PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
Kinanti Sri Hayati Kurnia
212207140
iii
PRAKATA
Yogyakarta, 2023
ii
Kinanti Sri Hayati Kurnia
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
PRAKATA.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................3
D. Manfaat Penelitian................................................................................4
E. Keaslian Penelitian...............................................................................5
A. Tinjauan Teori......................................................................................6
B. Kerangka Konsep..................................................................................21
C. Hipotesis Penelitian..............................................................................22
A. Desain Penelitian..................................................................................23
B. Lokasi dan Waktu ................................................................................23
C. Populasi dan Sampel.............................................................................23
D. Variabel Penelitian................................................................................24
E. Definisi Operasional.............................................................................25
F. Alat dan Bahan.....................................................................................25
G. Rencana Pelaksanaan Penelitian...........................................................25
H. Pengolahan dan Analisis Data..............................................................26
iii
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................31
LAMPIRAN.....................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada masa kehamilan, ibu hamil akan mengalami berbagai perubahan fisik
maupun psikologis (Puji Astuti et al., 2022). Perubahan yang dialami sering kali
menimbulkan ketidaknyamanan (Fauziah et al., 2018). Hal ini disebabkan oleh
kondisi kehamilan yang semakin membesar. Keluhan berupa nyeri punggung
bawah, peningkatan frekuensi buang air kecil, pergerakan janin dan kesulitan
mencari posisi nyaman mengakibatkan ibu hamil trimester III merasa kesulitan
tidur (Indrayani & Muhayah, 2020).
Secara umum, orang dewasa membutuhkan waktu tidur sebanyak 7-8 jam.
Sedangkan waktu tidur ibu hamil bisa mencapai 10 jam, tergantung dengan
stamina dan usia ibu hamil. Kualitas tidur yang baik bagi ibu hamil berpengaruh
terhadap stamina ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan (Wungouw,
2017). Prevalensi gangguan tidur yang dialami ibu hamil di Indonesia mencapai
64% (Putri et al., 2021). Selain itu, 24%-90% ibu hamil mengeluh nyeri punggung
bawah dan 20% diantaranya menyebabkan gangguan tidur (Indrayani &
Muhayah, 2020).
Menurut (Renityas et al., 2017) gangguan tidur yang dialami ibu hamil
dapat menyebabkan penurunan kondisi kesehatan, penurunan konsentrasi, emosi
yang tidak stabil, pegal di seluruh tubuh dan merasa tidak bersemangat. Selain itu,
gangguan tidur dan kelelahan selama masa kehamilan dapat meningkatkan risiko
hipertensi gestasional, mempengaruhi lama persalinan hingga tingkat sectio
caesarea (Indrayani & Muhayah, 2020).
Kualitas tidur yang baik merupakan faktor yang penting dalam menjaga
kesehatan secara keselurahan. Untuk itu ada berbagai terapi yang dapat membantu
meningkatkan kualitas tidur baik secara farmakologi maupun secara non
farmakologi. Terapi farmakologi umumnya melibatkan obat-obatan untuk
mengatasi gangguan tidur dengan mengurangi kecemasan dan stres lalu
memberikan efek yang menenangkan (Meilinda et al., 2020). Contohnya adalah
obat golongan Flurazepam dan Temazepam. Obat ini sering diberikan sebagai
langkah untuk mengatasi keluhan sulit tidur. Namun terapi tersebut tidak
dianjurkan untuk ibu hamil (Hollenbach et al., 2013).
2
trimester III di Puskesmas Kasihan 1 Bantul, sebanyak 8 ibu hamil mengalami
gangguan tidur, keluahan lain yang dirasakan berupa sering terbangun, sulit
mencari posisi nyaman, dan terbangun di pagi hari dalam keadaan lelah. Sebanyak
4 ibu hamil mengatakan tidak melakukan olahraga selama kehamilan, dan 5 ibu
hamil mengatakan bahwa melakukan olahraga ringan berupa jalan pagi, relaksasi
ringan, dan senam hamil di rumah sendiri.
