Anda di halaman 1dari 92

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3

BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DAN


PERUBAHAN LIBIDO DI RUANG POLI KIA
PUSKESMAS PUWATU
TAHUN 2017

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan
Jurusan Kebidanan Diploma IV Bidan Klinik
Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH :

SENDRI MAYANTI. S
P00312016091

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
KENDARI
2017
i
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan

kebidanan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh

orang lain, kecuali yang secara jelas dan tegas tertulis diacu dalam naskah

ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Kendari, 18 Desember 2017

Yang membuat pernyataan

Sendri Mayanti.s

iv
RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PENULIS

1. Nama : Sendri Mayanti.s


2. NIM : P00312016091
3. Tempat Tanggal Lahir : Puriala, 17 Mei 1994
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia
6. Alamat : Jl. Prof.Muh.Yamin, Kec. Puwatu.
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri 09 Mandonga, Tamat Tahun 2006
2. SMP Negeri 03 Kendari, Tamat Tahun 2009
3. SMA Negeri 06 Kendari, Tamat Tahun 2012
4. D-III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Tahun 2015
5. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D-IV Kebidanan Tahun 2016
sampai sekarang.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiarat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan

Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Perubahan Berat

Badan Dan Perubahan Libido Di Ruang Poli KIA Puseksmas Puwatu Tahun

2017”.Penulisan Skripsi ini untuk memenuhi persyaratan mencapai Derajat

Sarjana Terapan Kebidanan pada Program Studi Diploma IV Jurusan

Kebidanan. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan, bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak sangatlah sulit untuk penulis menyesesaikan

skripsi ini. Sehingga penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan

yang tulus kepada Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu

Elyasari, SST, M.Keb selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing penulis mulai dari proposal, pelaksanaan penelitian dan

penyelesaian skripsi ini.

Melalui kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Askrening,SKM, M.Kes Selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

kendari yang telah memberkan izin untuk melakukan penelitian.

2. Sultina Sarita,SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan.

3. Melania Asi, S.Si.T, M.Kes Selaku Kepala Program Studi DIV

Kebidanan.

vi
4. Dewan Penguji Hj. Syahrianti, S.Si.T, M.Kes selaku Penguji I, Feryani,

S.Si.T, M.PH selaku penguji II dan Fitriyanti, S.ST, M.Keb yang telah

memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh Staf pengajar Jurusan kebidanan yang telah memberikan

bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

6. dr. Fauzyah selaku Kepala Puskesmas Puwatu yang telah

memberikan izin penelitian dan seluruh stafnya, khususnya rekan-

rekan bidan yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini

serta seluruh pasien khususnya di ruang poli KIA Wilayah kerja

Puskesmas puwatu yang telah menjadi responden dalam penelitian

ini.

7. Kepada rekan-rekan mahasiswa Program studi DIV kebidanan

Angkatan 2017, terima kasih atas kebersamaan, dalam suka dan

duka, bantuan dan dukungan serta motivasi selama perkuliahan.

Penulis menyadari karena keterbatsan pengetahuan dan

kemampuan, Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami

harapkan untuk kesempurnaan Skripsi ini.

Kendari, 18 Desember 2017

Sendri Mayanti.s

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................ iv
DAFTAR ISI ..................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... viii
INTISARI............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6
E. Keaslian Penelitian .............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 8
A. Telaah Pustaka ................................................................... 8
1. Tinjauan Umum tentang kontrasepsi............................... 8
2. Tinjauan umum efek samping kontrasepsi...................... 12
B. Landasan Teori. .................................................................. 24
C. Kerangka Teori ................................................................... 27
D. Kerangka Konsep ............................................................... 28
E. Hipotesis Penelitian.............................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 29
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................... 29
B. Tempat dan waktu penelitian .............................................. 30
C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................ 30
D. Definisi Operasional Variabel ........................................... 31

viii
F. Instrumen Penelitian .......................................................... 32
G. Alur penelitian .................................................................... 33
H. Analisa Data ................................................................... 34
I. Etika Penelitian ................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 36
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................. 36
B. Hasil Penelitian ................................................................. 40
C. Pembahasan .................................................................... 44
D. Keterbatasan Penelitian...................................................... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 49
A. Kesimpulan ...................................................................... 49
B. Saran ................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas 42


Puwatu
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama 45
Pemakaian Kontrasepsi 3 bulan.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perubahan Berat
Tabel 4. 3 46
Badan Setelah Menggunakan Kontrasepsi Suntik 3
Bulan
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perubahan
Tabel 4. 4 46
Libido Setelah Menggunakan Kontrasepsi Suntik 3
Bulan
Tabel 4. 5 Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3 47
Bulan dengan Perubahan Berat Badan.
Tabel 4. 6 Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3 48
Bulan dengan Perubahan Libido

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Kerangka teori 32


Gambar 2. 2 Kerangka konsep 33
Gambar 3. 3 Bagan penelitian Cross Sectional 34

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Infomed Consent

Lembar Kuesioner

Master Tabel

Hasil Uji Chi square

Permohonan ijin meneliti

Ijin penelitian

xii
INTISARI

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN


DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DAN PERUBAHAN LIBIDO
DI RUANG POLI KIA PUSKESMAS PUWATU
TAHUN 2017

Sendri mayanti 1 Askrening2 Elyasari2

Kontrasepsi hormonal jenis KB suntik di indonesia semakin banyak di


pakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif
murah dan aman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama pemakaian
kontrasepsi suntik 3 bulan dengan perubahan berat badan dan perubahan libido
di ruang poli KIA puskesmas puwatu tahun 2017.
Metode penelitian ialah observasional analitik yang di gunakan adalah
desain crossectional. Sampel penelitian yaitu akseptor KB suntik 3 bulan di ruang
poli KIA puskesmas puwatu tahun 2017 yang berjumlah 81 orang. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Instrumen pengumpulan
data berupa data primer dan data sekunder. Data sekunder adalah data rekam
medik akseptor KB suntik yang ada di ruang poli KIA puskesmas puwatu
sedangkan data primer adalah data yang secara langsung di ambil dari sumber
aslinya melalui naras sumber yang ada di ruang poli KIA puskesmas puwatu
melalui pedoman wawancara berupa kuesioner. Analisis data yaitu univariat dan
bivariat menggunakan Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan lama pemakaian
kontrasepsi suntik 3 bulan dengan perubahan berat badan (p-value=0,003<0,05).
Ada hubungan ama pemakaian suntik 3 bulan dengan peruabahn libido (p-
value=0,000<0,05). Jadi ada hubungan antara lama pemakaian kontrasepsi
suntik 3 bulan dengan perubahan berat badan dan perubahan libido diruang poli
KIA puskesmas puwatu tahun 2017.

Kata kunci : Kontrasepsi suntik 3 bulan, lama pemakaian suntik 3 bulan,


perubahan berat badan, perubahan libido.

1
Mahasiswa Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kendari
2
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari.

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara keempat terbesar penduduknya di dunia

dengan lebih dari 237 juta jiwa. Fertilitas atau kelahiran adalah salah satu

faktor penambah bagi jumlah penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut,

pemerintah indonesia menerapkan program keluarga berencana (KB)

yang telahi dimulai sejak tahun 1968 dengan didirikannya LKBN

(Lembaga Keuangan Berencana Nasional) yang kemudian pada tahun

1970 diubah menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional) dengan tujuan dapat mewujudkan keluarga kecil yang bahagia

dan sejahtera. Salah satu dukungan dan pemantapan dari penerimaan

gagasan KB tersebut adalah adanya pelayanan kontrasepsi.

(Winkjosastro,2009).

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program

yang memiliki tujuan untuk memenuhi pemerintah masyarakat akan

pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurukan

angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah

kesehatan reproduksi (Arum, 2009).

Kontrasepsi adalah usaha untuk mencegah kehamilan yang bertujuan

untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan

meningkatkan kesejahteraan keluarga agar dapat memberikan perhatian

dan pendidikan yang maksimal pada anak (Hartanto, 2010).

1
Menurut World Health Organization (WHO). Penggunaan kontrasepsi

telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika

Latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara global, pengguna

kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara regional, proporsi

pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan penggunaan metode

kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika

dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi

61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia naik sedikit dari 66,7%

menjadi 67,0%. Diperkiraan 225 juta perempuan di negara-negara

berkembang ingin menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak

menggunakan metode kontrasepsi apapun dengan alasan sebagai

berikut: terbatas pilihan metode kontrasepsi dan pengalaman efek

samping. Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk kontrasepsi masih

terlalu tinggi. Ketidakadilan didorong oleh pertumbuhan populasi.

Cakupan peserta KB aktif di Indonesia dengan jumlah Pasangan Usia

Subur (PUS) sebanyak 47.019.002. peserta KB aktif sebanyak

35.202.908 meliputi suntikan sebanyak 47,54%, implant sebanyak

10,46%, pil KB sebanyak 29,58% IUD sebanyak 11,07%, MOW sebanyak

3,52%, MOP sebanyak 0,69% kondom sebanyak 3,15% (Profil

Kesehatan Indonesia, 2015).

Khususnya untuk Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 peserta KB

aktif berjumlah (53,8%) yaitu kontrasepsi Suntik (28,3%), kontrasepsi Pil

2
(12,8%), kontrasepsi IUD (1.38 %) kontrasepsi Implant (7,85%). (BKKBN

Sultra, 2016).

Kontrasepsi hormonal jenis KB suntik ini di Indonesia semakin banyak

dipakai karena kerjanya yang efektif, dan hampir 70% akseptor KB

menggunakan kontrasepsi hormonal karena pemakaiannya yang praktis,

harganya relatif murah dan aman. KB suntik memiliki risiko efek samping

yang sering dialami seperti gangguan haid, perubahan berat badan,

penggunaan jangka panjang dapat menurunkan libido, dan densitas

tulang, akan tetapi masyarakat lebih cenderung memilih metode

kontrasepsi jangka pendek di bandingkan jangka panjang, KB suntik

salah satu metode kontrasepsi jangka pendek yang banyak digunakan (

Handayani, 2010)

Dari studi awal penelitan di Puskesmas puwatu didapatkan bahwa

pengguna Akseptor KB suntik 3 bulan pada tahun 2016 berjumlah 342

(51,8%) ibu, dimana akseptor dengan jangka waktu penggunaan alat

kontrasepsi ini mengalami kenaikan berat badan yaitu 2-3 kg dan

penggunaan <1 tahun berat badannya tetap dan ada sebagaian yang

menurun. Sesuai dengan teori Koes irianto (2013) tentang rata-rata

kenaikan berat badan sesudah menggunakan kontrasepsi suntik DMPA

dalam waktu yang lama adalah Rata-rata tiap tahun naik antara 2,3-2,9

kg.

