JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
2018
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan Studi Kasus ............................................................... 4
D. Manfaat Studi Kasus ............................................................. 6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 62
B. Saran....................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ABSTRAK
Angayu bagia penulis panjat kanatas Asung Kerta WaraNugraha Ida SangHyang
Widhi Wasa (Tuhan Yang MahaEsa), sehingga penulis diberikan kesehatan dalam
Kebutuhan Istirahat Dan Tidur Di Wisma Segar Panti Social Tresna Werdha
yang telah rela, iklas serta sabar dalam membimbing dan meluangkan waktu
studi kasus.
Oleh sebab itu dengan kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih
Kesehatan Kendari.
3. Fitri Wijayanti, S.Kep.,M.Kep (selaku penguji 1) yang telah banyak
kasus ini.
4. Seluruh dosen dan staf pengajar Politeknik Kesehatan Kendari yang telah
5. Kepala Panti Solial Tresna Werdha Minaula Kendari yang telah memberikan
6. Terkhusus dan Terhorma tuntuk ayah (I Made Arsika) dan ibu (Ni Ketut
tiasa memberikan doa restu serta dorong anmoril, semangat dan doa yang
tiada hentinya.
Semoga segala yang telah mereka berikan senantiasa mendapatkan Rahmat serta
penyusunan skripsi ini tentu masih banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
perbaikan skripsi ini, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih baik, Akhir
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
global pada tahun 2013 proporsi dari populasi penduduk berusia lebih
dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan diperkirakan
di Indonesia mencapai 20,24 juta orang atau sekitar 8,03% dari seluruh
dibandingkan dengan hasil sensus penduduk tahun 2010 yaitu 18,1 juta
orang atau 7,6% dari total jumlah penduduk. Berdasrkan data proyeksi
penduduk , pada tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di
fisiologis manusia, salah satunya adalah istirahat dan tidur. Tidur merupakan
sedikit mengerti tentang pentingnya tidur demi sesuatu hal yang harus
1
Proses penuaan berhubungan dengan perubahan tidur obyektif dan
subyektif. Keluhan tidur adalah keluhan berulang mulai usia lansia dan
tampaknya akan mempengaruhi lebih dari 30% dari populasi berusia di atas
wajar, kulit sudah tidak kencang, otot-otot yang sudah mengendor, dan
tidur yang serius. Prevalensi gangguan tidur pada lansia tergolong tinggi
suatu keluhan tentang kurangnya kualitas tidur yang disebabkan oleh satu
dari sulit memasuki tidur, sering terbangun malam kemudian kesulitan untuk
kembali tidur, bangun terlalu pagi, dan tidur yang tidak nyenyak. Insomnia
dikonfirmasi jika ada keluhan tidur atau masalah siang hari terkait
(Syarif. 2016).
Kualitas tidur pada lansia yang buruk tidak lepas dari faktor-faktor
berbeda-beda, usia lanjut membutuhkan waktu tidur 6-7 jam per hari.
penyakit fisik atau gejala: seperti nyeri jangka panjang, kandung kemih
atau masalah prostat, penyakit sendi seperti arthritis atau bursitis, dan
obatan, seperti kafein, alkohol, atau resep obat untuk penyakit kronis;
pribadi, atau persepsi status kesehatan yang buruk (Padila, 2013). Menurut
National Sleep Foundation ada sebelas kondisi kesehatan yang disertai oleh
Werdha Minaula Kendari bahwa jumlah lansia saat ini yang tinggal
hasil obsevasi seluruh panti dibagi menjadi 10 wisma, setiap wisma ada
beberapa kamar dan dalam satu kamar ada jumlah lansia 2 atau 3 orang,
kesulitan untuk memulai tidur, sering terbangun pada saat malam dan
penelitian kepada lansia yang tinggal di Wisma Segar Panti Sosial Tresna
B. Rumusan Masalah
Istirahat Dan Tidur Di Wisma Segar Panti Sosial tresna Werdha Minaula
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Sulawesi Tenggara .
Sulawesi Tenggara.