B. Rumusan Masalah
“Apakah Terdapat Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap Kualitas Tidur Ibu Hamil
trimester III di Puskesmas Kasihan 1 Bantul?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Prenatal Yoga
Terhadap Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Kasihan 1
Bantul.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi gambaran kualitas tidur ibu hamil trimester III
sebelum melaksanakan prenatal yoga
b. Mengidentifikasi kualitas tidur ibu hamil trimester III setelah
melakukan yoga prenatal
c. Mengetahui perbedaan kualitas tidur ibu hamil trimester III sebelum
dan sesudah diberikan intervensi yoga prenatal
3
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian dalam materi asuhan
kebidanan serta referensi yang berkaitan dengan pengaruh prenatal yoga
terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester III.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Responden
Meningkatkan pengetahuan ibu hamil trimester III mengenai
pentingnya memenuhi kebutuhan tidur dan melakukan prenatal yoga
sebagai alternative tindakan untuk mencapai kualitas tidur yang baik.
b. Bagi Puskesmas Kasihan 1
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan dalam pemberian
pelayanan kebidanan komplementer dan diterapkan pada ibu hamil.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menambah pengetahuan dan referensi peneliti selanjutnya yang
berhubungan dengan asuhan kebidanan untuk mengatasi gangguan
tidur pada ibu hamil trimester III dengan menerapkan prenatal yoga.
4
E. Keaslian Penelitian
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Konsep dasar kehamilan
a. Pengertian kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis dan alamiah,
dimana setiap perempuan yang memiliki organ reproduksi sehat, telah
menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan pria
sehatakanmemiliki kesempatan untuk hamil (Nugrawati & Amriani,
2021). Kehamilan didefinisikan sebagai proses fertilisasi hingga
implantasi hasil konsepsi sampai lahirnya bayi selama 280 hari atau 40
minggu yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (Fatimah &
Nuryaningsih, 2017)
b. Periode gestasi
1) Trimester I, dimulai dari konsepsi-12 minggu
2) Trimester II, 13-27 minggu
3) Trimester III, 28-42 minggu
c. Keluhan pada kehamilan trimester III
1) Sering berkemih
Ketidaknyamanan sering buang air kecil yang dialami ibu
hamil trimester III secara fisiologis yang disebabkan oleh
peningkatan kinerja ginjal dalam menyaring volume darah selama
kehamilan. Selain itu, janin dan plasenta yang membesar juga
meningkatkan frekuensi buang air kecil (Dewi & Sunarsih, 2012)
Pada kehamilan trimester I kandung kemih tertekan uterus
yang membesar. Pada trimester II keluhan ini tidak lagi dirasakan
karena uterus telah keluar dari rongga pelvis. Dan pada trimester
III keluhan ini muncul kembali akibat dari penurunan kepala janin
yang menekan kandung kemih (Nugroho & dkk, 2014).
Ketidaknyamanan ini dapat menganggu istirahat serta memberikan
7
7
kadar fosfat dan penurunan kadar kalsium terionisasi dalam darah
(Husin & dkk, 2014).
4) Gangguan tidur dan mudah lelah
Prevalensi gangguan tidur yang dialami ibu hamil di
Indonesia mencapai 64% (Putri et al., 2021). Pada trimester III
gangguan tidur dan mudah lelah yang dialami ibu hamil
disebabkan oleh terbangun di malam hari akibat dari frekuensi
buang air kecil yang meningkat dan menganggu tidur yang
nyenyak. Selain itu, wanita hamil juga mengalami insomnia akibat
dari pembesaran uterus yang terasa tidak nyaman, dan pergerakan
janin yang aktif (Husin & dkk, 2014).
5) Braxton hiks
Sejak awal kehamilan uterus telah mengalami kontraksi
irreguler yang secara normal tidak menimbulkan nyeri. Pada
trimester II kontraksi ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan
billingual. Ketika memasuki trimester III kontraksi ini dapat terjadi
setiap 10-20 menit, sedikit banyak dan berirama hal ini dapat
mengakibatkan ketidaknyamanan hingga menyebabkan persalinan
palsu (Husin & dkk, 2014).
Braxton hiks merupakan tanda persalinan tiak pasti. Pada
umumnya braxton hiks terjadi pada usia kehamilan 32-36 minggu.
Kontraksi dapat terasa semakin kuat seiring dengan semakin
bertambahnya usia kehamilan. Braxton hiks yang berkepanjangan
dapat menganggu kenyamanan dan menyebabkan nyeri. Hal ini
dapat mempengaruhi kualitas istirahat dan mnyebabkna ibu mudah
kelelahan (Nurmalasari, 2019).
6) Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) dan nyeri simpisis pubis
Nyeri punggung bawah merupakan nyeri yang terjadi di
area lumbosakral. Nyeri punggung bawah umumnya akan
meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Hal ini
8
disebabkan oleh pergeseran pusat gravitasi wanita dan perubahan
postur tubuhnya (Fitriani, 2019).
Selain itu pembesaran uterus juga menyebabkan area
pinggul tulang belakang membengkok dan meregangkan ligamen.
Disamping itu, peningkatan kadar hormon juga mengakibatkan
tulang rawan pada sendi melunak, sehingga menurunkan
elastisitasnya dan mengakibatkan rasa nyeri (Palifiana et al., 2020)
Symphysys pubis disfunction (SPD) merupakan kondisi
yang menyebabkan nyeri pada satu atau lebih sendi panggul dan
mengakibatkan kesulitan berjalan (Jaim 2016 dalam (Palifiana et
al., 2020)). Nyeri simpisis pubis selama kehamilan dapat semakin
buruk jika tidak segera ditangani, seperti kerusakan jaringan sekitar
sebagai respon adaptif dari nyeri. Hal ini jugaberkaitan dengan
gangguan emosional yang dialami ibu hamil. Ibu hamil kerap
merasa frustasi dalam menghadapi nyeri yang menganggu
aktivitasnya (Health, 2011)
7) Ketidaknyamanan psikologis
Ketidaknyamanan psikologis yang muncul di trimester III
berupa cemas menghadapi proses persalinan, cemas akan kondisi
bayi yang akan dilahirkan, dan takut terhadap nyeri persalinan
yang akan dirasakan (Wulandari, 2021). Adapun penyebab lainnya
adalah timbulnya perasaan bahaya yang mengancam dirinya. Rasa
takut ini bersumber dari gambaran nyata dari dalam fikirannya
sendiri. Pikiran negatif yang muncul di dalam diri ibu hamil
tentang hal-hal burung yang mungkin dialami saat masa persalinan
membuat ibu merasa cemas (Rochman, 2010).
Gejala tersebut juga dipengaruhi oleh fluktuasi kadar
hormon, peningkatan stress, gangguan pola makan, gangguan tidur
dan istirahat, serta aktivitas normal lainnya. Pada trimester III
terjadi penurunan gairah seksial akibat dari pembesaran uterus
yang dianggap menjadi halangan (Husin & dkk, 2014).
9
2. Konsep dasar tidur
a. Pengertian tidur
Tidur adalah suatu kondisi tidak sadar dimana individu dapat
dibangunkan oleh suatu stimulus yang sesuai (Guyton, 1986 dalam
(Hidayat & Uliyah, 2012)). Tidur juga dapat diartikan sebagai keadaan
tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadan penuh ketenangan
tanpa kegiatan tetapi merupakan suatu urutan siklus yang berulang.
Tidur dapat ditandai dengan ciri berupa minimnyake aktifitas,
memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan-perubahan
proses fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan
dari luar.
b. Fisiologi tidur
Tidur disebabkan oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang
secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat
tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem
pengaktivasi retikularis (Reticular activating system) yang juga dapat
merangsang visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat
menerima stimulasi korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan
proses berfikir. Selama masa tidur kemungkinan disebabkan adanya
pelepasan serum serotonin dari sel-sel khusus yang berada di pons
dannbatang otak tengah (bulbar synchronizing regional) (Hidayat &
Uliyah, 2012).
Ketika individu mencoba tertidur, maka mata akan tertutup dan
berada dalam kondisi rileks, stimulus ke RAS menurun. Jika ruangan
diatur dalam keadaan tenang dan gelap, maka aktivasi RAS semakin
menurun. Pada beberapa bagian, BSR selanjutnya mengambil alih,
kemudian menyebabkan tidur (Hidayat, 2009).
c. Jenis-jenis tidur
1) Non rapid eye movement (NREM)
Tahap ini disebut juga sebagai tidur gelombang lambat.
Pada tahap ini gelombang otak berada pada gelombang yang
10
sangat lambat, penurunan tonus otot, penurunan darah perifer, dan
fungsi vegetatif tubuh lainnya. Selain itu, frekuensi pernapasan,
tekanan darah dan kecepatan metabolisme basal akan menurun 10-
30%. Ciri-ciri tidur NREM yaitu dalam keadaan istirahat penuh,
metabolisme menurun, mimpi berkurang, pergerakan bola mata
melambat, frekuensi pernapasan menurun, dan tekanan darah
menurun.
Perubahan gelombang otak selama proses tidur gelombang
lambat dipantau melalui electroenchephalogarafi yaitu pertama,
kewaspadaan penuh dengan gelombang betha frekuensi tinggi,
kedua istirahat tenang dengan gelombang alpha, ketiga tidur ringan
akibat terjadinya perlambatan gelombang alpha yang menurun
menjadi tetha atau delta, dan keempat tidur nyenyak karena
gelombang delta yang bervoltase tinggi dengan kecepatan
1-2/detik.
a) Tahap I
Tahap ini merupakan tahap transisi yang berlangsung
selama 5 menit antara bangun dan tidur dengan ciri rileks,
masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata
bergerak kesamping, frekuensi nafas dan nadi sedikit menurun,
dapat bagun segera.
b) Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan. Pada tahap ini
proses dalam tubuh terus menurun dengan ciri mata pada
umumnya menetap, frekuensi pernapasan dan denyut jantung
menurun, suhu tubuh dan metabolisme menurun. Tahap ini
berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit
c) Tahap III
11
Pada tidur tahap III denyt nadi, frekuensi pernapasan dan
proses tubuh lainnya semakin melambat. Hal ini dipengaruhi
oleh adanya dominasi sistem saraf parasimpatis dan mulai sulit
untuk bangun.
d) Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap tidur dalam dengan ciri
kecepatan pernapasan dan jantung menurun, jarang bergerak,
sulit dibangunkan, gerakan bola mata cepat, sekresi dan tonus
otot menurun (Hidayat & Uliyah, 2012).
