Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma pelayanan kebidanan saat ini telah mengalami pergeseran.
Selama satu dekade ini, asuhan kebidanan dilaksanakan dengan
mengkombinasikan pelayanan kebidanan konvensional dan komplementer, serta
telah menjadi bagian penting dari praktek kebidanan. (Harding & Foureur, 2009).
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar, dapat dilakukan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi
baru lahir, bayi dan anak, serta wanita usia reproduksi dan usia lanjut.
(Kepmenkes RI, No.369/MENKES/SK/III/2007) Walaupun di Indonesia belum
ada Undang-Undang yang mengatur secara khusus tentang pelaksanaan
pelayanan kebidanan komplementer, namun penyelenggaraan pengobatan
komplementer secara umum telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan
No.1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang pengobatan komplementer-alternatif.
Pengobatan komplementer dan alternatif /Complementary And Alternatif
Medicine (CAM) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bentuk
perawatan kesehatan yang terpisah dan berbeda dari konvensional pengobatan
barat. Kolaborasi Cochrane Bidang Kedokteran Komplementer mencatat bahwa
praktik-praktik ini didefinisikan oleh pengguna mereka sebagai mencegah atau
mengobati penyakit, mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan dan
pelengkap obat-obatan umum dengan berkontribusi terhadap hal yang umum
secara keseluruhan, memenuhi permintaan yang tidak dipenuhi oleh praktik
konvensional dan diversifikasi kerangka kerja konseptual kedokteran. ( Hardin &
Foureurs, 2009 ).
Pemanfaatan Pelayanan kesehatan tradisional alternatif dan
komplementer di dunia sudah membudaya dan mulai masuk dalam sistim
pelayanan kesehatan perseorangan. Berdasarkan data dari WHO sebanyak 80%

1
praktisi kesehatan di negara berkembang lebih memilih pengobatan alternatif
dibandingkan pengobatan kimia. Indonesia merupakan negara yang kaya akan
keaneragaman pengobatan tradisional. Pengembangan pemanfaatan pengobatan
tradisional memiliki potensial besar bagi peningkatan derajat kesehatan dan
kesejahteraan bangsa. ( Wahidin dkk, 2019 )
Pengobatan komplementer dan alternatif di beberapa komunitas
kebidanan sudah menjadi bagian penting dari praktik kebidanan. Wanita
khususnya ibu hamil adalah konsumen tertinggi pengobatan komplementer
alternatif pada populasi umum. Para peneliti telah mengungkap alasan mengapa
wanita hamil beralih ke obat komplementer dan alternatif. Salah satunya adalah
ketidakpuasan dengan pengobatan konvensional dan mengabaikan pendekatan
holistik, serta kekhawatiran tentang efek samping obat. Bagi banyak bidan dan
wanita, pelayanan kebidanan komplementer merupakan salah satu alternative
pilihan untuk mengurangi intervensi medis saat hamil dan melahirkan. Diketahui
bahwa telah terjadi peningkatan tajam dalam jumlah dan berbagai informasi
mengenai terapi komplementer dalam kebidanan selama satu dekade terakhir.
( Kostania, 2015 ).
Definisi lain menyebutkan bahwa pengobatan komplementer merupakan
sebuah cara penyembuhan non konvensional, atau dikenal dengan nama
pengobatan tradisional yang difungsikan sebagai pembantu atau pendukung
pengobatan modern. (Anonim, 2012)
B. Tujuan
1. Memahami dan menjelaskan Pengertian Komplementer
2. Memahami dan menjelaskan Jenis usaha Komplementer ANC
3. Memahami dan menjelaskan Rencana usulan usaha Komplementer ANC

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan
komplementer tradisional-alternatif atau sering disebut dengan CAM
(Complementary Alternative Medicine) adalah pengobatan non konvensional
yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektivitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Artinya  Pengobatan
komplementer adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat
dipakai sebagai pendamping terapi konvesional/medis. Sedangkan  pengobatan
alternatif adalah jenis pengobatan yang tidak dilakukan oleh paramedis/dokter
pada umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang menguasai
keahliannya tersebut melalui pendidikan yang lain/non medis.
Terapi komplementer dalam pelayanan kesehatan merupakan pengobatan
non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Terapi tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang telah teruji kualitas kemanan, dan efektifitasnya berdasarkan
penelitian dan keilmuan (Evidence Based Medicine). Terapi komplementer
adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai
pendamping terapi konvensional medis. Dalam pelaksanaannya terapi
komplementer dapat dilakukan bersamaan dengan terapi medis (Hayati, 2021).
Ibu hamil pada umumnya mengalami beberapa keluhan dan ketidaknyamanan
selama kehamilan, yang dapat diatasi dengan terapi komplementer (Wirdayanti,
2019).
Obat-obat komplementer yang dipergunakan adalah obat  bersifat
natural yaitu mengambil bahan dari alam. Bahan-bahan yang dipergunakan
dalam pengobatan komplementer sebelumnya harus dikaji dan diteliti

3
keefektivitasannya dan keamanannya. Terapi komplementer bertujuan untuk
memperbaiki fungsi dari sistem – sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan
pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang
sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan
memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan
yang tepat.
Terapi komplementer dalam asuhan kebidanan dapat digunakan sebagai
sarana untuk mendukung proses normal kehamilan dan kelahiran dan untuk
menghormati otonomi perempuan. Pengobatan komplementer dan alternatif
termasuk kedalam paradigma asuhan kebidanan. Pengetahuan tentang
penggunaan terapi komplementer untuk kehamilan dan kelahiran terus
dikembangkan (Dewi, S, et al., 2020). Asuhan kebidanan komplementer yang
dapat diimplementasikan kepada ibu hamil antara lain : yoga, aromaterapi, brain
booster, massase. Terapi masase merupakan terapi komplementer yang paling
banyak dan aman digunakan pada kehamilan. Terapi komplementer dengan
sentuhan yang memberikan rasa nyaman dengan memberikan tekanan dan
melakukan pergerakan ditubuh.
Ruang lingkup pengobatan komplementer alternative berlandaskan ilmu
pengetahuan biomedik yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No 1109/Menkes/PER/IX/2007 meliputi Intervensi Tubuh
dan Pikiran ( Mind and Body Interventions), Sistem Pelayanan Pengobatan
Alternatif ( Alternative Systems of Medical Practice), Cara penyembuhan manual
( Manual Healing Methods), Pengobatan Farmakologi dan Biologi
(Pharmakologic and Biologic Treatsments), Diet dan Nutrisi untuk pencegahan
dan pengobatan (Diet and Nutrition the prevention and Treatment of Disease),
Cara Lain dalam diagnose dan pengobatan (Unclassified Diagnostic and
Treatment Methods).

4
B. Jenis Usaha Komplementer Dalam Antenatal Care (ANC)
Pemanfaatan terapi komplementer oleh ibu hamil dipengaruhi oleh media
massa, informasi dari sebuah produk, rekomendasi keluarga dan teman, sifat
alami manusia yang ingin selalu mencoba hal-hal baru serta kemudahan akses
pada pengobatan ini dapat mempengaruhi persepsi seseorang untuk
menggunakan CAM karena dinilai alami dan aman digunakan.(Onyapat, 2011).
Tugas bidan dalam pelayanan kehamilan meliputi promotif, preventif, deteksi
dini komplikasi dan penanganan kegawatdaruratan.
Adapun jenis-jenis terapi komplementer antara lain:
Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) meliputi :
1. Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif meliputi: akupuntur, akupresur,
naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda
3. Cara penyembuhan manual meliputi: chiropractice, healing touch, tuina,
shiatsu, osteopati, pijat urut
4. Pengobatan farmakologi dan biologi meliputi: jamu, herbal, gurah
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan meliputi: diet makro
nutrient, mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan meliputi: terapi ozon, hiperbarik.
Ibu hamil pada umumnya mengalami beberapa keluhan dan
ketidaknyamanan selama kehamilan, yang dapat diatasi dengan terapi
komplementer. Diantara ketidaknyamanan tersebut antara lain :
a) Trimester Pertama
Pada kehamilan trimester pertama merupakan proses awal dari
kehamilan. Pada minggu inilah proses terjadinya kehamilan
ditentukan. Setelah terjadi konsepsi, tubuh ibu akan banyak berubah
dalam 3 bulan pertama kehamilan. Janin berkembang didalam rahim
ibu akan timbul keluhan-keluhan dan tidak harus dialami oleh ibu,