Sedangkan berdasarkan studi awal penelitian mengenai perubahan

libido didapatkan dari 10 orang yang memakai KB suntik DMPA, tujuh

3
diantaranya menyatakan mengalami penurunan gairah saat berhubungan

seksual dengan suaminya setelah pemakaian KB ≥1 tahun dan 3 di

antaranya tidak mengalami penurunan libido pada pemakaian <1 tahun.

Hal ini sejalan dengan teori (Nopriasanti,2012) bahwa pemakaian

kontrasepsi suntik dengan jangka waktu yang lama yaitu 1 tahun atau ≥1

tahun dapat mengakibatkan menurunya libido. Begitupun dengan

penelitian (Saroha, 2009) bahwa Penggunaan kontrasepsi suntikan

DMPA dalam waktu yang lama akan menyebabkan disfungsi seksual

berupa penurunan libido.

Berdasarkan data BKKBN 2013, Secara Nasional drop out peserta KB

mencapai 27%, tingkat drop out yang tertinggi adalah pil 41%, kondom

31%, dan suntik 25%. Sedangkan di Jawa Timur tercatat pelayanan

kasus komplikasi berat sebanyak 347 (0,005%), kasus kegagalan

sebanyak 439 (0,007%), dan peserta lama yang ganti cara ke kontrasepsi

lain sebanyak (0,34%) peserta, dengan akseptor KB aktif (75,81%) pada

tahun 2013 (BKKBN, 2013).

Walaupun efek samping yang berat jarang ditemui, akan tetapi efek

samping yang sangat menggangu kemungkinan dapat menyebabkan

akseptor menghentikan penggunaannya (Sofian, 2013).

Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang kejadian Perubahan

berat badan yang dialami akseptor suntik 3 bulan dan mengetahui

kejadian ibu yang mengalami penurunan libido maka perlu dilakukan

suatu penelitian untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara lama

4
pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dengan perubahan berat badan

dan penurunan libido di Ruang Poli KIA Puskesmas Puwatu tahun 2017?

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan

Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dengan Perubahan Berat

Badan dan Perubahan Libido di Ruang Poli KIA Puskesmas Puwatu

Tahun 2017”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah Apakah Ada “Hubungan Lama Pemakaian

Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dengan Perubahan Berat Badan dan

Perubahan Libido di Ruang Poli KIA Puskesmas Puwatu Tahun 2017”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3

Bulan dengan Perubahan Berat Badan dan Perubahan Libido di

Ruang Poli KIA Puskesmas Puwatu Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui frekuensi lama pemakaian kontrasepsi suntik 3

bulan Tahun 2017.

b. Untuk mengetahui frekuensi ibu yang mengalami Perubahan berat

badan Tahun 2017.

c. Untuk mengetahui frekuensi ibu yang mengalami Perubahan

Libido Tahun 2017.

5
d. Untuk menganalisis Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi

Suntik 3 Bulan Dengan Perubahan Berat Badan di Ruang Poli KIA

Puskesmas Puwatu Tahun 2017.

e. Untuk menganalisis Hubungan Antara Lama Pemakaian

Kontrasespsi suntik 3 bulan dengan Perubahan Libido di Ruang

Poli KIA Puskesmas Puwatu Tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi institusi pendidikan untuk dokumentasi agar dapat

sebagai bahan perbandingan dalam melaksanakan penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat bagi puskesmas untuk mengetahui Hubungan Antara Lama

Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Perubahan Berat

Badan Dan Perubahan Libido Di Ruang Poli KIA Puskesmas Puwatu

Tahun 2017

3. Manfaat bagi penulis sebagai bahan untuk mengaplikasikan antara

ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku pendidikan dengan

kondisi yang nyata di lapangan, menambah wawasan, dan pola pikir.

E. Keaslian Penelitian

Hubungan lama pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dengan

perubahan berat badan dan perubahan libido, belum pernah dilakukan

oleh peneliti-peneliti lain. Namun terdapat beberapa peneliti yang

berhubungan dengan judul penelitian ini di antaranya adalah:

6
1. Farida Ulfa Annisa tahun 2012 dengan judul gambaran peningkatan

berat badan pada akseptor kontrasepsi progestin di kecamatan

paliyan gunung kidul tahun 2011-2012. Peneliti tersebut

menggunakan pendekatan crossestional dan dianalisis secara

deskriptif, dengan jumlah populasi 225 orang dan jumlah sampel 216.

Adapun hasil yang diperoleh adalah rata-rata kenaikan berat badan

akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan pada suntikan pertama adalah

0,18 kg sedangkan pada suntikan ke-4 sebesar 1,33 kg.

Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan metode

pendekatan yang sama yaitu crossectional. sedangkan perbedaan

pada peneliti ini yaitu lokasi penelitian wilayah kerja puskesmas

puwatu, tahun penelitian, serta jumlah populasi dan sampel yang

berbeda.

2. Khoriyah, Makrifatun tahun 2013 dengan judul peningkatan berat

badan ibu akseptor KB suntik 3 bulan sebelum dan sesudah

menggunakan KB suntik di BPS Muryati sleman. Penelitian tersebut

menggunakan metode pendekatan komparasi dan dianalisis secara

deskriptif. Dengan jumlah populasi sebanyak 105 orang serta jumlah

sampel sebanyak 60 orang. Adapun hasil yang diperoleh yaitu hasil

berubah kenaikan berat badannya yaitu >2,3 kg dalam tahun

pertama.

7
Persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan jenis penelitian

crossectional. perbedaan dalam penelitian tersebut yaitu judul

penelitian, populasi, dan sampel penelitian.

3. Utami, Yunaning tahun 2013 dengan judul Gambaran Berat Badan

Akseptor KB suntik DMPA setelah empat kali suntikan di Puskesmas

Banguntapan II tahun 2010-2012. Penelitian tersebut menggunakan

pendekatan cohort historik dan dianalisis secara deskriptif, dengan

jumlah populasi 86 orang. Adapun hasil yang diperoleh yaitu Akseptor

KB Suntik DMPA yang mengalami kenaikan berat badan paling

banyak berumur 31-40 tahun (53%), berpendidikan SLTA (59,3%) dan

bekerja IRT (53,5%).

Perbedaan penelitian ini yaitu jenis penelitian observatif analitik

dengan pendekatan crossectional, lokasi, waktu, serta jumlah

populasi dan sampel.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan umum tentang Kontrasepsi

a. Pengertian Kontrasepsi suntik 3 bulan

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi.

Kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi

adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma

yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat

adanya pertemuan antara sel telur dengan sperma. Kontrasepsi

(Conception control) adalah mencegah terjadinya konsepsi

dengan memakai cara, alat, obat-obatan. (Handayani, 2010).

Menurut WHO (World healh Organization) Keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu individu atau

pasangan suami istri untuk mendapat obyektif tertentu,

menghindari kelahiran yang tidak di inginkan. Mengatur interval

diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam

hubungan suami istri, menentukan jenis anak dalam keluarga.

(Hartanto, 2013).

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya

kehamilan melalui suntikan hormonal, disuntikan 1 kali/ 3 bulan

atau 1 kali/1 bulan, kedalam otot bokong atau lengan atas.

9
Kontrasepsi suntik menyebabkan lender serviks mengental

sehingga menghentikan daya tembus sperma, mengubah

endometrium menjadi tidak cocok untuk implantasi dan

mengurangi fungsi tuba fallopi. Namun fungsi utama kontrasepsi

suntikan dalam mencegah kehamilan adalah menekan ovulasi

(Everett, 2011).

Kontrasepsi hormonal adalah usaha untuk mencegah

terjadinya kehamilan dengan menggunakan obat berkhasiat

hormonal yang mempengaruhi proses hypothalamus di otak,

kelenjar hipofisis, indung telur atau ovarium, lapisan endometrium

dalam uterus (Pengaruh pada poros, organ, atau kesuburan).

Kontrasepsi hormonal adalah alat/ obat kontrasepsi yang bahan

bakunya mengandung kelamin wanita (estrogen dan

progesterone) baik secara sintesis maupun alami. Kadar hormone

dalam kontrsepsi tersebut tidak sama untuk setiap jenisnya.

b. Sifat khas kontrsepsi hormonal

1) Komponen estrogen, menyebabkan mudah tesinggung, tegang,

retensi air dan garam, berat badan bertambah, menimbulkan

nyeri kepala, gangguan biasa terjadi pada siklus menstruasi

seperti perdarahan bercak, perdarahan banyak saat

menstruasi.

10
2) Komponen progesterone, meyebabkan gangguan haid, berat

badan bertambah, biasa terjadi pada siklus menstruasi, mual

muntah, perubahan libido

c. Jenis Kontrasepsi Suntik

Jenis KB suntik golongan progestin menurut (Koes Irianto,

2013) adalah sebagai berikut :

1) Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) mengandung 150

mg DMPA diberikan 3 bulan sekali dengan cara disuntik

intramuscular (di daerah bokong).

2) Depo noretisteron (Depo Noristerat) yang mengandung

200mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan

cara disuntik intramuscular.

d. Cara kerja KB suntik 3 bulan

Secara umum kerja dari KB suntik progestin adalah sebagai

berikut :

1) Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga

menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif

sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating

hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH

(LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah

ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH)

dan (LH).

11
2) Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami

penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma.

Perubahan - perubahan siklus yang normal pada lendir serviks.

Secret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh

progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.

3) Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk

implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi

perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang

diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk

memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi.

4) Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin

mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi

atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi

ovum (telur) melalui tuba.

e. Waktu pemberian DMPA 150mg

Menurut (Mulyani, 2013) dalam buku Keluarga Berencana

dan Alat Kontrasepsi waktu yang dibolehkan untuk penggunaan

kb suntik DMPA adalah:

1) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid

2) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid

dan pasien tidak hamil, pasien tidak boleh melakukan

hubungan seksual untuk tujuh hari lamanya atau penggunaan

metode kontrasepsi lain selama masa waktu tujuh hari.

12
3) Jika pasien paska persalinan >6 bulan, menyusui, dan belum

haid, suntikan pertama dapat diberikan asal saja dapat

dipastikan ibu tidak hamil.

4) Bila paska persalinan tiga minggu dan tidak menyusui,

suntikan kombinasi dapat diberikan.

5) Ibu paska keguguran, suntikan progestin dapat diberikan.

6) Ibu dengan menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang

lain dan ingin mengganti dengan progestin, selama ibu

menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar,

suntikan progestin dapat segera diberikan tanpa menunggu

haid. Bila ragu-ragu lakukan uji kehamilan terlebih dahulu.

7) Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan

ibu ingin mengganti dengan suntikan kombinasi, maka

suntikan dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi

sebelumnya. Tidak perlu metode kontrasepsi yang lain.

8) Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal

dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka

suntikan pertama dapat diberikan asal saja diyakini ibu tidak

hamil dan tanpa menunggu datangnya haid. Bila diberikan

pada hari 1-7 siklus haid metode kontrasepsi lain tidak

diperlukan. Bila sebelumnya IUD dan ingin menggantinya

dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama

diberikan hari 1-7 siklus haid. Dan cabut segera IUD.

13
f. Efek samping KB suntik 3 bulan

KB suntik mempunyai bebarapa efek samping menurut (Koes

Irianto, 2013) diantaranya adalah :

1) Gangguan haid

Adapun gangguan haid antara lain : amenorrhea, spoting,

perdarahandiluar siklus haid dan perdarahan haid yang lebih

lama dan atau lebih banyak dari pada biasanya. Hal ini terjadi

karena ketidakseimbangan hormone sehingga endometrium

mengalami perubahan histology. Keadaan amenorhoe

disebabkan atropi endometrium.

2) Depresi

Perasaan lesu atau tidak bersemangat dalam kerja dan

kehidupan seharihari. Penyebabnya diperkirakan dengan

adanya hormon progesterone terutama yang berisi 19

norsteroid menyebabkan kurangnya vitamin B6 di dalam tubuh

dan adanya retensi air dan garam.

3) Keputihan

Keluarnya cairan berwarna putih dari dalam vagina.

Penyebabnya oleh karena efek progesterone merubah flora pH

vagina sehingga jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan

menimbulkan keputihan.

14
4) Jerawat

Hal ini disebabkan karena kandungan progestin terutama

norprogestin menyebabkan peningkatan kadar lemak.

5) Rambut rontok

Rambut rontok selama pemakaian suntikan atau bisa

sampai sesudah penghentian suntikan. Hal ini disebabkan

karena progesterone terutama noreprogestin dapat

mempengaruhi folikel rambut sehingga timbul kerontokan

rambut.

6) Perubahan berat badan

Kenaikan berat badan rata-rata untuk setiap tahun bervariasi

antara 2,3-2,9 kg. Penyebab Kenaikan berat badan,

kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron

mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak,

sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon

progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan

menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan

dapat menyebabkan berat badan bertambah.

7) Mual dan muntah

Rasa mual sampai muntah terjadi pada bulan-bulan

pertama pemakaian suntikan. Ini terjadi karena reaksi tubuh

terhadap hormone progesterone yang mempengaruhi produksi

asam lambung.

15
8) Perubahan libido

Perubahan libido terjadi karena efek progesterone

terutama yang menyebabkan keadaan vagina kering. Tetapi

Penurunan libido juga bias karena akibat efek hipoestrogenik

dari KB suntik DMPA dapat menurunkan frekuensi hubungan

seksual seseorang dan menyebabkan menurunnya kualitas

kesehatan seksual seseorang. Menurut FSFI (Female Sexual

Function Index) 2005, menurunnya gairah seksual seseorang

dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah

penurunan frekuensi seksual.

g. Keuntungan dan kerugian suntikan 3 bulan

1) Keuntungan suntikan 3 bulan

Menurut (Ari Sulistyawati, 2011) dalam buku Pelayanan

Keluarga Berencana ada banyak keuntungan kontrasepsi

suntik DMPA 150mg, yaitu:

a) Sangat efektif.

b) Pencegahan kehamilan jangka panjang.

c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

d) Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak

serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan

darah.

e) Tidak memiliki pengaruh terhadap produksi ASI.

f) Efek samping sedikit.

16
g) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

h) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun

sampai perimenopause.

i) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan

ektopik.

j) Menurunkan kejadian tumor jinak payudara.

k) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

l) Menurunkan krisis Anemia

h. Kerugian suntikan 3 bulan

Dapat mendatangkan efek samping berupa sakit kepala,

kenaikan berat badan, payudara nyeri, pendarahan, dan

menstruasi tidak teratur. Efek ini bisa terus terasa selama jangka

waktu penyuntikan berlangsung karena kandungan suntikannya

akan terus berada dalam tubuh, Bisa memakan waktu hingga

setahun setelah dihentikan jika ingin kembali subur. Hal ini

membuat kontrasepsi jenis ini tidak dianjurkan untuk mereka yang

ingin segera memiliki anak, Suntikan ini diduga dapat sedikit

mengurangi kepadatan tulang, namun akan segera kembali

normal apabila injeksi dihentikan, Kontrasepsi suntikan tidak

memberikan perlindungan dari Penyakit menular seksual

sehingga perlu tetap menggunakan kondom saat berhubungan

seksual.

17
i. Indikasi dan Kontra Indikasi Suntikan Progestin

Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien

menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien

telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum

siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki

tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat

melakukan senggama, atau klien dengan kontra indikasi

pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang

mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses

sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik. Indikasi

pemakaian suntikan progestin adalah sebagai berikut.

1) Usia reproduksi ( 20-30 tahun )

2) Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak.

3) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.

4) Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan.

5) Pasca persalian dan tidak menyusui.

6) Anemia.

7) Nyeri haid hebat.

8) Riwayat kehamilan ektopik.

9) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

18
2. Tinjauan umum tentang Berat Badan

a. Pengertian Berat Badan

Menurut Wijayanti (2014), Berat badan adalah salah satu

parameter yang memberikan gambaran masa hidup. peningkatan

berat badan terjadi jika makanan sehari-harinya mengandung

energi yang melebihi kebutuhan yang bersangkutan (positive

energi balance). Berat badan seseorang sering mengalami

perubahan.

Perubahan berat badan tersebut ada banyak faktor yang

mempengaruhi adalah sebangai berikut :

1) Faktor Internal

Faktor internal yang bertanggung jawab terhadap massa tubuh

adalah suatu faktor yang tidak dapat dikendalikan secara sadar

oleh orang-orang yang melakukan diet.

2) Faktor Genetik

Penelitian yang dilakukan oleh Sekolah Medis Universitas

Boston menemukan bahwa gen bernama INSIG2 bertanggung

jawab terhadap obesitas. Gen INSIG2 bertanggung jawab

dalamsintesis asam lemak dan kolesterol. Beberapa produk

protein dari Varian gen INSIG2 memiliki daya inhibisi yang

rendah sehingga orang-orang dengan varian gen ini akan

cenderung lebih banyak menumpuk lemak di dalam tubuhnya.

19
Sekitar 1 dari sepuluh orang (10%) diduga membawa varian

gen ini.

3) Regulasi Termis

Manusia pada dasarnya adalah makhluk berdarah panas yang

menghabiskan energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya.

Selain membutuhkan energi untuk mempertahankan suhu

tubuhnya (rata-rata 37◦c), sejumlah energi juga diperlukan

untuk mempertahankan aktivitas organ-organ vital seperti

jantung dan paru-paru. Energi yang diperlukan ini berasal dari

makanan yang dikonsumsi oleh seseorang.

4) Metabolisme

Metabolisme secara singkat adalah proses pengolahan

(pembentukan dan penguraian) zat-zat yang diperlukan oleh

tubuh untuk menjalankan fungsinya. Metabolisme lemak

merupakan salah satu faktor penentu dalam diet. Seseorang

dapat meningkatkan pembakaran lemak dengan meningkatkan

massa otot di dalam tubuh. Ketika massa otot meningkat,

metabolisme makanan akan meningkat. Proses ini akan

meningkatkan nilai BMR dan kebutuhan kalori.

5) Faktor eksternal

Dua faktor eksternal yang sangat dominan adalah aktivitas fisik

dan asupan nutrisi. Seseorang dapat dengan mudah

mengurangi berat badannya tanpa perlu mengonsumsi obat-

20
obatan pembakar lemak dan semacamnya dengan

meningkatkan aktivitas serta mengurangi asupan makanan ke

dalam tubuhnya yaitu :

a) Pekerjaan

Untuk melakukan pekerjaan, manusia memerlukan

sejumlah energi. Jika energi yang diberikan oleh makanan

tidak cukup, maka energi diperoleh dari hasil pemecahan

lemak di dalam tubuh.

b) Status Ekonomi

Status ekonomi sesorang sangat mempengaruhi

peningkatan berat badan, status ekonomi rendah kecil

kemungkinan mengalami peningkatan berat badan

dibanding status ekonomi tinggi yang kebutuhan nutrisinya

terpenuhi

b. Faktor-faktor yang menentukan peningkatan berat badan

seseorang Adapun faktor-faktor yang dapat meningkatkan berat

badan seseorang menurut Wijayanti (2014) adalah :

1) Herediter

Kencenderungan menjadi gemuk pada keluarga tertentu telah

lama diketahui. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan keluarga

makan banyak dan berkali-kali tiap harinya. Dengan demikian

masukan energi tiap harinya melebihi kebutuhannya.

21
2) Bangsa atau suku.

Pada bangsa atau suku tertentu kadang-kadang terlihat

lebih banyak anggota-anggotanya yang menderita obesitas.

Dalam hal ini sukar untuk menentukan faktor yang lebih

menonjol. Keturunan atau latar belakang kebudayaan seperti

biasa makan makanan yang mengandung banyak energi, tidak

berolah raga dan sebagainya.

3) Gangguan emosi

Gangguan emosi merupakan sebab terpenting obesitas

pada remaja. Pada anak yang bersedih hati dan memisahkan

diri dari lingkungannya timbul rasa lapar yang berlebihan

sebagai kompensasi terhadap masalahnya. Adanya kebiasaan

makanan yang terlampau banyak akan menghilang dengan

menyembuhnya gangguan emosi yang dideritanya.

4) Fisiologi

Energi yang dikeluarkan menurun dengan bertambahnya

usia dan ini sering meningkatkan berat badan pada usia

pertengahan.

5) Gangguan Hormon

Gangguan hormon hipotyroid dapat mempengaruhi

peningkatan berat badan atau kecenderungan untuk

meningkatkan berat badan.

22
6) Aktivitas fisik

Peningkatan berat badan dapat disebabkan asupan energi

yang melebihi kebutuhan tubuh yang biasanya dialami oleh

orang yang kurang olahraga atau kurang aktivitas fisik. Hal ini

menyebabkan energi yang masuk kedalam tubuh tidak dibakar

atau digunakan yang kemudian disimpan dalam bentuk lemak.