2) Rapid eye movement (REM)
Disebut juga sebagai tidur paradoks yang dapat
berlangsung selama 5-20 menit, dan rata-rata muncul 90 menit.
Periode pertama bisa terjadi selama 80-100 menit, akan tetapi bila
kondisi individu sangat lelah, maka awal tidur akan dimulai lebih
cepat dan tidak mengalami REM.
Ciri-ciri tidur REM
a) Umumnya diserta dengan mimpi aktif
b) Lebih sulit terbangun selama tidur nyenyak, gelombang lambat
c) Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan
inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktifasi
retrikularis
d) Frekuensi pernapasan dan jantung tidak teratur
e) Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak
teratur
f) Mata cepat tetutup dan terbuka, nadi cepat dan tidak
beraturan,tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi
gaster meningkat, dan metabolisme meningkat
g) Tidur ini penting untukkeseimbangan emosi, mental dan juga
berperan dalam adaptasi, belajar dan memori (Hidayat, 2009).
a. Fungsi dan tujuan tidur
12
Tidur dipercaya berkontribusi terhadap pemulihan fisik dan
psikologis (Ibrahim et al., 2013). Tidur berfungsi untuk menjaga
keseimbangan emosional, mental, kesehatan, mengurangi stres pada
paru, kardiovaskuler, endokrin, dan organ tubuh lainnya.selama tidur,
energi akan tersimpan dan akan dialih fungsikan kembali pada unit
seluler yang penting setelah terbangun (Hidayat, 2009).
Secara umum terdapat dua efek fisiologis dar tidur, yaitu:
1) Efek pada saraf yang dapat memulihkan kembali kepekaan normal
dan keseimbangan antara seluruh sususan saraf
2) Efek pada struktur tubuh yang memulihkan kembali kesegaran dan
fungsi organ tubuh, dimana selama tidur terjadi penurunan dan
istirahat.
b. Pola kebutuhan tidur
1) Kebutuhan tidur normal
Kualitas dan kuantitas tidur diantara individu berbeda
terganntung dengan kelompok usianya. Sekitar 20% waktu tidur
dihabiskan untuk tidur REM. Dewasa muda yang sehat
membutuhkan tidur yang cukup untuk beraktivitas. Tetapi
beberapa aktivitas dan rutinitas dapat menganggu pola tidur.
Aktivitas sosial, tekanan pekerjaan dan hubungan keluarga dapat
menyebabkan kesulitan memulai tidur dan mempertahankan tidur
(insomnia).
2) Kebutuhan tidur pada wanita hamil trimester III
Individu dewasa awal (usia 18-40 tahun) ssecara umum
membutuhkan waktu tidur selama 7-8 jam perhari (Hidayat &
Uliyah, 2012). Sedangkan durasi tidur pada ibu hamil dibagi
menjadi 3 kategori yaitu durasi tidur rendah (5-6 jam), sedang (7-8
jam) dan baik (9-10) jam (Rustiana & Cahyati, 2013). Durasi tidur
yang rendah dapat berdampak pada kesehatan ibu hamil. Beberapa
penelitian mengungkapkan bahwa gangguan tidur selama masa
13
kehamilan berpotensi menyebabkan resko hipertensi gestasional,
sectio caesarea dan penurunan kondisi kesehatan lainnya.
c. Kualitas Tidur
1) Pengertian
Kualitas tidur dapat diartikan dengan tingkat kepusan
individu terhadap tidur yang dialami, sehingga individu tersebut
tidak memperlihatkan perasaan lelah dan gelisah, apatis dan lesu,
kelopak mata membengkak dan kehitaman di area mata,
konjungtiva merah dan mata perih, perhatian mudah teralihkan,
sakit kepala serta sering menguap dan mengantuk (Hidayat, 2008)
Kualitas tidur mempengaruhi kualitas kesehatan baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Kualitas tidur yang baik
sepanjang malam memberikan efek berupa perasaan segar dan
sehat setelah bangun pagi (Khasanah & Hidayati, 2012).
2) Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
dan kuantitas tidur. Faktor tersebut berupa penyakit, kelelahan,
stres, obat-obatan, nutrisi, lingkungan, dan lain sebagainya
(Hidayat & Uliyah, 2012).
(a) Penyakit
Rasa sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang.
Beberapa penyakit dapat memperbesar kebutuahn tidur
seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi untuk
mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit yang dapat
menganggu tidur seperti diabetes melitus dan sindrom kaki
gelisah.
(b) Latihan dan kelelahan
Keletihan akibat aktivita tubuh yang berat memerlukan tidur
lebih untuk menyeimbangkan tenaga yang keluar selama
beraktivitas. Individu yang mengalami kelelahan cenderung
14
lebih cepat untuk tidur karena tahap gelombang pendek
dalam tidurnya lebih pendek.
(c) Stres psikologis
Keadaan psikologis berupa ketegangan jiwa dan gelisa
cenderung lebih sulit memulai tidur.
(d) Obat-obatan
Beberapa obat dapat mempengaruhi proses tidur. Beberapa
jenis obat golongan diuretik dapat menyebabkan insomnia,
anti depresan dapat menekan REM, dan kafein
meningkatkan kerja sistem saraf simpatis yang
menyebabkan gangguan tidur.
(e) Nutrisi
Kebutuhan gizi yang kurang dapat mempengaruhi proses
tidur. Individu dengan gizi baik dapat lebih mudah memulai
tidur karena adanya trytophan yang merupakan asam amino
dari protein dapat membantu memaksimalkan metabolisme
dan membantu untuk tidur.
(f) Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dapat
membantu seseorang untuk tidur (Ibrahim, 2013)
Kualitas tidur tidak bergantung pada kuantitas tidur, namun
faktor yang mempengaruhi sama. Kesulitas tidur yang dialami ibu
hamil trimester III disebabkan oleh perubahan hormon, stress,
sering buang air kecil, dan nyeri pinggang yang terjadi seiring
dengan membesarnya kehamilan (Romauli, 2018).
Penurunan kualitas tidur ibu hamil dapat menurunkan
kualitas kesehatan, mudah kelelahan, penurunan konsentrsi, tidak
mood bekerja, badan terasa pegal dan cenderung lebih emosional.
Gangguan tidur ini akan mengakibatkan depresi dan bayi yang
dilahirkan memiliki sedikit waktu tidur yang dalam (Janiwarty &
H.Z, 2013).
15
d. Pengukuran kualitas tidur
Pengukuran kualitas tidur dapat menggunakan PSQI
(Pittsburgh Sleep Quality Index) yang berbentuk kuesioner yang
dapat digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan gangguan tidur
yang dialami individu dewasa dalam interval 1 bulan terakhir
(Bussey, 1988 dalam Khasanah & Hidayati, 2012).
PSQI memiliki 7 skor sebagai parameter penilaiannya. 7
skor tersebut adalah:
1) Kualitas tidur subjektif
2) Latensi tidur
3) Lama tidur malam
4) Efisiensi tidur
5) Gangguan ketika tidur malam
6) Menggunakan obat-obat tidur
7) Terganggunya aktivitas di siang hari
16
Yoga dalam kehamilan menggabungkan postur-postur khusus
dengan teknik yang bemberikan efek positif pada ibu hamil dan
membantu mengurangi ketidaknyamana selama masa kehamilan. Yoga
merupakan ilmu yang menjelaskan hubungan antara fisik, mental dan
spiritual manusia demi mencapai kesehatan yang menyeluruh (Shindu
2009 dalam (Ika et al., 2022)
Selain itu latihan prenatal yoga harus dihentikan pada jika ibu
hamil mengalami keluhan mual dan muntah yang berkelanjutan,
pusing, kram pada perut bagian bawah, pembengkakan dan tremor
pada ektremitas, jantung berdebar-debar dan gerakan janin
melemah (Husin 2013 dalam (Ika et al., 2022).
17
3) Memningkatkan kapasitas paru
4) Mengendalikan emosi dan anti stres
5) Memperbaiki sistem tubuh
6) Penerimaan terhadap diri sendiri (Ika et al., 2022)
Gambar 2.1
Manfaat pose ini untuk mengautkan dan menyeimbangkan otot-
otot kaki, pinggul dan punggung, meregangkan tulang rusuk,
memperbesar kapasitas dada, meredakan stres, dan mengurangi
keluhan sakit punggung pada kehamilan.
