadi dua tingkat yaitu hipertensi tingkat I sebanyak 47 orang

lansia hipertensi yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 38 orang

perempuan yang memiliki hipertensi 140-150/90-99mmHg serta

hipertensi tingkat II sebanyak 32 orang lansia hipertensi yang terdiri

dari 7 orang laki-laki dan 28 orang perempuan yang memiliki

hipertensi >160/>100 mmHg. Dari wawancara pendahuluan yang

peneliti lakukan pada 5 orang lansia anggota posyandu didapatkan

bahwa diposyansu lansia desa Tambakselo ini belum pernah

diberikan terapi non farmakologi seperti terapi meditasi musik

religius, terapi relaksasi, kompres hangat atau pemberian jus seperti

jus mentimun, jus semangka, jus pare, jus tomat dan jus buah lain

yang dapat menurunkan tekanan darah. Berdasarkan latar belakang

dan data diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh

penerapan meditasi musik religius terhadap penurunan darah tinggi

pada penderita hipertensi lanjut usia di posyandu desa Tambakselo.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti bisa

menentukan masalah berupa “Apakah ada pengaruh penerapan terapi

meditasi musik religius terhadap penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi lanjut usia di posyandu lansia desa

Tambakselo”.
7

C. Tujuan
1. Tujuan umum

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan terapi

meditasi musik religius terhadap penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi lanjut usia diposyandu lansia Desa

Tambakselo.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi tekanan darah penderita hipertensi lansia

sebelum diberikan terapi meditasi musik religius

b. Mengidentifikasi tekanan darah penderita hipertensi lansia

setelah diberikan terapi meditasi musik religius

c. Menganalisis pengaruh penerapan terapi meditasi musik

religius terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi lanjut usia.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bisa mengembangkan pengetahuan menjadi

informasi guna menambah wawasan serta pengalaman dalam suatu

masalah kesehatan di masyarakat.

Bagi mahasiswa Hasil penelitian dapat menjadi bahan

pustaka guna menambah wawasan mengenai penyakit tidak

menular tentang hipertensi.


8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perawat

Menjadi gambaran bagi tenaga kesehatan perawat dalam

memberikan edukasi yang tepat untuk masyarakat, khususnya

tentang pengaruh terapi meditasi musik religius terhadap

tekanan darah.

b. Bagi Masyarakat

Menambah informasi mengenai penyakit hipertensi dan

pengobatannya atau membuat tekanan darah turun sehingga

bisa digunakan oleh masyarakat guna membantu program

pemerintah dalam meminimalkan dan memberantas hipertensi

pada lansia.

E. Sistematika Penulisan
Table 1.1 Sistematika Penulisan

BAB KONSEP PENGAMBILAN DATA

BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat, sistematika penulisan

dan penelitian terkait.

BAB Tinjauan Pustaka konsep teori yang berhubungan dengan

II tema penelitian / variabel dalam penelitian serta kerangka

teori dalam penelitian;

BAB Metodologi Penelitian Istilah jenis, rancangan, populasi,

III sampel, tempat, dan waktu penelitian, serta definisi


9

operasional, metode pengumpulan data, instrumen uji,

pengolahan data, dan analisis data, serta etika dalam

penelitian adalah bagian dari metodologi penelitian.

F. Penelitian Terkait
Tabel 1.2 Penelitian Terkait

No Peneliti Variabel Metode Populasi Hasil


dan sam-
pling
1. (Paulina Variabel Pre- Populasi Terdapat pengaruh
, 2021) indepen- eksperi- 76 orang pemberian
den : ter- ment sampling terapimeditasi
api medi- 30 respon- terhadap tingkat stres
tasi den dan perubahan
musik tekanan darah pada
Variabel lansia hipertensi di
depen- Griya Werdha
den: Jambangan
Tingkat Surabaya.
stress
dan pe-
rubahan
tekanan
darah
2. (Wijaya Variabel Quasy Populasi Uji Wilcoxon
nti, indepen- Experime 60 orang menunjukkan bahwa
2020) den : ter- n Sampel 52 skor pretest dan
api medi- posttest untuk
tasi kualitas tidur pada
musik re- kelompok intervensi
10

ligi adalah p = 0,000 (p


Variabel 0,05), sedangkan
depen- skor kelompok
den : kontrol adalah p =
kualitas 1,000. Uji Mann-
tidur Whitney
penderita menunjukkan
hipertens perbedaan perubahan
i kualitas tidur yang
signifikan antara
kelompok kontrol
dan kelompok
intervensi, dengan p
= 0,000. Terapi med-
itasi yang dibarengi
musik religi jelas
mempengaruhi
kualitas istirahat.
3. (Annida, Variabel communit Populasi Dua puluh ibu rumah
2021) indepen- y 20 orang tangga yang menjadi
den: Ter- developm sampel 17 fokus kegiatan PKM
api medi- ent responden memberikan hasil
tasi dan kegiatan; 17 dari
yoga mereka memiliki
Variabel gangguan kecemasan
depen- Hanya empat orang
den : yang terus men-
gang- galami kecemasan
guan ke- meski sudah
cemasan diberikan latihan
meditasi dan yoga.
11

Dengan demikian
dapat disimpulkan
bahwa kelompok ibu
rumah tangga di
Desa Alat, Keca-
matan Hanntak,
Hulu Sungai Tengah,
Kalimantan Selatan
yang mengalami
gangguan kecemasan
pasca banjir dapat
memanfaatkan terapi
yogadan meditasi.
4. (MURA, Variabel Kuanti- Populasi Hasil penelitian se-
2021) indepen- tatif ko- 102 orang makin banyak
den : ter- relasi sampel 34 mendengarkan
api responden musik religi maka
musik re- tingkat kecemsan se-
ligi makin menurun
Variabel
depen-
den : ke-
cemasan
meng-
hadapi
covid-19
5. (SURYA, Variabel Eksperi- Populasi Menurut laporan
2021) indepen- mental dan sam- subyektif dan
den: Ter- klinis pel 32 obyektif, analisis
api orang re- mengungkapkan
musik re- perubahan tingkat
12

ligi sponden rasa sakit. Hasil


Variabel skala tingkat nyeri
depen- turun dari 7 menjadi
den: 5.
Tingkat
nyeri
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah

variabel independen terapi meditasi musik religius dan variabel

dependen penurunan tekanan darah. Terapi meditasi musik religius

akan dilakukan dengan dor to dor dan lingkungan yang nyaman.

Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen dengan

pendekatan one grup pre-post test. Dengan instrumen penelitian

wawancara dan observasi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Hipertensi

a. Definisi

Hipertensi berasal dari kata bahasa Inggris

“hypertension”, yang berasal dari kata latin “hyper” dan

“tension”. "Hyper" artinya lebih dan "tension" artinya

tekanan/ketegangan. Hipertensi kemudian menjadi istilah

populer di dunia medis untuk menyebut tekanan darah

tinggi.

Hipertensi, didefinisikan sebagai keadaan tekanan

darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90

mmHg, lebih sering disebut "tekanan darah tinggi" karena

keadaan ini merupakan manifestasi dari hipertensi. Tekanan

darah dapat dibagi menjadi sistolik (tekanan pada pembuluh

darah saat jantung memompa darah) dan diastolik (tekanan

pada pembuluh darah saat jantung beristirahat)(Ni Kadek

Diah, 2021).

Penyakit ini (hipertensi) termasuk dalam kategori

silent disease, karena seseorang tidak mengetahui bahwa dia

memiliki tekanan darah tinggi sampai dia memeriksakan

tekanan darahnya sendiri.Kejadian koroner akut, seperti

13
14

serangan jantung, masih merupakan konsekuensi hipertensi

yang paling umum, karena hampir semua orang dengan gagal

jantung memiliki hipertensi yang sudah ada sebelumnya.

Jadi Hipertensi adalah keadaan dimana meningkatnya

pembuluh darah arteri yang menyebabkan gangguan pada

sirkulasi darah sehingga tekanan darah meniningkat dengan

tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah

diastolik ≥90 mmHg.

b. Klasifikasi Hipertensi

1) Menurut Join National Comitten(JNC)klasifikasi

hipertensi sebagai berikut:

Table 2.1 Klasifikasihipertensi

Kategori Tekanan sistol Tekanan


mmHg diastole
mmHg
Normal <120 Dan <80
Pra- 120-139 Atau 80-89
hipertensi
Hipertensi 140-159 Atau 90-99
tingkat 1
Hipertensi >160 Atau >100
tingkat 2
Sumber : (Kemkes RI,2018)
c. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua

yaitu:
15

1) Hipertensi esensial(primer)

Hipertensi esensial atau hipertensi primer merupakan l l l l l

hipertensi tanpa alasan yang diketahui secara jelas. l l l l l l l l l l

Unsur-unsur lain diketahui berperan sebagai penyebab l l l l l l

hipertensi esensial, seperti bertambahnya usia, tekanan l l l l l l l

mental, pola penggunaan yang tidak diinginkan, dan


l l l l l l l l

faktor keturunan (hereditas). Kira-kira 90% pasien


l l l l l l

dengan hipertensi diprediksi masuk dalam klasifikasi ini


l l l l l l

(Apriyani, 2019).

2) Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder yang penyebabnya diketahui,


l l l l

umumnya sebagai infeksi atau kerusakan organ yang


l l l l l l l l l

berhubungan dengan cairan tubuh, seperti gagal ginjal,


l l l l l l l

penggunaan profilaksis oral, dan gangguan keseimbangan


l l l l l l l l l

hormonal yang merupakan faktor administrasi tekanan


l l l l l l l l l

darah. Dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, infeksi


l l l l l l l l

endokrin, dan penyakit koroner (Apriyani, 2019). l l

d. Faktor penyebab hipertensi


l l

1) Faktor terkontrol
l

a) Obesitas l

Dari hasil pemeriksaan, prestasi individu yang


l l l l l l

kelebihan l berat l badan l l tak l berdaya l l terhadap l l

hipertensi. Wanita yang obesitas pada usia 30 tahun l l l l l l l l


16

memiliki peluang 7 kali lipat untuk terkena hipertensi l l l l

dibandingkan dengan wanita kurus pada usia yang


l l l l l l l l l

sama. Volume darah kardiovaskular dan sirkulasi


l l l l l l l l l

pada pasien hipertensi besar.Meskipun hubungan


l l l l l

antara hipertensi dan berat badan tidak diketahui


l l l l l l l l l

secara pasti.namun, ditunjukkan bahwa kekuatan


l l l l l l l l l

pompa jantung dan volume darah yang bersirkulasi. l l l l l l l

Korban obesitas dengan hipertensi lebih tinggi


l l l

daripada korban hipertensi dengan berat badan


l l l l l l l l

normal (Apriyani, 2019). l

b) Olahraga l l l

Individu yang kurang berolahraga secara l l l l l l l

keseluruhan akan lebih sering kelebihan berat badan l l l l l l l

dan akan meningkatkan denyut nadi. Dengan latihan


l l l l l l l l l

dan l berolahraga l l l kita l bisa l melatih l kerja l

jantung.Sehingga darah dapat dialirkan dengan tepat


l l l l l l l l l l

ke seluruh tubuh (Apriyani, 2019).

c) Merokok dan kunsumsi alkolhol l l

Nikotin yang terkandung dalam rokok sangat l l l l l l

merusak l kesehatan l l selain l dapat l l meningkatkan l l

pengentalan darah pada pembuluh darah, Nikotin l l l l l l l l

dapat l l menyebabkan l l pengapuran l l pada l l dinding

pembuluh darah. Mengkonsumsi minuman keras juga l l l l l


17

berbahaya bagi kesehatan karena dapat meningkatkan


l l l l l l l l l l l l

sistem katekolamin, keberadaan katekolamin memicu l l l l l l l

peningkatan denyut nadi (Apriyani, 2019). l l l

d) Stress

Stres secara singkat dapat meningkatkan l l l l l l l

ketegangan l l peredaran l l darah.Jika l l l ketakutan, l l

ketegangan, atau dikejar masalah, detak jantung kita


l l l l l l l l l l l

bisa meningkat. Namun, sebagai aturan umum, ketika


l l l l l l l l

kita kehilangan lagi tekanan darah akan turun di masa


l l l l l l l l l l l l

depan. Di bawah tekanan kemudian terjadi reaksi sel


l l l l l l l l

saraf yang menyebabkan anomali dalam konsumsi


l l l l l l l l l

atau transportasi natrium.Kaitan antara stres dan


l l l l l l l l l l l

hipertensi ternyata melalui aksi saraf pikiran (saraf l l l l l l l l l

yang bekerja saat bergerak) yang secara perlahan


l l l l l l l l l l

dapat l l meningkatkan l l ketegangan l l peredaran l l

darah.Tekanan yang tertunda dapat menyebabkan


l l l l l l l l l l

tekanan peredaran darah meningkat tinggi. Hal ini


l l l l l l l l

belum dibuktikan secara meyakinkan, namun pada l l l l l l l l

hewan pemeriksaan yang diberikan tekanan atau


l l l l l l l l l

stress memicu makhluk tersebut menjadi hipertensi l l

(Apriyani, 2019).

Sebagian l l masyarakat l l l l kita l sering

mengasosiasikan antara penggunaan garam yang l l l l l l l l l l l


18

tidak wajar dengan kemungkinan terkena hipertensi.


l l l l l l

Garam merupakan komponen penting dari hipertensi.


l l l l l

Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi adalah


l l l l l l l l l l

melalui peningkatan plasma atau volume cairan tubuh


l l l l l l l l l

dan denyut nadi. Keadaan sekarang ini akan diikuti


l l l l l l l l l

dengan peningkatan pengeluaran (konsumsi) garam


l l l l l l l

yang melimpah sehingga kembali ke keadaan


l l l l l l l

hemodinamik normal (mati). pada hipertensi esensial l l l l l l

(primer) sistem terganggu, l meskipun ada l l

kemungkinan ada elemen lainnya (Apriyani, 2019). l l l l l

Namun, banyak orang yang mengaku tidak


l l l l l l l

mengonsumsi garam, namun pada saat yang sama l l l l l l l l l l

mengalami efek buruk hipertensi. Ternyata setelahl l l l l

dimaklumi, l banyak l l orang l yang l memutuskan l

penggunaan garam adalah garam meja atau garam l l l l l l l l l l l l l l

yang ditambahkan pada makanan saja. Penilaian ini


l l l l l l l l l l l l l

kurang tepat karena hampir semua jenis makanan


l l l l l l l l l

yang mengandung garam natrium mengingat bahan


l l l l l l l l

tambahan makanan yang digunakan (Apriyani, 2019)


l l l l l l l l l

Natrium dan klorida adalah partikel utama


l l l l l l l l l

cairan ekstraseluler. Pemanfaatan natrium yang


l l l l l l l l l

berlebihan menyebabkan fiksasi natrium dalam l l l l l l l

peningkatan l l cairan l l ekstraseluler. l Untuk


19

menstabilkannya kembali, cairan intraseluler harus


l l l l l l l l

dikeluarkan dengan tujuan agar volume cairan l l l l l l l l

ekstraseluler meningkat. Peningkatan volume cairan


l l l l l l

ekstraseluler l menyebabkan l l peningkatan l l volume

darah, sehingga menyebabkan hipertensi (Apriyani,


l l l l l

2019).

2) Faktor tidak terkontrol


l l

a) Genetik

Keturunan memainkan peran yang sangat l l l l l l l

besar melawan hipertensi. Hal ini ditunjukkan oleh


l l l l l

pengungkapan bahwa hipertensi lebih normal terjadi l l l l l l

pada kembar monozigot (didapat dari satu sel telur)


l l l l l l l

dibandingkan heterozigot (didapat dari satu sel telur


l l l l l l

yang l berbeda). l Dengan l asumsi l bahwa l l Anda l l

memasukkan seseorang yang memiliki hipertensi


l l l l

esensial l turun-temurun (mendasar) l l dan l tidak l

mengobati atau mengobati, ada kemungkinan bahwa l l l l l l l l l

lingkungan l akan l l menyebabkannya l l l hipertensi

berkembang dan dalam waktu sekitar tiga puluh tahun l l l l l l l l

akan muncul gejala dan efek samping yang berbeda


l l l l l l l l

dari hipertensi mulai tampak kesulitan (Apriyani,


l l l l l

2019)

b) Jenis kelamin l
20

Pada dasarnya , pria lebih rentan terhadap


l l l l l l l l l

hipertensi daripada wanita. Hal ini karena laki-laki l l l l l l l l l l

memiliki banyak unsur yang memicu terjadinya l l l l l

hipertensi, misalnya rasa lelah, canggung, bekerja, l l l l l l l

beraktivitas dan makan tidak seimbang. Umumnya


l l l l l l l l

wanita akan mengalami peningkatan risiko hipertensi


l l l l l l l l

setelah menopause (Apriyani, 2019). l l

c) Usia l

Seiring bertambahnya usia, bagaimanapun l l l l l l l l

juga, seseorang yang mengalami hipertensi juga


l l l l l l

semakin bertambah. Hipertensi adalah Penyakit yang


l l l l l l l l

muncul karena kerjasama berbagai faktor pertaruhan l l l l l l l l l l

terhadap hipertensi. Hanya kelenturan jaringan


l l l l l l l

Aterosklerosis dan pembesaran pembuluh darah


l l l l l l

merupakan unsur penyebab hipertensi pada usia l l l l l l

lanjut. Sebagai aturan umum, hipertensi pada pria


l l l l l l l l

terjadi di atas usia 31 tahun sedangkan pada wanita


l l l l l l l l l l l

terjadi setelah usia 45 tahun (Apriyani, 2019).


l l l l

e. Patofisiologi
l

Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan


l l l l l l l l

tahanan perifer. Pada dasarnya , awal dari peningkatan


l l l l l l l l l l l l l

tekanan darah disebabkan oleh peningkatan aktifitas pusat va-


l l l l l l l l l l l l

somotor dan peningkatan kadar non eprineprin plasma se-


l l l l l l l
21

hingga terjadi kegagalan dalam pengendalian tekanan darah.


l l l l l l l l l l l l l

Eprineprin merupakan zat yang disekresikan oleh ujung saraf l l l l l l l

si patis atau saraf vasokronstrikor yang bekerja pada otot po-


l l l l l l l l l l

los pembuluh darah sehingga menyebabkan vasokonstriksi. l l l l l l

Implus bereseptor menghambat l l pusat l vasokonstriktor l

dimedula oblongata dan merangsang pusat nervus vagus. l l l l l l l l

Bersamaan dengan itu, tekanan peredaran darah juga


l l l l l l l l l l l

meningkat di tengah vasokonstriksi, yaitu jika pembuluh l l l l l

darah kecil (arteriol) untuk beberapa waktu menjadi bekas


l l l l l l l l

luka karena rangsangan saraf atau bahan kimia dalam


l l l l l l l l l l l l l l l

darah.Peningkatan
l l l l aliran l l darah l l bagian l l dalam l l dapat l l

menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hal ini terjadi jika l l l l l l l l l l l

pada masalah kemampuan ginjal sehingga tidak dapat


l l l l l l l l l l l l

membuang garam dan air dalam jumlah tertentu dari tubuh


l l l l l l l l l

meningkat sehingga denyut nadi juga meningkat. l l l l l

Sebaliknya, l l dengan l gerakan l l kardiovaskular l l l

berkurang, jalur suplai melebar, lebih banyak cairan tidak


l l l l l l l l l

tersedia untuk penggunaan umum, maka tekanan peredaran


l l l l l l l l l

darah akan berkurang. Penyesuaian terhadap variabel-


l l l l l l l l l l l

variabel ini dilengkapi dengan perubahan kemampuan ginjal


l l l l l l l l l

dan sistem sensorik otonom (bagian dari sistem sensorik


l l l l

yang mengarahkan berbagai proses fisik secara alami).


l l l l l l l l l l

Perubahan kemampuan ginjal, ginjal mengendalikan tekanan


l l l l l l l l l l
22

peredaran darah dengan lebih dari satu cara: dengan asumsi


l l l l l l l l l l l

denyut nadi meningkat, ginjal akan mengeluarkan garam dan l l l l l l l l l l

air yang akan menyebabkan volume darah berkurang dan


l l l l l l l l l l

denyut nadi kembali normal. Dengan asumsi tekanan l l l l l l l

peredaran l l darah l l berkurang, l ginjal l akan l l mengurangi l

pembuangan garam dan air, sehingga volume darah l l l l l l l l l

meningkat dan denyut nadi kembali normal. Ginjal juga l l l l l l l

dapat meningkatkan tekanan peredaran darah dengan


l l l l l l l l l l l

menciptakan senyawa yang disebut renin, yang memicu l l l l l l

perkembangan zat kimia angiotensin, yang kemudian l l l l l l l

mematikan zat kimia aldosteron. Ginjal adalah organ internal


l l l l l l l l l l l

yang memulihkan aliran darah; karena berbagai penyakit dan


l l l l l l l l l l l l

masalah l l l pada l l Ginjal l dapat l l menyebabkan l l hipertensi.