Adapun faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi

perubahan berat badan.

c. Faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi perubahan berat

badan menurut Sugiyono (2011) :

a. Pola makan

Pola makan dapat dikendalikan dengan memilih responden

yang mempunyai pola makan yang teratur karena efek dari

hormon progesterone disini dapat meningkatkan nafsu makan.

b. Umur

Usia 20-35 tahun adalah usia yang lebih aman dari resiko

kematian maternal, sehingga mengatur kehamilan pada usia

tersebut dengan kontrasepsi adalah mengurangi resiko

kematian maternal pada bayi dan anak. Terbukti bahwa jarak

kehamilan kurang dari 2 tahun akan meningkatkan kematian

bayinya. Disamping itu wanita yang melahirkan pada usia

dibawah 18 tahun cenderung prematur dan meninggal dunia.

23
Dengan demikian program KB secara langsung maupun tidak

langsung dengan kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak.

3. Tinjauan umum Perubahan Libido pada Wanita

a. Definisi libido

Libido dalam penggunaanya secara umum berarti gairah

seksual. Namun dalam definisi yang bersifat lebih teknis,

mempunyai pengertian yang mengartikan libido sebagai psikis

yang dimilki individu untuk digunakan bagi perkembangan pribadi

atau individualisasi (Ida, 2011).

Menurut Sigmund Freud (bapak psikologi modern)

mempopulerkan istilah ini dan mendefinisikan libido sebagai energi

atau daya insting, atau digambarkan sebagai kekuatan penggerak

di balik kekuatan perilaku, terkandung dalam apa yang di sebut

Freud sebagai identifikasi, yang berada dalam komponen

ketidaksadaran dalam psikologi (Upton, 2012).

b. Perubahan libido

Merupakan perubahan seksual pada kondisi seorang individu

mengalami atau beresiko mengalami perubahan kesehatan

seksual sedangkan kesehatan seksual sendiri adalah integrasi

dari aspek samatis, emosional,intelektual, dan sosial dari

keberadaan seksual yang dapat meningkatkan rasa cinta,

komunikasi, dan kepribadian (Kuntono,2009). Sebagian wanita

mengalami perubahan berupa penurunan aktifitas hubungan

24
seksual, hal ini dikaitkan dengan penurunan fungsi seksual atau

pemakaian kontrasepsi hormonal yang berupa kekeringan vagina,

dsypareuni (kekejangan yang menyakitkan di dalam otot-otot

vagina), berkurangnya elastisitas vagina, berkurangnya pelendiran

(lubrikasi) saat bersenggama, hilangnya sensasi klitoris dan

terganggunya sensasi sentuhan. Penurunan fungsi seksual

tersebut akan mengakibatkan terganggunya aktifitas seksual

sehingga menimbulkan penolakan untuk melakukan aktifitas

seksual yang pada umumnya disebabkan oleh timbulnya rasa

nyeri saat berhubungan seksual akibat kekeringan vagina,

ketidaknyamanan saat berhubungan seksual yang timbul karena

ketakutan rasa sakit saat bersenggama, dan menurunya dorongan

hasrat seksual (Kuntono, 2009).

c. Faktor- Faktor yang mempengaruhi penurunan libido

Menurut Junita (2004), faktor yang mempengaruhi penurunan

libido ada 2 gangguan, yaitu:

1) Kurang percaya diri atau rasa percaya diri yang minim

membuat seorang perempuan kehilangan libido. Contoh :

karena tidak puas aan kondisi tubuh (kelebihan berat badan

atau kekurangan berat badan), tidak nyaman untuk

menampilkan diri apa adanya di depan dan akibatnya tidak

merasa bergairah jika pasangan mengajak untuk bercinta dan

tidak menikmati aktifitas tersebut.

25
2) Stres ( Cemas atau gelisah), bisa terjadi karena ada masalah

pekerjaan, keluarga, keuangan, atau masalah pribadi yang

berlarut-larut.

3) Menopause, kebanyakan wanita mengalami penurunan gairah

seksual saat memasuki masa menopause. Penyebabnya cukup

banyak, mulai dari penurunan hormon estrogen sehingga

kondisi vagina menjadi kering dan menyebabkan penetrasi

menjadi menyakitkan. Menopuse juga menyebabkan testisteron

dalam tubuh berkurang.

4) Cinta memudar, jika pasangan mengalami gangguan

komunikasi dan berkonflik terus menerus hingga akhirnya

sudah tidak ada cinta lagi, tentu sudah tidak berhasrat lagi

untuk berintim di tempat tidur.

d. Gangguan fisik

1) Kurangnya olaraga, dengan berolaraga seseorang akan lebih

bergairah. Olaraga tidak harus berat, cukup joging secara rutin

atau bersepeda, aliran darah akan menjadi lancar, demikian juga

produksi hormon tubuh. Olahraga membuat sehat baik tubuh

maupun kesehatan seksual.

2) Diet tidak sehat, diet memang sering dilakukan oleh kaum

perempuan untuk menurunkan berat badan, namun diet yang

dilakukan tanpa pengawasan dan tidak sesuai dengan kondisi

tubuh justru dapat membuat tubuh lemas, dan sakit.

26
3) PMS ( Pre Menstrual syndrom), pengaruh tamu bulanan dan

sindrom premenstruasi yang membuat waita jadi lebi sensitif

karena ketidaknyamanan dari perubahan hormon yang sedang

terjadi.

4) Perubahan berat badan, penyebab kenaikan berat badan,

kemungkinan disebabkan karena hormone progesteron

mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak,

sehingga lemak dibawah kulit bertambah, selain itu hormone

progesterone juga menyebabkan nafsu makan bertambah, selain

itu hormone progesteron juga menyebabkan nafsu makan

bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya suntikan

dapat menyebakan berat badan bertambah.

e. Ciri-Ciri Penurunan Libido

Menurut Junita (2004), ciri-ciri penurunan libido dibagi menjadi

empat tahapan, yaitu:

1) Seksual Aversion Disorder atau tidak senang bersenggama,

wanita yang menghindari hubungan intim dan merasa tidak

senang bersenggama. Gangguan ini disebabkan trauma yang

sangat mendalam.

2) Sexsual Arousal Disorder atau lubrikasi vagina berkurang,

adalah gangguan yang ditandai dengan keringnya vagina

meskipun mendapat rangsangan seksual yang tinggi. Kondisi

27
ini sering dialami oleh mereka yang mendekati masa

menopouse atau lelah berada dalam masa tersebut.

3) Hypoactive Sexual Desire Disorder atau tidak bergairah adalah

keadaan wanita cenderung tidak berhubungan intim dan

kehilangan gairahnya, sering kali wanita yang bersangkutan

tidak menyadari kondisi itu, sehingga sering menimbulkan

masalah dalam hubungan dengan pasangan.

4) Sexsual Pain Disorder atau sakit, nyeri bersenggama.

Sexsual Pain Disorder dapat di bagi menjadi tiga, yaitu:

a) Dyspernia, adalah merupakan rasa sakit yang timbul pada

alat kelamin sebelum, selama, atau sesudah bersenggama.

Menurut penelitian, wanita yang melakukan aktifitas seks

yang tidak sehat, relatif sering terkena gangguan ini.

b) Vaginasimus, adalah rasa sakit yang muncul karena

meregangnya otot-otot disekitar vagina ketika

bersenggama

c) Orgasmic Disorder atau sulit mencapai orgasme, adalah

wanita yang mengalami orgasme yang tertunda atau tidak

mengalami orgasme sama sekali setelah tahapan arousal.

28
4. Landasan Teori

Menurut para ahli DMPA KB suntik mempengaruhi adanya perubahan

berat badan. Pengaruh KB suntik terhadap perubahan berat badan yaitu

bahwa kandungan hormon progesteron dalam bentuk hormon sintetis

Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) mempermudah metabolisme

perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak sehingga lemak dibawah

kulit bertambah dan menurunkan aktivitas fisik. Selain itu hormon

Progesteron (DMPA) juga merangsang pusat pengendali nafsu makan di

hipotalamus yang menyebabkan nafsu makan bertambah sehingga

akseptor makan lebih banyak makan dari biasanya. Akibatnya pemakaian

kontrasepsi dapat menyebabkan perubahan berat badan diantaranya

terjadi kenaikan berat badan dan kegemukan yang terjadi pada akseptor

KB. (Koes irianto,2013).

Kenaikan berat badan rata-rata untuk setiap tahun bervariasi antara

2,3-2,9 kg. Penyebab kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan

karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan

gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu

hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan

menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan dapat

menyebabkan berat badan bertambah (Koes irianto,2013)

Kegemukan yang terjadi pada akseptor KB suntik DMPA pada

dasarnya dikarenakan hormone progesterone yang dapat menyebabkan

nafsu makan bertambah apabila dosis yang tinggi dan berlebihan karena

29
menurut para ahli DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di

hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari

biasanya (Hartanto, 2013).

Sedangkan penurunan libido adalah akibat efek hipoestrogenik dari

KB suntik DMPA dapat menurunkan frekuensi hubungan seksual

seseorang dan menyebabkan menurunnya kualitas kesehatan seksual

seseorang. Menurut FSFI (Female Sexual Function Index) 2005,

menurunnya gairah seksual seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor

salah satunya adalah penurunan frekuensi seksual. Hal ini dibuktikan

dengan orang yang semakin lama mengalami gangguan seksual maka

frekuensi berhubungan seksual semakin berkurang .

Sebagian besar akseptor setelah memakai KB suntik DMPA selama

1 tahun atau lebih dari 1 tahun mengeluh mengalami perubahan libido.

Hal ini diakibatkan pemakaian KB suntik DMPA dalam jangka waktu

yang lama dapat menurunkan kadar estrogen dan mempengaruhi

metabolism hormon dalam tubuh serta dapat semakin banyak terjadi

efek samping (Abdul Bahri,2010)

Menurut FDA (Food Drugs Administration) 2004, penurunan kadar

estrogen pada akseptor KB suntik DMPA akan terlihat menurun setelah

1 tahun pemakaian dan akan terus menurun sampai berhenti memakai

KB suntik DMPA. Efek ini akan menghilang setelah depot hilang dari

tubuh akseptor. Sehingga meskipun akseptor telah berhenti memakai KB

suntik DMPA, metabolisme tubuh butuh waktu untuk kembali normal

30
sampai depot dalam tubuh hilang. Mekanisme kontrasepsi progesteron

tergantung aktifitas dan dosis progesterone (saroha,pinem.2009)

31
5. Kerangka Teori

Lama Pemakaian Suntik 3 Bulan

DMPA merangsang Penurunan libido


pusat pengendali nafsu adalah akibat efek
makan di hipotalamus hipoestrogenik dari
yang menyebabkan KB suntik DMPA
akseptor makan lebih dapat menurunkan
banyak frekuensi hubungan
seksual seseorang
DMPA Mempermudah
dan menyebabkan
perubahan
menurunnya kualitas
metabolisme gula
kesehatan seksual
dan karbohidrat
seseorang
menjadi lemak
sehingga lemak
bawah kulit
Perubahan Berat badan dan
bertambah Perubahan libido

Gambar 1.1 Kerangka teori yang dimodifikasi dari Hartanto 2013,


koes irianto 2013, saroha,2009, Abdul Bahri,2010.

