EKA AGUSTINA PO7124322012 NUR RAHMA PO7124322015 Pengertian Terapi Komplementer Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan komplementer tradisional-alternatif atau sering disebut dengan CAM (Complementary Alternative Medicine) adalah pengobatan non konvensional yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektivitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Terapi komplementer adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi konvensional medis. Dalam pelaksanaannya terapi komplementer dapat dilakukan bersamaan dengan terapi medis (Hayati, 2021). Ibu hamil pada umumnya mengalami beberapa keluhan dan ketidaknyamanan selama kehamilan, yang dapat diatasi dengan terapi komplementer (Wirdayanti, 2019). Jenis-jenis terapi komplementer
1. Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif meliputi: akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda 3. Cara penyembuhan manual meliputi: chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut 4. Pengobatan farmakologi dan biologi meliputi: jamu, herbal, gurah 5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan meliputi: diet makro nutrient, mikro nutrient 6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan meliputi: terapi ozon, hiperbarik. Adapun pelayanan terapi komplementer dalam kehamilan:
1. Aromaterapi 2. Akupresure 3. Massage kehamilan 4. Yoga kehamilan 5. Relaksasi Rencana Usulan Usaha Komplementer Dalam ANC
1. Meningkatkan penggunaan dan meningkatkan upaya untuk mengembangkan terapi
komplementer oleh setiap tenaga kesehatan ( Bidan ) dan masyarakat. 2. Mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas penggunaan terapi komplementer dan alternatif, baik oleh praktisi dan akademisi. 3. Meningkatkan dukungan dari organisasi profesi (IBI) dan pemerintah dengan memfasilitasi tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tentang penggunaan terapi komplementer, dan juga dalam bentuk pemenuhan sarana dan prasarana pendukung. 4. Meningkatkan upaya promosi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat penggunaan terapi komplementer dan alternatif sebagai pelengkap pemberian layanan medis. 5. Memberdayakan bidan sebagai fasilitator bagi masyarakat untuk meningkatkan upaya promotif dan preventif melalui terapi komplementer. TERIMA KASIH