Tenggara.
4. Bagi Penulis
istirahat dan tidur dan bisa membandingkan antara teori dan kenyataan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Tujuan :
analisis.
7
2) Pola koping sebelumnya dan sekarang
6) Pola tidur
Siang siang
Malam malam
b. Analisa Data
pengetahuan.
c. Perumusan Masalah
tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis.
misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus
Wartonah, 2010).
2. Diagnosa Keperawatan
Kusuma, 2016).
Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gangguan pola
mengganggu.
prilaku.
3. Perencanaan Keperawatan
klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang di
dengan
Tujuan : a. Fasilitas untuk
ketidaka
mempertahankan
Setelah dilakukan tindakan
nyamanan fisik
aktivitas sebelum tidur
keperawatan diharapkan
dan mengantuk
(mendengar musik)
pencapaian kebutuhan
secara berlebih
b. Ciptakan lingkungan
istirahat dan tidur dapat
yang nyaman
terpenuhi.
c. Instruksikan untuk
Kriteria Hasil :
memonitor tidur pasien
4. Implementasi Keperawatan
sebagai berikut :
Tahap 1: Persiapan
perencanaan.
Tahap 2: Intervensi
dependen,dan interdependen.
Tahap 3: Dokumentasi
telah disusun.
Hasil evaluasi
a. Istirahat
2) Merasa diterima
b. Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi
Noorkasiani. 2011).
fisik dan mental yang diikuti dengan perubahan pola tidur yang
siang hari yang dipakai untuk tidur dapat terjadi karena seringnya
(Azizah, 2014).
jam tidur total yang normal berkisar 5-9 jam pada 90% orang
yang lebih lama di tempat tidur namun singkat dalam keadan tidur.
1) Fisiologi Tidur
fase yaitu non rapid eye movement (NREM) dan rapid eye
NREM yang terdiri dari tiga stadium NREM dan satu REM.
2007).
pada lansia. Kemudian didapatkan gangguan tidur pada usia lanjut terdiri
dari insomnia, hipersomnia, enuresis, narkolepsi, dan apnea tidur.
a. Insomnia
gangguan tidur malam hari pada dewasa yang lebih tua, yang
1) Jangka pendek
2) Sementara
Biasanya disebabkan oleh perubahan-perubahan lingkungan
menimbulkan ansietas.
3) Kronis
b. Hipersomnia
c. Enuresis
paling banyak terjadi pada laki-laki. Pada pria lansia dapat terjadi
terjadi pelepasan urine involunter saat batuk, bersin, atau pun saat
d. Narkolepsi
dan sleep paralysis (keadaan ketika akan tidur atau bangun tidur
merasa sesak napas seperti tercekik, dada sesak, sulit berteriak, dan
e. Apnea Tidur
progresif pada tahap tidur NREM 3 dan 4, beberapa lansia hamoir tidak
memiliki tahap 4 atau tidur yang dalam. Seorang lansia terbangun lebih
tertidur.
tidur dan mendapatkan tidur REM dan NREM yang tepat. Kualitas tidur
a. Lingkungan
Lingkungan dapat mendukung dan menghambat tidur. Temperatur,
b. Kelelahan
c. Penyakit
dari keadaan normal. Sering sekali pada orang sakit pola tidurnya
d. Gaya hidup
mengatur kegiatan agar dapat tidur pada waktu yang tepat. Keadaan
f. Merokok
Nicotine mempunyai efek menstimulasi tubuh dan perokok
merokok setalah makan malam orang biasanya akan tidur lebih baik.
2) Jaga agar pintu area kerja di unit tersebut ditutup ketika sedang
digunakan.
berbunyi.
kayu.
tidur.
untuk tidur. Penting bagi seeseorang untuk pergi tidur pada saat
aktivitas.
3) Toodler dan anak pra sekolah terlalu begmbira dan penuh energi
mendengarkan doa .
5) Berikan topi dan kaus kaki untuk klien lansia dan klien yang
cenderung kedinginan.
9) Berikan matras yang nyaman dan jaga agar tempat tidur tetap
mempermudah pernapasan.
duduk.
