Anda di halaman 1dari 1

1. Analisis Budaya Memijat Bagian Perut (Oyog) Pada Ibu Hamil.

Dikabupaten Brebes pijat perut merupakan jasa dukun yang banyak dicari oleh
masyarakat. Pijat perut ini umumnya dilakukan pada ibu hamil karena dianggap
masyarakat adalah untuk memposisikan janin agar kepala tepat dibawah, kalau posisi
kepalanya sudah masuk, ibu biasanya lebih mudah jalan, dan agar ibu dalam
menjalani kehamilan lebih mudah dan persalinannya akan lancar.
Sedangkan bidan tidak melakukan pijat perut dan setiap melakukan pemeriksaan
ANC bidan selalu memberikan konseling mengenai bahaya pijat perut. Namun
masyarakat tetap melakukan pijat perut dikarenakan hal tersebut telah menjadi tradisi
di Brebes. Budaya yang telah tumbuh erat dalam suatu masyarakat akan sangat sulit
untuk dihilangkan.
Menurut medis Pijat perut apabila dilakukan penekanan yang berlebih dapat
berisiko terjadinya rupture uteri, terjadi lilitan tali pusat pada janin, mengubah posisi
janin yang sudah benar, menyebabkan kontraksi apabila kondisi janin kurang kuat,
plasenta dapat bergeser dan bergerak mengikuti alur pijatan bahkan plasenta bisa
putus, apabila ibu ada kista maka kista bisa pecah dan cairan menyebar ketubuh
akibatnya semua organ dalam akan lengket satu sama lain, dan menyebabkan risiko
ibu mengalami perdarahan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pijat perut pada ibu hamil tidah diperbolehkan
dikarenakan banyak kerugian dan membahayakan bagi ibu dan janin.

Sumber:
1. Ratih Sakti Prastiwi, Uki Retno Budihastuti, Mahendra Wijaya. (2016). Studi
Fenomenologi: Peran Dukun Dalam Kesehatan Ibu Dan Bayidi Kabupaten
Brebes. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 3(1): 18-21

Anda mungkin juga menyukai