Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

S DENGAN MASALAH
UTAMA DIABETES MELITUS DI DUSUN GAREH
DESA MAJENANG KABUPATEN GROBOGAN

Disusun Oleh:
ERIKA NUR WIDIYANINGSIH
2004025

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
2020/2021
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.S DENGAN MASALAH
UTAMA DIABETES MELITUS DI DUSUN MAJENANG
KABUPATEN GROBOGAN

I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari senin 27 juni di dusun majenang Kab
Grobogan secara autoanamnesa dan alloanamnesa.
A. Data Umum
1. Kepala Keluarga (KK) : Tn.R
2. Umur : 60
3. Alamat : Ds. majenang Kec. Purwodadi
4. Pekerjaan KK : Petani
5. Pendidikan Keluarga KK : SMP
6. Komposisi Keluarga :
a. Tabel Komposisi Keluarga
Hub Status Imunisasi
Ket
No Nama JK dg Pendidikan BCG Polio DPT Hepatitis Campak
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. Tn. S L KK SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap
2. Ny. S P Istri SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap
3. Nn. Y P Anak SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap
4. Sdr. S L Anak SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Sdr. S S Anak SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. Status Imunisasi
Status imunisasi keluarga Tn. S sudah lengkap
c. Genogram

Keterangan:
= laki-laki

= tinggal dalam satu rumah

= perempuan

= klien

= garis pernikahan

= garis keturunan

7. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. S adalah The Nuclear Family ( keluarga inti ).
Keluarga Tn. S terdiri dari Suami, istri, dan anak kandung
B. Suku / Bangsa
Keluarga ini berasal dari suku Jawa, menggunakan bahasa Jawa,
mempunyai anggapan “makan apapun asal sehat” tanpa
mempertimbangkan pola hidup sehat, terkadang masih menggunakan
jasa-jasa pelayanan kesehatan tradisional dan masih terbiasa dengan
“kerokan” saat merasa kurang enak badan.
1. Agama
Tn.S beragama Islam dan aktif dalam melakukan ibadah di masjid
atau kegiatan keagamaan lainnya. Tn. S mengungkapkan sedikit
kesulitan dalam mematuhi ritual keagamaan yang diprogramkan
seperti membaca al-qur’an.
2. Status sosial ekonomi keluarga
Pendapatan/gaji kepala keluarga mengandalkan hasil panen, dan ibu
sebagai pengurus rumah tangga. Hasil panen tersebut cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saat ada keluarga yang sakit,
biaya yang digunakan untuk pengobatan dengan askes/BPJS.
3. Aktivitas rekreasi keluarga
Bentuk kegiatan rekreasi atau waktu luang adalah dengan menonton
TV atau mendengarkan musik. Keluarga Tn.S tidak memiliki jadwal
khusus untuk rekreasi ke suatu tempat wisata.
C. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Saat ini, tahap pekermbangan keluarga Tn. S berada pada tahap
perkembangan keluarga anak sekolah yaitu anak kedua dan anak
ketiga sudah sekolah dan Tn.S beserta keluarga masih tinggal dalam
satu rumah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dari keluarga
Tn. S saat ini adalah membantu anak untuk mandiri di masyarakat,
dan penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
3. Riwayat kesehatan inti
- Riwayat kesehatan KK : Tn. S
Tn. S menderita diabetes melitus kurang lebih 4 tahun yang lalu,
Kondisi yang sering dirasakan adalah nyeri di luka DM di kaki
sebelah kiri pusing dan mual. Saat sakit, Tn.S akan membuat
minuman hangat dan beristirahat, dan jika keadaan belum
membaik maka Tn.S akan memeriksakan diri ke faskes terdekat
perawatan luka di lakukan oleh perawat secara home care.
- Riwayat kesehatan istri : Tn. S
Ny. S tidak pernah menderita penyakit yang serius, keadaan yang
sering dirasakan adalah batuk pilek, juga maag. terkadang juga
kambuh darah tinggi . jika keadaan sedang tidak enak badan
mungkin hanya berobat ke klinik terdekat dan lebih sering
meminta pijit anak terakhirnya. Kata beliau obatnya hanya di
pijit anak terakhirnya sudah mencukupi segala yang dibutuhkan.
- Riwayat kesehatan anak : Ny. Y
Kondisi yang sering dirasakan adalah demam biasa, batuk pilek,
vertigo, dan untuk sekarang ini sering maag. Saat sakit, klien
akan beristirahat dan tidur namun jika masih berlanjut akan
memeriksakan diri ke faskes terdekat.
- Riwayat kesehatan anak : Sdr. S
Kondisi yang sering dirasakan adalah batuk pilek. Saat sakit,
Sdr.A akan membuatkan minuman hangat dan meminta Sdr.A
beristirahat, dan jika keadaan belum membaik maka Sdr.A akan
memeriksakan diri ke faskes terdekat.
- Riwayat kesehatan anak : Sdr. S
Kondisi yang sering dirasakan adalah batuk pilek. Saat sakit,
Sdr.A akan membuatkan minuman hangat dan meminta Sdr.A
beristirahat, dan jika keadaan belum membaik maka Sdr.A akan
memeriksakan diri ke faskes terdekat.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Dari pihak Tn. S menderita DM, dan dari keluarga Tn.B adalah dan
hipertensi.
D. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Denah rumah

