Dewi Sulistyani
A01401873
Dewi Sulistyani
A01401873
ii
iii
v
vi
DAFTAR ISI
vii
a. Surah Ar-Rahman ................................................................. 34
b. Manfaat Ar-Rahman bagi kesehatan..................................... 36
c. Manfaat murottal bagi terapi ................................................ 37
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Rancangan Studi Kasus .......................................................................... 39
B. Subjek Studi Kasus ................................................................................ 39
C. Fokus Studi Kasus .................................................................................. 39
D. Definisi Operasional ............................................................................... 40
E. Instrument Studi Kasus ........................................................................... 40
F. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 41
G. Lokasi & Waktu Studi Kasus ................................................................. 42
H. Analisis Data dan Penyajian Data .......................................................... 42
I. Etika Studi Kasus .................................................................................... 42
BAB IV HASIL STUDIKASUS
A. Hasil Studi Kasus ....................................................................................... 43
B. Pembahasan ................................................................................................ 54
C. Pemberian Terapi Sutrah Ar-Rahman ........................................................ 63
D. Keterbatasan Studi Kasus........................................................................... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 67
B. Satan ........................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “PENERAPAN TERAPI BACAAN AL-QUR’AN SURAH AR-
RAHMAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN CHRONIK KIDNEY
DISEASE (CKD) DI RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN”. Dapat terselesaikan,
Tak lupa Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW yang senantiasa kami nantikan syafaatNya dan yang selalu
menerangi dunia ini dengan cahaya Islam.
Adapun maksud penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan hasil
ujian komprehensif dalam rangka ujian tahap akhir jenjang pendidikan Diploma III
Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong.
Terwujudnya penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat :
1. Ibu Herniyatun, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong yang terlah memberikan kesempatan dan memberikan fasilitas untuk
menimba ilmu.
2. Ayah handa subhan dan ibunda sulastri, yang selalu menjadi inspirasi dan
memberikan semangat untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III
Keperawatan.
3. Bapak Sawiji,S.Kep.NS,M.Sc selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Semua dosen Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes Muhammadiyah
Gombong yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta
ilmu yang bermanfaat
ix
5. Untuk sahabatku dewi wahyuningsih ,ida wahyuni yang telah memberiku
semangat dan masukan ,diana puspita sari dan feni retno maningrum terimakasih
selalu setia menjadi sahabatku.
6. Buat teman -temanku satu angkatan Program Studi Diploma III Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Gombong dan berbagai pihak yang telah memberikan
dukungan moral dan spiritual
Penulis
x
Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017
ABSTRAK
Latar Belakang: Prevalensi penderita CKD di Amerika Serikat sebesar 1.901 penduduk, di
Indonesia sekitar 0.2%, di Jawa Tengah yaitu Surakarta (52,22%) dan Kebumen sekitar 456
penderita. Sejumlah 65,9% pasien CKD yang menjalani hemodialisis mengalami kecemasan. Salah
satu tindakan yang di gunakan untuk mengatasi kecemasan adalah terapi murottal Al-Qur’an surat
Ar-Rahman.
Tujuan: Menggambarkan penerapan terapi bacaan surat Ar-Rahman untuk mengurangi tingkat
kecemasan pasien CKD.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskiptif dengan studi kasus pada satu orang
penderita CKD. Instrument dalam studi kasus ini berupa lembar kuisioner HRSA, handphone yang
berisi murottal surat Ar-Rahman dan headset.
Hasil: Hasil evaluasi menunjukkan setelah dilakukan terapi bacaan surat Ar-Rahman kecemasan
pasien menurun. Dengan demikian diagnosa keperawatan kecemasan dapat teratasi. Penerapan
terapi murottal Al-Qur’an surat Ar-Rahman efektif menurunkan kecemasan.
xi
Diploma III Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Scientific Paper, July 2017
ABSTRACT
Background: The prevalence of CKD in the United States is 1,901 people. Meanwhile, in
Indonesia is about 0.2%, in Central Java including Surakarta (52.22%) and Kebumen is about 456
patients. There were 65.9% of CKD patients who have hemodialysis therapy experience anxiety.
Therapy using Al-Qur'an murottal especially surah Ar-Rahman is used to overcome anxiety of the
patient.
Objective: To describe the application of surah Ar-Rahman reading to reduce the level of anxiety.
Methods: The present study used descriptive method of one CKD patient. Instruments included
HRSA questioners, a handphone containing murottal surah Ar-Rahman and a headset.
Results: The evaluation showed that nursing diagnosis of anxiety has been resolved meaning that
the murottal Al-Qur'an therapy (surah Ar-Rahman) effectively reduced anxiety.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Chronic Kidney Disease (CKD),penyakit tersebut merupakan proses
kerusakakn ginjal selama rentang waktu lebih dari tiga bulan.pada kasus
tersebut ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume
dan komposisi cairan tubuh dalam asupan makanan normal(Muhammad,2012)
Chronic kidney disease merupakan penurunan fungsi ginjal yang
terjadi secara akut maupun secara kronis.Gagal ginjal akut bila penurunan
fungsi ginjal belangsung secara tiba – tiba ,Tetapi kemudian dapat kembali
normal setelah penyebabnya segera dapat teratasi.(Alam syamsir dan Hadi
broto iwan, 2007).
Berdasarkan data yang di keluarkan oleh PT.Askes, pada taun 2009
jumlah pasien chronic kidney disease sebanyak 70 ribu orang lalu pada taun
2010 jumlah pasien gagl ginjal kronik adalah 17.507 orang dan meningkat
lagi pada taun 2011 sekitar lima ribu. Pada taun 2011 ke 2012 terjadi
peningkatan yakni 24.141 pasien (Nawawi, 2013).
Kasus chonik kidney disease laporan The United Stase Renal Data
System (USRDS, 2013) menunjukan prevalensi rate penderita penyakit gagal
ginjal kronik di amerika serikat pada taun 2011 sebesar 1.901 per juta
penduduk. Treatment of End- stage organ Failure in Canada, 2000 sampai
2009 menyebutkan bahwa hampir 38.000 warga kanada hidup dengan
penyakit gagal goinjal kronik dan telah meningkat hamper 3x lipat dari taun
1990, dari Jumlah tersebut 59% (22.300) telah menjalani hemodialisa dan
1
2
Menurut worl Healt Organization (WHO), Secara global lebih dari 500
juta orang mengalami gagal ginjal kronik(Ratnawati,2014).Berdasarkan data
dari riset kesehatan dasar (Riskesdas)taun 2013 prevelensi gagal ginjal kronik
(ckd) di Indonesia sekitar 0.2%.Prevelensi umur 75 taun dengan 0,6% lebih
tinggi dari kelompok umur lainnya,Prevelensi gagal ginjal kronik (ckd) di
Sulawesi utara sebesar 0,4% dimana angka lebih tinggi dari prevelensi
nasional.Hal tersebut bisa di lihat dari tingginya angka penderita penyakit
cronik kidney disease di dunia.Di Indonesia, termasuk Negara dengan tingkat
penderita gagal ginjal kronik yang cukup tinggi, Menurut survey yang di
lakukan perhimpunan nefrologi Indonesia ,jumlah penderita penyakit
gagalginjal kronik di perkirkan setiap taun terjadi peningkatan 5 – 10 %
pasien chronic kidney disease (PENREFRI, 2011). Sedangkan data dari
dinkes jawa tengah (2008) bahwa kasus CKD di jawa tengah yang paling
tinggi adalah Surakarta dengan 1497 kasus ( 52,22% ) dan posisi kedua adalah
kabupaten sukoharjo yaitu 742 kasus ( 12,50% ). (Roesli, 2013) dan
kabupaten Kebumen mencapai 3% atau sekitar 456 penderita. (Dinkes,2011)
Tindakan medis yang dilakukan penderita penyakit chronic kidney
disease adalah dengan melakukan terapi dialysais tergantung pada keluhan
pasien dengan kondisi kormobid dan parameter labolatorium, kecuali bila
sudah ada donor hidup yang di tentukan, keharusan transpaltasi terhambat
oleh langkanya pendonor. Pilihan terapi dialysisi meliputi hemodialisa dan
peritoneal dialysis (hartono, 2013)
Hemodialisa (HD) merupakan salah satu terapi untuk mengalirkan
darah ke dalam satu alat yang terdiri dari dua kompartemen yaitu darah dan
dialiser untuk mengeluarkan sisa hasil metabolisme dan kelebihan cairan
3
dalam menurunkan ketegangan urat syaraf reflektif dan hasil ini tercatat dan
terukur secara kuantiatif oleh alat berbasis kimputer (Remolda, 2009).