18
Langkah:
- Berdiri tegak, tangan berada di sebelah tubuh, bagian punggung
boleh bersandar pada dinding
- Rentangkan tangan ke samping dan bukalah kaki selebar
tangan
- Putar telapak kaki kiri ke samping dan telapak kanan ke arah
depan
- Letakkan tangan kanan di pergelangan kaki atau lutut kanan
dan tangan kiri naikkan ke atas
- Posisikan leher dan kepala lurus kedepan atau kepala melihat
ke arah tangan kiri, atur nafas
2) Child pose
Gambar 2.2
Manfaat posisi ini dapat memberi efek relaksasi pada area pinggul,
paha, pergelangan kaki, menenangkan fikiran, mengurangi stres,
kelelahan, nyeri punggung dan leher
Langkah:
- Duduk diatas tumit, satukan kedua jempol kaki dan biarkan jari
kaki merasa rileks
- Buka lutut ke samping selebar tubuh
- Secara perlahan condongkan tubuh ke depan, dan miringkan
wajah ke salah satu sisi tubuh
- Sabagai variasi boleh menambahkan balok, bantal atau guling
untuk membantu menyokong area kepala dan dada
3) Cat cow pose
19
Gambar 2.3 Gambar 2.4
Manfaat posisi ini untuk mengencangkan bagian depan tubuh dan
leher, merilekskan punggung, serta menguatkan dan melenturkan
otot punggung
Langkah:
- Dengan posisi berlutut, condongkan tubuh ke depan, letakkan
tangan di matras selebar bahu untuk menyanggah tubuh,
regangkan jari tangan dan kaki
- Pada saat menarik nafas, tarik tulang ekor ke luar tubuh, dan
condongkan kepala ke atas sambil membuka dada (cow pose)
- Pada saat membuang nafas tarik tulang ekor ke dalam tubuh,
bungkukan tubuh ke dalam, lihat ke arah perut hingga dagu
menempel di dada
- Ulangi gerakan ini secara perlahan
(Amalia, 2015)
20
B. Kerangka Konsep
Faktor yang
mempengaruhi
prenatal yoga:
Prenatal Yoga
1. Faktor
psikologis
2. Faktor fisik
1. Nyeri punggung
2. Sering buang air kecil di
malam hari
3. Pergeraka aktif janin
4. Posisi tidur tidak nyaman
5. Perubahan hormon dan
bentuk tubuh
6. Kecemasan dan stres
Keterangan:
Diteliti
Tidak diteliti
Berpengaruh terhadap
21
C. Hipotesis Penelitian
1. p value ≤ 0.05 : H1 diterima, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
prenatal yoga terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas
Kasihan 1 Bantul
2. p value ≥ 0.05 : H1 ditolak, menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
prenatal yoga terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas
Kasihan 1 Bantul
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Pre Eksperiment dengan pendekatan
One Group Pre Test- Post Test design. Penelitian ini tidak menggunakan
kelompok control (pembanding). Observasi Pre Test akan dilakukan sebelum
intervensi diberikan dan penilaian Post Test dilakukan setelah perlakuan diberikan
agar peneliti dapat memperoleh perbandingan setelah eksperimen dilakukan
(Sugiyono, 2017).
C. Populasi/Sampel/Objek Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diharapkan dapat
mewakili populasi. Penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang berdasarkan pada
pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti dan telah diketahui
sebelumnya (Riyanto, 2019).
a) Kriteria inklusi
1) Usia kehamilan 27-34 minggu
2) Bersedia menjadi responden
b) Kriteria eksklusi
1) Memiliki riwayat abortus
2) Memiliki riwayat perdarahan
3) Letak plasenta rendah
4) Hamil gameli
5) Pernah mengikuti kelas prenatal yoga
D. Variabel Penelitian
24
E. Definisi Oprasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Skor/ Keterangan (hasil)
Variabel Gerakan komprehensif SOP Nominal
Independen dengan menggunakan postur
Prenatal tubuh, teknik pernafasan,
Yoga konsentrasi dan meditasi
Variable Keadaan tidur individu yang Kuisioner PSQI Ordinal 1. Kualitas tidur
Dependen menghasilkan kesegaran dan baik
Kualitas kebugaran setelah bangun PSQI ≤ 5
Tidur 2. Kualitas tidur
buruk
PSQI > 5
Tabel 3.1 Definisi Operasional
25
4. Mengurus izin penelitian, mengajukan izin penelitian kepdan Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul dengan tembusan Puskesmas Kasihan 1.
5. Mengajukan izin penelitian dan pengambilan data di Puskesmas Kasihan 1
6. Melakukan Informed Consent, dengan menjelaskan tujuan penelitian kepada
calon responden. Bila calon responden setuju maka dipersilahkan untuk
menandatangani lembar yang disediakan.
7. Memberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner, meminta
responden mengisi kuesioner pretest, sebelum diberikan intervensi latihan
prenatal yoga dan mengumpulkan kuesioner untuk melakukan penilaian
kualitas tidur sebelum intervensi diberikan.