Misalnya membatasi jalur suplai yang mendorong salah satu


l l l l l l l l l l

ginjal (stenosis ginjal) dapat menyebabkan hipertensi. Iritasi


l l l l l l l

dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga dapat
l l l l l l l l l l l l l l

menyebabkan peningkatan denyut nadi (Apriyani, 2019). l l l l l

Berdasarkan l l l Konsep gerontologis. Perubahan l l

mendasar dan bermanfaat pada sistem pembuluh darah


l l l l l l l l l l

bertanggung jawab atas perkembangan denyut nadi yang


l l l l l l l l l

terjadi l pada l l usia l tua. l Perkembangan l l ini termasuk l

aterosklerosis, hilangnya fleksibilitas jaringan ikat dan


l l l l l l l l

berkurangnya l l pelepasan l l otot polos pembuluh darah, l l


23

Kolesterol menurunkan ekspansi dan elastisitas pembuluh l l l l l

darah. Selanjutnya, aorta dan jalurnya mengurangi batas


l l l l l l l l l l l l

dalam aorta mewajibkan volume darah yang disedot oleh


l l l l l l l l l

jantung menyebabkan efek kardiovaskular yang berkurang


l l l l l l l l

dan pinggiran yang melebar (Apriyani, 2019).


l l l l

f. Manifestasi klinisl l

Keadaan klinis pasien hipertensi termasuk migrain


l l l l l l

saat waspada, kadang-kadang disertai mual dan muntah,


l l l l l l l l l l l l l

karena denyut nadi yang meningkat intrakranial. Penglihatan


l l l l l l l l l l

kabur karena kerusakan retina karena hipertensi. Gerakan


l l l l l l l l l l

tubuh lambat karena kerusakan pada sistem sensorik l l l l l l l l

fokal.Nokturia karena perluasan aliran darah ginjal dan


l l l l l l l l l l l l

filtrasi glomerulus. Edema bawahan terjadi pembengkakan


l l l l l l l l

karena meningkatnya pembuluh kapiler. Berbagai efek


l l l l l l l

samping yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi,


l l l l l l l

yaitu pusing kepala, muka merah, migrain nyeri, darah keluar


l l l l l l l l l

dari hidung secara tiba-tiba, leher terasa pegal dan lain-lain


l l l l l l l l l l l

(Apriyani, 2019).

g. Komplikasi l

1) Stroke

Stroke dapat terjadi karena tekanan tinggi yang l l l l l l l l

mengalir di otak, atau kemudian embolus yang keluar


l l l l l l l

dari tekanan yang membuka pembuluh non-otak tinggi.


l l l l l l
24

Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis dengan asumsi l l l l l l l

bahwa pembuluh darah vena yang memasok darah ke


l l l l l l l l l

otak mengalami hipertrofi dan menebal, menyebabkan


l l l l l l l

aliran darah ke tubuh yang disuplainya berkurang. Arteri


l l l l l l l l l

pada otak yang mengalami aterosklerosis dapat menjadi


l l l l l l l l l l

lemah, yang pada akhirnya meningkatkan kemungkinan


l l l l l l l l l

perkembangan aneurisma. Efek samping dari stroke l l l l l l

adalah
l l l nyeri kepala l l secara l l tiba-tiba, l l seolah-olah l l

seseorang bingung atau bertingkah laku seperti orang l l l l l l

yang tertabrak, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau


l l l l l l l l l l l l l

sulit digerakkan (misalnya wajah, mulut, atau lengan l l l l l l l l l

terasa kaku, tidak mampu bergerak dan berbicara dengan


l l l l l l l l l l

jelas) serta kesadaran menurun yang tidak terduga atau


l l l l l l l l l l

mendadak (Lita, 2021). l l

2) Infrak miokard l l

Infrak miokard dapat terjadi ketika arteri koroner


l l l l l l l

aterosklerosis tidak mampu memasok oksigen yang


l l l l l

cukup ke miokardium atau sebaliknya jika struktur l l l l l l

gumpalan yang menghalangi aliran darah melalui l l l l l l l l l l

pembuluh darah. Hipertensi kronik dan hipertensi l l l

ventrikel yang sedang berlangsung, akibatnya kebutuhan l l l l l l l

kadar oksigen miokard mungkin tidak memadai dan


l l l l l l l

dapat terjadi iskemia kardiovaskular yang memicu


l l l l l l l l
25

nekrosis lokal. Begitu juga hipertrofi ventrikel dapat l l l l

menyebabkan perubahan dalam perencanaan konduksi l l l l l l l l l

listrik di seluruh ventrikel yang menyebabkan disritmia, l l l l

hipoksia l kardiovaskular, l l l dan l peningkatan l l risiko

pembentukan cluster. l

3) Gagal ginjal l l l

Gagal ginjal bisa terjadi karena kerusakan sedang


l l l l l l l l l l

karena tekanan tinggi pada pembuluh ginjal dan


l l l l l l l l

glomerulus. Dengan kerusakan glomerulus, darah akan l l l l l l l

mengalir ke bagian ginjal yang berguna, nefron akan


l l l l l l l l

terganggu l dan l dapat l l menyebabkan l l hipoksia l dan l

kematian. Dengan rusak Pada lapisan glomerulus, protein


l l l l l l l l

akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid


l l l l l l l

plasma menurun, menyebabkan edema sering terlihat


l l l l l l

pada hipertensi persisten.


l l

4) Kelemahan pompa jantung l l l l

Kekuatan jantung dalam mengembalikan darah ke l l l l l l l l l

jantung dengan cepat menyebabkan ketiadaan cairan


l l l l l l l l l l

berkumpul di paru-paru, kaki, dan berbagai jaringan yang l l l l l l l l l

sering disebut edema. Cairan di paru-paru menyebabkan l l l l l l l

sesak, pengumpulan cairan di kaki menyebabkan kaki


l l l l l l l l

membesar atau sering disebut edema. Ensefalopati pada l l l l l l l l

dasarnya dapat terjadi pada hipertensi berbahaya


l l l l l l l l l l l
26

(hipertensi cepat). Ketegangan tinggi pada komponen ini l l l l l

menyebabkan perluasan tegangan halus dan mendorong l l l l l l l l

cairan ke dalam ruang interstisial di seluruh sistem


l l l l l l

sensorik fokus. Neuronneuron Kerusakan wilayah yang l l l l l

melingkupi dan hasil keadaan mati rasa (Apriyani, 2019). l l l l l l l l

h. Penatalaksanaan
l l l l l l

1) Farmakologi l l

Sebagian besar pasien yang lebih tua ditentukan l l l l l l l

menderita hipertensi pada akhirnya menjalani pengobatan l l l l l l l l l

dengan obat antihipertensi. Pengobatan hipertensi dengan l l l l l l

farmakologi pada usia yang sedikit berbeda sejak awal,


l l l l l l l l l l

karena banyak terjadi perubahan – perubahan fisiologis


l l l l l l l l l

karena sistem maturasi. Perubahan fisiologis yang terjadi


l l l l l l l l

seiring bertambahnya usia membuat fiksasi obat lebih l l l l l l l

menonjol, waktu pembuangan obat menjadi lebih lama, l l l l l l l

terjadi penurunan kemampuan dan reaksi organ, adanya


l l l l l l l l l l

berbagai penyakit penyerta (komorbiditas) lainnya,


l l l l l l l

adanya obat-obatan untuk penyakit penyerta saat


l l l l l l l l l l

dikonsumsi harus dipertimbangkan dalam pengaturan l l l l l l l

obat antihipertensi (Black, 2015). Perubahan kerangka


l l l l l l

alami pada usia lanjut akan mempengaruhi jalannya


l l l l l l l l l l l l

kolaborasi atomik yang pada akhirnya mempengaruhi


l l l l l l l l l

keuntungan l klinis dan l keamanan l l l farmakoterapi. l l l


27

Kemunculan efek samping pada kelompok lama lebih l l l l l l

baik dibandingkan dengan semua orang.Lebih lanjut,


l l l l l l l

pasien lama merupakan salah satu pasien yang sampai


l l l l l l l l l l l l

saat ini tidak berdaya kerjasama. Berikut ini jenis obat


l l l l l l l l l

yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi:


l l l l l l l l

a) Diuretik

Diuretik adalah obat untuk menghilangkan l l l l l l

kelebihan garam dan air dari tubuh melalui urin. Obat l l l l l l l l

ini biasanya digunakan untuk mengobati hipertensi


l l l l l l

(tekanan darah tinggi). Diuretik tersedia sebagai obat


l l l l l l l l

oral atau injeksi. Diuretik bekerja dengan membantu


l l l l l l

ginjal mengatur lebih banyak garam dan air dari


l l l l l l l l l

pembuluh darah ke dalam urin (Djohan, 2016). l l l l

Dengan mengurangi jumlah cairan yang mengalir di


l l l l l l l

pembuluh darah, tekanan peredaran darah dapat l l l l l l l l l l

dikurangi. Contoh obat diuretic adalah thiazide,


l l l l l l

hydroclorothiazide, l furosimeda, l amiloreda, l l

epleronone. Berikut yang harus diperhatikan sebelum l l l l

mengkonsumsi obat diuretik: l

(1) Jangan gunakan diuretik jika Anda memiliki


l l l l l l l

riwayat sensitivitas obat. Beri tahu dokter l l l l l

perawatan Anda tentang kisaran alergi yang l l l l l l l l l l

dimiliki, terutama terhadap sulfonamida. l l l l l l


28

(2) Jangan gunakan diuretik jika memiliki masalah


l l l l l l l l

buang air kecil. l l

(3) Beri tahu dokter atau tenaga medis jika pernah l l l l l l l

menderita l diabetes, l lupus, gangguan l l irama l l

jantung, hipotensi, pankreatitis, asam urat, infeksi


l l l l l l

hati, atau penyakit ginjal.


l l l l l

(4) Beri tahu dokter atau tenaga medis Anda jika l l l l l l l l

Anda mengalami kekeringan atau memiliki


l l l l l l l

kondisi yang meningkatkan risiko kekeringan, l l l l

seperti buang air besar atau muntah, sebelum atau l l l l l l l l

saat menggunakan diuretik.


l l l l

(5) Beri tahu dokter perawatan Anda jika Anda l l l l l l l l l

memiliki infeksi Addison, karena diuretik hemat l l l l

kalium tidak boleh diberikan kepada individu


l l l l l

dengan penyakit ini. l l

(6) Beri tahu dokter Anda jika Anda mengonsumsi l l l l l l

bismut subsalisilat, l l obat l antiradang,


l l l

aminoglikosida, atau obat kemoterapi. Juga beri


l l l l l l l

tahu mereka tentang penggunaan berbagai resep,


l l l l l l l

termasuk obat tambahan atau obat herbal, untuk


l l l l l l l l l

mengantisipasi l l komunikasi l obat l (Commitee,

2014).

b) Antagonis kalsium
l l l
29

antagonisl l kalsium l ataul l calcium-channel


l l

blockers (CCBs) bekerja dengan melonggarkan l l l l

kembali bagian kalsium ke dalam sel jantung dan


l l l l l l l l

dinding pembuluh darah. Ini akan membuat otot l l l l l

jantung mengendur dan melebarkan pembuluh darah.


l l l l l l

Terlebih lagi, penjahat kalsium non-dihydropyridine l l l l

juga l dapat l l memperlambat l l denyut nadi. l Obat l

golongan l ini dapat l l menurunkan l denyut nadi, l

mengembangkan lebih jauh aliran darah ke jaringan, l l l l l l l l l

mengontrol denyut nadi, dan memudahkan jantung l l l l l

untuk menciptakan kemalangan darah. Dengan l l l l l l l l

demikian, obat ini dapat digunakan untuk mengobati


l l l l l l l

hipertensi, aritmia, l l penyakit l koroner, kondisi

Raynaud, atau kardiomiopati (Commitee, 2014).


l l l l l l

Contoh obat golongan antagonis kalsium adalah l l l l l l l l

amlodipine
l dan l nifedipine. Efek samping
l

mengkonsumsi obat golongan ini adalah sembelut, l l l l l

diare,kulit memerah, pusing , jantung berdebar ,


l l l l

mual, sakut kepala, dan asam lambung meningkat.


l l l l l l l l l

c) Angiotensin-changing over protein (Pro) inhibitor


l l

adalah sekumpulan obat untuk mengobati hipertensi


l l l l l l

(hipertensi). Obat l ini juga l digunakan l l untuk


30

mengobati gangguan kardiovaskular dan kerusakan l l l l l l l l l

ginjal akibat diabetes atau hipertensi.


l l l l l l

d) Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor
l l

Obat golongan ACE inhibitor bekerja dengan


l l l l l

cara menghambat zat kimia yang diharapkan dapat


l l l l l l l l l l l l

menghasilkan zat kimia angiotensin II. Bahan kimia l l l l l l l l

ini dapat mengencangkan pembuluh darah dan l l l l l l l

meningkatkan tekanan peredaran darah, sehingga l l l l l l l l l

membuat jantung bekerja lebih keras. Pengurangan l l l l l l

angiotensin II kimiawi oleh penghambat ACE akan


l l l l l l l

menurunkan denyut nadi dan membuat jantung lebih l l l l l

mudah berdenyut (Black, 2015). Obat ini juga dapat


l l l l l

membantu mencegah atau mengobati kerusakan l l l l l l l

ginjal dengan mengurangi ketegangan pada pembuluh


l l l l l l l

darah ginjal. Obat golongan ACE inhibitor juga


l l l l l l l

terkadang digunakan untuk mengobati berbagai


l l l l l l l

keadaan, misalnya penyakit jantung koroner, gagal


l l l l l l l l l

napas, skleroderma, dan sakit kepala. Contoh obat


l l l l l l l l

golongan Ace inhibitor adalah captopril, benazepril, l l l l l l l

enalapril, fasinopril, lisinopril, perindopril, ramipril,


l l l l

trandolapril. Adapun efek samping konsumsi obat ini


l l l l l l

adalah: batuk kering, sakit kepala, pusing , lemas,


l l l l l l l l

mudah ngantuk, ruam, nyeri sendi. l l l


31

2) Non- farmakologi l l

Selain menjadi komponen penting dalam pengobatan


l l l l l l

tekanan darah tinggi, penatalaksanaan non-farmakologis


l l l l l l l l l l l l

dengan modifikasi gaya hidup sangat penting untuk


l l l l l l

mencegah l dan l mengobati l tekanan l l darah l l tinggi

(Ainurrafiq, 2019). Penatalaksanaan non farmakologi l l l l l l l l

hipertensi mencakup berbagai terapi dan modifikasi gaya l l l l l l l l

hidup untuk menurunkan tekanan darah, seperti: l l l l l

a) Makanan bergizi l l l

Diet yang dianjurkan didasarkan pada diet l l l l l l l l

seimbang: Makanlah lima porsi buah dan sayuran l l l l l l l l l

setiap hari untuk mendapatkan cukup potasium, yang


l l l l l l l

dapat menurunkan tekanan darah. Asupan natrium


l l l l l l l l l l

harian yang disarankan adalah 1,5 gram, atau 3,5


l l l l l l l l l l l l

hingga 4 gram garam. Menjaga asupan natrium l l l l l l l l l

seminimal mungkin dapat membantu menurunkan l l l l l

tekanan darah dan menurunkan risiko penyakit


l l l l l l l

kardiovaskular.
l l l

b) Diet

Mungkin dengan mengurangi beban kerja l l l l

jantung dan volume sekuncup, penurunan berat badan


l l l l l l

mengurangi l tekanan l l darah. l l Berusahalah l l l untuk


32

menurunkan berat badan untuk mencapai IMT(indeks l l l l l l

masa tubuh) normal. l l l

c) Olahraga l l l

Olahraga teratur, seperti berjalan, berlari, berenang,


l l l l l l l l

dan bersepeda bermanfaat untuk memperbaiki kondisi


l l l l l l

jantung dan menurunkan tekanan darah. Sangat


l l l l l l l l l

dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah untuk


l l l l l l l

berolahraga secara teratur selama 30 menit tiga l l l l l l l l l

sampai empat kali per minggu. Kadar HDL( hight


l l l l l l

density lipoprotein) meningkat akibat olahraga, yang l l l l l l l

dapat l l membantu l mengurangi l perkembangan l l

aterosklerosis dan hipertensi (Ainurrafiq, 2019).


l l

d) Gaya hidup sehat l l l

Mengurangi efek jangka panjang hipertensi l l l l l

akibat asap rokok, yang diketahui dapat mengurangi


l l l l l l l l l

aliran darah ke berbagai organ dan meningkatkan


l l l l l l l l l l

fungsi jantung, dengan cara berhenti merokok dan l l l l l

menghindari alkohol (Ainurrafiq, 2019). l l

e) Terapi musik l

Salah satu pengobatan non farmakologis yang


l l l l l l l l

dapat menurunkan tekanan darah adalah terapi musik.


l l l l l l l l l l l

Musik dapat meningkatkan fungsi lapisan dalam l l l l l l l l

pembuluh darah, yang menyebabkan pembuluh darah l l l l l l l


33

meregang hingga 30%, dan dapat menurunkan kadar l l l l l l l l

kortisol, hormon stres yang berkontribusi terhadap l l l

tekanan darah tinggi. Musik juga berpengaruh pada


l l l l l l l l

sistem saraf l l parasimpatis, l l l yang l bertugas l

meregangkan tubuh, memperlambat detak jantung, l l l l l l

dan merelaksasikan organ tubuh. Pemanfaatan terapi


l l l l l l l l l l

musik untuk tujuan menurunkan tekanan darah pada l l l l l l l l

pasien hipertensi. Musik klasik, musik tradisional,


l l l l

musik instrumental,musik religius, musik frekuensi l

sedang yang dominan, musik kognitif, atau musik


l l l l l

yang disukai pasien semuanya dapat digunakan dalam


l l l l l l l l l l l

terapi musik(Annida, 2021). l

2. Tekanan darah
l l l l

a. Definisi

Tekanan darah adalah Tekanan yang diletakkan di


l l l l l l l l l l l l

dinding arteri disebut tekanan darah. Istilah "tekanan


l l l l l l l l

sistolik" mengacu pada tekanan tertinggi yang dialami saat l l l l l l l l l l

ventrikel berkontraksi, l sedangkan l l "tekanan l l diastolik" l

mengacu pada tekanan terendah yang dialami saat jantung


l l l l l l l l l l l l

beristirahat. Rasio tekanan sistolik ke diastolik biasanya


l l l l l l l l l

digunakan untuk menggambarkan tekanan darah, dengan


l l l l l l l l l l

nilai tipikal orang dewasa mulai dari 100/60 mm Hg hingga


l l l l l l l l
34

140/90 mm Hg. Tekanan darah normal 120/80 mmHg l l l l l

biasanya adalah normal (Andri, 2021).


l l l l l l l

b. Mekanisme tekanan darah l l l l l

Otak, sistem saraf otonom, ginjal, sejumlah kelenjar


l l l l l l

endokrin, arteri, dan jantung mengontrol tekanan darah. l l l l l l l

Pusat kendali tubuh untuk tekanan darah adalah otak. Sistem


l l l l l l l l l l

saraf otonom terdiri dari serabut saraf yang membawa sinyal


l l l l l l l l l l

dari seluruh bagian tubuh ke otak tentang hal-hal seperti


l l l l l l l

tekanan darah, volume darah, dan kebutuhan khusus semua


l l l l l l l l l

organ. Otak memproses semua informasi ini, dan keputusan


l l l l l l

dikirim ke organ tubuh, termasuk pembuluh darah, melalui l l l l l

saraf. Sinyal tersebut ditunjukkan dengan melebarkan atau


l l l l l l l l l

menyempitkan pembuluh darah (Andri, 2021). l l l

Ginjal adalah organ yang mengatur cairan tubuh, l l l l l l l l l

yang merupakan campuran gas dan cairan. Renin adalah


l l l l l l l l l l l l

hormon yang dibuat oleh ginjal. Hormon ginjal renin l l l l

mendorong pembentukan l angiotensin,l yang l membuat l

pembuluh darah menyempit dan meningkatkan tekanan l l l l l l l

darah. Kelenjar adrenal di ginjal yang menghasilkan


l l l l l l l l l

sejumlah hormon, termasuk adrenalin dan aldosteron, serta


l l l l l l l

ovarium yang menghasilkan estrogen, keduanya berpotensi


l l l l l l

menaikkan tekanan darah, adalah dua contoh organ di mana


l l l l l l l l l l l l l

hormon dapat memengaruhi pembuluh darah. Hormon l l l l l


35

thyroxy, yang diproduksi oleh tiroid, memiliki dampak yang l l l l

signifikan terhadap pengendalian tekanan darah (Apriyani,


l l l l l l l l l

2019)

Denyut jantung dan tekanan perifer keduanya l l l l l l

berdampak pada tekanan darah. Asupan garam yang tinggi,


l l l l l l l l l l l l l

faktor genetik, stres, obesitas, dan faktor endotel semuanya


l l l l l l

berpengaruh terhadap tekanan darah. Faktor-faktor ini juga


l l l l l l l l l l

mempengaruhi curah jantung dan tekanan perifer. Ketebalan l l l l l l l l

atrium kanan memiliki pengaruh yang kecil terhadap tekanan


l l l l l l l l l

darah, tetapi memiliki pengaruh terhadap curah jantung dan


l l l l l l l l l

resistensi perifer. Sebuah sistem dalam tubuh bekerja untuk l l l l

mencegah perubahan tekanan darah secara tiba-tiba yang


l l l l l l l l l l l l

disebabkan oleh gangguan peredaran darah dan menjaga agar


l l l l l l l l l l l l l

tekanan darah tetap stabil dari waktu ke waktu (Yunendah,


l l l l l l l l l

2022).

Sistem untuk mengontrol tekanan darah sangat rumit. l l l l l l

Refleks kardiovaskular l l l melalui l sistem saraf, l l refleks

kemoreseptor, respons iskemia, sistem saraf pusat yang l l l l l

berasal dari atrium, arteri pulmonal, dan otot polos adalah


l l l l l l l l l l

contoh sistem yang memulai kontrol. Perpindahan cairan l l l l l l

antara sirkulasi kapiler dan ruang interstitial, misalnya,


l l l l l l l l l l

dikendalikan oleh hormon angiotensin dan vasopressin


l l l l l

(Made Yogi, 2017).


36

Beberapa proses fisiologis yang saling berhubungan


l l l l l

mengontrol tekanan darah. Ginjal, otak, dan sistem hormonal l l l l l l l l

semuanya bekerja sama untuk memastikan bahwa darah


l l l l l l l l l l l

mengalir ke seluruh tubuh dan jaringan dapat memperoleh


l l l l l l

nutrisi yang mereka butuhkan untuk berfungsi dengan baik. l l l l l

Tekanan darah tinggi dapat terjadi akibat gangguan pada


l l l l l l l l l l l l l

salah satu mekanismenya (Made Yogi, 2017).


l l l l l

c. Standar Operasional Prosedur (SOP) tekanandarah


l l l l l l l l

Tabel 2.2 SOP PengukuranTekanan darah l l l l l l

Pengertian l Pemeriksaan tekanan darah adalah salah satu l l l l l l l l l l l l

tes yang dilakukan untuk mengetahui tekanan l l l l l l

darahdan untu kmengetahui apakah seseorang


l l l l l l l l

mengalami hipertensi. l l

Tujuan l untuk menegakkan diagnosis hipertensi secara l l l l l

pasti. l

Alat dan ba-


l l l l 1. Stetoskop
han l 2. Sphygnomanometer l

Tahap orientasi l l l

1. Berikan salam l l l

2. Perkenalkan diri l l

3. Jelakan tujuan dan prosedur l l l l

4. Kontrak waktu l l

5. Menanyakan kesediaan l l l l l

Tahapkerja l l l

1. Mencuci tangan dan menggunakan hand- l l l l l l

scoon
2. Menjaga privasi pasien l l l l

3. Memberikan posisi yang nyaman pada l l l l l l


37

pasien l

4. Siapkan alat stetoskop dan sphygnoma-


l l l l l l

nometer
5. Bebaskan daerah pengukuran dari pa- l l l l l l l

kaian l l

6. Pasangkan manset dengan pipa berada di-


l l l l l l l l

atasl l

7. Tentukan dengan meraba daerah arteri l l l l l l l

yang akan diperiksa


l l l l

8. Letakan stetoskop pada arteri yang diten- l l l l l l

tukan l

9. Tutup stup balon pompa kemudian balon l l l l

dipompa sampai benyut arteri berbunyi l l l l

lalu menghilang. Buka stup balon pompa


l l l l l

secara perlahan hingga denyut arteri ter- l l l l l l

derang kembali l l

10. Perhatikan angka pada manometer, catata- l l l l l l l l l l

ngka dari mulainya denyut nadi sebagai l l l l l l l

tekanan sistolik l l

11. Tekanan darah terus turun l l l l

12. Danyut nadi yang terdengar akan hilang


l l l l l l l

kembali, catat angka pada manometer se- l l l l l l l l

bagai tekanan diastolic


l l l l l

13. Sampaikan hasilnya kepada pasien


l l l l l l l l

14. Periksa kembali untuk lebih memastikan l l l l

15. Cuci tangan dan rapikan alat l l l l l l l

Tahap Terminasi
l l l

1. Evaluasi tindakan yang dilakukan. l l l l l l l

2. Berpamitan dengan klien. l l l

3. Bereskan alat-alat yang digunakan l l l l l l l l

4. Catat hasil dalam lembar kerja.


l l l l l l l
38

Sumber : (Apriyani, 2019)


d. Hasil ukur tekanan darah
l l l l l

Tabel 2.3 Hasil ukur tekanan darah l l l l l l

Kategori l Tekanandarahsistol l l l l Tekanandarah dia- l l l l l

(mmHg) stole (mmHg)


Rendah l 80-100 <60
(hipotensi)
Normal 110- 130 l 80-90
Tinggi >140 >100
(hipertensi)
Sumber :(Yunendah, 2022)

3. Terapi Meditasi musik religius


l l

a. Definisi

Musik adalah Melodi, ritme, l l l harmoni, warna


l l l

(timbre), bentuk, dan gaya membentuk musik, yang l l l l

merupakan rangsangan pendengaran yang terorganisir.


l l l l l l l l l

Seseorang dapat pulih dari penyakit dan kecacatan melalui


l l l l l l l l l l

musik. Terapi musik memiliki potensi untuk meningkatkan, l l l

memulihkan, dan mempertahankan kesejahteraan fisik, l l l l l l l l

mental, emosional, sosial, dan spiritual seseorang. Hal ini


l l l l l l l

penting karena musik memiliki banyak kelebihan, seperti l l l l l

karakter yang universal, nyaman, menghibur, dan terstruktur.


l l l l l l l

Ingatlah bahwa ritme menopang banyak proses kehidupan.


l l l l l l l l

Misalnya, ritme pernapasan, detak jantung, dan denyut nadi


l l l l l l l l l

semuanya berulang (Djohan, 2016).


l l l

Terapi menggunakan musik atau elemen musik untuk l l l l l

meningkatkan, memelihara, dan memulihkan kesehatan l l l l l l l l


39

mental, fisik, emosional, dan spiritual dikenal sebagai terapi


l l l l l l l l

musik. Ini disebut sebagai terapi pelengkap (complementary l l l l l

medicine) dalam bidang medis. Terapi musik adalah metode l l l l l l l

yang menggunakan suara atau ritme tertentu untuk


l l l l l l l

mengobati suatu penyakit. Musik yang digunakan dalam l l l l l l l l

terapi musik dapat disesuaikan dengan preferensi klien,


l l l l l l

termasuk musik klasik, instrumental, ritmis, menenangkan,


l l l l l

orkestra, dan kontemporer. Karena jenis musik dengan irama l l l l l l l

anapestetik (dua ketukan pendek, satu ketukan panjang, lalu


l l l l l l l l l

jeda) adalah irama yang berlawanan, beberapa ahli


l l l l l l l l l l l l l

menyarankan untuk menghindari pop, disko, rock and roll,


l l l l l

dan ketukan anapetik lainnya. dengan detak jantung. Musik


l l l l l l l l l

yang lembut dan teratur, seperti musik instrumenta l dan


l l l l l

klasik, l religius, sering digunakan l l untuk terapi l

musik(Wijayanti, 2020).

Memfokuskan dan menjernihkan pikiran melalui l l l l l

meditasi adalah bentuk latihan yang dapat membantu tubuh


l l l l l l l l l l

merasa lebih tenang, nyaman, dan lebih produktif. Biasanya,


l l l l l l l l l

meditasi dilakukan dengan duduk diam, memejamkan mata,


l l l l l l l l l

dan mengatur pernapasan secara bertahap dan konsisten


l l l l l l l l l l

selama 15 sampai 25 menit. Meditasi bisa dilakukan kapan


l l l l l l l l l l

saja saat Anda membutuhkan ketenangan atau relaksasi di


l l l l l l l l l l l l l

tengah jadwal yang padat. Tidak perlu menunggu sampai


l l l l l l l l l
40

malam atau pagi hari untuk melakukannya. Tindakan


l l l l l l l l l l l

meditasi itu sendiri memiliki banyak efek positif pada


l l l l l

kesehatan mental dan fisik, seperti: l l l l

Dengan terapi medikasi musik religius ,Organ l l l l

pendengaran l l mengumpulkan l rangsangan l l l ritmis, yang l

diproses oleh sistem saraf dan kelenjar, yang mengatur l l l l l l

interpretasi suara ke dalam ritme internal pendengar sendiri. l l l l l l l

Metabolisme manusia dipengaruhi oleh ritme internal ini.


l l l l l

Tubuh akan mampu membangun sistem imun yang kuat yang l l l l l l l

berguna untuk melawan potensi serangan penyakit dengan


l l l l l l l

metabolisme yang lebih baik(Diah Aprilia, 2022).


l l l

Terapi meditasi Musik religius dapat mendamaikan l l l l l l l

seseorang yang hatinya sedang gelisah, senang, gelisah,


l l l l l l l l

sedih, dan jatuh cinta bergerak menuju sesuatu yang l l l l l l

diinginkannya, yaitu sesuatu yang lebih damai, tenteram, l l l l l l l l

bahkan l l mampu l menambah l l keimanan, l l ataul l minimal l

mengingatkannya. Musik religi terkadang menjadi wujud l l l l l l

nyata l l dari l apa l l yang l dilakukan l l seseorang l setelah l

mendengarkan musik ritmis dakwah Islam (Ardiansyah, l l l l l

2020). Tentu saja, pemeluk agama dan kepercayaan lain tetap l l l l l l l l l l l

bisa menikmati syair dan irama musik religius islami.


l l l l l l l

Alhasil, siapa pun yang mendengarkan musik religi Islami


l l l l l l l l

akan merasakan ketenangan yang menurut liriknya didengar


l l l l l l l l l l
41

oleh orang lain seperti musisi, menginspirasi mereka untuk


l l l l

membantu sesama (Djohan, 2016). l l l

b. Manfat terapi meditasi musik religius


l l l l

Pemberian terapi meditasi musik religius kepada l l l l l

pasien bermanfaat dalam mengurangi rasa sakit dan


l l l l l l l l l l l

kecemasan, meningkatkan relaksasi, meningkatkan suasana


l l l l l l l l l l l

hati, meningkatkan kepuasan dengan layanan perawatan yang


l l l l l l l l l l l l l

diberikan oleh petugas kesehatan, meningkatkan kualitas


l l l l l l l l

tidur lebih lanjut, menurunkan tekanan darah tinggi, l l l l l l

meningkatkan ketahanan terhadap rasa sakit dan mengurangi l l l l l l l l l l l l

kebutuhan akan hilangnya rasa sakit dan mengurangi l l l l l l l l l l

penggunaan konsumsi obat-obatan kimia. selama metode, l l l l l l l l

membatasi keributan alami, mengurangi ketegangan (Niken,


l l l l l l l l

2017) .

c. Keterkaitan terapi meditasi musik religius dengan tekanan da-


l l l l l l l l

rah
l

Terapi meditasi musik religius dapat mempengaruhi l l l l l

Sistem saraf otonom, yang merupakan bagian dari system sa- l l l l l l l l l

raf yang mengatur tekanan darah, detak jantung, dan fungsi


l l l l l l l l l l

otak yang mengatur perasaan dan emosi. Saat kita kesakitan,


l l l l l l l l l l l l

kita merasa takut, frustrasi, dan marah, yang menyebabkan


l l l l l l l l l l l

kita mengencangkan otot dan memperparah rasa sakit. Terapi


l l l l l l l l l l

meditasi musik religius dapat mengaktifkan jalur tertentu


l l l l l l
42

dalam pikiran, seperti kerangka limbik. Saat sistem limbik


l l l l l l l

diaktifkan, orang meditasi sambil mendengarkan musik re-


l l l l l l l

ligius. Musik religius menjiwai tubuh untuk menghantarkan l l l l

partikel yang disebut nitric oxide di pembuluh da rah. Partikel


l l l l l

ini mempengaruhi pembuluh darah, salah satu unsur nitrit l l l l l l

oksida adalah dapat mengendurkan otot polos pembuluh


l l l l l l l

darah dan berperan dalam mengatur aliran darah melalui


l l l l l l l l l l l l

jaringan dan menjaga tekanan peredaran darah di dalam batas


l l l l l l l l l l l l l l l

normal(Lita, 2021) l

d. Standart Operasional Prosedur (SOP)Terapi meditasi musik


l l l l l l

religius

Tabel 2.4 SOP Terapi Meditasi Musik Religius


l l l

Pengertian l Terapi meditasi musik religius adalah salah


l l l l l l l

satu penanganan nonfarmakologi dengan


l l l l l l l

memanfaatkan melodi dari musik l l l l l

Tujuan l Untuk menurunkan tekanan darah tinggi l l l l l

Prosedur Tahap orientasi


l l l

pelaksanaa l l l l 1. Siapkan musik religius l l

n 2. Siapkan lingkungan yang nyaman l l l l l l

3. Berikan salam l l l

4. Jelaskan prosedur dan waktu yang l l l l l

dibutuhkan l

5. Tanyakan kesediaan pasien l l l l l l


43

Tahap kerja
l l l

1. Bantu pasien dengan memberikan l l l l

posisi nyaman l l

2. Siapkan musik dan pengeras suars l l l l l

3. Pastikan volume musik sesuai dan


l l l l

tidak terlalu keras l l l

4. Putar musik l

5. Minta pasien memejamkan mata l l l l l l

sambil mendengarkan musik agar


l l l l l

membantu lebih rileks l

6. Lakukan pengulangan terapi l l l l l

7. Anjurkan pasien melakukan terapi


l l l l l l

mandiri saat dirumah l l l l

Tahap Terminasi
l l l

5. Evaluasi tindakan yang dilakukan.


l l l l l l l

6. Berpamitan dengan klien. l l l

7. Bereskan alat-alat yang digunakan. l l l l l l l l

8. Catat hasil dalam lembar kerja.


l l l l l l l

Sumber(Ardiansyah, 2020)
44

B. Kerangka teori
l l

Gambar 2.1 kerangkateori


l l l l

Faktor yang mempengaruhi


hipertensi :

1. Genetik
2. Jenis kelamin Hipertensi
3. Usia
4. Gaya hidup

Farmakologi
Non farmakologi

Obat –obatan kimia Terapi meditasi musik


religius

Tekanan Darah

Ada penurunan Tidak ada penurunan

keterangan :
l l : Diteliti

: Tidak Diteliti
l

Sumber: (Annida, 2021)(Made Yogi, 2017)(Yunendah, 2022)


BAB III l

METODOLOGI

A. Variabel penelitian
l l l

Variabel penelitian adalah Atribut, nilai, atau sifat seseorang, objek,


l l l l l l l l l l l l

atau aktivitas. Jika peneliti menentukan variasi tertentu dan


l l l l l l l l l

kemudian menarik kesimpulan (sugiyono,2019). Variabel penelitian


l l l l l l

ada dua yaitu


l l l l

1. Variabel independen l l

Adalah Suatu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab


l l l l l l l l l l l l

berubahnya atau timbulnya variabel dependen (terikat) juga


l l l l l l l l l

disebut variabel bebas. Dalam penelitian ini yang merupakan l l l l l l l l l

variabel independen yaitu terapi meditasi musik religius


l l l l l

2. Variabel dependen l l

Adalah Variabel yang dipengaruhi atau dihasilkan dari variabel


l l l l l l l l l l l l l l

bebas juga disebut variabel terikat. Dalam penelitian ini yang


l l l l l l l l l

merupakan variabel dependen adalah penurunan tekanan darah


l l l l l l l l l l l l

penderita hipertensi. l

B. Kerangka konsep
l l

Variabel Independen l l Variabel Dependen


l l

Terapi meditasi musik Penurunan tekanan darah


religius pada penderita hipertensi
lansia

Gambar 3.1 kerangka konsep l l l l


46

C. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau pernyataan jangka pendek yang l l l l l l l l l l l l l

digunakan dalam penelitian untuk menemukan solusi untuk masalah,


l l l l l l l l l

tetapi kebenarannya perlu dibuktikan secara empiris.


l l l l l l l

Ha: terdapat
l l l pengaruh terapi medikasi music religious terhadap l l l l l

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi lansia.


l l l l l l l l l l

H0 : tidak terdapat l l l pengaruh terapi medikasi musik religius l l l

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi lansia.


l l l l l l l l l l l l

D. Jenis, desain dan rancangan penelitian l l l l l l

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian l l l l l l l l

kuantitatif yaitu penelitian Banyak angka yang digunakan dalam


l l l l l l l l l l l l l

metode penelitian kuantitatif. Dengan desain rancangan pra-Eksperi- l l l l l l l l l

men. dimulai l dengan l proses pengumpulan l data l l melalui l

interpretasinya. pendekatan l l l l yang digunakan pada penelitian ini


l l l l l l

yaitu pre-post test , di mana sekelompok subjek terlibat dalam


l l l l l l

penelitian semacam ini dan hubungan sebab akibat terungkap.


l l l l l l l l l

Kelompok subjek diamati sebelum dan setelah pemberian intervensi. l l l l l

Table 3.1 rancangan penelitian


l l l l l

Pretest Perlakuan l l posttest

01 X 02

Sumber: (Nur Salam,2015) l l

Keterangan l l

X: terapi meditasi musik religius


l l
47

01: sebelum pemberian terapi meditasi musik religius l l l

02: setelah pemberian terapi meditasi musik religius


l l l l

E. Populasi dan sampel penelitian


l l l l

1. Populasi l

Dalam penelitian, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian,


l l l l l l l l l

atau jumlah keseluruhan orang yang sifatnya akan diteliti.


l l l l l l l l l l

Populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 47 orang lansia


l l l l l l l l l l l l

penderita hipertensi diposyandu lansia desa tambakselo.


l l l l l l l

2. Sampel penelitian
l l

Sampel penelitian adalah bagian yang diambil dari seluruh


l l l l l l l l l l

subjek penelitian dan dianggap akurat menggambarkan populasi. l l l l l l l l l l

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalahl l l l l l l l l l

probality sampling dengan random sampling yaitu suatu metode


l l l l l l l

pengambilan sampel secara acak yang memberikan peluang yang


l l l l l l l l l l l

sama bagi setiap bagian atau anggota populasi untuk dipilih


l l l l l l l l l l l

menjadi sampel. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 42


l l l l l l l l

responden yang memenuhi kriteria inklusi sampel penelitian ini. l l l l

Berikut kriteria inklusi dan criteria eksklusi: l l l

a. Kriteria inklusi l

1) Responden yang bersedia menjadi sampel penelitian l l l l l

2) Penderita hipertensi tingkat I yaitu dengan tekanan darah l l l l l l l l

140-150 / 90-99 mmHg di posyandu Desa Tambakselo l l l l

3) Responden yang memiliki pendengaran yang bagus l l l l l


48

4) Responden yang bersedia mengikuti prosedur terapi l l l

meditasi musik religius l

5) Responden yang l menanggapi l l secara l l positif dan l

kooperatif serta dapat diajak berbicara. l l l l l l l l

b. kriteria eksklusil

1) responden yangtidak bersedia menjadi responden l l l l

2) responden dengan pendengaran yang kurang bagus l l l l l l

3) responden yang tidak bersedia mengikuti prosedur terapi l l l l

medikasi musikreligius l

4) responden yang tidak ada ditempat saat penelitian l l l l l l l l

5) responden yang tidak kooperatif dan tidak dapat l l l l l l l

berbicara secara verbal dengan baik. l l l l l l l

c. Rumus menentukan sampel menurut Nur Salam,2015 l l l l

n= N.Z2.p.q

d2(N-1)+Z2.p.q

keterangan:
l l

n: perkiraaan besar sampel l l l l l

N: besar populasi l l

Z: Nilai standar normal untuk α 0,05(1,96)


l l l l

p: Perkiraan proposi 50%(0.5) l l

q: 100%-p(50%=0.5)

d: Tingkat kesalahan yang dipilih(d=0,05)


l l l l l

dimana dalam penelitian ini besar N=47


l l l l l l
49

n= N.Z2.p.q

d2(N-1)+Z2.p.q

n= 47.(1.96)2 .0,5. 0,5

(0.05)2.(47-1)+(1,96)2. 0,5. 0,5

n= 47.(3,8416).(0,25)

(0,0025).46+(3,8416).(0,25)

n= 45,1388

0,115+0,9604

n= 45,1388

1,0754

n= 41,9

n=42 responden

F. Tempat dan waktu penelitian


l l l l

1. Tempat penelitian adalah rumah lansia yang aktif dalam


l l l l l l l l l l l l

posyansu lansia Desa Tambakselo


l l l l l l

2. Waktu penelitian yaitu pada bulan April 2023


l l l l l l l
50

G. Definisi operasional l l

Tabel 3.2 definisi operasional l l l

variabell l Definisi Instrument Hasil Skala


l l l

operasional l l ukur ukur


Variabel l l Melakukan l l Observasi l 1. Se- Nominal l

independ terapi meditasi


l l belum

en: terapi music religi l Dilakukan l l

meditasi l 2.Sesudah l

musik dilakukan
l l

religius

Variabel l l Dilakukan l l 1.SOP Rendah l Ordinal l

depende pengukuran l pengukuran l (hipotensi

n : tekanan darah tekanan darah )


l l l l l l l l : 80-

penuruna 2kali sebelum 2.sphygnoma- 100 / <60 l l l

n dan l sesudah nometer l mmHg

tekanan l l diberikan l 3.stetoskop Normal : l

darah
l l terapi meditasi
l l 110-

padal l musik religi 130/80-90

penderita l mmHg

hipertens Tinggi

i lansia l l (hipertensi

) : >140/

>100

mmHg
51

H. Metode pengumpulan data l l l

1. Metode pengumpulan data l l l

Metode pengumpulan data adalah Proses pendekatan dan l l l l l l l l l

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan melakukan


l l l l l l l

penelitian terhadap responden. Metode pengumpulan data pada


l l l l l l l l

penelitian ini meliputi:


l

a. Pengumpulan data primer l l l

Subjek penelitian diharuskan untuk menerapka terapi l l l l l l

meditasi musik religius sesuai dengan jadwal yang telah


l l l l l l l

ditentukan agar peneliti dapat mengumpulkan data dari


l l l l l l l l l

lembar observasi yang telah dijadwalkan. Lembar observasi


l l l l l l l l l

berfungsi sebagai sumber utama data penelitian ini. l l l l l l l

b. Pengumpulan data sekunder l l l

Dalam penelitian ini, data sekunder dikumpulkan melalui


l l l l l l l

internet, bahan pustaka berupa buku atau artikel jurnal


l l l l l l l l l

online.

2. Proses Pengumpulan data l l l

a. Tahap persiapan
l l l l

1) Menggunakan izin pencarian data yang dikeluarkan oleh l l l l l l l l l

Universitas An Nuur Purwodadi untuk melakukan l l l l l

pencarian data di Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan.


l l l l l l l l l l
52

2) Melakukan pencarian data di puskesmas wirosari II


l l l l l l l l

dengan menggunakan surat izin dari Dinas Kesehatan


l l l l l l l l

Kebupaten Grobogan. l l

3) Melakukan pencarian data di posyandu lansia desa


l l l l l l l l l l

Tambakselo dengan menggunakan surat dari Dinas


l l l l l l l l

Kesehatan Kebupaten Grobogan. l l l l

b. Tahap pelaksanaan
l l l l l l

1) Penelitian ini dilakukan door to door di rumah lansia l l l l l l

yang aktif dalam posyandu lansia desa Tambakselo


l l l l l l l l l l

dengan 42 responden. l

2) Penelitian ini akan dibantu oleh 6 orang sebagai enumera- l l l l l l l l

tor

3) Melakukanan persamaan persepsi dengan enumerator


l l l l l l l l

4) Formulir persetujuan l untuk berpartisipasi l l sebagai l l

responden diberikan kepada masing- masing responden. l l l l l

5) Peneliti melengkapi lembar observasi responden dan l l l l

menjelaskan l l tujuan l penelitian l sebelum melakukan l l

penelitian. l

6) Mengecek pretest tekanan darah pada responden sebelum l l l l l l

dilakukan pemberian terapi meditasi musik religius


l l l l l

7) Memberikan pengarahan kepada responden cara terapi l l l l l l l l l

meditasi musik religius. l


53

8) Setelah dilakukannya terapi meditasi musik religius, l l l l l l

peneliti malakukan posttest dengan mengukur tekanan l l l l l l

darah pada responden.


l l l l

9) Mengumpulkan dan menganalisa hasil dari penelitian l l l l l l l l

yang telah dilakukanl l l l

10) Melakukan pengoloahan data pada computer l l l l l l l l

11) Tahap terakhir yaitu pembuatan laporan hasil penelitian


l l l l l l l l l l

I. Instrument /alat pengumpulan data l l l l l

Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk l l l l l l l l l l l

teknik pengumpulan data dengan wawancara dan lembar observasi l l l l l l l l l l l

yang digunakan sebagai instrumen penelitian. Instrument penelitian


l l l l l l l

pada penelitian ini adalah observasi skala ukur:


l l l l l l l l l

1. Observasi l

Instrument observasi, yaitu alat-alat yang dipilih, untuk l l l l l l l

melakukan kegiatan penelitiannya. Agar kegiatan tersebut dapat


l l l l l l l l l l l l

berjalan secara metodis dan teratur, maka instrumen observasi


l l l l l l l l l

digunakan untuk mengumpulkan berbagai macam data penelitian


l l l l l l l l l l

melalui berbagai observasi. Dalam lembar observasi meliputi da-


l l l l l l l l l

ta hasil tekanan darah responden sebelum dan setelah dilakukan


l l l l l l l l l l

terapi meditasi musik religius.


l l
54

Tabel 3.3 lembar observasi


l l l

Tekanan darah l l l l

No Inisial Responden l

Pre test Post test

1.

2.

dst

J. Rencana analisa data


l l l l l l l

1. Analisa data
l l l l l

a. Analisa univariat
l l l l l

Suatu jenis analisis data yang disebut analisis


l l l l l l l l

univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan


l l l l l l l l

karakteristik masing-masing variabel penelitian. Hanya


l l l l l l l l l

distribusi frekuensi dan persentase masing-masing variabel l l l l l l

yang dihasilkan dari analisis ini. Usia dan jenis kelamin,


l l l l l l l l l

variabel penelitian yang telah dijelaskan dalam hal distribusi


l l l l l l l l l l

frekuensinya di antara responden, menjadi subjek analisis l l l l l l l

univariat. l l

b. Uji normalitas l l

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah l l l l l l l l

distribusi data normal sebelum dilakukan uji bivariat. Uji l l l l l l l

Kolmogorov Smirnovd digunakan untuk sampel >50 l l l

responden dan uji Shapiro Wilk digunakan untuk <50 l l l l


55

responden, masing-masing, l l dapat l l digunakan l l untuk

menentukan apakah sampel normal atau tidak normal . Jika l l l l l l l l l l l

nilai p kurang dari 0,05 maka data dianggap tidak normal,


l l l l l l l l l l l

dan jika lebih besar dari 0,05 maka data dianggap normal.
l l l l l l l l l l l

c. Analisa bivariat
l l l l l

Data dapat dianalisis dengan menggunakan analisis


l l l l l l l l l l l

bivariat terhadap dua variabel yang diduga berhubungan


l l l l l l l l l l

atau berkorelasi. Analisa bivariat dilakukan untuk


l l l l l l l l l l

mengetahui ada atau tidak pengaruh terapi meditasi l l l l l l l l l

musik religius terhadap penurunan tekanan darah pada l l l l l l l l l

penderita hipertensi lansia diposyandu lansia desa l l l l l l l

Tambakselo sebelum dan setelah diberikan perlakuan.


l l l l l l l

Jika data berdistribusi normal, maka peneliti mengguna-


l l l l l l l

kan Uji paired sample T-test. Jika hasil Uji paired sample
l l l l l l l

T-test kurang dari atau sama dengan 0,05 maka Ha l l l l l l l l l l

diterima dan Ho ditolak, dan jika lebih besar dari 0,05 l l l l l l l

maka Ha ditolak dan Ho diterima. Jika data tidak


l l l l l l l l l l

berdistribusi normal maka peneliti menggunakan Uji l l l l l

Wilcoxon. Jika hasil uji Wilcoxon kurang dari atau sama l l l l l l l l

dengan 0,05, maka Ha diterima; jika lebih besar dari


l l l l l l l l

0,05, maka Ha diterima. l l l l


56

K. Etika penelitian
l l

Peneliti wajib mematuhi etika penelitian untuk menjaga l l l l l l

keamanan partisipan dalam penelitian, menjaga kerahasiaan, dan


l l l l l l l l l l l l l l l

menjaga hak-hak calon responden. Peneliti harus memperhatikan


l l l l l l l l

tiga jenis etika penelitian:


l l l

1. Informed consent

Informed consent adalah izin responden untuk ikut serta dalam l l l l l l

penelitian. Tujuan dari formulir persetujuan ini adalah untuk l l l l l l l

menginformasikan responden tentang tujuan penelitian. Peneliti l l l l l

menghormati hak responden meskipun responden menolak untuk l l l

berpartisipasi dalam penelitian ini.l l l l l

2. Anonymityl

Peneliti akan memberikan inisial responden yang menunjukkan l l l l l l

identitas responden, sebagai bentuk menjaga kerahasiaan


l l l l l l l l l

responden dengan tidak mencantumkan identitas lengkap l l l l l l

responden, antara lain nama responden, nomor CM, alamat, dan l l l l l l l l l l

sebagainya. l l l

3. Confidentiality l

Secara khusus, upaya untuk menjaga kerahasiaan informasi yang


l l l l l l l l l l l l

diberikan responden. Ini dilakukan dengan menyimpan sebagai


l l l l l l l

file dan memberikan kata sandi. Peneliti juga akan menyimpan


l l l l l l l l l

hard copy data (laporan asisten) di ruangan tempat penyimpanan


l l l l l l l l l l l

rekam medis di rumah sakit.


l l l
DAFTAR PUSTAKA l l l l

Ainurrafiq, A. .. (2019). Terapi Non Farmakologi dalam Pengendalian Tekanan


l l l l l l l l l l l l

Darah Pada Pasien Hipertensi. Systematic Review, 192-9. l l l l l l

Andri, J. P. (2021). Changes of Blood Pressure in Hypertension Pa tients Through


l l l

Isometric Handgrip Exercise. Journal of Nursing and Health, 54–64. l l l l

Annida, H. .. (2021). PENGARUH TERAPI MEDITASI DAN YOGA TERHADAP


l l l l l l l l l

GANGGUAN KECEMASAN PASCA BENCANA BANJIR DI DESA ALAT l l l l l l l l l l l l

KECAMATAN HANTAKAN. JURNAL SUAKA INSAN MENGABDI (JSIM), 3. l l l l l l l l l l l

Apriyani, p. (2019). Hipertensi . malang: lakeisha.


l l l l l l

Ardiansyah, D. (2020). pengaruh terapi meditasi(dzikir) terhadap penurunan


l l l l l l l l l

tekanan darah pada lansia dengan hipertensi didesa Karang Budi. l l l l l l l l l l l l

Black, J. M. (2015). Medical Surgical Nursing. Elsevier.


l l l

Commitee, T. E. (2014). Evidence based guideline for the management of high l l l

blood pressure in adults-Report from the panel members appointed to l l l

the eight . joint national commitee. l l

Depkes, R. (2018). Riset Kesehatan dasar, jakarta. l l l l l l l

Diah Aprilia, S. .. (2022). The Effect of Religious Music Thera py on Blood Pressure
l l l l

Control in Elderly Patients with Hypertension in the Work A rea of the l l l

Sragi II Health Center. Department of Health Sciences. l l l l

Djohan. (2016). Terapi musik teori dan aplikasi. Galang press.


l l l l l l l

Fuad, N. (2016). Pengaruh Meditasi Garuda Terhadap Tekanan Darahdan Gejala


l l l l l l l l l l l l l l

Hipertensi .

Ismarina, D. (2015). Efektivitas perubahan tekanan darah lansia penderita


l l l l l l l l l l l l

hipertensi setelah melakukan terapi musik klasik dengan relaksasi l l l l l l l l

autogenic. Jurnal. FK Unsri. l l

kemkes, R. (2018). klasifikasi hipertensi. kementrian kesehatan Republik l l l l l

Indonesia. l

Lita, A. H. (2021). Tekanan Darah Dan Musik Suara alam. Global Aksara Press.
l l l l l l l l l l l l l l l

Made Adelia, P. p. (2020). hubungan kualitas tidur terhadap tekana darah pada
l l l l l l l l l l l l l l

wanita lansia di Denpasar Bali. l l l l l l l

Made Yogi, K. (2017). hipertensi.


l
58

Made, A. P. (2020). HUBUNGAN KUALITAS TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH


l l l l l l l l l l l

PADA WANITA LANSIA DI DENPASAR TIMUR. original article, 8, 1.


l l l l l l l l l l

Mura, F. (2021). Hubungan Antara Intensitas Mendengarkan Musik Religi Dengan


l l l l l l l l l

Kecemasan Menghadapi Covid-19 Pada Organisasi Daerah Keluarga l l l l l l l l l l l l

Mahasiswa Batang UIN Walisongo Semarang (KMBS).


l l l l l l l l

Nety, A. ,. (2020). PENGARUH POLA TIDUR TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN


l l l l l l l l l

DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA JAMBON KECAMATAN


l l l l l l l l l l

PULOKULON - GROBOGAN. TSCD3Kep Jurnal, 5, 1. l l

Ni Kadek Diah, P. K. (2021). PENGARUH MEDITASI TERHADAP PENURUNAN


l l l l l l l

TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI. Jurnal Gema l l l l l l l l l

Keperawatan, 50-66. l l l

Niken, F. D. (2017). Penurunan Tekanan Darah diastolik pada lanjut usia melaui l l l l l l l l l l l

intervensi relaksasi otot dan terapi musik. the Soedirman Journal of l l l l l l

Nursing, 12, 1.

Noor Fitriyani., F. ,. (2021). Pengaruh Deep Breathing Exercise dan Terapi Musik
l l l l l

Religi terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi. jurnal ilmiah kesehatan, l l l l l l l l l l l

1.

Nur Fitriah, J. .. (2022). Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an melalui media audio
l l l l l l l l l

visual terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi


l l l l l l l l l l l l l

di Panti Sosial Tresna Wherda Minaula Kendari. (J. Nur Fitriah, Ed.) jurnal
l l l l l l l l l

keperawatan, 5. l l l

Nuraini, B. (2015). Risk Factors of Hypertension. journal Majority, 10-19.


l l l l

Oop Ropei ., M. ,. (2017). PENGARUH TERAPI PSIKORELIGI MUROTTAL AL-QURAN l l l l l

TERHADAP TEKANAN DARAH PADA KLIEN DENGAN HIPERTENSI. jurnal l l l l l l l l l l

keperawatan asyiyah, 4, 1. l l l l l

Paulina, N. ,. (2021). PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MEDITASI TERHADAP


l l l l l l l l

TINGKAT STRES DAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA l l l l l l l l l l l l

DENGAN HIPERTENSI DI GRIYA WERDHA JAMBANGAN. l l l l l l

Kemenkes,RI. (2018). klasifikasi hipertensi. kementrian kesehatan Republik l l l l l

Indonesia. l

Kemenkes,RI. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. 44(8). l l l l l l l

SARI ., H. ,. (2019). PENGARUH TERAPI MEDITASI DIIRINGI MUSIK RELIGI


l l l l

TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH l l l l l l l l l l l

KERJA PUSKESMAS BANGKINGAN LAKARSANTRI SURABAYA. UNUSA. l l l l l l l l l l l


59

SURYA, R. H. (2021). Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Spinal Cord
l l l l l l l l l l l

Injury C3 - C5 dengan Terapi Musik Religi terhadap Penurunan Intensitas l l l l l l

Nyeri di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Abdul Wahab Sjahranie
l l l l l l l

Samarinda. scholar.
l l l l

suryani, L. K. (2015). Menemukan Jati Diri Dengan Meditasi. Elex Media


l l l l l l

komputindo.

WHO. (2019). risk reduction of cognitive decline a nd dementia. pudmed. l l

Wijayanti, L. .. (2020). engaruh Meditasi Diiringi Musik Religius Terhadap Kualitas


l l l l l l l l

Tidur Pada Penderita Hipertensi di RW 2 Desa Gadung Driyorejo Gresik.


l l l l l

The Journal of Health Sciences, 49 - 57.


l l

Yunendah, N. F. (2022). Classification of Blood Pressure Levels Based on


l l l l

Photoplethysmogram and Electrocardiogram Signals with a Concatenated l l l l l l l l

Convolutional Neural Network. pubmed. l l

Anda mungkin juga menyukai