Salah satu surah di dalam Al-Qur’an ysng mrmiliki efek terapiutik
adalah surah Ar Rahman terdiri dari 78 ayat memiliki makna mengenai sifat
pemurah dan sifat kasih sayang tuhan kepada hamba-Nya serta terdapat ayat
yang di ulang sampai 31 kali (Qadhi, 2009)
Terapi murottal memiliki aspek yang sangat di perlukan dalam
mengatasi kecemasan, yakni kemampuan membentuk koping baru untuk
mengatasi kecemasan. Terapi murottal memiliki dua poin penting, yaitu
memiliki irama yang indah dan secara psikologis dapat memotivasi dan
memberikan dorongan semangat dalam menghadapi masalah yang sedang di
hadapi, (Faradisi, 2012)
Sebagaimana Alloh SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Rasululloh
SAW sebagai penyembuh bagi kaum mukmin. Sesuai dengan firmannya :
“ketauilah, hanya dengan mengingat Alloh (zikrullah) hati menjadi tenang”.
Q-s Ar-Ra’d ayat 28. Niscaya hati akan merasakan getaran iman, hati tetap
selalu tenang, Sehingga tidak larut memikirkan beban perasaan dan
kecemasan.
Penatalaksanaan untuk menurunkan depresi dapat di lakukan dengan
dua tindakan yaitu farmakologi dan non farmakologi, Penatalaksanaan
farmakologi yaitu penggunaan anti depresan. Pengobatan non farmakologi
untuk depresi adalah psikoterapi suportif, terapi kognitif perilaku, terapi
keluarga dan terapi relaksasi (Lubis, 2009). Terapi saat ini yang mulai
berkembang di dunia adalah terapi psikoreligius, salah satu contoh terapi ini
adalah terapi Al-Qur’an (Erita, 2014).
5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pemberian terapi bacaan surah Ar-Rahman terhadap tinkat
kecemasan pada pasien chronic kidney disease.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan pasien chronic kidney disease
(CKD) dengan terapi bacaan surah Ar-Rahman untuk mengurangi tingkat
kecemasan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi pengkajian chronic kidney disease
b. Mamu merumuskan diagnose keperawatan
c. Mampu merencanakan tindakan
d. Mampu melakukan implementasi
e. Mampu mengevaluasi hasil tindakan untuk mengatasi kecemasan pada
chronic kidney disease
f. Menguraikan pengaruh bacaan al-qur’an surah ar-rahman terhadap
tingkat kecemasan pasien chronic kidney disease.
3. Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset
keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan pemberian
terapi audio murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien
gagal ginjal kronik.
DAFTAR PUSTAKA
Arslan, Ozer, & Ozyurt, 2007; American Music Therapy Association, Jakarta.
Afrilina, Siska. (2014). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Hidup Pasien
Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di RSUP DR. M. Djamil Padang. Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas.
Brunner & Suddarth’s. (2010). Text book ofmedical-surgical nursing, vol 1 (12the
dition). Wolters kluwer : Lippincott williams & wilkins.
Brunner & Suddart. (2009). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta
Corrigan, RM. (2011). The Experience Of The Older Adult With End-Stage
RenalDisease On Hemodialysis. Thesis of Queen’s University. Canada. Diakses
pada tanggal 2 Desember 2016.
Dinkes Provinsi Jawa Tengah. (2012). Buku Profil Kesehatan Jawa Tengah
Tahun2012.http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFILK
ES/PROFINSI/2012/13/Profil/Kes.Prov.JawaTengah/2012.pdf.DiaksesTanggal
12 Oktober 2015.
Faradisi, F. (2012). Efektifitas Terapi Murotal dan Terapi Musik Klasik Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Praoperasi di Pekalongan.Jurnal
IlmiahKesehatan. 5(2).
Potter, P.A, & Perry, A.G. (2007). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep,Proses, dan Praktik. Edisi ke-4. (Yasmin Asih., dkk, Terj.) Jakarta:
EGC. (Naskah asli dipublikasikan tahun 1997)
Rooney DM. Medical Student Anxiety Toward the Male Genitourinary Rectal
Examination.University of Illinois Journal. 2012; 1-9
Smeltzer S,C. dan Bare B.G., et.al, (2008) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Volume 2 (Edisi kedelapan). Jakarta : EGC.
fraktur.
Petugas Perawat
2. Headset
3. HandPhone yang berisi rekaman murottal Al-
Qur’an
2. Menyiapkan alat
7. Mencuci tangan
B. Tahap Orientasi
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
D. Tahap Terminasi
4. Mencuci tangan
Umur : 26 tahun
Keterangan
14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
No Pernyataan 0 1 2 3 4
(STS) (TS) (R) (S) (SS)
1 Apa yang saya rasakan sekarang ?
a. Cemas v
b. Firasat Buruk
c. Takut Akan Pikiran Sendiri
d. Mudah Tersinggun
2 Apa yang saya rasakan ketika
tegang ?
a. Merasa Tegang
b. Lesu
c. Tak Bisa Istirahat Tenang v
d. Mudah Terkejut
e. Mudah Menangis
f. Gemetar
g. Gelisah
3 Saat saya cemas ,saya takut…
a. Pada Gelap
b. Pada Orang Asing
c. Ditinggal Sendiri v
d. Pada Binatang Besar
e. Pada Keramaian Lalu Lintas
f. - Pada Kerumunan Orang
Banyak
4 Ketika saya cemas,saya
mengalami …
a. Sukar Masuk Tidur
b. Terbangun Malam Hari v
c. Tidak Nyenyak
d. Bangun dengan Lesu
e. Banyak Mimpi-Mimpi
f. Mimpi Buruk
g. - Mimpi Menakutkan
5 Apa yang saya rasakan ketika
cemas di paksa untuk belajar ?
a. Sukar Konsentrasi v
b. - Daya Ingat Buruk
6 Bagai mana perasaan saya ketika
cemas ?
a. Hilangnya Minat v
b. Berkurangnya Kesenangan
Pada Hobi
c. Sedih
d. Bangun Dini Hari
7 Apa efek yang terjadi ketika saya
cemas ?
a. Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
b. Kaku
c. Kedutan Otot v
d. Gigi Gemerutuk
e. Suara Tidak Stabil
8 Apa perasaan saya ketika cemas ?
a. tinitus (telinga berdenging)
b. penglihatan kabur
c. muka merah atau pucat v
d. merasa lemas
e. perasaan ditusuk-tusuk
9 Ketika saya cemas apa yang
terjadi ?