11

41
3 4

21

5
31

61

33
3
7

10

11 8
9 9

12
Keterangan:
1= teras
2= ruang tamu
3= ruang tidur
4= garasi
5= ruang makan
6= kolam dan kebun indoor
7= dapur
8= ruang keluarga
9= WC/ toilet
10= ruang sholat
11= gudang
12= kebun outdoor
b. Karakteristik lingkungan rumah
1) Data Objektif
Terdapat gangguan lingkungan rumah kebisingan kendaraan
bermotor karena kebetulan dekat dengan jalan raya dan
warga jika menggunakan kendaraan bermotor terutama anak
muda sering bleyer-bleyer Adanya hewan-hewan pembawa
penyakit di dalam rumah seperti nyamuk, tikus, lalat dan
kecoa. Rumah bagian belakang kurang hygien nya karena
tenaga terbatas dan gak setiap saat rajin dalam hygien rumah.
2) Data Subjektif
Anggota keluarga Tn.S sering kesulitan dalam membersihkan
rumah karena kekurangan tenaga, namun tetap berinisiatif
membersihkan rumah secara mandiri agar menjadi tanggung
jawab bersama dalam keluarga.
2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Keluarga Tn.S tinggal di lingkungan pedesaan yang mayoritas warga
bermata pencaharian sebagai petani.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.S tinggal di Desa majenang ± 36 tahun. Keluarga Tn. S
dan belum pernah pindah rumah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.S hanyalah keluarga biasa di lingkungan rumahnya.
Tidak memiliki peran khusus di masyarakat. Tn.S jarang mengikuti
perkumpulan yang ada dalam lingkungan rumah karena keadaannya
yang menderita penyakit DM.
5. Sistem pendukung keluarga
Yang berantusias ketika keluarga membutuhkan pertolongan dan
bantuan kesehatan maupun bantuan yang lain adalah tetangga.
E. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Di dalam keluarga ini terbuka dan di dalam keluarga semua anggota
keluarga menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Menurut
keluarga Tn. S didalam keluarganya menganut norma yang berlaku
di masyarakat dan adat Jawa.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam setiap permasalahan Tn. S lah yang mengambil keputusan.
Pengatur dan pengelola keuangan keluarga adalah Tn.S. penentu
pilihan-pilihan dalam pertimbangan adalah keputusan bersama.
Tekhnik pengambilan keputusan dilakukan dengan cara demokratis
dengan mempertimbangkan manfaat dan kerugian yang terjadi.
3. Struktur peran
Tn. R sebagai kepala keluarga dan penopang perekonomian
keluarga serta pelindung keluarga mengayomi dan turut serta
mendidik anak-anaknya. Ny. S sebagai ibu rumah tangga,dan
pendidik anak-anaknya dan sebagai anggota masyarakat di
lingkungannya.
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn.S sangat memegang teguh nilai kesopanan, nilai
kejujuran, nilai kebersihan dan nilai keindahan.
F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn. S merasa telah terpenuhi kebutuhan nya dan anggota
keluarga lainnya dan telah memberikan kasih sayang yang cukup
terhadap anak-anaknya serta istrinya, anggota keluarga antara satu
dengan lainnya saling mendukung.
2. Fungsi social
Kepedulian anggota keluarga antara satu dengan yang lainnya cukup
baik. Di dalam keluarga Tn. S anak mempunyai hak untuk
mengutarakan pendapat dan mengambil keputusan karena hal
tersebut merupakan salah satu proses pendewasaan yang Tn. S
ajarkan kepada anaknya. Keluarga Tn. S menjunjung tinggi adat
ketimuran yaitu kejawen, sopan santun dan adat istiadat. Tata krama
sangat diterapkan dalam mendidik anak-anaknya. Anak dianjurkan
dalam berkomunikasi terhadap orang yang lebih tua menggunakan
bahasa krama inggil dalam berbicara. Lingkungan rumah cukup
memadai bagi anak-anak untuk bermain.
3. Fungsi perawatan keluarga
a. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
1) Mengenal masalah kesehatan
Tn. S mengatakan telah mengerti tentang masalah kesehatan
dari anggota keluarganya terutama dirinya sendiri namun
masih kurang bisa mengontrol dirinya sendiri.
Ny.S juga mengerti masalah kesehatan, beliau juga praktisi
herbal dan pernah mengikuti organisasi yang menyangkut
masalah herbal, bekam, serta ilmu prana, dimana merupakan
kesehatan berbasis komplementer. Dan Ny. S sangat menjaga
kesehatan dirinya. Ny. S sadar istri membutuhkan
pengawasan, jika terlalu berebihan Ny. S memilih untuk
diam karena kelabilan Ny.S dalam mendisiplinkan diri sangat
kurang.
Nn.A adalah mahasiswi keperawatan, yang sekarang tengah
dalam menuntut Ilmu profesi Ners, dalam masalah kesehatan
cukup mengerti serta menjadi pengawas serta pengatur pola
makan.
2) Kemampuan keluarga dalam memgambil keputusan
Saat ada anggota keluarga yang sakit langsung dibawa
periksa ke dokter ataupun layanan kesehatan lainnya.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Jika anak atau suami demam Ny.S biasa mengeroknya. Dan
terkadang Nn.A membuatkan ramuan tersendiri untuk
menjaga imunitas anggota keluarganya.
4) Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang
sehat
Keluarga mengatakan agak ribet dalam memelihara
kebersihan lingkungan karena kurangnya tenaga dan
kedisiplinan.
5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga memeriksakan diri ke dokter saat ada anggota
keluarga yang sakit.
b. Kebutuhan nutrisi keluarga
Ny. S selalu ingin mengkonsumsi makanan yang beliau
inginkan, tanpa memandang makanan tersebut berbahaya/ tidak
untuk kesehatannya. Beliau hanya mengandalkan konsumsi obat
kimia dari dokter pribadi sehingga merasa bebas mengkonsumsi
apapun yang dia inginkan.
Makanan yang sering dikonsumsi seperti biasa nasi, lauk, dan
sayur. Mencakup 4 sehat 5 sempurna. Namun paling sering
adalah sayur santan karena Ny.S menyukainya. Dalam keluarga
shift dalam memasak bergantian, jika Ny.S yang memasak menu
tanpa memperhatikan kesehatan, bersantan dsb. Namun ketika
Nn. A yang memasak masakan memang mungkin bisa dikatakan
hambar taetapi Nn.A selalu memperhatikan nilai gizi dan diet
untuk Ny.S.
c. Kebiasaan tidur, istirahat dan latihan
Anak dari Ny.S (Nn.Y) mengalami perubahan pada pola
tidurnya, Nn. Y sering tidak puas terhadap kebutuhan tidur,
sering terjaga dalam tidur, bahkan jika berkehendak tidur di