1) Membantu klien untuk tetap aktif secara fisik dan siang hari
rileks
tempat tidur.
diberikan.
mempunyai desain penelitian yang emplisit, jika tidak biasa eksplisit. Pada
tingkat yang paling sederhana, desain merupakan kaitan logis antara data
fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan multi sumber bukti
Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus.
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur di Wisma Segar Panti Sosial Tresna
30
B. Subyek Studi Kasus
1. Kriteria inklusi
a. Lansia usia ≥ 60
Kendari
d. Lansia Kooperatif
2. Kriteria Ekslusi
C. Fokus Studi
penelitian ini diharapkan ada perubahan pola istirahat dan tidur pada lansia
D. Definisi Operasional
a. Pengkajian
b. Diagnosa keperawatan
2) Ketidakpuasan tidur
(terlampir).
c. Intervensi keperawatan
gangguan pola tidur yang terdiri dari tujuan, NOC dan NIC.
NOC adalah rest (kuantitas dan kualitas ) dan sleep (pola dan
karakteristik).
(terlampir)
d. Implementasi keperawatan
e. Evaluasi
istirahat dan tidur. Pada penelitian ini ada masalah evaluasi ada 2 hal
1. Kuantitas tidur
Keterangan:
Keterangan:
(Sujarweni,2014).
G. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus
peneliti yaitu :
1. Informed consent
2. Beneficence
3. Confidientially (kerahasiaan)
hanya kelompok data tertentu yang akan diperoleh pada hasil riset.
BAB IV
1. FORMAT PENGKAJIAN
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama : Tn.H
e. Agama : Islam
f. Suku : Tolaki
a. Nama : Tn. I
b. Alamat : Boro-boro
37
4. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
1) Nama :-
2) Umur :-
3) Penyebab Kematian : -
c. Kunjungan keluarga
sebulan sekali.
1. Nutrisi
lauk pauk, susu, dan sayuran. Kebiasaan klien sebelum makan yaitu
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi BAK 4-5 kali sahari ,warna kuning jernih dan klien
3. Personal Higiene
Klien mandi sehari 2x selalu memakai sabun mandi, gosok gigi juga
seminggu.
Istirahat tidur klien tidak tentu kadang tidur dari jam 23.30-03.00
Wita (3 jam 30 menit) pada malam hari dan istirahat pada siang hari
Olahraga 1 jam
Nonton tv 3 jam
Menonton tv 3 jam
Menonton tv 3 jam
C. Status Kesehatan
c. Faktor Pencetus
d. Timbulnya Keluhan
Pusing yang dirasakan Tn.H pada saat klien bangun tidur dan
c. Riwayat Kecelakaan
mandi.
3. Pengkajian/pemeriksaan fisik
(observasi, pengukuran, panjang, auskultasi, perkusi, dan palpasi)
/ 20 x/Menit
d. Rambut : Putih
nyeri tekan.
2. Penerangan
3. Sirkulasi udara
7. Pembuangan sampah
8. Sumber pencemaran
10. Privasi
shalat.
dan tiap dini hari klien melaksanakan shalat sunat tahajud serta pagi
kepada-Nya.
F. Data Demografi
Jawablah pertanyaan ini sesuai gambaran situasi / keadaan bapak atau ibu
selama di panti.
4. Mata cekung
8. Penglihatan kabur
Jumlah 5 5
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Menarik diri
2. Apatis
3. Respon menurun
4. Bingung
6. Halusinasi
7. Halusinasi pendengaran
8. Halusinasi penglihatan
Jumlah 5 5
1. Jam berapa bapak/ibu mulai tidur siang : jam 12.00 - 13.00 Wita
Malam Hari
1. Jam berapa bapak/ibu mulai tidur malam : 23.30 Wita - 03.00 Wita
fisik.
- Klien mengatakan pusing dan tiba-tiba
kembali.
- Konjungtiva anemis
- Klien menguap
lagi.
- TTV
N : 80 x/menit R : 20 x/menit
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
berlebihan.