8. Meminta responden untuk melakukan latihan prenatal yoga yang
diselenggarakan peneliti sebanyak 3x dalam 12 hari (setiap 4 hari sekali).
9. Setelah intervesi diatas dilaksanakan, responden diminta untuk mengisi
kembali kuesioner postest untuk dilakukan penilaian kualitas tidur setelah
intervensi selesai.
10. Melakukan pengumpulan, pengolahan dan menganalisa data.
11. Melakukan penyusunan laporan hasil penelitian
1. Coding
Dalam peng”kodean” atau coding, peneliti memberikan kode jawaban
sesuai dengan jawaban yang dipilih oleh responden.
Kode 1 untuk kualitas tidur baik dengan skor PSQI ≤5
Kode 2 untuk kualitas tidur buruk dengan skor PSQI ≥5
2. Editing (pengeditan)
Pengolahan data dengan editing berfungsi untuk memeriksa kuisioner
dengan tujuan agar data yang akan digunakan dapat diolah dengan baik dan
26
benar, sehingga pengolahan data dapat menggambarkan hasil dari masalah
yang diteliti
3. Scoring (penilaian)
Scoring dalam penelitian berfungsi untuk memberikan penilaian terhadap
hasil dari setiap soal kuisioner. Tujuan scoring adalah untuk mendapatkan
jumlah nilai akhir dari seluruh jawaban responden
a) Kualitas tidur subjektf: dilihat dari pertanyaan nomor 9
0 = sangat baik
1 = baik
2 = kurang
3 = sangat kurang
b) Latensi tidur (kesulitan memulai tidur) : total skor dari pertanyaan
nomor 2 dan 5a
1) Pertanyaan nomor 2
≤ 15 menit = 0
16-30 menit = 1
31-60 menit = 2
> 60 menit = 3
2) Pertanyaan nomor 5a
Tidak pernah = 0
1 kali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
> 3 kali seminggu = 3
3) Jumlah dari skor pertanyaan nomor 2 dan 5a dikategorikan
menjadi:
Skor 0 = 0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-7 = 3
c) Lama tidur malam : dilihat dari pertanyaan nomor 4
>7 jam = 0
27
6-7 jam = 1
5-6 jam = 2
< 5 jam = 3
d) Efisiensi tidur : pertanyaan nomor 1, 3, 4
Efisiensi tidur = (lama tidur / lama di tempat tidur) x 100%
1) Lama tidur – pertanyaan nomor 4
2) Lama di tempat tidur – kalkulasi responden dari pertanyaan
nomor 1 dan 3
>85 % = 0
75-84 % = 1
65-74 % = 2
< 65 % = 3
28
g) Terganggunya aktivitas disiang hari : pertanyaan nomor 7 dan 8
1) Pertanyaan nomor 7
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 2
2 kali seminggu = 3
>3 kali seminggu = 3
2) Pertayaan nomor 8
Tidak antusias = 0
Kecil = 1
Sedang = 2
Besar = 3
Jumlahkan seluruh skor pertanyaan nomor 7 dan 8 dengan hasil
skor:
Skor 0 = 0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
4. Tabulating (tabel)
Tabel digunakan untuk mempermudah analisa dan pengolahan data serta
pengolahan kesimpulan data dan disatukan dalam bentuk tabel dan atau
narasi.
5. Analisis data
a. Analisa univariate
Analisis univariate adalah untuk menggambarkan karakteristik satu
variabel pada suatu waktu.
b. Analisa Bivariate
Analisa biavariate yaitu analisa yang dilakukan terhadap variabel
independen dan variabel dependen yang diduga memiliki korelasi
atau hubungan (Notoadmodjo, 2018). Penelitian ini menggunakan
uji non paremetric yaitu uji wilcoxon. Uji tersebut akan
dioperasikan melalui program komputer SPSS (Statistic Product
29
Service Solution) for windows. Analisa yang digunakan bertujuan
untuk mengetahui pengaruh prenatal yoga terhadap kualitas tidur
ibu hamil trimester III di Puskesmas Kasihan 1 Bantul dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) p value ≤ 0.05 : H1 diterima, menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh prenatal yoga terhadap kualitas tidur
ibu hamil trimester III di Puskesmas Kasihan 1 Bantul
2) p value ≥ 0.05 : H1 ditolak, menunjukkan bahwa tidak
terdapat pengaruh prenatal yoga terhadap kualitas tidur
ibu hamil trimester III di Puskesmas Kasihan 1 Bantul.
30
Daftar Pustaka
31
2020. http://ejournal.stikessalsabilaserang.ac.id
Janiwarty, & H.Z, P. (2013). Pendidikan Prikologi Untuk Bidan.