32
6. Kerangka Konsep

Lama Pemakaian Perubaha Berat Badan


Kontrasepsi Suntik 3 dan Perubahan libido
Bulan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan

Lama pemakian suntik 3 bulan = Variabel independen (Variabel bebas)

Perubahan Berat badan dan Perubahan libido = Variabel dependen

(Variabel Terikat).

7. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 : Tidak ada Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3

Bulan Dengan Perubahan Berat Badan dan Perubahan Libido

di Ruang Poli KIA Puskesmas Puwatu tahun 2017

Ha : Ada Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3 Bulan

Dengan Perubahan Berat Badan dan Perubahan Libido di

Ruang Poli KIA Puskesmas Puwatu tahun 2017

33
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan

pendekatan crossectional untuk mempelajari hubungan lama pemakaian

suntik 3 bulan dengan perubahan berat badan dan Penurunan Libido.

Pendekatan crossectional adalah suatu pendekatan yang mempelajari

hubungan antara faktor resiko dengan efek. Dimana pengukuran

terhadap variabel bebas (faktor resiko) dan variabel tergantung (efek)

dilakukan sekali dan dalam waktu yang bersamaan.

Perubahan Bertambah
Berat
Badan b Berkurang
Lama
Pemakaian
Kontrasepsi
Suntik 3 Bulan
Perubahan Meningkat
Libido Menurun

Gambar 3.3 Skema rancangan penelitian

34
B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ruang Poli KIA Puskesmas puwatu Tahun

2017

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan juni tahun 2017

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah populasi yang menjadi sasaran akhir penerapan hasil

penelitian (Notoadmojo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah

akseptor KB suntik 3 bulan pada tahun 2016 yang berjumlah 324

orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian yaitu akseptor KB suntik 3 bulan di ruang

poli KIA Puskesmas Puwatu Tahun 2017 yang berjumlah 81 orang.

Menurut arikunto jika jumlah subyeknya besar lebih dari 100 maka

dapat diambil antara 10-15% atau 20-25 %. Sehingga sampel yang

digunakan sebanyak 81 akseptor.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara

purposive sampling, yaitu dimana sampel diambil sesuai dengan

karakteristik tertentu ( Setiadi, 2013).

35
D. Defenisi Operasional

a. Lama Penggunaan Kontrasepsi adalah jangka waktu dalam

menggunakan alat atau cara pencegahan kehamilan (Hartanto, 2013).

kriteria Objektif :

a. Lama penggunaan Suntik 3 bulan : ≥ 1 tahun

b. Lama Penggunaan suntik 3 bulan : < 1 tahun

Skala ukur : Nominal

b. Perubahan berat badan adalah berubahnya ukuran berat, baik

bertambah atau berkurang. Koes irianto (2013)

Kriteria Objektif :

a. Dikatakan bertambah apabila berat badan ibu bertambah ≥ 2 kg

dari berat badan awal pemakaian suntik 3 bulan.

b. Dikatakan berkurang apabila berat badan ibu berkurang ≤ 2 kg

dari berat badan awal pemakaian suntik 3 bulan.

Skala ukur : Nominal

c. Perubahan libido adalah kondisi dimana keinginan seksual rendah

atau tidak ada, atau memiliki keinginan namun tidak dapat bercinta.

Sebagian besar akseptor setelah memakai KB suntik DMPA selama

1 tahun atau lebih dari 1 tahun mengeluh mengalami penurunan

libido. (Abdul Bahri,2010).

Apabila ibu mengalami perubahan libido yang berdasarkan seperti

berikut :

36
a. Berkurangnya aktivitas seksual

b. Berkurangnya hasrat seksual

c. Kesulitan untuk melakukan aktivitas seksual

d. Adanya beban pada jalinan hubungan dengan pasangan akibat

berkurangnya keinginan untuk melakukan aktivitas seksual.

Kriteria objektif :

a. Dikatakan YA apabila ibu mengalami 1 kriteria perubahan libido

diatas.

b. Dikatakan TIDAK apabila ibu tidak mengalami salah satu dari

perubahan libido diatas. (Junita, 2004).

Skala ukur : Nominal.

E. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan berupa data sekunder dan data primer. Data

sekunder adalah data dari rekam medik akseptor KB suntik yang ada di

ruang Poli KIA puskesmas puwatu untuk melihat lama penggunaan alat

kontrasepsi suntik 3 bulan, berat badan awal dan berat badan setelah

pemakaian alat kontrasepsi suntik 3 bulan.

Sedangkan data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh

dari sumber asli atau pertama. primer harus secara langsung kita ambil

dari sumber aslinya, melalui nara sumber yang ada di ruang Poli KIA

puskesmas puwatu untuk melihat berapa banyak proporsi responden

yang mengalami perubahan Libido setelah lama menggunakan

Kontrasepsi 3 bulan.

37
F. Alur Penelitian

Alur penelitian tentang hubungan lama pemakainan kontrasepsi suntik

3 bulan dengan Perubahan berat badan dan Perubahan Libido di ruang

Poli KIA Puskesmas puwatu Tahun 2017 ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor KB suntik 3 bulan pada


tahun 2016 yang berjumlah 324 orang di wilayah kerja puskesmas
puwatu

Sampel dalam penelitian yaitu akseptor KB suntik 3 bulan di


Puskesmas Puwatu Tahun 2017 yang berjumlah 81 orang.

Instrument penelitian berupa data sekunder dan data Primer.

Data Sekunder dari rekam medik akseptor KB suntik 3 bulan yaitu :

berat badan awal dan berat badan setelah pemakaian alat

kontrasepsi suntik 3 bulan, sedangkan data primer harus secara

langsung kita ambil dari sumber aslinya yaitu untuk melihat berapa

banyak proporsi responden yang mengalami perubahan Libido

setelah lama menggunakan Kontrasepsi 3 bulan.

Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square

Menyimpulkan Hasil Penelitian

G. Teknik Analisa Data

Setelah data dari hasil penelitian terkumpul disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi kemudian data yang diperoleh dianalisis.

38
a. Univariat

Analisis Univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap

variabel dari hasil penelitian. Umumnya hasil analisis ini menghasilkan

distribusi dan presentase dari tiap variabel yang bertujuan untuk

memperoleh distribusi dari tiap variabel yang diteliti.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat, dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan satu sama lain, dapat dalam kedudukan yang sejajar

pada pendekatan komparasi dan kedudukan yang merupakan sebab

akibat (experimentasi). Tujuan analisis ini untuk melihat hubungan

variabel independen dan variabel dependen. Uji yang dipakai adalah

Chi-Square dengan batas kemaknaan 0,05, jika nilai p < 0,05, maka

H0 ditolak.

Menghitung Chi-Square dengan rumus :

Keterangan :

: Jumlah

X2 = Nilai Chi Square


Fo = Nilai observasi

Fh = Nilai harapan

Menentukan uji kemaknaan hubungan dengan cara membandingkan

nilai (value) dengan nilai α = 0,05 pada taraf kepercayaan 95 % dan

derajat kebebasan = 1 dengan kaidah keputusan sebagai berikut :

39
1). Nilai (value) < 0,05 maka HO ditolak, yang berarti ada hubungan

yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2) Nilai (value) > 0,05 maka Ho gagal ditolak, yang berarti tidak ada

hubungan yang bermakna antar variabel bebas dengan variabel

terikat.

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian Khususnya jika yang menjadi subyek

penelitian adalah manusia, maka penulisan harus memahami hak dasar

manusia . Manusia memiliki kebebasan dalam menetukan dirinya sendiri,

sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung

tinggi kebebasan manusia (Hidayat,2009).

40
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Penelitian

1. Keadaan Geografis

Puskemas puuwatu berlokasi di Jln. Prof.Muh.Yamin No.64

Kel.Puuwatu Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara. Luas wilayah kerja Puskesmas Puuwatu yaitu 21,56 km2

dengan batas-batas administrasi sebagai berikut :

a) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Wawombalata

Kecamatan Mandonga (Wilayah Kerja Puskesmas Labibia).

b) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Lepo-lepo

Kecamatan Baruga (Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-lepo).

c) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Mandonga

Kecamatan Mandonga (Wilayah Kerja Puskesmas Labibia).

d) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Abeli Sawah

Kecamatan Anggalomoare (Wilayah Kerja Puskesmas

Anggalomoare) Kabupaten Konawe.

2. Wilayah kerja Puskesmas Puuwatu meliputi 6 kelurahan diantaranya

a) Kelurahan Puuwatu.

b) Kelurahan Watulondo.

c) Kelurahan Tobuuha.

d) Kelurahan Punggolaka.

e) Kelurahan Lalodati.

41
f) Kelurahan Abeli Dalam

3. Kependudukan

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu dapat di lihat

pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk wilayah Puskesmas Puuwatu Tahun 2016.

Jml
Nama Jml Jml Jml Pddk Jml Pddk Jml
No.
Kelurahan Rt Rw KK Laki- Perempuan pddk
laki
1. Puuwatu 27 9 1422 3053 2974 7485

2. Watulondo 26 8 1560 3168 3063 7825

3. Punggolaka 26 8 1493 4249 3614 9390

4. Lalodati 12 4 776 1585 1596 3973

5. Tobuuha 24 8 1117 2313 2214 5676

6. Abeli dalam 6 2 157 306 285 756

Jumlah 121 39 6525 14674 13746 35105

Sumber:Data Sekunder Profil Kecamatan Puuwatu tahun 2016

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk di

wilayah kerja Puskesmas Puuwatu sebanyak 35105 Jiwa. Jumlah

penduduk terbanyak yaitu Kelurahan Punggolaka sebanyak 9390, di susul

Kelurahan Watulondo 7825 jiwa, Kelurahan Puuwatu 7485 jiwa, Kelurahan

Tobuuha 5676, kelurahan Lalodati 3973, sedangkan kelurahan dengan

jumlah penduduk terendah yaitu Kelurahan Abeli Dalam dengan jumlah

penduduk 756 Jiwa.