5
seperti perasaan mual, nyeri punggung, lelah, perubahan mood, keram
kaki, sering berkemih dan konstipasi.
b) Trimester Kedua
Saat kehamilan menginjak trimester kedua, maka tubuh mulai
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Saat-saat ini merupakan
saat yang menyenangkan karena keluhan sudah mulai berkurang.
Perubahan yang terjadi seperti perut mulai kelihatan membesar,
pergelangan kaki mulai terlihat oedema, mulai terjadi pigmentasi
kulit, mulai terasa nyeri di pinggang, mulai merasa gerakan kecil.
c) Trimester Ketiga
Pada trimester ini biasanya ibu mulai merasakan berbagai
keluhan yang berkaitan dengan perubahan tubuhnya dan berkaitan
dengan proses persalinan. Perubahan yang terjadi seperti peningkatan
frekuensi berkemih, sesak nafas, merasakan kontraksi, payudara
semakin membesar, otot da ligamentum semakin stretch sehingga
sering terasa pegal merasakan tekanan pada bagian bawah dan terjadi
oedema.
Hal yang berkembang saat ini adalah pelayanan kesehatan alternatif dan
komplementer dimaksudkan sebagai pelayanan yang sudah dinyatakan aman dan
bermanfaat serta dapat diintegrasikan dalam fasilitas pelayanan kesehatan. .
(Onyapat, 2011). Ibu hamil merupakan kelompok yang dianjurkan
memanfaatkan terapi atau pengobatan komplementer dalam mengatasi keluhan
yang dirasakan, karena dengan terapi komplementer dapat menghindari efek
samping pengobatan konvesional dan memiliki kontrol yang besar terhadap
kesehatan sendiri. ( Barnes dkk,2008). Pelayanan komplementer yang dapat
diterapkan pada ibu hamil adalah Aromaterapi, Akuresure, yoga, massage, teknik
relaksasi. Adapun pelayanan terapi komplementer dalam kehamilan diantara :

6
(1) Aromaterapi
Aromaterpai merupakan tindakan terapeutik dengan menggunakan
minyak esensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keaddan fisik dan
psikolog seseorang menjadi lebih baik. Beberapa minyak esensial memiliki
efek farmakologi yang unik seperti anti bakteri, anti virus, deuretik,
vasolidator, penenang, dan perangsang adrenalin. Molekul dalam minyak
esensial tersebut ketika dihirup melalui rongga hidung dapat merangsang saraf
otak di area yang memengaruhi emosi dan memori. ( Runiari, 2010 ).
(2) Akupresure
Akupresure (titik pericardium 6) yaitu sebuah tindakan untuk
mengurangi atau menurunkan rasa mual dan muntah pada kehamilan yang
dilakukan dengan cara penekanan pada titik tubuh tertentu (titik pericardium 6
atau tiga jari dibawah pergelangan tangan). (Alankar & Shrivastaya, 2009 ).
Akupresure adalah cara pijat berdasarkan ilmu akupuntur tanpa jarum.
Terapi akupresure menjadi salah satu terapi nonfarmakologis berupa terapi
pijat pada titik meridian tertentu yang berhubungan dengan organ tubuh.
Terapi ini tidak memasukkan obat-obatan tertentu melainkan mengaktifkan
sel-sel yang ada dalam tubuh. Terapi akupresure untuk muengatasi mual
muntah dilakukan dengan menekan secara manual pada pericardium 6. Sesi
akupresure dan akupuntur sebaiknya dilakukan 2-3 kali dalam seminggu
karena akan menstimulasi system regulasi serta mengaktifkan mekanisme
endokrin dan neurologi, yang merupakan mekanisme fisiologi dalam
mempertahankan keseimbangan. ( Fitriana, 2017 ).
(3) Massage kehamilan
Massage adalah salah satu cara untuk memunculkan wellness for body
and mind. Massage adalah sebagai pijat yang telah di sempurnakan dengan
ilmu-ilmu tentang tubuh manusia atau gerakan-gerakan tangan yang mekanis
terhadap tubuh manusia dengan mempergunakan bermacam-macam bentuk
pegangan atau teknik. Prenatal Massage adalah pijat yang di lakukan pada ibu

7
hamil untuk memperlancar sirkulasi darah ibu dan mengurangi keluhan yang
sering di alami ibu hamil. Jenis pijatan disesuaikan dengan perubahan tubuh
tubuh ibu hamil (Ihca, 2014).
Adapun manfaat pregnacy massage (pijat kehamilan) adalah sebagai berikut :
(a) Pijat pada ibu hamil dapat membantu untuk mengeluarkan produk-produk
metabolisme tubuh melalui limfatik dan sistem sirkulasi, yang dapat
mengurangi kelelahan dan membuat ibu lebih berenergi.
(b) Sistem sirkulasi yang lancar dapat memudahkan beban kerja jantung dan
membantu tekanan darah ibu hamil menjadi normal.
(c) Ketidak nyamanan otot, seperti kram, ketegangan otot, kekakuan otot
yang sering dirasakan oleh ibu hamil, dapat dikurangi dengan pijat.
(d) Pijat dapat membantu mengurangi depresi dan kecemasan pada ibu hamil
yang disebabkan perubahan hormonal selama kehamilan.
(e) Pijat membantu menenangkan dan merelaksasikan ibu hamil yang sering
mengalami kecemasan, sehingga ibu hamil dapat merasakan tidur yang
lebih berkualitas.
(f) Ibu bersalin yang diberikan pijat dapat merasakan kenyamanan sehingga
memperlancar proses persalinan, begitu juga saat nifas, dapat membantu
ibu nifas untuk mengembalikan energi dan kekuatannya lebih cepat
sehingga mengurangi stress pada post partum.
(4) Yoga kehamilan
Terapi komplementer dapat dilakukan pada tahap promotif dan
preventif, misalnya saja pada ibu hamil dilakukan prenatal yoga dengan
harapan ibu yang mengikuti prenatal yoga selama kehamilan akan membuat
ibu menjadi lebih bugar, lebih sehat sehingga dapat mengurangi
ketidaknyamanan pada kehamilan dan mempersiapkan kondisi fisik saat
persalinan.(Wirdayanti, 2019).
Latihan prenatal yoga adalah sebuah treatmen fisik yang dapat
memberikan efek psikologis karena memberikan efek relaksasi pada tubuh

8
dan mempengaruhi psikologis ibu hamil sehingga dapat membantu
menurunkan kecemasan. Prenatal yoga dapat membantu ibu hamil untuk
mengendalikan pikiran, keinginan, dan reaksi terhadap stress. Prenatal gentle
yoga ini terdiri dari tiga bagian, antara lain relaksasi, mengatur postur, dan
olah napas (Babbar, et al., 2016).
Adanya masalah psikis seperti kecemasan yang dialami ibu hamil
selama kehamilan, maka ada beberapa metode penanganan yang dapat
mengatasi kecemasan ibu hamil yaitu Yoga (Depkes RI, 2016). Yoga dapat
mengatasi kecemasan pada ibu hamil. Hal ini disebabkan karena meditasi
merupakan salah satu metode untuk memusatkan pikiran, meditasi suatu
proses pemusatan perhatian yang menyebar menjadi satu perhatian yang
dilakukan secara sadar dan meditasi sebagai media self help yang akan
membantu saat dilanda kecemasan. Penyatuan jiwa dan pikiran pada saat
meditasi akan membantu ibu hamil pada titik tenang yang dapat menengkan
pikiran dan mental ibu pada masa kehamilan (Suristyawati, 2019).
(5) Relaksasi
Salah satu upaya untuk mengurangi kecemasan yaitu dengan terapi
relaksasi. Dalam Ali dan Hasan (2010) menyebutkan bahwa klien yang
menjalani terapi relaksasi mengalami penurunan drastis tingkat kecemasan
dan depresi karena terjadi pengurangan ketegangan otot, nyeri, gangguan
tidur, pekerjaan, dan fungsi sosial. Relaksasi merupakan teknik dalam terapi
perilaku yang dikembangkan oleh Jacobson dan Wolpe untuk mengurangi
ketegangan dan kecemasan. Terapi ini dapat digunakan oleh pasien tanpa
bantuan terapis dan dapat digunakan untuk mengurangi ketegangan dan
kecemasan yang dialami sehari-hari dirumah (Harini dan Novita, 2013).
Teknik relaksasi deep breathing (nafas dalam) merupakan suatu teknik
melakukan nafas dalam,nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)
dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Terapi relaksasi deep

9
breathing (nafas dalam) merupakan teknik relaksasi yang paling mudah
diterapkan tanpa harus menggunakan instruktur.
C. Rencana Usulan Usaha Komplementer Dalam Antenatal Care ( ANC )
1. Meningkatkan penggunaan dan meningkatkan upaya untuk mengembangkan
terapi komplementer oleh setiap tenaga kesehatan ( Bidan ) dan masyarakat.
Hal ini dapat dimulai dengan menjadikan terapi komplementer,
termasuk penggunaan bahan-bahan herbal sebagai bagian dari gaya hidup
sehat. Bidan dapat menjadi penggerak dan role model masyarakat dengan
meningkatkan kembali pemanfaatan toga (tanaman obat keluarga), dan
menslogankan “kembali ke tradisi dan alam”.
2. Mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas penggunaan terapi
komplementer dan alternatif, baik oleh praktisi dan akademisi.
Penerapan pelayanan terapi komplementer dan alternatif hendaknya
berdasarkan bukti ilmiah untuk diketahui keefektivitasannya. Hal ini
menyangkut penggunaan obat-obat herbal, terapi fisik dan non fisik dengan
menyelenggarakan praktek berdasarkan bukti maka dapat meningkatkan
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik melalui upaya
promotif, kuratif dan rehabilitatif.
3. Meningkatkan dukungan dari organisasi profesi (IBI) dan pemerintah dengan
memfasilitasi tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan tentang penggunaan terapi komplementer, dan juga dalam bentuk
pemenuhan sarana dan prasarana pendukung.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan seminar dan pelatihan
tentang pelayanan kebidanan komplementer dan alternatif dalam kebidanan.
IBI dapat bekerja sama dengan suatu lembaga/ organisasi yang telah
berpengalaman menyelenggarakan pelatihan tentang terapi komplementer,
dan secara berkala melatih bidan-bidan dalam lingkup organisasi untuk
kemudian d i s e b a r lu a s k a n p a d a b i d a n - bidan di wilayah. IBI juga
dapat menyelenggarakan pelatihan atau seminar tentang terapi komplementer

10
ini setiap bulan saat pertemuan anggota. Dengan memberikan pengetahuan
dan keterampilan melalui seminar maupun pelatihan, diharapkan terjadi
perubahan pengetahuan dan sikap bidan sehingga akan mengubah perilaku
bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan.
4. Meningkatkan upaya promosi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang
manfaat penggunaan terapi komplementer dan alternatif sebagai pelengkap
pemberian layanan medis.
Upaya-upaya penyebarluasan informasi dan pengetahuan tentang
terapi komplementer pada masyarakat dapat dilakukan bidan dan tenaga
kesehatan lain melalui kegiatankegiatan yang sudah berjalan di masyarakat,
misal Posyandu, kegiatan PKK, arisan dan pengajian. Dengan pemberian
informasi yang benar dan terus menerus, diharapkan terjadi per ubahan
paradigma tentang pemberian layanan terapi komplementer oleh tenaga
kesehatan.
5. Memberdayakan bidan sebagai fasilitator bagi masyarakat untuk
meningkatkan upaya promotif dan preventif melalui terapi komplementer.
Fasilitator bertugas untuk memfasilitasi kader dalam melakukan
pendampingan pada masyarakat. Dengan sistem pemberdayaan masyarakat
melalui kader, maka kesadaran akan upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui pemanfaatan terapi komplementer dan alternatif akan
tertanam lebih baik. Bidan dan tenaga kesehatan yang lain dapat menjadi
mitra bagi ahli/tenaga non kesehatan yang telah lebih dulu menjalankan
praktek pengobatan komplementer-alternatif. Dengan meningkatkan
kesadaran akan penggunaan terapi komplementer dan alternatif dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka telah membantu
pemerintah dalam menjalankan amanat undang-undang dan mendukung
terwujudnya visi dan misi Kementerian Kesehatan RI.

11
4

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi komplementer dalam pelayanan kesehatan merupakan pengobatan
non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Terapi tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang telah teruji kualitas kemanan, dan efektifitasnya berdasarkan
penelitian dan keilmuan (Evidence Based Medicine). Terapi komplementer
adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai
pendamping terapi konvensional medis. Dalam pelaksanaannya terapi
komplementer dapat dilakukan bersamaan dengan terapi medis.
Pelayanan komplementer yang dapat diterapkan pada ibu hamil adalah
Aromaterapi, Akuresure, yoga, massage, teknik relaksasi
B. Saran
Ibu hamil umumnya akan mengalami perubahan dan ketidaknyamanan
fisiologis maupun psikologis, sehingga mendorong ibu untuk mengatasinya
dengan berbagai cara baik medis maupun non medis, termasuk terapi
komplementer. Untuk itu perlu edukasi yang komprehensif dari petugas
kesehatan agar ibu hamil dapat memilih terapi komplementer yang tepat dan
aman untuk kehamilannya. Tenaga kesehatan hendaknya memasukkan informasi
tentang terapi komplementer dalam asuhan rutin dalam kehamilan.

12

Anda mungkin juga menyukai