Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 5

1. ANGELIA RESTHY P1337424822280


RATNAWARI  
1. ELGA WULANDARI P1337424822276
 
1. MELIA DWI SETIAWATI P1337424822279
 
1. RETNO SUKMAWATI P1337424822305
 
1. TATUN PARJIATI P1337424822274
 

ANALISIS JURNAL
KELUARGA BERENCANA
JURNAL FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGANPENGGUNAAN METODE
KONTRASEPSI TRADISIONAL
Latar Belakang
Penggunaan alat kontrasepsi modern di Jawa Tengah cenderung
menurun sedangkan cara tradisional semakin meningkat.

Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
penggunaan alat kontrasepsi tradisional pada wanita kawin umur 15-49 tahun di
Provinsi Jawa Tengah. Faktor yang dibahas meliputi jumlah anak lahir hidup,
umur istri, pendidikan istri, pekerjaan istri, tempat tinggal, dan akses/pemanfaatan
sumber informasi KB.
Metode
Desain penelitian cross sectional, menggunakan data sekunder dari SKAP Jawa Tengah Tahun
2019. Jumlah total responden adalah 2.088 wanita menikah usia 15-49 tahun dan tidak sedang
hamil. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur.
Analisis data dengan analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji statistik chi-square
dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil
Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar responden berusia ≥ 35 tahun, memiliki ≥ 2 anak,
memiliki tingkat pendidikan tinggi (SMP hingga perguruan tinggi), tidak bekerja, tinggal di kota,
dan dapat menggunakan beberapa media untuk mencari informasi tentang keluarga Berencana.
Faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi tradisional adalah pendidikan dan
tempat tinggal. Jumlah anak lahir hidup, umur, pekerjaan, dan penggunaan media tidak
mempengaruhi penggunaan metode kontrasepsi tradisional.
 
ANALISA JURNAL
Keluarga Berencana (KB) diartikan sebagai suatu program yang dimaksudkan untuk
membantu para pasangan dan perorangan dalam mencapai kesehatan reproduksi,
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi insiden kehamilan
Berisiko tinggi, kesakitan dan kematian.

Selain itu KB juga bertujuan untuk membuat pelayanan yang bermutu, terjangkau,
diterima dan mudah diperoleh bagi semua orang yang membutuhkan, meningkatkan
mutu, komunikasi, informasi, dan edukasi, konseling dan pelayanan, meningkatkan
partisipasi dan tanggung jawab pria dalam praktek KB, dan meningkatkan pemberian
Air Susu Ibu (ASI) untuk penjarangan kehamilan .
Hal ini berarti para peserta KB/pengguna alat kontrasepsi wajib mendapatkan informasi
lengkap mengenai berbagai alat kontrasepsi, kelebihan dan kekurangannya serta kesesuaian
dengan kondisi kesehatan sehingga dapat menentukan alat kontrsepsi yang dikehendaki. Ada
berbagai pilihan alat/cara KB yang tersedia, pertama alat/cara KB modern meliputi
tubektomi, vasektomi, implant, IUD,
 

Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa pendidikan dan tempat tinggal. Jumlah anak
lahir hidup, umur, pekerjaan, dan penggunaan media tidak mempengaruhi klien untuk
menggunakan KB modern dan metode jangka KB panjang.
Beberapa alasan yang meraka ambil untuk menggunakan KB tradisional karena adanya
pengaruh suami dalam pengambilan keputusan ber KB, dan adanya pengalaman orang lain
yang tidak meyenangkan saat ber KB dengan KB modern
Kami sebagai tenaga kesehatan kurang setuju apabila pada Wanita usia > 35 tahun
menggunakan KB secara tradisional karena penggunaan metode tradisional untuk
kontrasepsi berpotensi besar terjadi kehamilan. Selain itu, kesehatan wanita usia di atas 35
tahun yang hamil berpotensi besar terjadi komplikasi kehamilan dibandingkan wanita yang
hamil saat berusia dibawah 35 tahun.

Hasil penelitian Chiechi et al meyatakan bahwa wanita hamil berusia 35 tahun ke atas berada
pada risiko yang lebih tinggi komplikasi neonatal dibandingkan kehamilan pada wanita usia
20 hingga 29 tahun. Sehingga pada wanita usia subur berusia > 35 tahun menurut fase
perencanaan kehamilan berada pada fase tidak hamil lagi/mengakhiri kehamilan, sebaiknaya
menggunakan kontrasepsi modern seperti tubektomi, vasektomi, IUD dan implant
Sebagai tenaga kesehatan kita wajib lebih mendukung dan bekerja keras dalam
mendukung upaya pemerintah untuk pelayanan keluarga berencana diantaranya
adalah dengan menggalakkan pemberian pelayanan yang berkualitas melalui
peningkatan akses dan kualitas informasi serta konseling dan pelayanan keluarga
berencana2. Langkah ini juga merupakan salah satu strategi dalam mewujudkan
tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 nomor tiga yakni menjamin
kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.
 
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Univeristas Indonesia. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta, Id:
Salemba Empat. 2013.
Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional. Panduan Pewawancara Kuesioner Rumah
Tangga, Jakarta: BKKBN. 2019.
Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional. Pedoman Penggarapan Peningkatan
Partisipasi Pria Dalam Program Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi Yang
Berwawasan Gender, Jakarta: BKKBN. 2001.
Bradley, S., Polis, C. B., Bankole, A., & Croft, T. Global Contraceptive Failure Rates: Who Is Most At
Risk?. Studies In Family Planning, 50(1), 3–24. 2019. Https://Doi.Org/10.1111/Sifp.12085
Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Di Enam Wilayah Indonesia. Jakarta: BKKBN.
2011.
Chotimah, Khusnul Dan Fitriana Putri Utami Faktor Pemungkin Penggunaan Kontrasepsi Tradisional
Di Kota Yogyakarta, 1–13. 2019.
 

Anda mungkin juga menyukai