42
4. Keadaan Fasilitas Kesehatan

Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat, maka sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan. Fasilitas

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu terdiri atas :

Sarana Kesehatan

Ruang Rawat Jalan, terdiri dari :

a) Ruang Kepala Puskesmas

b) Ruang Tata Usaha

c) Ruang Loket Kartu/Pendaftaran

d) Ruang Poli Umum

e) Ruang Poli Anak

f) Ruang Poli Gigi

g) Ruang Farmasi

h) Ruang Kesling, Promkes, Imunisasi, P2M,

i) Ruang KIA / KB

j) Ruang Laboratorium

Ruang Rawat Inap, Terdiri dari :

a) Kamar, Bangsal dewasa dan Bangsal Anak

b) Kapasitas tempat tidur sebanyak 10 buah

c) Kamar mandi/ WC 4 buah

d) Ruang Jaga

e) Kamar tidur Perawat Jaga

f) Ruang Instalasi Gizi

43
Ruang Persalinan, Terdiri dari :

a) Ruang Tamu

b) Ruang Jaga

c) Ruang Tindakan Persalinan

d) Ruang Bayi

e) Kamar mandi/ WC 2 buah

5. Visi Misi dan Motto

VISI:

a) Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu, menuju

Kecamatan Puuwatu sehat 2017.

MISI:

b) Mendorong kemandirian masyarakat untuk membudayakan perilaku

hidup bersih dan sehat.

c) Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau.

d) Memberdayakan potensi.

44
B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini digunakan untuk memperoleh gambaran setiap

variabel yang diteliti baik variabel independent maupun variabel

dependent. Hasilnya adalah sebagai berikut :

a) Lama Pemakaian Suntik 3 bulan

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Pemakaian Kontrasepsi
Suntik 3 Bulan di Ruang Poli KIA Puskesmas Puwatu Tahun 2017.

Lama Pemakaian
Suntik 3 bulan Frekuensi (N) Presentase (%)

≥1 tahun (lama) 50 61,8

<1 tahun (baru) 31 38,2

Total 81 100

Data : Primer diolah tahun 2017

Dari Tabel 1. menunjukkan lama pemakaian KB suntik 3 bulan di

wilayah kerja puskesmas puuwatu. Dari 81 responden yang ada,

sebagian besar adalah penggunaan lebih dari 1 tahun sebanyak 50

orang (61,8%) dan sebagiannya lagi pengguna kurang dari 1 tahun

sebanyak 31 orang (38,2%).

45
b) Perubahan Berat Badan KB suntik 3 bulan

Tabel 4.3
Distribusi frekuensi berdasarkan perubahan berat badan setelah
menggunakan kontrasepsi Suntik 3 Bulan di Ruang Poli KIA
Puskesmas Puwatu Tahun 2017.

Perubahan Berat
Badan Frekuensi (N) Presentase (%)

Bertambah 43 53,1

Berkurang 38 46,9

Total 81 100

Data : Primer diolah tahun 2017

Tabel 2. Menunjukan bahwa Dari 81 responden yang ada, sebagian

besar mengalami kenaikan berat badan yaitu sebanyak 43 orang

(53,1%) dan sebagiannya lagi berat badan berkurang sebanyak 38

orang ( 46,9%).

c) Perubahan libido Pengguna KB suntik 3 bulan

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perubahan libido di Ruang Poli KIA

Puskesmas Puwatu Tahun 2017.

Perubahan Libido Frekuensi (N) Presentase (%)

YA 52 64,2

TIDAK 29 35,8

Total 81 100

Data : Primer diolah tahun 2017

46
Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa Perubahan libido di wilayah kerja

puskesmas puuwatu khususnya di ruang poli KIA. Di kelompokkan

dalam 2 kategori yaitu : YA dan TIDAK. Dari 81 responden yang ada,

ternyata sebagian besar mengalami perubahan libido yaitu 52 orang

(64,2%) dan yang tidak mengalami perubahan libido adalah sebanyak

29 orang (35,8%).

2. Analisis Bivariat

a) Hubungan Lama Pemakaian Suntik 3 bulan dengan Perubahan Berat


Badan
Tabel 4.5
Hubungan lama pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dengan
perubahan berat badan di Ruang Poli KIA Puskesmas Puwatu Tahun
2017.
Perubahan Berat Badan
Lama Pemakaian Total P-
Bertambah Berkurang OR
suntik 3 bulan N=50 Value
N % N %

≥ 1 tahun 33 66 17 34 50

< 1 tahun 10 32 21 68 31 4,07 0,003

Total 43 53 38 47 81

Data : Primer diolah tahun 2017

Dari Tabel 5 di simpulkan bahwa dari 81 responden dengan

penggunaan KB suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun atau sama dengan 1

tahun berjumlah 50 orang yaitu mengalami kenaikan berat badan

sebanyak 33 orang (66%) dan yang mengalami penurunan berat

badan sebanyak 17 orang (34%). Sedangkan penggunaan KB suntik 3

47
bulan kurang dari 1 tahun berjumlah 31 orang yaitu mengalami

kenaikan berat badan sebanyak 10 orang (32%) dan yang mengalami

penurunan berat badan sebanyak 21 orang (68%). Dari hasil uji

statistik chi square diperoleh P-Value 0,003<0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara Lama pemakaian suntik 3

bulan dengan perubahan berat badan. Sedangkan korelasi dengan

Odd Ratio nilainya sebesar 4,07

b) Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan

Perubahan Libido

Tabel 4.6
Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan
Perubahan Libido Di Ruang Poli Kia Puskesmas Puuwatu Tahun
2017.
Perubahan Libido
Lama
Total P-
Pemakaian YA TIDAK OR
N=50 Value
suntik 3 bulan
N % N %

≥ 1 tahun 41 82 9 18 50

< 1 tahun 11 35 20 65 31 8,2 0,000

Total 52 64 29 35 81

Data : Primer diolah tahun 2017

Dari Tabel 6 di simpulkan bahwa dari 81 responden dengan

penggunaan KB suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun atau sama dengan 1

tahun berjumlah 50 orang yaitu mengalami perubahan libido sebanyak 41

orang (82%) dan yang tidak mengalami perubahan libido sebanyak 9

48
orang (18%). Sedangkan penggunaan KB suntik 3 bulan kurang dari 1

tahun berjumlah 31 orang yaitu mengalami perubahan libido sebanyak 11

orang (35%) dan yang tidak mengalami perubahan libido sebanyak 20

orang (65%). Dari hasil uji statistik chi square diperoleh P-Value 0.000<

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara Lama pemakaian

suntik 3 bulan dengan perubahan libido. Sedangkan korelasi dengan Odd

Ratio nilainya sebesar 8,2.

C. Pembahasan

KB suntik 3 bulan adalah alat kontasepsi hormonal yang mengandung

150 mg DMPA yang di berikan 3 bulan sekali secara intra muscular (IM).

Pemakaian kontasepsi bulanan ataupun triwulan mempunyai efek

samping utama yaitu peningkatan berat badan, gangguan haid, sakit

kepala, penurunan libido. Faktor yang mempengaruhi perubahan berat

badan akseptor KB suntik adalah adanya hormon progesteron yang kuat

sehingga merangsang hormon nafsu makan yang ada di hipotalamus.

Dengan adanya nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya tubuh

akan lebihan zat-zat gizi oleh hormon progesteron di rubah menjadi

lemak dan tersimpan dibawah kulit. Efek samping utama dalam dalam

pemakaian KB suntik 3 bulan adalah kenaikan berat badan. Sebuah

penelitian melaporkan bahwa peningkatan berat badan bisa mencapai

2,3 kg pada tahun pertama dan akan meningkat pada tahun tahun

selanjutnya (Varney,2007).

49
1. Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan

Perubahan Berat Badan.

Pada analisis chi square menunjukkan ada hubungan antara Lama

pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dengan perubahan berat badan

dengan P-Value= 0,003< 0,05. Sedangkan uji korelasi menunjukkan

OR 4,07 artinya 4,07 OR<1, berarti Lama pemakaian suntik

berpengaruh terhadap perubahan berat badan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pemakaian KB suntik 3

bulan di wilayah kerja puskesmas puuwatu. Dari 81 responden yang

ada, sebagian besar adalah penggunaan lebih dari 1 tahun sebanyak

50 orang (61,8%) dan sebagiannya lagi pengguna kurang dari 1 tahun

sebanyak 31 orang (32,8%). Dari 81 responden yang mengalami

kenaikan berat badan setelah memakai suntik sebagian besar

mengalami kenaikan berat badan yaitu sebanyak 43 orang (53,1%)

dan sebagiannya lagi tidak mengalami kenaikan berat badan atau

berkurang sebanyak 38 orang ( 46,9%). Berdasarkan hasil penelitian

tersebut dapat diketahui bahwa semakin lama akseptor memakai KB

suntik DMPA maka semakain banyak juga yang mengalami kenaikan

berat badan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Diana Purnama

Sari (2009) bahwa terdapat 73,34% pengguna KB suntik DMPA

mengalami peningkatan berat badan. Hal ini juga dikuatkan oleh

penelitian Hastutik (2013) dengan judul hubungan antara lama

50
penggunaan KB suntik DMPA dengan peningkatan berat badan,

diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara lama penggunaan KB suntik DMPA dengan peningkatan berat

badan, serta teori yang dikemukakan oleh Hartanto (2013) bahwa dari

pemakaian kontrasepsi suntik jangka waktu yang lama dapat

menyebabkan kenaikan berat badan karena adanya kandungan

hormon progesteron yang dapat menyebabkan nafsu makan

bertambah apabila pemakaian dosis yang tinggi atau berlebih karena

dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus

yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak. Selain itu, perlu

juga mempertimbangkan faktor lain seperti hereditas karena bila

kedua orang tua menderita obesitas maka 70-80% anak mempunyai

kecenderungan menjadi gemuk. Berat badan yang cenderung terus

bertambah ini membuat akseptor rentan mengalami

obesitas/kegemukan. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan

dalam fungsi tubuh dan merupakan risiko untuk menderita penyakit

kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner,

penyakit kanker dan dapat memperpendek harapan hidup (Almatsier,

2010

Hasil penelitian di atas juga didukung oleh teori yang dinyatakan

Mukhdan (2008) bahwa penggunaan jangka panjang DMPA (lebih 1

tahun) dapat mengacaukan keseimbangan hormon estrogen dan

progesteron dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadi perubahan

51
sel yang normal menjadi tidak normal. Progesterone dalam alat

kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan

mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah

dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan

karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya

adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan

bertambah dan menurunnya gairah seksual.