a. Sering Buang Air Kecil
b. Tidak Dapat Menahan Air
Seni
c. Ereksi hilang
d. Impotensi v
10 Ketika saya cemas,saya merasa
a. Mulut Kering
b. Muka Merah v
c. Mudah Berkeringat
d. Pusing, Sakit Kepala
e. - Bulu-Bulu Berdiri
11 Bagaimana tingkah laku saya
ketika cemas ?
a. Gelisah v
b. Tidak Tenang
c. Jari Gemetar
d. Kerut Kening
e. Muka Tegang
f. Tonus Otot Meningkat
g. Napas Pendek dan Cepat
h. - Muka Merah
Total
QUISIONER TINGKAT KECEMASAN
Umur : 26 tahun
Keterangan
14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
No Pernyataan 0 1 2 3 4 keterangan
(STS) (TS) (R) (S) (SS)
1 Gejala jantung
a. Takhikardia
b. Berdebar
c. Nyeri di Dada
d. Denyut nadi
e. Perasaan Lesu/Lemas v
Seperti Mau Pingsan
f. Detak Jantung
Menghilang
(Berhenti sekejap)
g. Tekanan darah
h. Suhu
2 Gejala Gastrointestinal
a. Sulit Menelan
b. Perut Melilit
c. Gangguan
Pencernaan
d. Nyeri Sebelum dan
Sesudah Makan
e. Perasaan Terbakar di
Perut
f. Rasa Penuh atau
Kembung v
g. Mual
h. Muntah
i. Buang Air Besar
Lembek
j. Kehilangan Berat
Badan
k. Sukar Buang Air
Besar (Konstipasi)
3 Gejala Respiratori
a. Rasa Tertekan atau
Sempit Di Dada
b. Perasaan Tercekik
c. Sering Menarik v
Napas
d. - Napas
Pendek/Sesak
e. pernafasan
PENGARUH MUROTAL AL-QUR’AN TERHADAP TINGKAT DEPRESI PASIEN
GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI PKU
MUHAMMADIYAH GAMPING
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh
NADIA IMARA FASA
20120320170
ABSTRACT
Patients with hemodialysis have experiencing psychological problems, one of which is
depression. The prevalence in hemodialysis patients is still high. Management to reduce depression
can be treated with non-pharmacological, One of that is psikoreligius therapy, kind of this therapy is
murotal Al-Qur'an that when played will provide a relaxing effect.
The aim of this study was to determine the effect of murotal al-qur’an the depression levels of
CRF patients undergoing hemodialysis.
This study was a quantitative research with Quasy-Experimental with pre-test and post-test
control group design. Measurement of depression can using questionnaires HADS. The research was
conducted from July 2016 in PKU Muhammadiyah Gamping. Respondents are divided into 15 people
in the treatment group were given intervention in the form of murotal Al-Qur’an and 15 people in the
control group with purposive sampling with simple random sampling technique division. The analysis
used Wilcoxon test and Mann-Whitney U.
The results showed no significant effect on murotal Al-Qur'an to the level of
depression shown p> 1.000.
Murotal Al-Qur'an there is no influence on the level of depression, but murotal Al-Qur'an can
be used as non-pharmacological interventions for depression. For further research, the researchers
suggest in order to control confounding factors.
Keywords: Murotal Al-Quran, Level of depression, Patients with chronic renal failure, Hemodialysis.
4
INTISARI
Pasien dengan hemodialisis banyak mengalami masalah psikologis, salah satunya adalah
depresi. Prevalensi depresi pada pasien hemodialisis masih tinggi. Penatalaksanaan untuk
menurunkan depresi dapat dilakukan dengan tindakan non farmakologi, salah satunya adalah terapi
psikoreligius, yaitu terapi murotal Al-Qur’an yang dapat memberikan efek relaksasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian murotal Al-Qur’an
terhadap tingkat depresi pasien GGK yang menjalani hemodialisis
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan Quasy-Experimental with pre-test and post-
test control group design. Pengukuran depresi dilakukan dengan menggunakan kuisioner HADS.
Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 di PKU Muhammadiyah Gamping. Responden terdiri
dari 15 orang di kelompok eksperimen yang berikan intervensi berupa murotal Al-Qur’an dan 15
orang di dalam kelompok kontrol dengan teknik purposive sampling dengan pembagian simple
random sampling. Analisa yang digunakan adalah uji Wilcoxon dan Mann-Whitney U.
Hasil penelitian menunjukan tidak adanya pengaruh yang signifikan pada murotal Al-Qur’an
terhadap tingkat depresi dengan ditunjukan p= >1,000.
Pemberian murotal Al-Qur’an tidak terdapat pengaruh terhadap tingkat depresi, namun
murotal Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai intervensi non-farmakologi terhadap depresi. Bagi peneliti
selanjutnya, peneliti menyarankan agar dapat mengontrol faktor-faktor pengganggu.
Kata Kunci: Murotal al-qu’an, Tingkat depresi, Pasien gagal ginjal kronik, Hemodialisis.
5
PENDAHULUAN
Penyakit gagal ginjal kronik (GGK) menjalani hemodialisis. Depresi
adalah gangguan fungsi ginjal yang merupakan penyakit yang melibatkan
progresif dan ireversibel, dimana tubuh tubuh, suasana hati, dan pikiran (Shanty,
gagal mempertahankan metabolisme serta 2011).
keseimbangan cairan dan elektrolit Menurut Chang, Ku, Park, Kim dan
sehingga menyebabkan uremia, yang Ryu (2012) dalam Alfiyanti, Setyawan dan
ditandai dengan GFR kurang dari 60 Kusuma (2014), menyatakan prevalensi
mL/menit per 1,73 m3 selama lebih dari 3 depresi pada populasi umum yang
bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal. termasuk berat sekitar 1,1-15% pada laki-
(National Kidney Foundation’s Kidney laki dan 1,8-23% pada wanita, sedangkan
Disease and Outcome Quality Initiative, prevalensi pada pasien hemodialisis yang
2002 dalam Pardede,D, 2012). mengalami depresi sekitar 20-30% bahkan
Angka GGK di dunia masih tinggi. Di bisa mencapai 47%. Angka pravelensi ini
Yogyakarta terdapat 1.416 pasien, dimana dapat dikatakan cukup tinggi pada pasien
852 pasien baru dan 564 pasien aktif GGK yang menjalani hemodialisis.
(Indonesia Renal Registry (IRR), 2014). Faktor yang menyebabkan depresi pada
Angka kejadian gagal ginjal kronik pasien GGK yang menjalani hemodialisis
terbanyak di Indonesia disebabkan oleh adalah faktor biologi (depresi dapat dipicu
hipertensi yang meningkat menjadi 37 % oleh masalah yang dialami pasien), genetik
diikuti oleh Nefropati diabetika sebanyak dan psikososial, seperti proses
27 %. Glomerulopati primer memberi hemodialisis, beban ekonomi, komplikasi
proporsi yang cukup tinggi sampai 10 % proses dialisis, ketergantungan pada mesin,
dan Nefropati Obstruktif pun masih aturan diet ketat, mobilitas yang terbatas
memberi angka 7 % (Indonesia Renal dan stresor lainnya. Timbulnya depresi
Registry (IRR), 2014). merupakan respon dari ketidakpastian
Salah satu terapi GGK adalah masa depan dan ketakutan akan kematian
hemodialisis. Hemodialisis (HD) adalah (Kaplan, 2010; Hasrini, 2009 dalam
suatu prosedur dimana darah dikeluarkan Mukaromah, Muliani dan Vitniawati,
dari tubuh penderita dan beredar dalam 2012).