dalam tidur pun selalu mimpi yang membuat diri Nn. A tidak
dapat beristirahat dengan total. Nn. Y bahkan menyadari ketika
mimpi itu tersadar jika mimpi. Apalagi jika mimpinya menguras
tenaga bangun tidur sering merasa pegal dan seperti telah
melakukan kegiatan dalam mimpi. Dalam keluarga Ny.S yang
rutin melakukan olahraga hanya Tn.R karena ada komunitasnya
tersendiri yaitu bulu tangkis 3x dalam 1 minggu.
4. Fungsi reproduksi
Ny. S mengatakan ketika hamil dahulu rutin melakukan kunjungan
prenatal secara teratur dan sekarang memiliki 2 anak dan 1 cucu.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Ny. S tidsk memiliki penghasilan selain mengandalkan
pendapatan dari suaminya atau hasil panen.
G. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Ny.S mengatakan jika keluarga tidak mengalami stress jangka
panjang maupun jangka pendek.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Dalam menghadapi stres sendiri, keluarga Ny.S lebih memilih untuk
mencari jalan keluar bersama-sama, dibicarakan bersama dan
diselesaikan secara demokratis.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Ny.S lebih mendiskusikan masalah dengan anggota
keluarga dan pengambilan keputusan akan dilakukan oleh Tn. R
dengan persetujuan semua anggota keluarga.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Ketika menghadapi masalah, keluarga Ny.S selalu
mendiskusikannya dan menyelesaikan secara demokratis. Sehingga
tidak terjadi perpecahan dan atas persetujuan bersama.
H. Pemeriksaan fisik tiap individu anggota keluarga
Pemeriksaan
Ny.S Tn.R Nn.H
fisik
Rambut Rambut Rambut Rambut hitam,
beruban beruban, panjang, tidak
sebagian, pendek, bersih, mudah rontok
bersih, dan tidak
panjang, tidak mudah rontok
mudah rontok
Kepala Bentuk Bentuk Bentuk
mecoshepal, mecoshepal, mecoshepal,
tidak ada luka, tidak ada luka, tidak ada luka,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tekan tekan tekan
Mata Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak
ikterik, Ny.S ikterik, ikterik
mengalami mengalami mengalami
gangguan gangguan mata gangguan
penglihatan tua katarak. penglihatan
mata plus mata sebelah
minus kiri minus 1
kanan
minus1/2
Hidung Simetris, Simetris, Simetris,
sputum utuh, sputum utuh, sputum utuh,
tidak ada tidak ada tidak ada
polip, hidung polip, hidung polip, hidung
bersih bersih bersih
Mulut Lidah lembab, Lidah lembab, Lidah lembab,
tidak ada tidak ada gigi utuh, tidak
stomatitis, stomatitis, ada stomatitis,
terpasang gigi terpasang gigi gusi tidak ada
palsu 2 biji, palsu hampir perdarahan,
dan ada karies keseluruhan terdapat karies
gigi bagian karena karies gigi di graham
geraham 1 gigi. kiri bawah
Tampilan fisik Perut buncit, Adanya luka Tinggi besar
kurus berotot Dm di kaki
sebelah kiri
Mengukur TTV Tn.S
Hari ke 1 (27 juni 2021) Hari ke 2 (28 juni 2021)
TD: 110/85 mmHg TD: 120/80 mmHg
Suhu: 37,0 °C Suhu: 36,5 °C
RR : 16x/ menit RR : 17x/ menit
HR: 20x/menit , HR: 20x/menit ,
GDS: 245 mg/Dl GDS: 370 mg/Dl
Luas luka ≤ 5 cm Luas luka ≤ 5 cm