Khasanah, K., & Hidayati, W. (2012). Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitasi
Sosial “ MANDIRI ” Semarang. Jurnal Nursing Studies, 1(1), 189–196.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing
Lestari Fauziah P, S. P., & R. Urip Purwono, M.Sc., Ph.D., Dra. Muniroh
Abdurachman, M. P. (2018). Efektivitas Latihan Yoga Prenatal Dalam
Menurunkan Kecemasan Pada Ibu Primigravida Trimester Iii the
Effectiveness of Prenatal Yoga Exercise To Alleviate the Anxiety in the
Third Trimester Primigravida. 1–15.
Megasari, K. (2019). Asuhan Kebidanan pada Trimester III dengan
Ketidaknyamanan Sering Buang Air Kecil. Jurnal Komunikasi Kesehatan,
10(1), 29–37. http://e-jornal.akbid-purworejo.ac.id
Meilinda, V., Alita Ayani, L., Kesehatan, F., Fort De Kock, U., & Barat
Indonesia, S. (2020). Pengaruh Senam Yoga Terhadap Peningkatan
Kualitas Tidur Pada Ibu Primigravida Trimester Iii. Maternal Child
Health Care Journal Reading List, 2(3), 27.
Notoadmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Nugrawati, N., & Amriani. (2021). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. CV
Adanu Aimata.
Nugroho, T., & dkk. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Nuha
Medika.
Nurmalasari, A. Y. (2019). Asuhan Kebidanan Terintegrasi Pada Ibu Hamil Yang.
In Jurnal Kebidanan Universitas Bhakti Kencana.
Palifiana, D. A., Khasanah, N., & Jati, R. K. (2020). Efektifitas Prenatal Yoga
Terhadap Pengurangan Ketidaknyamanan Dalam Kehamilantrimester Iii
Di Klinik Pratama Asih Waluyo Jati. Jurnal Kebidanan Indonesia :
Journal of Indonesia Midwifery, 11(1), 47.
https://doi.org/10.36419/jkebin.v11i1.325
Puji Astuti, H., Bumi Pangesti, C., & Setia Adi, G. (2022). Efektivitas Prenatal
Massage dan Prenatal Yoga Terhadap Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil
Trimester III. Jurnal Kebidanan Indonesia, 13(2).
https://doi.org/10.36419/jki.v13i2.628
Putri, G. Q., Ayuningtyas Kusumastusti, N., & Yatsi Tangerang, S. (2021).
Efektivitas Senam Hamil Terhadap Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil
Trimester III The Effectiveness of Pregnant Exercise on Sleep Quality in
Pregnant Mothers Trimester III. Nusantara Hasana Journal, 1(3), 73–77.
Rahayu, W., & Herliana, R. (2019). Terapi komplementer pelayanan kebidanan
berdasarkan bukti scientific dan empiris.
32
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1320005
Renityas, N. N., Sari, L. T., & Wibisono, W. (2017). Efektifitas Acuyoga terhadap
Keluhan Insomnia pada Ibu hamil Trimester III di Masyarakat Agriculture
Traditional di Wilayah Kerja Puskesmas Ngancar Kabupaten Kediri.
Jurnal TNers Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 4(2), 098–
103. https://doi.org/10.26699/jnk.v4i2.art.p098-103
Riyanto, A. (2019). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika.
Rochman, K. L. (2010). Kesehatan Mental. Fajar Media Press.
Romauli, S. (2018). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan. Nuha Medika.
Rustiana, E. R., & Cahyati, W. H. (2013). Manfaat Senam Hamil Untuk
Meningkatkan Durasi Tidur Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
8(2), 113–120.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif. ALFABETA.
Sukorini, M. U. (2017). Hubungan Gangguan Kenyamanan Fisik Dan Penyakit
Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester Iii. The Indonesian Journal of
Public Health, 12(1), 1. https://doi.org/10.20473/ijph.v12i1.2017.1-12
Widya Sari, I., & Riskiliani, R. (2021). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Primigravida Dengan Ketidaknyamanan Trimester Iii Di Bpm Siti Juleha
Tahun 2020. Prosiding Hang Tuah Pekanbaru, 113–118.
https://doi.org/10.25311/prosiding.vol1.iss1.68
Wulandari, S. (2021). Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester 3. Ketidaknamanan
Ibu Hamil Trimester 3, 12(1), 54–67.
Wungouw, H. J. L. (2017). Hubungan Stres Dengan Kejadian Insomnia Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas Bahu Kota Manado. E-Journal Keperawatan, 5, 1–8.
file:///C:/Users/DELL/Downloads/25166-51553-1-SM.pdf
33