2. Hubungan Lama Pemakaian suntik 3 bulan dengan Perubahan libido.

Pada analisis chi square menunjukkan ada hubungan antara Lama

pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dengan perubahan Libido

dengan P-Value= 0,000 < 0,05. Sedangkan uji korelasi menunjukkan

OR 8,2 artinya 8,2 OR<1, berarti Lama pemakaian suntik berpengaruh

terhadap perubahan Libido.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pemakaian KB suntik

3 bulan di wilayah kerja puskesmas puuwatu. Dari 81 responden yang

ada, sebagian besar adalah penggunaan lebih dari 1 tahun sebanyak

50 orang (61,8%) dan sebagiannya lagi pengguna kurang dari 1 tahun

sebanyak 31 orang (32,8%). Dari 81 responden yang mengalami

kenaikan berat badan setelah memakai suntik sebagian besar

mengalami perubahan libido yaitu sebanyak 52 orang (64%) dan

sebagiannya lagi tidak mengalami perubahan libido sebanyak 29

orang (35%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui

52
bahwa semakin lama akseptor memakai KB suntik DMPA maka

semakain banyak juga yang mengalami Perubahan libido.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sitti Aisyah (2015)

yang menunjukan bahwa penggunaan KB suntik 3 bulan > 1 tahun

dapat mengakibatkan perubahan libido. Hal ini dikarenakan semakin

lama akseptor menggunakan KB suntik dapat mengakibatakan

penumpukan progesteron di dalam tubuh, adanya penumpukan

progesteron yang berlebihan akan mengakibatkan kadar estrogen

sehingga hormon testosteron wanita tidak akan terbentuk yang

mengakibatkan gairah seksual wanita menurun.

Penelitian ini dukung juga oleh teori Saroha (2009) bahwa

Suntikan DMPA hanya berisi hormon progesteron yang memiliki efek

utama yaitu mencegah ovulasi dengan kadar progestin yang tinggi

akan menghambat lonjakan LH (Lutenizing Hormone) secara efektif.

Hal ini lambat laun akan menyebabkan gangguan fungsi seksual

berupa penurunan libido dan potensi seksual lainnya. Terjadi pada 1-5

% akseptor yang mengeluhkan penurunan libido dan kemampuan

orgasme.

Begitupun dengan teori Berman (2006) bahwa pemakaian KB

suntik (dengan pemberian tambah hormon estrogen/progesteron)

dalam jangka waktu lama dapat mempengaruhi hasrat seks (libido),

dikarenakan penurunan/perubahan produksi hormon estrogen

menimbulkan efek samping rasa panas, kekeringan/iritasi pada

53
vagina, menipisnya atau hilangnya elastisitas kulit, keinginan/hasrat

yang berubah-ubah. Sedangkan penurunan hormon testosterone

menimbulkan efek samping kurangnya tenaga, nafsu/seler, energi,

gairah seksual dan respon. Jadi pada dasarnya setiap pemberian

hormon dari luar akan menekan produksi hormon ovarium baik cepat

atau lambat.

D. Keterbatasan penelitian

Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan Cross Sectional

yaitu rancangan penelitian dimana variabel yang diteliti dilakukan

bersamaan sehingga tidak dapat menjelaskan adanya hubungan sebab

akibat tetapi hubungan yang ada hanya menunjukan hubungan

keterkaitan saja.

Penelitian ini mengukur variabel dependent yaitu perubahan berat

badan dan perubahan libido dan variabel independent yaitu lama

pemakaian kontrasepsi suntik. Sebenarnya secara teori banyak faktor

yang berhubungan dengan lama pemakaian kontrasepsi suntik dengan

perubahan berat badan dan perubahan libido tetapi hal ini disebabkan

karena adanya keterbatasan dari peneliti.

Data primer diperoleh dari kuisioner yang telah diisi oleh responden

yang jawabannya sangat subyektif karena berdasarka apa yang diingat

oleh responden. Bias informasi pada setiap penelitian kemungkinan

selalu ada karena informasi yang diperoleh bersifat recall tergantung

54
pada kemampuan mengingat kembali serta tergantung dari kejujuran

responden dalam menjawab pertanyaan.

55
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan lama

Pemakaian suntik ≥1 tahun sebesar 50 orang (61,8%) dan Lama

pemakaian suntik <1 tahun sebesar 31 (32,8%).

2. Akseptor KB suntik 3 bulan sebagian besar mengalami kenaikan berat

badan sebanyak 43 orang (53,1%) dan akseptor yang mengalami

penurunan berat badan ≥2 kg sebanyak 38 orang (46,9%).

3. Akseptor mengalami perubahan libido setelah menggunakan akseptor

KB suntik 3 bulan sebanyak 52 orang (64,2%) dan akseptor yang tidak

mengalami perubahan libido yaitu sebanyak 29 orang (35,8%).

4. Ada hubungan antara lama pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan

dengan perubahan berat badan.

5. Ada hubungan antara lama pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan

dengan perubahan libido.

B. SARAN

1. Bagi Pengguna Akseptor KB suntik 3 bulan

a) Diharapkan akseptor KB dapat memilih alat kontrasepsi yang

tepat.

56
b) Menanyakan kepada bidan atau tenaga kesehatan tentang

macam-macam alat kontrasepsi sebelum memilih alat kontrasepsi

tertentu.

c) Selalu memantau perubahan efek samping sehingga apabila ada

kelainan dapat segera diatasi.

d) Lebih aktif bertanya pada petugas kesehatan mengenai cara

mencegah dan menangani efek samping yang terjadi selama

menggunakan KB suntik sehingga akseptor dapat mengatasinya

dengan baik.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan menjadi sumber Pustaka untuk

penelitian selanjutnya, sebagai bahan informasi dan referensi yang

penting dalam mendukung pembuatan karya tulis ilmiah.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Bidan di harapkan dapat memberikan penyuluhan dan konseling

mengenai berbagai macam efek samping KB suntik 3 bulan

khususnya perubahan berat badan dan perubahan libido.

57
DAFTAR PUSTAKA

Arum, D.S (2009). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta:


Nuha Medika

Almatsier, 2010. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Jakarta

Berman, 2006. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi edisi 2. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Prawiro harjo.

BKKBN. (2016). Program Keluarga Berencana Sultra. Sultra; Provinsi


Sulawesi Tenggara.

Hartanto, hanafi, 2010. Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta:


Pustaka sinar harapan.

Handayani, 2010. Buku Ajar Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.


Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Hastutik, 2013. Hubungan lama penggunaan KB suntik dengan peningkatan


berat badn di RB Ngudi Saras Karanganyar: Journal Kesehatan
9(1) 67-68.

Ice Sukarni K. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Unuha


Medika Pustaka

Ida parida, (2011). Hormon pada wanita


(www.oocities/org/idaparida/hormon/sehat/hormonal.html)

irianto,K. 2013. Kontrasepsi Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta:


Pustaka medika

Kuntono, 2009. Perubahan libido wanita. Yogyakarta: salemba medika.

Manuaba, 2012. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: Arcan.

58
Muchdan, 2008. 3 Faktor Yang Mempengaruhi Libido
Perempuan.http://mukhdan.wordpress.com/2008/08/17/3-faktor-
faktor yangmempengaruhi- libido-perempuan. Diakses 13 April
2016
Notoatmodjo,s . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RINEKA

Prawiharjo, 2006. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka

Purnamasari D. Hubungan lama pemakaian KB suntik depo medroksi


progesteron asetat (DMPA) dengan peruabahn berat badan di
BPS (Bidan Praktik Swasta) ”Yossi Trihana” Jongonalan klaten.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret; 2009.

Profil Kesehatan Indonesia 2015.

Sugiono. 2011. Statistika Penelitian. Bandung: alphabet.

Syaifuddin, abdul bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kebidanan


Edisi 2, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo

Setiadi, 2013.Konsep dan Praktik Penulisan risert keperawatan. Yogyakarta:


Graha ilmu

Sofian, A. 2013. Rustam mocthar sinopsis obstetri : Obstetri Operatif,


Obstetri Sosial, Ed.3. Jilid 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta: CV. Trans Info
Media

Upton, Penney. (2012) . Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.

Wiknjosastro H. Ilmu kandungan Sarwono Prawihardjo. Jakarta: PT Bina


pustaka; 2009.

Wijayanti. 2014. Akseptor Keluarga Berencana. Surakarta: Bina Pustaka

59
Winarsih, 2012. Pengaruh kontrasepsi hormonal terhadap berat badan dan
lapisan lemak kulit. Yogyakarta: Unaha Medika Pustaka

World Health Organizattion. 2009.kontrasepsi hormonal. Tersedia


dalam:www.who.or.id ( Diaskes tanggal 27 juni 2017).

60
Lampiran 1

INFORMED CONSENT

(LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN)

Identitas Peneliti :

Nama : Sendri Mayanti.s

NIM : P00312016091

Jurusan : D-IV ALIH JENJANG KEBIDANAN

Saya bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui

“HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN

DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DAN PENURUNAN LIBIDO DI

RUANG POLI KIA PUSKESMAS PUWATU TAHUN 2017”. Untuk

kepentingan pengumpulan data dalam penelitian ini, saya mengharapkan

kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam mengisi kuisioner mengenai

masalah Penurunan libido alam lembar observasi. Semua yang dicantumkan

atau dituliskan dalam penelitian ini dijamin kerahasiaannya dan tidak akan

berdampak negatif pada siapapun. Bila selama berpartisipasi dalam

penelitian ini responden merasakan ketidaknyamanan maka responden

mempunyai hak untuk berhenti.


Peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi hak responden dan

menjamin kerahasiaan identitas dan data yang diberikan. Responden dapat

mengundurkan diri sewaktu-waktu apabila menghendakinya.

Saya Menyatakan Bersedia/Tidak Bersedia

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya dan penjelasan yang

telah dilakukan oleh peneliti dan jawaban seluruh pernyataan saya tentang

penelitian ini, maka saya dapat memahami tujuan dan manfaat penelitian.

Saya juga mengerti bahwa peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi

hak-hak saya sebagai responden.

Saya mengerti bahwa data-data yang diperoleh akan melindungi dan

identitas saya akan dirahasiakan, saya juga mempunyai hak untuk menolak

atau mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa ada sanksi apapun.

Saya menyatakan, bahwa saya telah membaca pernyataan diatas dan

setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan sukarela.

Kendari, 2017

Sendri Mayanti.S
Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

Judul Penelitian : Hubungan Kontrasepsi Suntik KB 3 Bulan dengan


Perubahan Libido

NAMA AKSEPTOR :

UMUR :

Petunjuk : Beri tanda chek list (√ ) pada kotak jawaban yang sesuai

I. Pertanyaan Tentang Lama Pemakaian Suntik KB 3 Bulan dan Perubahan


Libido

Alternatif Jawaban
No Ya Tidak
PERTANYAAN
1 Selama pemakaian kontrasepsi suntik KB 3
bulan, apakah ibu merasa bergairah berhubungan
seksual?
2 Apakah ibu mempunyai keinginan dengan ajakan
suami untuk melakukan hubungan seksual?