D. INTERVENSI
Dx. Insomia berhubungan Setelah di lakukan tindakan Nic : sleep Enhancemen 1. Untuk merelaksasi
dengan ketidaknyamanan 3 x 24 jam di harapkan dan mengurangi
1. Fasilitas untuk
fisik dan mengantuk gangguan istirahat dan tidur aktivitas menonton
mempertahankan
secara berlebihan. terjadi. televisi terlalu lama.
aktivitas sebelum tidur
2. Lingkungan yang
S - Klien mengatakan sulit Noc : (mendengarkan musik).
nyaman dapat
untuk tidur cepat pada 2. Ciptakan lingkungan
Sleep : Extent ang patter meningkatkan
malam hari. yang bersih, tempat tidur
Kreteria hasil : kualitas tidur dan
dan bantal yang nyaman.
- Klien mengatakan pusing 1. Klien tampak rileks dan mengurangi
3. Lakukan persiapan untuk
dan tiba-tiba sakit kepala lebih segar. gangguan tidur.
tidur malam seperti tidur
ketika bangun pada pagi 2. Ttv dalam batas normal. 3. Untuk mendapatkan
jam 21.00-04.00.
hari. 3. Klien dapat tidur 6-8 jam tidur dalam batas
4. Monitor waktu makan
- Klien mengatakan tidur setiap malam. normal 6 – 8 jam.
dan minum 1 jam
malam jam 23.30 – 03.00 4. Keadaan tempat tidur 4. Makan dan minum
sebelum tidur.
Wita dan sulit untuk yang nyaman, bersih dan tepat waktu dapat
tertidur kembali. bantal yang nyaman mengurangi gangguan
- Klien mengatakan tidur 5. Bunyi telepon dan tidur.
siang 12.00 – 13.00 televisi di kecilkan.
Wita. 6. Tutup jendela /pintu jika
perlu.
7. Tingkatkan aktivitas
O: - Keadaan umum baik
sehari-hari dan kurangi
- Ada area gelap kegiatan sebelum tidur.
disekitar mata 8. Pengetahuan kesehatan
:jadwal tidur mengurangi
- Kunjungtiva anemis
stres, cemas dan latihan
- Klien tampak lelah relaksasi.
- Klien menguap 9. Kualitas tidur terhadap
- Klien tidur jam 23.30
fisik dan fisiologi. Ket:
Wita dan bangun jam
03.00 Wita dan sulit kurang jika nilainya
S : 36,5 0C
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
E. IMPLEMENTASI
Hari/Tanggal DIAGNOSA
No IMPLEMENTASI EVALUASI
/ Jam KEPERAWATAN
Hari/tanggal DIAGNOSA
No IMPLEMENTASI EVALUASI
/ jam KEPERAWATAN
2. Selasa, Insomnia 1. Mengfasilitas untuk mempertahan kan S.- Klien mengatakan belum bisa
berhubungan dengan aktivitas sebelum tidur (mendengarkan tidur dengan cepat.
3/7/2018
ketidaknyamanan musik).
O - Kuantitas tidur malam 4 Jam
Jam 22.00 fisik dan mengantuk Hasil : klien mengatakan belum bisa tidur
45 menit, tidur siang 1 jam,
secara berlebihan dengan cepat.
total 5 jam 45 menit.
2. Menciptakan lingkungan yang
bersih,tempat tidur dan bantal yang nyaman. - Kualitas tidur fisik 50%
Hasil : nampak tempat tidur klien sudah kategori kurang dan
nyaman seprai dan bantal sudah bersih. psikologis 50% kategori
3. Melakukan persiapan untuk tidur malam kurang.
seperti tidur jam 21.00-04.00.
A. Masalah belum teratasi
Hasil : klien nampak mulai paham.
4. Memonitor waktu makan dan minum 1 jam P. Interpensi di lanjutkan 1,2,3
sebelum tidur. dan 4
Hasil : klien mengatakan makan setelah 3
jam sebelum tidur.
Hari/tanggal DIAGNOSA
No IMPLEMENTASI EVALUASI
/ jam KEPERAWATAN
1. Pengkajian
keperawatan ini mencangkup dua langkah yaitu data dari sumber primer
(klien), dan data sekunder (keluarga dan tenaga kesehatan) dan analisis
tanggal pada 1 juni 2018 dan di dapatkan data pasien bernam Tn.H ,usia
mengatakan sulit untuk tidur cepat pada malam hari, Klien mengatakan
pusing dan tiba-tiba sakit kepala ketika bangun pada pagi hari, klien
bangun terlalu dini, klien mengatakan tidur malam jam 23.30 – 03.00
WITA dan sulit untuk tertidur kembali, serta tidur siang 12.00 – 13.00
WITA. Data objektif: Keadaan umum baik, terdapat area gelap di sekitar
dan sulit untuk tertidur lagi, TTV tekanan darah 140/80, nadi 80x/menit,
mengetahui makanan yang harus dihindari pada usianya saat ini. Klien
makan 3 kali sehari habis 1 porsi tanpa bantuan orang lain . Status
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
NOC yaitu:
contoh perubahan pola tidur, dan hal ini dapat menyebabkan tubuh
tidak bekerja secara optimal. Pola tidur normal adalah waktu tidur 6
dengan terjaga. Pola tidur 6-8 jam di malam hari mungkin terlalu
monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur, monitor atau catat
kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam. Namun yang dapat dilakukan
sama dengan klien dan perawat di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula
5. Evaluasi
a. Kuantitas tidur
b. Kualitas tidur
Fisik
5 50% 5 50% 4 40%
Psikologis
5 50% 5 50% 4 40%
Keterangan :
masalah Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
A. Kesimpulan
pada Tn.H dengan masalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur
1. Nama klien Tn.H berusia 79 Tahun. Keluhan utama klien yaitu klien
mengatakan pusing dan tiba-tiba sakit kepala ketika bangun pada pagi
hari dan klien bangun terlalu dini. Kejadian ini sudah berlangsung selama
3 bulan belakangan. Selain itu klien sering merasa tidak nyaman saat
tidur karena keadaan tempat tidur yang tidak bersih. Tn.H hanya bisa
tidur selama 3-4 jam saja dan hal itu sering kali membuatnya mudah
2. Diagnosa yang muncul pada kasus ini berdasarkan respon klien yaitu
secara berlebihan.
59
3. Perencanaan keperawatan yang di tegakan adalah meliputi NOC : tidur
waktu makan dan minum dengan waktu tidur dan catat kebutuhan tidur
tidur pada klien harus selalu disesuaikan dengan kondisi dan keluhan
jam 40 menit sejak hari pertama hingga hari ketiga. Sedangkan kualitas
10% untuk kualitas tidur psikologis sejak hari pertama hingga hari
ketiga.
B. Saran
Sebaiknya bekerja sama antar perawat dan klien lebih ditingkatkan dan
2. Bagi penulis
3. Bagi institusi
(INFORMEN CONCENT)
Saya bertanda tangan di bawah ini tidak keberatan untuk menjadi responden
Werdha Minaula Kendari”, dan saya memahami bahwa data ini bersipat
rahasia.
Demikian pernyataan ini dibuat denagan suka rela tampa paksaan dari pihak
Responden,
(...........................................)
Nama lengkap dan tanda tangan
Lampiran 2
Kepada Yth
Bapak /ibu . . .
Di -
Nim : P0032015027
waktu menjadi responden dalam penelitian ini.anda berhak untuk menyetujui atau
menolak menjadi responden menjadi responden. Apa bila setuju,maka bapak atu
terimakasi.
Penelitian
LEMBAR OBSERVASI
A. Data Demograpi
Jawablah pertanyaan ini sesuai gambaran situasi / keadaan bapak atau ibu
selama di di panti.
Umur : 79 Tahun
4. Mata cekung
8. Pengelihatan kabur
Jumblah 5 5
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Menarik diri
2. Apatis
3. Respon menurun
4. Bingung
6. halusinasi
7. Halusinasi pendegaran
8. Halusinasi pengelihatan
Jumblah 4 6
3. Jam berapa bapak/ibu mulai tidur siang : jam 12.00 - 13.00 wita
Malam Hari
FORMAT PENGKAJIAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
h. Nama :
i. Tempat /Tahun :
j. Jenis Kelamin :
k. Status Perkawinan :
l. Agama :
m. Suku :
n. Tanggal pengkajian :
d. Nama :
e. Alamat :
f. Pekerjaan sebelumnya :
g. Sumber pendapatan :
h. Kecukupan pendapatan :
4. Aktivitas Rekreasi
a. Hobi :
b. Bepergian/wisata :
5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
a) Nama :
b) Umur :
c) Penyebab Kematian :
c. Kunjungan keluarga :
1. Nutrisi
2. Eliminasi
a. BAK
b. BAB
3. Personal Higiene
c. Faktor Pencetus
d. Timbulnya Keluhan
c. Riwayat Kecelakaan
a. BB/TB :
b. TD/N/S/RR :
c. Rambut :
d. Mata :
e. Telinga :
f. Abdomen :
g. Dada :
h. Kulit :
i. Ekstremitas atas :
j. Ekstremitas bawah :
Lampiran 4.
Wisma : Segar
SKORE KRITERIA
Hasil :
Hasil dari pengkajian katz indeks adalah klien mampu melakukan aktivitas
secara mandiri dalam hal mandi, makan, ke kamar kecil, berpindah, dan
berpakaian.
Lampiran 5
BARTHEL INDEKS
Mandiri Tergantung
No Aktivitas
(Nilai 1) (0)
1 Mandi dikamar mandi
(menggosok, membersihkan, 1
dan mengeringkan badan).
2. Menyiapkan pakaian,
membuka, dan 1
mengenakannya.
3. Memakan makanan yang
1
telah disiapkan.
4. Memelihara kebersihan diri
untuk penampilan diri
(menyisir rambut, mencuci 1
rambut, menggosok gigi,
mencukur kumis).
5. Buang air besar di WC
(membersihkan dan
1
mengeringkan daerah
bokong).
6. Dapat mengontrol
1
pengeluaran feses (tinja).
7. Buang air kecil di kamar
mandi (membersihkan dan
1
mengeringkan daerah
kemaluan).
8. Dapat mengontrol
1
pengeluaran air kemih
9. Berjalan di lingkungan
tempat tinggal atau keluar
0
ruangan tanpa alat bantu
seperti tongkat
10. Menjalankan ibadah sesuai
agama dan kepercayaan yang 1
dianutnya
11. Melakukan pekerjaan seperti
merapikan tempat tidur,
1
mencuci pakaian, memasak,
dan membersihkan ruangan.
12. Berjalan untuk kebutuhan
sendiri atau kebutuhan 1
keluarga.
13. Pengelolaan keuangan
(menyimpan dan 0
menggunakan uang sendiri.
14. Menggunakan sarana
transportasi umum untuk 0
bepergian.
15. Menyiapkan obat dan minum
obat sesuai dengan aturan
0
(takaran obat dan waktu
minum obat yang tepat).
16. Merencanakan dan
mengambil keputusan untuk
kepentingan keluarga dalam
hal pengunaan uang, aktivitas 0
sosial yang dilakukan dan
kebutuhan akan pelayanan
kesehatan.
17. Melakukan aktivitas diwaktu
luang (kegiatan keagamaan,
0
sosial, rekreasi, olahraga dan
menyalurkan hobi)
Jumlah nilai 13
ANALISIS HASIL :
NILAI 13 – 17 : MANDIRI
NILAI 0 – 12 ` : KETERGANTUNGAN
Lampiran 6.