sebuah mesin diluar tubuh yang disebut Penatalaksanaan untuk menurunkan
dialiser (Supriyadi, Wagiyo & Widowati, depresi dapat dilakukan dengan dua
2011). tindakan yaitu farmakologi dan non
Hemodialisis mempunyai dampak farmakologi. Penatalaksanaan farmakologi
tertentu bagi pasien. Dampak pasien yang yaitu penggunaan anti depresan.
menjalani hemodialisis yaitu kurangnya Pengobatan nonfarmakologi untuk depresi
kontrol atas aktivitas kehidupan sehari-hari adalah psikoterapi suportif, terapi kognitif-
dan sosial, kehilangan kebebasan, pensiun perilaku, terapi keluarga dan terapi
dini, tekanan keuangan, gangguan dalam relaksasi, terapi interpersonal, serta
kehidupan keluarga, perubahan citra diri, konseling dan dukungan social (Lubis,
dan berkurang harga diri, sehingga 2009). Terapi saat ini yang mulai
mengakibatkan masalah dalam psikososial berkembang didunia adalah terapi
seperti kecemasan, isolasi sosial, kesepian, psikoreligius, salah satu contoh terapi ini
tidak berdaya, dan putus asa, depresi adalah terapi Al-Qur’an (Erita, 2014). Ilmu
(Tezel, Karabulutlu, 2011). kedokteran telah banyak mengungkapkan
Depresi menjadi salah satu masalah manfaat dari metode Al-Qur’an untuk
psikologis pada pasien GGK yang pengobatan kuratif. Selain itu hal ini juga
6
telah diungkap dalam kitab suci yang efek relaksasi sebesar 65% dan
menyatakan bahwa Al-Qur’an diturunkan mengurangi ketegangan urat syaraf sebesar
sebagai penyembuh (Asy Syifaa) dan 97% pada pasien hemodialisis. Hal ini
petunjuk (al-huda) bagi orang-orang yang dapat berdampak dalam menurunkan
beriman. tingkat depresi apabila diperdengarkan
“Dan Kami turunkan dari Al- kepada pasien gagal ginjal kronik yang
Qur`an suatu yang menjadi menjalani hemodialisis.
penyembuh dan rahmat bagi orang- Pada keadaan depresi terjadi
orang yang beriman dan Al-Qur`an peningkatan ACTH (hormone stres).
itu tidaklah menambah kepada orang- ACTH berperan merangsang keluarnya
orang yang dzalim selain kerugian.” kortisol dari korteks adrenal. Pada pasien
(Al-Isra`: 82). depresi terjadi peningkatan kadar kortisol
terutama pada malam hari atau sore hari,
Terapi murottal Al-Qur’an adalah sedangkan pada orang normal tidak terjadi
rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan peningkatan pada waktu-waktu tersebut.
oleh Qori’ (pembaca Al-Qur’an). Lantunan Kortisol yang tinggi ini tidak mampu
Al-Qur’an mengandung suara manusia, menginhibisi sekresi CRH dan ACTH. Hal
sedangkan suara manusia merupakan ini diduga karena plastisitas reseptor
instrument penyembuhan yang glukokortikoid menurun pada depresi.
menakjubkan dan alat yang paling mudah Peningkatan kortisol yang lama dapat
dijangkau. Suara dapat menurunkan menyebabkan toksik pada neuron sehingga
hormon-hormon stress dengan cara bisa terjadi kematian neuron terutama di
mengaktifkan hormon endhorphin alami, hipokampus. Kerusakan pada hipokampus
meningkatkan perasaan rileks dan ini menjadi predisposisi depresi. Terapi
mengalihkan perhatian dari rasa takut, murottal Al-Qur’an yang dilagukan oleh
cemas dan tegang, menurunkan tekanan Qori’ (pembaca Al-Qur’an) mengandung
darah, serta memperlambat pernafasan, suara manusia, dimana suara dapat
detak jantung, denyut nadi, dan aktifitas menurunkan hormon-hormon stress
gelombang otak (Purna, 2006; Heru, 2008 dengan cara mengaktifkan hormon
dalam Pratiwi, Hasneli dan Ernawaty, endhorphin alami dan menurunkan hormon
2015). ACTH sehingga terjadi penurunan tingkat
Di dalam penelitian ini, peneliti depresi (Tjandra, 2014; Pratiwi et al,
menggunakan salah satu Surat Makiyyah 2015).
dalam Al-Qur’an yaitu Q.S Ar-Rahman Berdasarkan latar belakang, peneliti
yang merupakan surat ke 55 dan berjumlah mengambil kesimpulan bahwa murottal
78 ayat. Dalam Surat tersebut Qur’an dapat dijadikan terapi untuk
menerangkan kepemurahan Allah SWT menurunkan tingkat depresi pasien GGK
kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan yang menjalani hemodialisis dengan
memberikan nikmat yang tak terhingga memberikan dampak baik fisik, psikologis,
baik di dunia maupun diakhirat nanti. Ar- sosial dan lingkungan. Oleh karena itu,
Rahman mempunyai karakter ayat pendek peneliti tertarik untuk meneliti tentang
sehingga ayat ini nyaman didengarkan dan “Pengaruh Murottal Al-Qur’an Terhadap
dapat menimbulkan efek relaksasi bagi Tingkat Depresi Pasien Gagal Ginjal
pendengar yang masih awam sekalipun Kronik yang Menjalani Hemodialisis”
(Srihartono, 2007 dalam Pratiwi et al, METODE
2015). Sejalan dengan penelitian Al-Kahdi Penelitian ini menggunakan metode
dalam Remolda (2011), bahwa Al-Qur’an penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini
yang diperdengarkan akan memberikan
7
Riwayat hemodialisis
a. <12 bulan 7 (46,9) 1 (6,7%) 4 (26,8%) 2(13,4%)
b. >12 bulan 5 (33,5%) 2 (13,4%) 8 (53,6%) 1 (6,7%)
Pekerjaan
a. Tidak bekerja 3 (20,0%) 1 (6,7%) 5 (33,3%)
b. IRT 4 (26,7%) 2 (13,3%) 2 (13,3%) 2 (13,3%)
c. Wiraswasta 4 (26,7%) 4 (26,6)
d. Pegawai swasta 1 (6,7%)
e. Guru 2 (13,3%)
Sumber: Data Primer
Hasil analisis dengan uji Wilcoxon Hasil analisis dengan uji Wilcoxon
pada kelompok eksperimen diperoleh nilai pada kelompok kontrol diperoleh nilai
p=<0,025 dengan rerata depresi tertinggi p=<0,025 dengan rerata depresi tertinggi
pada pengukuran saat pre-test (10,00). pada pengukuran saat pre-test (9,40).
Karena nilai p<0,05, maka dapat diambil Karena nilai p<0,05, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
tingkat depresi yang bermakna pada tingkat depresi yang bermakna pada
pengukuran tingkat depresi saat pre-test pengukuran tingkat depresi saat pre-test
dan post-test pada kelompok eksperimen. dan post-test pada kelompok kontrol.
Tabel 4.4 Tingkat Depresi Pasien Pre-test dan Post-test Pada Setiap Kelompok Eksperimen Dan Kelompok
Kontrol di RS PKU Muhammadiyah Gamping
Pre-test Post-test
Kelompok p
Median Mean SD Median Mean SD
Intervensi 10,00 10,00 1,773 9,00 8,73 1,486 0,025
Kontrol 9,00 9,40 1,242 8,00 8,53 1,187 0,025
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.5, menunjukan Hasil analisis dengan uji Mann-
bahwa hasil analisis dengan uji Mann- Whitney U pada saat pre-test kelompok
Whitney U pada saat pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai p=1,000 dengan rerata
diperoleh nilai p=1,000 dengan rerata tingkat depresi (1,87) setelah diberikan
tingkat depresi (2,20) setelah diberikan murotal Al-Qur’an. Karena nilai p>0,05,
murotal Al-Qur’an. Karena nilai p>0,05, maka berari tidak terdapat perbedaan yang
maka berari tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara depresi post-test
signifikan antara depresi pre-test kelompok eksperimen dan depresi post-test
kelompok eksperimen dan depresi pre-test kelompok kontrol.
kelompok kontrol.
Tabel 4.5 Perbedaan Tingkat Depresi Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol Sesudah Diberikan
Intervensi di RS PKU Muhammadiyah Gamping
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Waktu N=15 N=15
Median Mean SD p Median Mean SD p
Pre-test 10,00 10,00 1,773 1,000 9,00 9,40 1,242 1,000
Post-test 9,00 8,73 1,486 1,000 8,00 8,53 1,187 1,000
Sumber: Data Primer
10
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden distribusi usia pada tahun 2014 ini sedikit
a. Jenis Kelamin berbeda dibandingkan tahun sebelumnya,
Berdasarkan tabel 4.1 terkait kelompok usia terbanyak sebanding antara
karakteristik depresi pada pasien penyakit usia 45 – 54 tahun dan 55 – 64 tahun. Pada
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis tahun 2013 kelompok usia terbanyak ada
di RS PKU Muhammadiyah Gamping pada kelompok 45 -54 sebanyak 30,26 %.
berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa Diperkuat dengan penelitian Nurchayati
responden terbanyak berdasarkan jenis (2011), fungsi renal akan berubah seiring
kelamin adalah laki-laki pada kedua bertambahnya usia. Adanya pertambahan
kelompok. Fakta di lapangan, responden usia, ginjal makin berkurang
laki-laki lebih banyak daripada perempuan kemampuannya dalam berespon terhadap
saat dilakukan wawancara. perubahan cairan dan elektrolit akut dan
Sesuai dengan penelitian Istanti akhirnya berdampak pada terjadina GGK.
(2009) di RSU PKU Muhammadiyah Pada usia 40 tahun ke atas akan terjadi
Yogyakarta dan data IRR (Indonesia Renal penurunan laju filtrasi glomerulus secara
Registry, 2014), bahwa rata-rata pasien progresif hingga usia 70 tahun, kurang
yang menderita GGK adalah laki-laki lebih 50% dari normalnya (Smeltzer &
sebanyak 55,77%. Hasil ini sejalan dengan Bare, 2002 dalam Nurcahyati, 2011).
penelitian Nurchayati (2011) yang c. Pendidikan Responden
menyatakan bahwa responden laki-laki Karakteristik pasien GGK
lebih banyak mengalami gagal ginjal berdasarkan pendidikan, diketahui
kronik karena faktor pola hidup dan pola responden terbanyak ada di tingkat
makan laki-laki yang suka merokok, pendidikan rendah, yaitu sebesar 40,0%
bergadang dan minum kopi. Menurut pada kelompok eksperimen dan 46,7%
Agustini (2010), berdasarkan gaya hidup kelompok kontrol. Menurut penelitian
tersebut laki laki beresiko terkena gagal Nurcahyati (2011), tidak terdapat
ginjal kronik. Kebiasaan merokok dan keterikatan antara pendidikan dengan
minum alkohol juga dapat menyebabkan kejadian GGK maupun pasien yang
ginjal bekerja lebih keras. Kandungan menjalani hemodialisis. Pendidikan hanya
nikotin dalam rokok dan bahan kimia mempengaruhi perilaku seseorang dlam
lainnya seperti alkohol dapat menyebabkan mencari perawatan dan pengobatan
perubahan denyut jantung , tekanan darah penyakit yang dideritanya, serta memilih
dan pernafasan. perubahan ini dan memutuskan tindakan yang akan dan
mempengaruhi fungsi ginjal dan memicu harus dilakukan untuk mengatasi masalah
terjadinya gagal ginjal kronik. kesehatannya.
b. Usia Responden d. Pekerjaan
Berdasarkan tabel 4.1 mengenai Berdasarkan karakteristik depresi
karakteristik usia dengan terjadinya pada pasien terkait dengan pekerjaan,
depresi pada pasien penyakit ginjal kronik diketahui responden terbanyak pada
yang menjalani hemodialisis di RS PKU kelompok eksperimen berjumlah 6 orang
Muhammadiyah Gamping, didapatkan (40,0%) sebagai ibu rumah tangga,
responden terbanyak ada di rentang usia sedangkan pada kelompok kontrol
40-59 tahun, yaitu sebesar 53,6% baik didominasi oleh responden yang tidak
pada kelompok ekperimen maupun memiliki pekerjaan dengan jumlah 5 orang
kelompok kontrol. Menurut data IRR (33,3%). Dalam penelitian Nurcahyati
(Indonesia Renal Registry, 2014), (2011), dikemukakan bahwa individu yang
11
harus menjalani hemodialysis sering penelitian Heny dan Setia (2015) yang
merasa khawatir akan kondisi sakitnya menunjukan rentang usia 45 – 60
yang tidak dapat diramalkan dan gangguan mempunyai jumlah penderita paling
dalam kehidupannya (Smeltzer & Bare, banyak diantara rentang usia lainnya. Hal
2002 dalam Nurcahyati, 2011), biasanya tersebut bukan hanya terjadi pada laki –
pasien akan mengalami masalah keuangan laki namun juga pada pasien perempuan.
dan kesulitan dalam mempertahankan Rentang usia tersebut oleh Papalia dkk
pekerjaan. Diperkuat oleh penelitian (2009) disebut dengan masa dewasa tengah
Asri,dkk (2006) yang mengatakan bahwa yaitu masa awal terjadinya kemunduran
2/3 pasien yang mendapatkan terapi kemampuan sensori, kesehatan, stamina
dialysis tidak pernah kembali pada aktifitas dan kekuatan, sehingga beresiko tinggi
atau pekerjaan sediakala, sehingga banyak terhadap terjadinya depresi.
pasien yang kehilangan pekerjaannya. c. Pendidikan Responden
2. Karakteristik Responden dan Berdasarkan tabel 4.2 terkait
Tingkat Depresi dengan pendidikan terhadap depresi,
a. Jenis Kelamin didapatkan responden terbanyak berada
Menurut tabel 4.2, didapatkan pada tingkat pendidikan yang rendah dan
bahwa karakteristik dengan jenis kelamin masih dalam kategori ringan. Jika
laki-laki merupakan yang paling banyak dibandingkan dengan pasien yang
terjadinya kejadian depresi dan terbanyak memiliki masalah lain, hasil penelitian
berada di katagori ringan. Hasil yang Biantoro (2007) menyatakan bahwa klien
didapatkan bertentangan dengan penelitian pasca-stroke berpendidikan rendah
Kiki, Alif dan Al (2014) yang menyatakan sebagian besar mengalami depresi lebih
bahwa gejala depresi pada perempuan tinggi dibanding berpendidikan tinggi.