3 Apakah ibu pernah menolak ajakan suami


untuk melakukan hubungan seksual?
4 Apakah ibu tidak merasakan rangsangan
seksual pada tubuh ibu walaupun suami ibu
mencoba merangsangnya?
5 Apakah saat melakukan hubungan seksual,
ibu dapat mencapai puncak kenikmatan/orgasme?
6 Apakah ibu merasa lebih bergairah atau
tidak bergairah pada saat mencapai
puncak kenikmatan/orgasme?
7 Apakah saat berhubungan seksual ibu merasa
tertekan dengan ajakan suami dalam melakukan
hubungan seksual?
8 Apakah ibu merasa bahagia setelah melakukan
hubungan seksual?
Lampiran 3

REKAM MEDIK KARTU STATUS PESERTA KB

I. Identitas Anggota Peserta KB suntik DMPA

1. Nama :

2. Umur :

3. Agama :

4. Suku Bangsa :

5. Pekerjaan :

6. Alamat :

II. Lama Pemakaian KB suntik DMPA

1. ≥ 1 tahun :

2. < 1 tahun :

III. Kenaikan Berat Badan Setelah Pemakaian KB suntik :


MASTER TABEL

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN
DAN PERUBAHAN LIBIDO DI RUANG POLI KIA PUSEKSMAS PUWATU

Lama Pemakaian Suntik 3 Perubahan Berat


Bulan PERUBAHAN LIBIDO
BERAT BADAN Badan
NO NAMA
SEBELUMNYA
≥1 tahun < 1 tahun ≥2 kg < 2 kg YA TIDAK

1 Ny. H 6 thn 53 kg 8 kg meningkat

2 Ny .R 6 bln 60 kg 5 kg meningkat

3 Ny.M 1 thn 51 kg 5 kg meningkat

4 Ny.A 4 thn 49 kg 7 kg meningkat

5 Ny. K 3 bln 60 kg -3 kg menurun

6 Ny. A 6 bln 58 kg -3 kg menurun

7 Ny. R 2 thn 45 kg 4 kg meningkat

8 Ny .N 3 bln 55 kg 7 kg meningkat

9 Ny .Z 3 bln 48 kg 6 kg meningkat

10 Ny.M 9 bln 62 kg 7 kg meningkat


11 Ny.A 4 thn 58 kg 6 kg meningkat

12 Ny.G 2 thn 64 kg 5 kg meningkat

13 Ny.H 2 thn 70 kg 4 kg meningkat

14 Ny.H 1 thn 57 kg 3 kg meningkat

15 Ny. H 9 bln 68 kg -2 kg menurun

16 Ny .A 6 bln 52 kg -3 kg menurun

17 Ny. A 3 bln 58 kg -2 kg menurun

18 Ny. V 1 thn 59 kg 4 kg meningkat

19 Ny.M 2 thn 54 kg 6 kg meningkat

20 Ny. G 6 bln 66 kg -3 kg menurun

21 Ny. J 4 thn 50 kg -2 kg meningkat

22 Ny. W 6 thn 62 kg -4 kg meningkat

23 Ny .S 9 bln 67 kg -4 kg menurun

24 Ny .R 9 bln 59 kg -5 kg menurun

25 Ny.S 1 thn 52 kg 3 kg meningkat

26 Ny. T 2 thn 54 kg 7 kg meningkat


27 Ny. W 7 thn 59 kg 14 kg meningkat

28 Ny. D 5 thn 58 kg -4 kg menurun

29 Ny . F 1 thn 58 kg -3 kg menurun

30 Ny.P 2 thn 59 kg 6 kg meningkat

31 Ny.S 1 thn 54 kg 3 kg meningkat

32 Ny. L 1 thn 61 kg 5 kg meningkat

33 Ny. T 1 thn 55 kg 3 kg meningkat

34 Ny .M 9 bln 56 kg -5 kg menurun

35 Ny. A 3 bln 60 kg -2 kg menurun

36 Ny C 3 thn 55 kg -4 kg meningkat

37 Ny D 1 thn 70 kg -2 kg meningkat

38 Ny R 3 thn 54 kg -3 kg meningkat

39 Ny .A 5 thn 72 kg -6 kg menurun

40 Ny. F 2 thn 48 kg -2 kg meningkat

41 Ny. B 3 bln 64 kg 3 kg meningkat

42 Ny. S 6 bln 52 kg 5 kg meningkat


43 Ny. I 6 bln 62 kg 6 kg meningkat

44 Ny. I 3 thn 65 kg -5 kg menurun

45 Ny. W 5 thn 61 kg -2 kg menurun

46 Ny. I 3 thn 49 kg 5 kg meningkat

47 Ny. O 3 thn 53 kg 9 kg meningkat

48 Ny. R 1 thn 66 kg -3 kg menurun

49 Ny. R 2 thn 57 kg -4 kg meningkat

50 Ny. M 1 thn 53 kg -2 kg menurun

51 Ny. S 8 thn 49 kg 12 kg meningkat

52 Ny.K 1 thn 48 kg 5 kg meningkat

53 Ny.L 1 thn 55 kg 3 kg meningkat

54 Ny.A 6 thn 51 kg 10 kg meningkat

55 Ny. O 6 bln 50 kg 3 kg meningkat

56 Ny. R 2 thn 47 kg -3 kg meningkat

57 Ny. E 2 thn 56 kg -4 kg menurun

58 Ny. H 3 thn 59 kg -3 kg menurun


59 Ny S 3 bln 62 kg 3 kg meningkat

60 Ny M 9 bln 53 kg 6 kg meningkat

61 Ny M 9 bln 56 kg -4 kg meningkat

62 Ny.J 4 thn 55 kg 6 kg meningkat

63 Ny.S 7 thn 53 kg 10 kg meningkat

64 Ny. R 9 bln 61 kg -2 kg menurun

65 Ny. S 6 bln 70 kg -5 kg menurun

66 Ny.J 6 thn 56 kg 13 kg meningkat

67 Ny.S 2 thn 60 kg 4 kg meningkat

68 Ny. S 3 bln 52 kg -4 kg menurun

69 Ny. L 3 bln 62 kg -3 kg menurun

70 Ny . T 3 bln 55 kg -3 kg menurun

71 Ny. Y 3 thn 58 kg 7 kg meningkat

72 Ny. E 4 thn 50 kg 8 kg meningkat

73 Ny W 7 thn 49 kg 11 kg meningkat

74 Ny .P 9 bln 64 kg -4 kg menurun
75 Ny .S 9 bln 57 kg -3 kg menurun

76 Ny .W 6 bln 63 kg -4 kg menurun

77 Ny.A 4 thn 57 kg 9 kg meningkat

78 Ny. N 6 bln 64 kg -4 kg menurun

79 Ny. T 9 bln 53 kg -2 kg menurun

80 Ny. R 2 thn 54 kg 6 kg meningkat

81 Ny. O 5 thn 57 kg 11 kg meningkat


FREQUENCIES VARIABLES=LAMA_PEMAKAIAN PERUBAHAN_BB PERUBAHAN_LIBIDO

/ORDER=ANALYSIS.

CROSSTABS
/TABLES=LAMA_PEMAKAIAN BY PERUBAHAN_BB
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT ROW

/COUNT ROUND CELL.

CROSSTABS
/TABLES=LAMA_PEMAKAIAN BY PERUBAHAN_LIBIDO
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT ROW

/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet0] C:\Users\USER\Documents\SENDRI.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

LAMA_PEMAKAIAN *
81 100.0% 0 .0% 81 100.0%
PERUBAHAN_LIBIDO

LAMA_PEMAKAIAN * PERUBAHAN_LIBIDO Crosstabulation

PERUBAHAN_LIBIDO

TIDAK
BERUBAH BERUBAH Total

LAMA_PEMAKAIAN >1 TAHUN Count 41 9 50

% within
82.0% 18.0% 100.0%
LAMA_PEMAKAIAN

< 1 TAHUN Count 11 20 31


% within
35.5% 64.5% 100.0%
LAMA_PEMAKAIAN

Total Count 52 29 81

% within
64.2% 35.8% 100.0%
LAMA_PEMAKAIAN

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 18.015 1 .000
b
Continuity Correction 16.048 1 .000

Likelihood Ratio 18.205 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 17.792 1 .000


b
N of Valid Cases 81

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,10.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for


LAMA_PEMAKAIAN (>1 8.283 2.956 23.211
TAHUN / < 1 TAHUN)

For cohort
PERUBAHAN_LIBIDO = 2.311 1.413 3.780
BERUBAH

For cohort
PERUBAHAN_LIBIDO = .279 .146 .533
TIDAK BERUBAH

N of Valid Cases 81

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

LAMA_PEMAKAIAN *
81 100.0% 0 .0% 81 100.0%
PERUBAHAN_BB

LAMA_PEMAKAIAN * PERUBAHAN_BB Crosstabulation

PERUBAHAN_BB

>2 KG <2KG Total

LAMA_PEMAKAIAN >1 TAHUN Count 33 17 50

% within
66.0% 34.0% 100.0%
LAMA_PEMAKAIAN

< 1 TAHUN Count 10 21 31

% within
32.3% 67.7% 100.0%
LAMA_PEMAKAIAN

Total Count 43 38 81

% within
53.1% 46.9% 100.0%
LAMA_PEMAKAIAN

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 8.748 1 .003
b
Continuity Correction 7.446 1 .006

Likelihood Ratio 8.892 1 .003

Fisher's Exact Test .006 .003

Linear-by-Linear Association 8.640 1 .003


b
N of Valid Cases 81

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,54.
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 8.748 1 .003
b
Continuity Correction 7.446 1 .006

Likelihood Ratio 8.892 1 .003

Fisher's Exact Test .006 .003

Linear-by-Linear Association 8.640 1 .003


b
N of Valid Cases 81

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,54.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for


LAMA_PEMAKAIAN (>1 4.076 1.571 10.579
TAHUN / < 1 TAHUN)

For cohort PERUBAHAN_BB


2.046 1.183 3.538
= >2 KG

For cohort PERUBAHAN_BB


.502 .318 .792
= <2KG

N of Valid Cases 81

Frequencies

Notes

Output Created 04-Dec-2017 13:55:42

[DataSet0] C:\Users\USER\Documents\SENDRI.sav

Statistics
LAMA_PEMAKA PERUBAHAN_B PERUBAHAN_LI
IAN B BIDO

N Valid 81 81 81

Missing 0 0 0

Frequency Table

LAMA_PEMAKAIAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid >1 TAHUN 50 61.7 61.7 61.7

< 1 TAHUN 31 38.3 38.3 100.0

Total 81 100.0 100.0

PERUBAHAN_BB

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid >2 KG 43 53.1 53.1 53.1

<2KG 38 46.9 46.9 100.0

Total 81 100.0 100.0

PERUBAHAN_LIBIDO

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BERUBAH 52 64.2 64.2 64.2

TIDAK BERUBAH 29 35.8 35.8 100.0

Total 81 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai