Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

OLEH :
NI KOMANG SURYANTINI
18.321.2890
A12-B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
1. Pengertian Terapi Komplementer
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan
penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis
konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan
hukum kesehatan di Indonesia. Standar praktek pengobatan komplementer telah
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam-macam sistem
pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak
menjadi bagian dari pengobatan konvensional.
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer
adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan
komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional
yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan
diturunkan secara turun-temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya,
jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.Terapi
komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan
Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang Konvensional.
Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai pengembangan
terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang
mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan
spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji klinis
sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip
keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko,
sosial, dan spiritual).
2. Tujuan Keperawatan Komplementer
Menurut Purwanto (2013) tujuan terapi komplementer secara umum adalah :
1. Memperbaiki fungsi dan sistem kerja organ-organ tubuh secara menyeluruh
2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit
3. Menstimulasi dan mengaktifkan mekanisme penyembuhan alami tubuh.
Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem-sistem
tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya
mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau
mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan
lengkap serta perawatan yang tepat.

3. Hubungan Asuhan Keperawatan Terhadap Terapi Komplementer


Konsep Modalitas Penyembuhan Complementary Alternative Medicine
(CAM) yang kemudian disinergiskan dengan tindakan komplementer keperawatan
adalah serangkaian tindakan yang dapat berfungsi sebagai pelengkap dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Jenis tindakan ini merupakan strategi holistik
yang dapat diterapkan oleh perawat untuk membantu pemulihan organ-organ vital
pasienyang mengalami gangguan kesehatan. Dalam pengelolaan tidakan ini
memerlukan keterampilan khusus, maka seorang perawat dapat mempelajari dari
para pakar ahli dalam pendidikan dan sertifikasi terapi komplementer tersebut.
Perawat tidak diperkenankan melakukan tindakan yang tidak didasarkan dengan
konsep keilmuan, ataupun menjadikan pasien sebagai obyek percobaan dalam
melakukan tindakan tersebut.
Menurut National Instituteof Health (NIH), terapi komplementer
dikategorikan menjadi 5 bagian, yaitu:
1. Biological Based Practice: herbal, vitamin, dan suplemen lain
2. Mind-body techniques : meditasi
3. Manipulative and body-based practice: pijat, refleksi
4. Energy therapies: terapi medan magnet
5. Ancient medical system: obat tradisional china, aryuveda, akupuntur.
Menurut Purwanto (2013) beberapa tindakan dari komplementer sebenarnya
telah dilakukan oleh para perawat baik di pelayanan kesehatan maupun oleh
kunjungan perawat (home care). Tindakan keperawatan sehari-hari di sarana
pelayanan kesehatan rumah (Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik)seperti Humor
therapy, touch therapy, dan aromatherapyseringkali dilakukan dilakukan oleh
perawat kepada klien secara sadar maupun tidak disadari. Sebagai contoh, dalam
melayani pasien dengan kasus hipertensi di rumah sakit, perawat dalam
melakukan pengkajian menemukan data dari klien. Kemudian mendapatkan
terapi dan obat-obatan dari dokter. Saat melakukan terapi misalnya mengukur
tekanan darah pasien maka perawat seringkali menanyakan keluhan yang
dirasakn oleh pasien dengan memegang tangan pasien atau dengan memberikan
senyuman simpul kepada pasien. Ketika pasien tegang dan cemas terhadap
penyakit yang dideritanya tersebut, maka seorang perawat kadang melakukan
pendekatan komunikasi terapeutik dengan menyisipkan sedikit humor untuk
pasien, guna mengurangi ketegangan dan kecemasan pasien.

4. Jenis-jenis Terapi komplementer


Terapi komplementer mengadopsi dari kearifan budaya suatu bangsa yang
berarti terapi yang didapatkan melalui proses sosial yang bukan merupakan sistem
yang baku dalam pelayanan kesehatan namun cukup kuat untuk menentukan
kepercayaan terhadap penyakit dan penyembuhannya. Sehingga dalam penerapannya
dapat dimodifikasi oleh terapis sesuai dengan kemampuannya, tetapi hasil akhirnya
adalah tindakan tersebut berefek positif bagi kesehatan pasien. Dalam hal ini
kemampuan terapis secara kognitif, afektif dan psikomotor sangat menentukan
keberhasilan terapi. Ruang lingkup tindakan komplementer yang berlandaskan ilmu
pengetahuan biomedik dan ditetapkan oleh menteri kesehatan adalah:
1. Intervensi Tubuh dan Fikiran (Mind and body intervension)
2. Sistem Pelayanan Pengobatan Alternatif (Alternative System of Medical
Practice)
3. Cara penyembuhan manual (Manual Healing Methods)
4. Pengetahuan farmakologi dan biologi (Pharmakologic and Biologic
Treatments)
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (Diet and Nutrition the
Prevebtion and Treatment of Desease)
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan (Unclassified Diagnostic and
Treatment Methods)
Berikut ini jenis-jenis terapi komplementer yang ada di Indonesia antara lain:
1. Komplementer Medik
Jenis tindakan ini berdasarkan pada ilmu biomedik dan telah diterima oleh
kedokteran konvensional dan dalam penyelenggaraannya dilakukan oleh
dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki sertifikat
kompetensi dan keahlian khusus di bidang pengobatan komplementer.
Peraturan ini diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republic
Indonesia Nomor 1109/MENKES/per/2007
KomplementerAlternatif Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Dokter berperan
sebagai leader atau yang bertanggung jawab terhadap tindakan komlementer
yang diberikan kepada klien. Kedudukan tenaga kesehatan lainnya yang ikut
berperan di dalam terapi ini adalah perawat, bidan, fisioterapi yang
mempunyai sertifikat kompetensi dan diakui oleh organisasi profesi maupun
lembaga yang berwenang dalam uji kompetensi tersebut. Berbeda dengan
tindakan komplementer keperawatan, pada tindakan komplementer medis
ini diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan: Rumah Sakit, Praktik
berkelompok maupun perorangan dan harus mempunyai dokter penanggung
jawab. Perawat dapat melakukan tindakan komplementer medik dengan
menjadi pembantu dokter (assisten) dalam menjalankan tindakan
komplementer tersebut.
Syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan tindakan
komplementer medis di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut meliputi :
1. Mempunyai ijazah pendidikan tenaga kesehatan (dokter, dokter gigi,
perawat, dll)
2. Mendapatkan rekomendasi dari organisasi profesi
3. Mempunyai sertifikat dan dinyatakan lulus uji kompetensi keahlian
tertentu di bidang pengobatan kompelmenter
4. Mempunyai SBR-TPKA (Surat Bukti Registrasi Tenaga Pengobatan
Komplementer-Alternatif)
5. Mempunyai ST-TPKA (Surat Tugas Tenaga Pengobatan
Komplementer Alternatif
2 Komplementer Tradisional Alternatif
Sesuai degan peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan
komplementer tradisional alteranatif adalah pengonatan non konvensional
yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam
kedokteran konvensional. Dalam penyelenggaraannya harus sinergi dan
terintegrasi dengan pelayanan pengobatan konvensional dengan dengan
tenaga pelaksanaannya dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang
memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer tradisional
alternatif. Jenis pengobatan komplementer tradisional alternatif yang dapat
diselenggarakan secara sinergi dan terintegrasi harus ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan setelah melalui pengkajian.
Jenis pelayanan pengobatan komplementer alternatif berdasarkan
Peremenkes RI, Nomor 1109/Menkes/Per/2007 adalah:
1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions): Hipnoterapi,
mediasi, penyembuhan spiritual, doa, dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif: akupuntur, akupresur, naturopati,
homeopati, aromaterapi, ayurveda.
3. Cara penyembuhan manual: chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu,
osteopati, pijat urut.
4. pengobatan farmakologi dan biologi: jamu, herbal, gurah
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan: diet makro nutrient,
mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan: terapi ozon, hiperbarik, EECP

5. Fokus Terapi Komplementer


1. Pasien dengan penyakit jantung.
2. Pasien dengan autis dan hiperaktif
3. Pasien kanker

6. Peran Perawat Dalam Terapi Kompomenter


1. Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer selain dokter dan
praktisi terapi.
2. Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya
secara holistik dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan
dan secara ekonomi kepada  pasien.

7. Teknik Keperawatan Komplomenter


Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam
pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
1. Akupuntur
Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan
kompetensinya. Metode yang  berasal dari Cina ini diperkirakan sangat
bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga
sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi
berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu
pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan
pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik
Terapi heperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke
dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar
daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan
oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau
makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik
Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam,
baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun
berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji
preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun
efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dari 3 jenis teknik pengobatan
komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk mengatasi berbagai jenis
gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena masing -
masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri - sendiri. Terapi hiperbarik
misalnya, umumnya digunakan untuk pasien dengan gangrene supaya tidak perlu
dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam
meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi
memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi
konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau
mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri,
seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.

8. Kasifikasi Terapi Komplementer


a) Mind-body therapy :intervensi dengan teknik untuk memfasilitasi
kapasitasberpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir yang
mempengaruhi fisik dan fungsi tubuh (imagery, yogo, terapi musik, berdoa,
journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan hypnoterapy).
b) Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis (cundarismo, homeopathy,
nautraphaty).
c) biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilya misalnya herbal,
dan makanan.
d) Terapi manipulatif dan sistem tubuh (didasari oleh manupulasi dan pergerakan
tubuh misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing, terapi cahaya dan
warna, serta hidroterapi.
e) Terapi energy : terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau
mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan,
reiki, external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi dan
bioelektromagnetik.

9. Hubungan Antara Klasifikasi Dengan Terapi


Terapi ceragem batu giok termasuk dalam klasifikasi terapi energi. Terapi
energi adalah terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau mendapatkan
energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki,external qi
gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi dan bioelektromagnetik. Ceragem
batu giok akan menghasilkan sinar inframerah ketika dipanaskan. Sinar inframerah
akan menstimulasi panas sampai pada jaringan sub cutan yang mengakibatkan
vasolidasi pembuluh darah meningkat, serta meningkatkan metabolisme
mengakibatkan

10. Legal Aspek Keperawatan Komplementer


Adapun beberapa legal aspek yang sudah ditetapkan oleh pemerintah mengenai
keperawatan komplementer :
1. Permenkes RI 1186/Menkes/Per/XI/1996 tentang pemanfaatan akupuntur
pelayanan kesehatan
Disebutkan bahwa pengobatan tradisional akupunktur dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian/keterampilan di bidang
akupunktur atau oleh tenaga lain yang telah memperoleh pendidikan dan
pelatihan akupunktur  pelatihan akupunktur. ,ementara pendidikan dan pel .
,ementara pendidikan dan pelatihan akupunktur dil atihan akupunktur dilakukan
sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
2. Keputusan Menkes RI No 1076/Menkes/SK/VII/2003 mengatur tentang
penyelenggaraan pengobatan Teradisional
Di dalam peraturan tersebut diuraikan cara; cara mendapatkan praktek
praktek pengobatan tradisional tradisional beserta beserta syarat-syaratnya.
syaratnya. Khusus untuk obat herbal, pemerintah mengeluarkan keputusan
Menkes RI Nomor 121 tahun 2008 tentang standar pelayanan Medika Herbal.
Untuk terapi SPA (solus per Aqua) atau dalam bahasa Indonesia sering diartikan
terapi sehat pakai air, diatur dalam permenkes, RI No 1205/ Menkes/Per/X/2004
tentang pedoman persyaratan kesehatan pelayanan sehat pakai air (SPA)
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109 Tahun 2007 tenta penyelenggaraan
pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan.
Menurut peraturan diatas, pelayanan komplementer-alternatif dapat
dilaksanakan secara sinergi, terintegrasi, dan mandiri di fasilitas pelayanan
kesehatan. Pengobatan itu harus aman, bermanfaat, bermutu, dan dikaji institusi
berwenang sesuai dengan ketentuan berlaku.
4. UU RI No Tahun 2009 tentang kesehatan (pasal 1 butir 16, pasal 48, bab III
pasal 59-61 mengenai poin pelayanan kesehatan tradisional.
DAFTAR PUSTAKA

Gusti. 2016. Prinsip Keperawatan Holistik dalam Terapi Komplementer.


Juniartha Semara Putra, I Putu. 2013. Keperawatan Komplementer.
Wijayakusuma, H. 2008. Ramuan Lengkap Herbal Tahlukkan Penyakit. Jakarta:
Pustaka Bunda.
Widyatuti, W. 2008.Terapi Komplementer Dalam keperawatan.jki.ui.ac.id/index.
php / jki/ articledownload /200/pdf_65.Diakses tanggal 20 September 2018
Purwanto, B. (2013). Herbal dan Keperawatan Komplementer. Yogyakarta:
Nuhamedika.

Anda mungkin juga menyukai