lebih tinggi dikarenakan laki-laki lebih Serupa dengan teori yang dikemukan
suka menumpahkan masalah dan emosi Welnet (1997) dan Robert (1982) dalam
dengan kegiatan daripada memendamnya Biantoro, bahwa gejala depresi rata- rata
serta akan merasa malu jika mereka akan meningkat pada orang dewasa dengan
sampai menangis jika ada masalah, hal ini sedikit tahun pendidikan. Pendidikan
jelas berkebalikan dengan sikap mempunyai pengaruh terhadap pencetus
perempuan dalam menghadapi masalah depresi yang disebabkan oleh stresor fisik
yang terjadi di dalam dirinya. Diperkuat dan psikologis, dengan tingkat pendidikan
oleh pendapat Wilkinson (2000) dalam yang baik maka seseorang akan
penelitian Dudung, dkk (2015), yang memandang positif stressor yang mereka
menyatakan bahwa wanita lebih sering terima (Hardywinoto, 1999).. Didukung
terpajan dengan stresor lingkungan dan oleh Notoatmojo, pendidikan merupakan
ambangnya terhadap stresor lebih rendah salah satu faktor yang dapat
bila dibandingkan dengan pria. Selain itu, mempengaruhi pengetahuan seseorang.
ketidakseimbangan hormon pada wanita Pengetahuan atau kognitif merupakan
menambah tingginya prevalensi depresi domain yang penting untuk terbentuknya
pada wanita. perilaku, sehingga seseorang yang
b. Usia Responden pendidikan tinggi cenderung akan
Berdasarkan tabel 4.2 terkait dengan berprilaku positif. Tingkat pendidikan
usia terhadap depresi, didapatkan usia 40- setara SMA/SMK secara umum sudah
59 tahun adalah yang terbanyak pada termasuk dalam kategori yang baik
kedua kelompok dan berada paling banyak sehingga responden sudah mampu
di katagori depresi ringan. Sesuai dengan mengontrol dan membangun tingkat emosi
12
disebutkan bahwa musik terdiri dari lima Dimensional Complexity of Brain activity,
unsur penting, yaitu frekuensi (pitch), telah melakukan studi tentang pengaruh
volum (intensity), warna nada (timbre), frekuensi musik dengan dinamika
interval, dan tempo atau durasi (rhytm) gelombang di otak melalui pemeriksaan
(Hus, 2007; Finnerty, 2008; Nilsson, 2008; EEG. Dapat dilihat bahwa pergerakan
Andrzej, 2009; Heather, 2010; Chiang, gelombang di otak signifikan dengan
2012). Misalnya pitch yang tinggi, dengan pengaruh getaran suara dari musik, yaitu
rhytm cepat dan volume yang keras akan gelombang delta, teta, alfa, beta, dan
meningkatkan ketegangan otot atau gamma. Gelombang delta bereaksi pada
menimbulkan perasaan tidak nyaman. panjang gelombang kisaran 0,5-4 Hz.
Sebaliknya, pada pitch yang rendah Gelombang teta memiliki reaksi pada
dengan rhythm yang lambat dan volume frekuensi 4-8 Hz, gelombang alfa bereaksi
yang rendah akan menimbulkan efek rileks pada frekuensi 8-13. Sementara gelombang
(Chiang 2012). beta bereaksi pada frekuensi 13-30 Hz, dan
Frekuensi mengacu pada tinggi dan gelombang gamma pada frekuensi 20-80
rendahnya nada serta tinggi rendahnya Hz. Eerikainen (2007) melakukan
kualitas suara yang diukur dalam Hertz, penelitian frekuensi suara musik yang bisa
yaitu jumlah daur perdetik dimana dijadikan terapi. Frekuensi yang
gelombang bergetar. Manusia memiliki direkomendasikan untuk mengurangi nyeri
batasan untuk tinggi rendahnya frekuensi adalah 40-52 Hz.
yang bisa diterima oleh korteks auditori Terapi musik bisa diawali dengan
(Nilsson, 2009; Chiang 2012). Telinga frekuensi 40 Hz, dengan asumsi dasar
manusia memiliki sensitifitas mendengar bahwa ini adalah frekuensi dasar di
pada kisaran 20-20.000 Hz. Frekuensi talamus, sehingga stimulasi getaran dengan
lebih dari 20.000 Hz disebut sebagai frekuensi yang sama akan memulai efek
ultrasonic, dan dibawah 20 Hz dikenal kognitif untuk terapi. Pada pasien stroke
sebagai infrasonic (Birbauner, dkk., 1994; dan alzeimer disarankan dengan frekuensi
Joseph & Ulrich, 2007). Bunyi dengan 40 Hz. Musik dengan frekuensi 40-60 Hz
frekuensi tinggi (3000-8000 Hz atau lebih) juga telah terbukti menurunkan
lazimnya bergetar di otak dan kecemasan, menurunkan ketegangan otot,
mempengaruhi fungsi kognitif seperti mengurangi nyeri, dan menimbulkan efek
berpikir, persepsi spasial dan memori. tenang (Arslan, Ozer, & Ozyurt, 2007;
Bunyi dengan frekuensi sedang 750-3000 American Music Therapy Association,
Hz cenderung merangsang kerja jantung, 2008; Andrzej, 2009). Menurut Nilsson
paru dan emosional. Sedangkan bunyi (2009), karakteristik musik yang bersifat
dengan frekuensi rendah 125-750 Hz akan terapi adalah musik yang nondramatis,
mempengaruhi gerakan-gerakan fisik dinamikanya bisa diprediksi, memiliki
(Campbell, 2006). nada yang lembut, harmonis, dan tidak
Dikatakan high frequencies jika berlirik, temponya 60-80 beat per minute.
lebih dari 100 Hz, dan low frequencies jika Musik yang bersifat sebaliknya, akan
dibawah 100 Hz. Gelombang Hi-Freq menimbulkan efek seperti meningkatkan
dalam bidang kesehatan gelombangnya denyut nadi, tekanan darah, laju
digunakan untuk pemeriksaan radiologi pernafasan, dan meningkatkan stress.
dan pada penggunaan mesin ESWL Berdasarkan uraian diatas, dapat
(Joseph & Ulrich, 2007). Birbauner, dkk disimpulkan bahwa tidak terdapat
(1994) dalam publikasi ilmiah yang pengaruh terapi murotal Al-Qur’an
berjudul Perception of Music and terhadap depresi, namun pada kelompok
15
Pasien dapat menggunakan teknik ini Soedarso Pontianak Tahun 2012. Strata 1 Program Studi
Pendidikan Dokter Universitas Tanjungpura.
untuk menurunkan depresi selama Wijaya, A. (2005). Kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik
hemodialisis. yang menjalani hemodialisis dan mengalami depresi.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
4. Bagi Rumah Sakit/Institusi Novita D. (2012). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Post
Penelitian ini dapat dijadikan acuan Operasi Open Reduction And Internal Fixation (Orif) Di
Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung. Strata 2
penerapan intervensi dalam terapi non Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
farmakologi untuk menurunkan tingkat Anaswati N. (2016). Pengaruh Pemberian Terapi Mendengarkan
Bacaan Alqur’an (Ar-Rahman) Terhadap Tingkat Depresi
depresi pasien hemodialisis di Rumah Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi
Sakit. Hemodialisa Di Rsud Dr.Soedirman Kebumen. Strata 1
STIKES Muhammadiyah Gombong.
DAFTAR RUJUKAN Baradero, M., Dayrit, M.W., Siswadi, Y. (2009). Seri asuhan
Pardede, D. (2012). Gangguan Gastrointestinal pada Penyakit keperawatan: Klien gangguan ginjal. Jakarta: EGC.