Intruksi :
16 Mei 2018
Rabu
Wisma Segar
Boro-boro
79 Tahun
1939
Jokowi
SBY
09. Siapa nama ibu anda ?
Endak
20 , 17, 14, 11
Score total 10
Interprestasi data
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi metal dengan menggunakan MMSE (Mini
1. Tahun : 2018
2. Musim : hujan
1. Orientasi 5 5
3. Tanggal : 16
4. Hari : Rabu
5. Bulan : Mei
1. Negara : Indonesia
5. Wisma : Segar
(untuk disebutkan)
1. Objek 1 : Meja
2. Objek 2 : Kursi
3. Objek 3 : Televisi
Perhatian dan 1. 93
4. 5 5
kalkulasi 2. 84
3. 79
4. 71
5. 65
1. Objek 1 : Meja
2. Objek 2 : Televisi
dari 3 langkah
2. Lipat dua
gambar (1 angka)
Interpretasi hasil :
24 – 30 : Normal
(TINNETI,ME,DAGINTER,SF,1998)
Penkajian keseimbangan di nilai dari dua komponen utama dalam bergerak, dari
kedua komponen tersebut dibagi lagi dalam beberapa gerakan yang perlu di
Beri nilai 0 (nol) jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini,atau beri
niali 1(satu) jika klien menunjukan salah satu kondisi di bawah ini
depan kursi terlebih dahulu,tidak stabil pada saat berdiri pertama kali.(0)
duduk di tengah kursi. Keteranagn (*) kursi yang keras dan tampa
lenagan.(1)
menutup mata).(1)
dukungan . (0)
8. Membungkuk
Beri nilai 0 (nol) jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini ,atau beri
nilai 1 (satu) jika klen menunjukan salah satu dari kondisi di bawah ini.
menyentuh lantai.(1)
belakang klien )
6. Berbalik
Intepretasi hasil
berikut:
Kamar tidur : Ya
Kamar mandi : Ya
WC : Ya
Dapur : Tidak
Ruang tamu : Ya
3. Apakah penderita harus turun naik tangga bila masuk atau keluar rumah?
Tidak
baik :
1) Lantai dan karpet dalam keadaan baik dan tidak menonjol disana
lalu antara tempat tidur dan kamar mandi. Sakelar lampu di tempat
5) Kabel listrik tidak terletak di lantai. Bila perlu harus diperpendek dan
di pakukan ke dinding.
b. Kamar mandi :
1) Terdapat ril pegangan di daerah toilet dan bak madi dan mudah
4) Drainase air harus baik hingga mencegah lantai licin setelah dipakai
mandi.
c. Kamar tidur :
tidur.
d. Dapur :
tak terlalu tinggi (sehingga orang yang agak pendek tak perlu
e. Kamar duduk :
besar.
3) Tinggi kursi dan sofa cukup sehingga mudah bagi lansia untuk
f. Tangga :
1) Terdapat ril pegangan yang kuat di kedua sisi anak tangga, termasuk
g. Di luar rumah :
1) Pintu masuk depan dan belakang dalam keadaan baik. Pada musim
2) Jalan lalu harus bebas dari lumpur atau air di musim hujan, sehingga
mencegah terpeleset/jatuh.
A. LatarBelakang
dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh
baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki
makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum, istirahat berarti
suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari
eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita digunakan untuk tidur. Hal
B. Tujuan
C. Pelaksanaan Kegiatan
lansia
3. Sasaran : lansia
D. Metode
E. Media
Leaflet
G. Kegiatan Penyuluhan
Lansia : 19% kesulitan tidur, 21% tidur terlalu sedikit, 24% kesulitan tidur
mengantuk berlebihan di siang hari. Kaplan dan Sadock melaporkan kurang lebih
A. ISTIRAHAT
1. Defenisi
Lama waktu lansia istirahat dan tidur yaitu 6 - 8 jam pada malam
hari.
3. Manfaat istirahat
herbal dan faktor untuk mendapatkan kondisi tubuh yang segar bugar dan
terbebas penyakit.
4. Relaksasi musik
5. Syarat yang harus dilakukan untuk melakukan relaksasi atau alat yang di
b. Pusatkan pikiran anda pada irama musik atau pada hal-hal yang
menenangkan
c. Pilih posisi relaksasi yang menurut anda paling menyenangkan
mau tidur.