I. Harapan Keluarga
Keluarga Tn.S mengharapkan agar petugas dapat membantu mengatasi
masalah yang dihadapi oleh keluarganya

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


A. Analisa dan sintesa data
Hari/ Diagnosa
No Data focus TTD
Tanggal Keperawatan
1. Senin, DS: Tn.S mengatakan nyeri Gangguan rasa Erika
27 juni pada luka kaki sebelah kiri nyaman nyeri nur w
2021 DO : pasien tampak (0074)
meringis kesakitan
2. Selasa, DS : pasien mengatan Gangguan Erika
28 juni adanya luka DM di kaki integritas kulit nur
2021 sebelah kiri (0129)
DO:
TD: 120/80 mmHg
Suhu: 36,5 °C
RR : 17x/ menit
HR: 20x/menit ,
GDS: 370 mg/Dl
- Luas luka ≤ 5 cm
1. Gangguan rasa nyaman nyeri
No Kriteria Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah : 2/3x1= 2/3 Jika pemahaman pasien
Resiko tentang diabetes melitus
kurang maka akan
cenderung berperilaku se
enaknya (makan tidak
teratur dan tidak
mengontrol asupan gula
dalam tubuh). Kadar gula
darah dalam tubuh
cenderung meningkat.
2. Kemungkinan 1/2x2=1 . klien dapat dikontrol
masalah dapat dengan keluarga ketika
diubah: sebagian lupa dalam mengontrol
kebiasaannya
3. Potensial 2/3x1= 2/3 Masalah akan mengalami
masalah untuk perubahan jika klien
dicegah: cukup dapat mendsiplinkan diri
dengan teratur
4. Menonjolnya 2/2x1=1 Klien hiperglikemi dan
masalah: mengakibatkan
masalah berat komplikasi masalah
harus segera kesehatan.
ditangani
Total Score 3 1/3

2. Ganggua integritas kulit


No Kriteria Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah : 2/3x1= 2/3 Jika perilaku kesehatan
Resiko tidak diperhatikan, akan
berdampak pada
kesehatan klien
kedepannya (bertambah
buruknya keadaan).
2. Kemungkinan 1/2x2=1 Masalah dapat diatasi
masalah dapat sebagian karena Tn.S
diubah: sebagian kesadarannya rendah, jika
tidak di ingatkan pola
makan terlalu banyak dan
sering konflik dengan
anggota keluarga lainnya
jika di ingatkan pola
makannya.

3. Potensial 2/3x1= 2/3 Masalah akan mengalami


masalah untuk perubahan dengan
dicegah: cukup mendisiplinkan pola
makan dan diet klien.
4. Menonjolnya 2/2x1=1 Jika tidak segera
masalah: ditangani akan
masalah berat berdampak pada glukosa
harus segera dalam darah dan berujung
ditangani komplikasi yang llebih
kompleks masalah
kesehatannya
Total Score 3 1/3

B. Prioritas diagnosa keperawatan


Priorita Diagnosa Keperawatan Skor
s
1. Gangguan rasa nyaman nyeri (0074) 3 1/3
2. Gangguan integritas kulit (0129) 3 1/3
III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Gangguan rasa nyaman nyeri (0074)
Hari dan Tujuan SDKI SIKI TTD
tanggal
Setelah dilakukan tindakan 1x8 jam diharapkan tingkat - Manajemen nyeri
nyeri menurun dan dapat di kontrol dengan kriteria Observasi :
hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik ,
1. Melaporkan nyeri terkontrol durasi, frekuensi, kualitas, intnsitas
2. Kemampuan mengenali onset nyeri fisik
3. Kemampuan mengenali penyebab nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
4. Kemampuan menggunakan terapi non 3. Identifikasi nyeri non verbal
farmakologi 4. Identifikasi faktor yang memberatkan
5. Dorong orang terdekat nyeri
5. Indentifikasi pengetahuan keyakinan
yeri
6. Identifikasi pengetauan kualitas
hidup
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol yang memberatkan nyeri
3. Fasilitas istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab periode strategi
meredakan nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor secara mandiri
4. Anjurkan analgetik yang tepat
5. Anjurkan teknik farmakologi untuk
mengurang nyeri

2. Gangguan integritas kulit atau jaringan (0192)


Hari dan Tujuan SDKI SIKI TTD
tanggal
Setelah dilakukan tindakan 1 x 8 jam dihrapkan Perawatan luka
masalah teratasi dengan kriteria hasil : Observasi
1. Kerusakan integitas jaringan menurun 1. Monitor karakteristik luka
2. Nyeri menurun 2. Monitor tanda – tanda infeksi
3. Perdarahan menurun Terapeutik
4. Kemerahan menurun 1. Lepaskan balutan dan plaster
5. Hematoma menurun 2. Bersihkan jaringan nekrotik
3. Bersihkan dengn Nacl
4. Pasangan balutan sesuai jenis luka
5. Pertahankan seteril saat melakukan
perwatannya
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri

Anda mungkin juga menyukai