Ginjal Kronis. Jurnal CKD Volume 39, No 7. Barkan, R, Mirimsky, A, Katzir, Z &Ghicavii, V. (2006).
Indonesian Renal Registry (IRR). (2014). 7th Report Of Prevention of hypotension and stabilization of blood
Indonesian Renal Registry pressure in hemodialysis
Supriyadi, Wagiyo, Widowati SR. (2011). Tingkat Kualitas patients.http://www.freshpatents.com/. diunduh 13 Februari
Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Terapi Hemodialisis. 2009 Harbinger of Premature Cardiovascular Disease.
Jurnal Kesehatan Mayarakat Caninsti, R. (2007). Gambaran kecemasan dan depresi pada
Tezel A, Karabulutlu E, Sahin O. (2011). Depression and penderita gagal ginjal kronis yang menjalani terapi
perceived social support from family in Turkish patients hemodialisa. Tugas Akhir Pascasarjana Fakultas Psikologi
Shanty, M. (2011). “Silent Killer Diseases” (Penyakit yang Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan
Diam-Diam Mematikan). Jogjakarta: Javalitera Daugirdas, J.T., Blake, P.B., & Ing, T.S. (2007). Handbook of
Alfiyanti, N.E., Setyawan, D., Kusuma, M.A. (2014). Pengaruh dyalisis. 4th edition. Philadelphia: Lipincot William &
Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tingkat Depresi Pada Wilkins.
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Profil
Di Unit Hemodialisa Rs Telogorejo Semarang. Program Kesehatan Indonesia 2005
Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang. (online),(http://http://www.depkes.go.id/downloads/profil/Pr
Mukaromah, R.S., Muliani, R., Vitniawati, V. (2012). Hubungan ofil%20Kesehatan%20Indonesia%202005.pdf, diakses 19
Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada Pasien Januari 2012).
Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisis
Di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya Dudung, Theresia, Anita. (2015). Prevalensi Depresi Pada
Kab. Bandung Tahun 2012. Bhakti Kencana Medika, Pasien Stroke Yang Di Rawat Inap Di Irina F Rsup Prof. Dr.
Volume 2, No. 4, September 2012 R. D. Kandou Manado Periode November – Desember
Lubis, N.L. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta : 2012. Jurnal E-Clinic (Ecl), Volume 3, Nomor 1
Kencana Faradisi, F. (2012). Efektivitas Terapi Murotal Dan Terapi
Erita. (2014). Pengaruh Membaca Al-Qur’an Dengan Metode Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
Tahsin Terhadap Depresi Pada Lansia Di Panti Sosial Pasien Pra Operasi Di Pekalongan. Jurnal Ilmiah
Tresna Werdha Unit Abiyoso Pakem Yogyakarta. Skripsi Kesehatan. Vol V No 2 September 2012. Prodi DIII
Strata 1 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Keperawatan. STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Muhammadiyah Yogyakarta. Pekalongan.
Pratiwi, L., Hasneli, Y., Ernawaty, J. (2015). Pengaruh Teknik
Relaksasi Benson Dan Murottal Al-Qur’an Terhadap
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Primer. JOM Vol
2 No 2, Oktober 2015. Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau.
Nurcahyati. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik
Yang Menjalani Hemodialisis Di Rumah Sakit Islam
Fatimah Cilacap Dan Rumah Sakit Umum Banyumas. Strata
II Magister Keperawatan Kekhususan Keperawatan Medical
Bedah Universitas Indonesia.
Astiti Anin. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Hemodialisis Di Rsud Panembahan Senopati
Bantul. Strata 1 Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah.
Dewi S.P. (2015). Hubungan Lamanya Hemodialisa Dengan
Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Di Rs Pku
Muhammadiyah Yogyakarta. Strata 1 Ilmu Keperawatan
Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Pratiwi D. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Tingkat Depresi Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan
Hemodialisa Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Strata 1 Ilmu Keperawatan Universitas Aisyiyah
Yogyakarta.
Rustina. (2012). Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di Rsud Dr.
PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL AL QURAN
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN
HEMODIALISA DI RS PKU MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
DIAN NASHIF ZAHROFI
J210.100.068
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Dian Nashif Zahrofi)
NASKAH PUBLIKASI
Abstrak
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
penurunan dari fungsi ginjal yang diakibatkan oleh proses kerusakan ireversibel.
Sampai saat ini, hemodialisa merupakan alternatif utama terapi pengganti fungsi
ginjal bagi pasien GGK karena mempertimbangkan dari segi biaya lebih murah
dan risiko terjadinya perdarahan lebih rendah jika dibandingkan dengan dialisis
peritoneal. Akibat yang dirasakan saat menjalani hemodialisa seperti kram otot,
hipotensi, sakit kepala, mual, dan muntah. Dampak psikologis yang dirasakan
pasien adalah kecemasan. Berdasarkan observasi dan wawancara pada awal bulan
Oktober 2013 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta didapatkan Enam
pasien yang menjalani HD, lima orang (83%) yang dapat terkaji menggunakan
instrumen HRS-A bahwa didapat kecemasan ringan 3 pasien, dan kecemasan
sedang ada 2 pasien. Untuk mengatasi kecemasan pada pasien yang menjalani
hemodialisa, perawat perlu memberikan terapi relaksasi, salah satunya yaitu
dengan murottal Al-Qur’an. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
adakah pengaruh pemberian terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat
kecemasan pasien hemodialisa di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
Populasi penelitian adalah semua pasien yang menjalani hemodialisis di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 43, dan sampel penelitian
sebanyak 30 responden, dengan teknik sampling purposive sampling. Instrument
penelitian berupa Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Analisis data hasil
penelitian menggunakan uji Independent t-test dan Paired t-test. Kesimpulan
dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh pemberian terapi murottal Al-Qur’an
terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta.
Kata kunci: Gagal ginjal kronik, Hemodialisa, Kecemasan, Terapi murottal Al-
Qur’an
2
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Dian Nashif Zahrofi)
ABSTRACT
Chronic renal failure (CRF) is a term used to describe the decline of renal
function caused by the irreversible damage. Until now, hemodialysis is the main
alternative to replacement therapy for patients with CRF renal function due
consideration in terms of lower cost and lower risk of bleeding compared with
peritoneal dialysis. CRF patients on hemodialysis dependence (HD) during his
life, will have broad impact and cause problems both physical, psychosocial, and
economic. The complexity of the problem will arise in CRF patients undergoing
HD which gives rise to anxiety in these patients. Based on observations and
interviews at the beginning of October 2013 at the Hospital of PKU
Muhammadiyah Surakarta obtained six patients undergoing HD, five people
(83%) which can terkaji using HRS-A instrument that 3 patients obtained mild
anxiety, and anxiety were there 2 patients. To cope with anxiety in patients
undergoing hemodialysis, nurses need to provide relaxation therapy, one of which
is the Qur'an murottal. The purpose of this study was to determine the effect of
therapy is there murottal Qur'an against anxiety levels in hemodialysis patients
PKU Muhammadiyah Hospital in Surakarta. The study population was all
patients undergoing hemodialysis at PKU Muhammadiyah Hospital in Surakarta,
amounting to 43, and a sample of 30 respondents, the sampling purposive
sampling technique. Research instrument such as the Hamilton Rating Scale for
Anxiety (HRS-A). Analysis of survey data using Independent test Paired t-test and
t-test. The conclusion of this study that there are significant murottal therapy
Qur'an against anxiety levels in hemodialysis patients PKU Muhammadiyah
Hospital in Surakarta.
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Dian Nashif Zahrofi)
Penyakit gagal ginjal kronik (GGK) adalah Kota Surakarta dengan 1497
atau penyakit ginjal tahap akhir (end- kasus (25.22 %) dan yang kedua
dari 500 juta jiwa telah mengalami merupakan alternatif utama terapi
penyakit gagal ginjal kronik. Kurang pengganti fungsi ginjal bagi pasien
hidup dengan bergantung pada dari segi biaya lebih murah dan
70.000 jiwa gagal ginjal kronik yang dialisis peritoneal (Markum, 2006).
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Dian Nashif Zahrofi)
dengan rentang waktu tiap tindakan terganggu tapi masih dalam batas
HD adalah 4 – 5 jam, yang bertujuan normal (Hawari, 2006). Tindakan
untuk mengeluarkan sisa keperawatan untuk penanganan
metabolisme protein dan untuk masalah kecemasan pasien yaitu
mengoreksi gangguan keseimbangan dapat berupa tindakan mandiri oleh
cairan dan elektrolit (Black and perawat, contoh seperti tehnik
Hawks, 2006). Akibat yang relaksasi dan distraksi (Potter, 2006).
dirasakan saat menjalani hemodialisa Salah satu teknik distraksi yang
seperti kram otot, hipotensi, sakit digunakan untuk mengatasi
kepala, mual, dan muntah (Lewis. kecemasan pada pasien adalah
Sharon L, et al, 2011). dengan terapi murottal Al-Quran,
karena tehnik distraksi merupakan
Menurut Canisti (2007) dampak
tindakan untuk mengalihkan
psikologis yang dirasakan pasien
perhatian.
adalah kecemasan. Dampak
psikologis yang dirasakan pasien Hasil penelitian yang dilakukan oleh
seringkali kurang menjadi perhatian (Qadiy, 1984) tentang pengaruh Al-
bagi para dokter ataupun perawat. Qur’an bagi organ tubuh, berhasil
Pada umumnya, pengobatan di membuktikan hanya dengan
rumah sakit difokuskan pada mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-
pemulihan kondisi fisik tanpa Qur’an, seorang Muslim, baik
memperhatikan kondisi psikologis mereka yang berbahasa Arab
pasien seperti kecemasan dan maupun bukan, dapat merasakan
depresi. perubahan fisiologis yang sangat
besar. Penurunan depresi,
Kecemasan adalah gangguan alam
kecemasan, kesedihan, memperoleh
perasaan (affective) yang ditandai
ketenangan jiwa, menangkal
dengan perasaan ketakutan atau
berbagai macam penyakit merupakan
kekhawatiran yang mendalam dan
pengaruh umum yang dirasakan
berkelanjutan , tidak mengalami
orang-orang yang menjadi objek
gangguan dalam menilai realitas ,
penelitiannya (Al-Kaheel, 2011).
kepribadian utuh, perilaku dapat
5
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Dian Nashif Zahrofi)
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Dian Nashif Zahrofi)
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Dian Nashif Zahrofi)
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Dian Nashif Zahrofi)
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Dian Nashif Zahrofi)
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Dian Nashif Zahrofi)
Hasil uji independent t-test pre test Hasil penelitian ini didukung oleh
pada kelompok perlakuan dan hasil penelitian yang dilakukan oleh
kelompok kontrol diperoleh nilai Ahmad Al Qadiy tentang pengaruh
yang signifikan yaitu sebesar 0.932, Al-Qur’an bagi organ tubuh,
karena nilai p-value > 0.05 maka penelitian berhasil membuktikan
dapat disimpulkan bahwa H0 hanya dengan mendengarkan bacaan
diterima, artinya tidak terdapat ayat-ayat Al-Qur’an, seorang
perbedaan pre test kelompok Muslim, baik mereka yang berbahasa
perlakuan dan kontrol. Kesimpulan Arab maupun bukan, dapat
uji tersebut menunjukkan bahwa merasakan perubahan fisiologis yang
tingkat kecemasan pada kedua sangat besar. Penurunan depresi,
kelompok pada awal penelitian kecemasan, kesedihan, memperoleh
adalah seimbang. ketenangan jiwa, menangkal
Hasil uji independent t-test, post test berbagai macam penyakit merupakan
pada kelompok perlakuan dan pengaruh umum yang dirasakan
kelompok kontrol diperoleh nilai orang-orang yang menjadi objek
yang signifikan yaitu sebesar 0.0001, penelitiannya (Al-Kaheel, 2011).
karena nilai p-value < 0.05, maka Hasil penelitian ini juga didukung
dapat disimpulkan H0 ditolak, artinya dari penelitian Martinez (2009) yaitu
terdapat perbedaan rerata tingkat tentang is music therapy. Hasil
kecemasan pasien hemodialisa antara penelitian ini adalah terapi musik
kelompok perlakuan dan kelompok dapat diterapkan sebagai metode
kontrol, dimana skor tingkat intervensi berkontribusi terhadap
kecemasan pada kelompok perlakuan peningkatan kualitas hidup dengan
lebih rendah dari pada kelompok mengurangi kecemasan pasien,
kontrol. depresi, dan setiap setiap tanggapan
11
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Dian Nashif Zahrofi)
psikososial lain yang terjadi dengan diolah didalam sistem saraf tubuh
pasien hemodialisis. dan kelenjar pada otak yang
Hasil penelitian ini juga didukung selanjutnya mereorganisasi
oleh penelitian yang dilakukan interpretasi bunyi ke dalam ritme
Wijanarko (2006), mengenai internal pendengarnya. Ritme
Efektifitas terapi musik terhadap internal ini mempengaruhi
penurunan tingkat kecemasan klien metabolisme tubuh manusia sehingga
diruang ICU- ICCU ICCU Rumah prosesnya berlangsung dengan lebih
Sakit Mardi Rahayu Kudus. Hasil baik (Satiadarma dan Zahra, 2004).
penelitian ini adalah adanya Ketika diperdengarkan musik maka
pengaruh yang signifikan rata-rata harmonisaasi dalam musik yang
tingkat kecemasan antara kelompok indah akan masuk trelinga dalam
intervensi dengan kelompok kontrol bentuk sura (audio), menggetarkan
terahadap pemberian terapi musik. gendang telinga, mengguncangkan
Perbandingan kecemasan antara cairan di telinga dalam, serta
kelompok yang diberikan murottal menggetarkan sel-sel rambut di
Al quran dan kelompok kontrol, dalam koklea untuk selanjutnya
didapatkan data bahwa terjadi melalui saraf koklearis menuju otak
penurunan kecemasan pada dan menciptakan imajinasi
kelompok perlakuan. Rata-rata skala keindahan di otak kanan dan otak
kecemasan pada kelompok perlakuan kiri. Yang akan memberikan dampak
turun dari angka 34,00 menjadi berupa kenyamanan dan perubahan
17,27. Sedangkan pada kelompok perasaan. Perubahan perasaan ini
kontrol, rata-rata skala kecemasan diakibatkan karena musik dapat
hanya mengalami penurunan tetapi menjangkau wilayah kiri kortek
tidak seperti pada kelompok celebri (Mindlin, 2009). Dari korteks
perlakuan yaitu dari angka 33,93 limbik, jaras pendengaran
menjadi 33,00. dilanjutkan ke hipokampus, dan
Musik menghasilkan rangsangan meneruskan sinyal musik ke
ritmis yang kemudian ditangkap Amigdala yang merupakan area
melalui organ pendengaran dan perilaku kesadaran yang bekerja pada
12
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Dian Nashif Zahrofi)
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Dian Nashif Zahrofi)
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Dian Nashif Zahrofi)