B. TIDUR
1. Defenisi tidur
2. Tujuan
kesehatan.
a. Tidur siang
langsung tidur beri waktu 5-10 menit untuk tidur. Tidur siang
± 6-8 jam. Lansia sebaiknya tidur lebih awal dan jangan tidur terlalu
malam.
4. Tempat tidur
Saat lansia hendaknya jangan tidur pada tempat tidur yang terlalu
tinggi agar tidak mempersulit pada saat lansia naik ke tempat tidur.
TIDUR
1. Umur
mekanisme tidur.
2. Sakit
Orang sakit membutuhkan lebih banyak tidur lebih dari normal dan
3. Lingkungan
sering menjadi biasa pada suara, lampu, kehadiran stimulus aneh dapat
5. Cemas
6. Obat
tidur.
7. Alkohol
Ada beberapa tanda klinis yang perlu diketahui lansia terhadap tanda-
5. Pusing
6. Mual
maka dapat terjadi gangguan tubuh. Beberapa tanda gangguan tidur yang
perlu diperhatikan :
a. Perubahan kepribadian
c. Gangguan persepsi
f. Koordinasi menurun
2) Ada dua macam tidur yaitu REM (Rapid Eye Movement = gerakan mata
cepat) dan tidur NREM (Non Eye Mevement = gerakan mata tidak cepat).
Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial yang
ditandai dengan :
b) Otot-otot kendor
c) Kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur, sering lebih cepat
g) Pembesaran steroid
tidur yang nyaman dan dalam tidur gelombang pendek karena gelombang
otak selama NREM lebih lambat daripada gelombang alfa dan beta pada
orang yang sadar atau tidak dalam keadaan tidur. Tanda-tanda orang tidur
NREM :
a) Mimpi berkurang
b) Keadaan istirahat
e) Metabolisme turun
1) Tahap 1
seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Seseorang merasa kabur dan
relaks, mata bergerak ke kanan dan kiri, kecepatan jantung dan pernafasan
turun secara jelas. Gelombang alpha sewaktu seseorang masih sadar berganti
dengan gelombang beta yang lebih lambat. Pada tahap ini seseorang mudah
dibangunkan.
2) Tahap 2
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menerus menurun.
jelas, suhu tubuh dan metabolism menurun. Gelombang otak ditandai dengan
3) Tahap 3
4) Tahap 4
Selama tidur seseorang mengalami empat sampai enam kali siklus tidur
dalam waktu 7-8 jam. Siklus tidursebagian besar merupakan tidur NREM dan
1. Pengertian istirahat
3. Manfaat istirahat
4. Defenisi tidur
“Terapi Musik”
pasien.
1. Hanpohone /radio
3. Headset
PROSEDUR :
Pre interaksi
2. Siapkan alat-alat
4. Cuci tangan
Tahap orientasi
Tahap kerja
13. Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam musik.
18. Pastikan tipe musik yang mau di dengarkan dalam kondisi baik
21. Hindari menghidupkan musik dan meninggalkannya dalam waktu yang lama.
22. Fasilitasi jika klien ingin berpartisipasi aktif seperti memainkan alat musik
atau bernyanyi.
Terminasi
Dokumentasi
- Keluhan utama
- Lama tindakan
pemeriksaan.
STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR TERAPI PIJAT KAKI
No. Tindakan
5. Ambil minyak zaitun secukupnya dan usapkan pada seluruh bagian tangan
6. Gunakan pangkal lengan untuk memijat telapak kaki klien dari arah atas ke
7. Kepalkan tangan dan pijat kaki klien dari atas ke bawah. Lakukan sebanyak
30 kali
9. Remas kaki klien dari pergelangan kaki sampai ujung kaki klien sebanyak 30
kali
10. Tarik satu persatu jari kaki klien (1 jari 3 kali tarikan). Penarikan tidak
11. Tekan menggunakan 8 jari dari pergelangan kaki sampai lutut klien
sebanyak 5x
12. Pijat dari pergelangan kaki sampai lutut klien sebanyak 5x balikan