Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Anak
I tentang Asuhan Keperawatan Asma ini berjalan dengan lancar dan bisa
diselesaikan sesuai dengan semaksimal mungkin.
Banyak masalah yang kami terima selama pembuatan makalah ini, namun
berkat kerja sama dan pengorbanan waktu yang telah kami berikan sehingga semua
masalah tersebut bisa terselesaikan dengan baik dan benar. Serta dengan adanya
bimbingan dari dosen lah yang membuat kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini.
Dengan adanya makalah ini, kami berharap dapat membantu para mahasiswa dalam
proses pembelajaran. Sehingga dapat menambah ilmu dan wawasan yang kita miliki.
Demikian lah sedikit kata yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua aamiin.
04 Maret 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Klasifikasi
C. Etiologi
D. Manifestasi Klinis
E. Patofisiologi
F. Pathway
G. Komplikasi
H. Pemeriksaan Penunjang
I. Penatalaksanaan
J. Asuhan keperawatan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut GINA ( Global Initiative of Asthma ) pada tahun 2014 , asma
merupakan penyebab mortilitas dan morbiditasi kronis sedunia dan terdapat bukti
bahwa prevalensi asma meningkat dalam 20 tahun terakhir. Prevalensi penyakit asma
mengalami terus mengalami peningkatan baik dinegara maju maupun berkembang.
Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering ditemui, dengan
estimasi 300 juta orang penderita seluruh dunia, terutama pada anak-anak.
Berdasarkan data dari GINA ( Global Initiativ of ashma ) pada tahun 2011,
diperkirakan pada tahun 2025 jumlah pasien asma mencapai 400 juta. Selain itu setiap
250 orang, ada satu orang meninggal karena asma setiap tahunnya. Prevelensi asma
didunia sangat berfariansi dan penelitian epidiemologi menunjukan bahwa kekerapan
asma semakin meningkat terutama dinegara maju. Asma merupakan 10
besarpenyebab kesakitan dan kematian diindonesia, hal itu tergambar dari data studi
Survey Kesehatan Rumah Tangga( SKRT ) di berbagai propinsi di Indonesia. SKRT
1986 menunjukan asma menduduki uratan ke 5 dari 10 penyebab kesakitan bersama-
sama dengan bronkitis kronik dan emfisima. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis,
kronik dan enfisema sebagai penyebab kematian ke 4 diindonesia atau sebesar 5,6 %.
Tahun 1955 prevelensi asma diindonesia sekitar 13 per 1.000 penduduk,
dibandingkan bronkitis kronik 11 per 1.000 penduduk obstruksi paru 2 per 1.000
penduduk.
Beberapa anak menderitas asma sampai mereka usia dewasa, namun dapat
disembuhkan. Karena banyak dinegara indonesia maka kami dari kelompok mencoba
membahas mengenai asma yang terjadi pada anak sehingga orang tua dapat
mengetahui bagaimana pencegahan dan penatalaksanaan bagi anak yang terserang
asma.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori penyakit asma ?
2. Apa saja jenis-jenis penyakit asma ?
3. Apa saja penyebab asma ?
4. Apa manifestasi klinis pada asma?
5. Apa patofisiologi pada asma?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar kita semua terutama orang tua dan
perawat dapat memahami mengenai serangan asma pada anak dan mengetahui tata
cara pelaksanaan penanganan asma yang terjadi pada anak. Selsin itu juga untuk
memenuhi tugas yang diberikan dosen.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang difinisi asma
b. Menjelaskan macam-macam penyakit asma
c. Mengetahui etiologi asma
d. Mengetahui manifestasi klinis asma
e. Mengetahui patofisiologi asma
f. Mengetahui apa saja komplikasi yang terjadi pada asma
g. Mengetahui apa saja penatalaksaan pada penyakit asma
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Klasifikasi
1. Intermitten
E. Patofisiologi
Mekanisme perjalanan penyakit asma bronkhial adalah individu dengan asma
yang mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan. Antibodi yang
dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang
terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi menyebabkan
pelepasan produk sel-sel mast ( disebut mediator ) seperti histamin, brakidinin dan
prostalgaldin serta anafilaksia dari substansi yang beraksi lambat. Pelepasan mediator
ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas,
bronkospasme, pembengkakan membran mukosa dan pembentukan mukus yang
banyak ( Smeltzer & Bare, 2008 )
Sistem saraf otonom mempersarafi paru. Tonus otot bronkial diatur dalam
implus saraf vegal melalui sistem parasimpatis. Pada asma idopatik atau nonalergi
ketika ujung saraf pada jalan nafas dirangsang oleh sel saraf faktor seperti infeksi,
latihan, dingin, merokok, polusi, emosi. Jumlah aksekitolin yang dilepaskan
meningkat. Pelepasan asetilkotin ini secara langsung menyebabkan bonkostriksi juga
merangsang pembentukan meditor kimiawi yang dibahas diatas. Individu dengan
asma dapat mempunyai toleransi respon terhadap respon parasimpatik( Smeltzher,
2002 )
Setelah pasien terpajan alergen atau penyebab atau faktor pencetus, segera
akan timbul dispnes. Pasien merasa seperti tercekik dan harus berdiri atau duduk dan
berusaha penuh untuk menggerakan tenaga untuk bernafas. Kesulitan utama terletak
pada saat ekspirasi. Percabangan trakeobronkial melebar dan memanjang selama
inspirasi, tetapi sulit untuk memaksakan udara keluar dan bronkhiolus yang sempit
mengalami edema dan terisi mukus yang dalam keadaan normal akan berkontraksi
sampai tingkatan tertentu pada saat ekspirasi.
Udara tertangkap pada bagian distal tempat penyumbatan, sehingga terjadi
hiperinflasi progresi paru. Akan timbul mengi ekspirasi memanjang yang merupakan
ciri khas penyakit asma, sewaktu pasien memaksa udara keluar. Serangan asma
seperti ini dapat berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam, diikuti dengan
batuk produktifdengan sputum berwarna keputih-putihan( Padila,2012)
F. Pathway
Faktor pencetus kontak terhadap tubuh
Pelepasan mediator
4) NIC
- Posisikan pasien 30-45o pada tempat tidur dan reposisikan
setiap 2 jam sekali. EB : pada pasien yang penting mesin
ventilasi, ada penggurangan pada radang paru-paru jika pasien
diposisikan 45o, posisi resmi recumbent sebagai lawan suatu
posisi (seckel, 2016).
- Dorong ambulasi tanpa menyebabkan kelelahan, kelumpuhan
adalah sering bahaya pada anak oleh sebab itu kurangnya
ventilasi dan meningkat statis dan pengeluaran, mendorong
kearah atelestasis atau radang paru-paru (fleccher, 2015)
- Dorongkan anak untuk napas dalam batuk, reflek batuk adalah
untuk mengeluarkan, dan batuk pada anak.
c. Mk.Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ( 00002 )
1) Definisi :
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
2) Batasan karakteristik :
- Anoreksia, dispneu, dan peningkatan metabolisme tubuh
- Penurunan berat badan dengan asupan adekuat
3) NOC
Nutrional status : Nutrien
Kriteria hasil
- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Menunjukan fungsi pengecapan dan menelan
4) NIC
- Observasi dan catat asupan klien. EB: untuk mengkaji zat gizi
yang dikonsumsi dan suplemen yang diperlukan
- Sajikan makanan yang mudah dikunyah. EB : untuk membantu
mecegah malingering pada saat makan ( fauci et al 2008 )
- Tentukan makanan kesukaan pasien dan usahakan untuk
mendapatkan makanan tersebut. EB : untuk meningkatkan nafsu
makan pasien
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan setelah membaca atau mempelajari makalah Asuhan keperawatan
Asma pada anak ini dapat digunakan mahasiswa untuk dimengerti dan
mengaplikasikan asuhan keperawatan ini sesuai rencana keperawatan secara
komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Masjoer, Arif, 2000, Kepita Selekta Kedokteran. Edisi 3, cetakan 1. Jakarta : Media
Aesculapus
Smeltzer, Suzane C & Bare, Brade G. ( 2001 ). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddart. Alih bahasa, Agung Waluyo, dkk. Editor edisi bahasa Indonesia, monica
Ester. Ed. 8. Jakarta : EGC
https://www.academia.edu/8400644/Diagnosis_Keperawatan_NANDA_2014