0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
91 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar keperawatan komplementer. Ringkasannya adalah:
1. Terapi komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang melengkapi pengobatan medis konvensional untuk meningkatkan kesehatan secara holistik.
2. Tujuan keperawatan komplementer adalah memperbaiki fungsi organ tubuh, meningkatkan sistem kekebalan, dan menstimulasi mekanisme penyembuhan alami tubuh.
3
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar keperawatan komplementer. Ringkasannya adalah:
1. Terapi komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang melengkapi pengobatan medis konvensional untuk meningkatkan kesehatan secara holistik.
2. Tujuan keperawatan komplementer adalah memperbaiki fungsi organ tubuh, meningkatkan sistem kekebalan, dan menstimulasi mekanisme penyembuhan alami tubuh.
3
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar keperawatan komplementer. Ringkasannya adalah:
1. Terapi komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang melengkapi pengobatan medis konvensional untuk meningkatkan kesehatan secara holistik.
2. Tujuan keperawatan komplementer adalah memperbaiki fungsi organ tubuh, meningkatkan sistem kekebalan, dan menstimulasi mekanisme penyembuhan alami tubuh.
3
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI DENPASAR 2020 1. Pengertian Terapi Komplementer Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Standar praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam-macam sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional. Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun-temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang Konvensional. Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual). 2. Tujuan Keperawatan Komplementer Menurut Purwanto (2013) tujuan terapi komplementer secara umum adalah : 1. Memperbaiki fungsi dan sistem kerja organ-organ tubuh secara menyeluruh 2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit 3. Menstimulasi dan mengaktifkan mekanisme penyembuhan alami tubuh. Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang tepat.
3. Hubungan Asuhan Keperawatan Terhadap Terapi Komplementer
Konsep Modalitas Penyembuhan Complementary Alternative Medicine (CAM) yang kemudian disinergiskan dengan tindakan komplementer keperawatan adalah serangkaian tindakan yang dapat berfungsi sebagai pelengkap dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Jenis tindakan ini merupakan strategi holistik yang dapat diterapkan oleh perawat untuk membantu pemulihan organ-organ vital pasienyang mengalami gangguan kesehatan. Dalam pengelolaan tidakan ini memerlukan keterampilan khusus, maka seorang perawat dapat mempelajari dari para pakar ahli dalam pendidikan dan sertifikasi terapi komplementer tersebut. Perawat tidak diperkenankan melakukan tindakan yang tidak didasarkan dengan konsep keilmuan, ataupun menjadikan pasien sebagai obyek percobaan dalam melakukan tindakan tersebut. Menurut National Instituteof Health (NIH), terapi komplementer dikategorikan menjadi 5 bagian, yaitu: 1. Biological Based Practice: herbal, vitamin, dan suplemen lain 2. Mind-body techniques : meditasi 3. Manipulative and body-based practice: pijat, refleksi 4. Energy therapies: terapi medan magnet 5. Ancient medical system: obat tradisional china, aryuveda, akupuntur. Menurut Purwanto (2013) beberapa tindakan dari komplementer sebenarnya telah dilakukan oleh para perawat baik di pelayanan kesehatan maupun oleh kunjungan perawat (home care). Tindakan keperawatan sehari-hari di sarana pelayanan kesehatan rumah (Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik)seperti Humor therapy, touch therapy, dan aromatherapyseringkali dilakukan dilakukan oleh perawat kepada klien secara sadar maupun tidak disadari. Sebagai contoh, dalam melayani pasien dengan kasus hipertensi di rumah sakit, perawat dalam melakukan pengkajian menemukan data dari klien. Kemudian mendapatkan terapi dan obat-obatan dari dokter. Saat melakukan terapi misalnya mengukur tekanan darah pasien maka perawat seringkali menanyakan keluhan yang dirasakn oleh pasien dengan memegang tangan pasien atau dengan memberikan senyuman simpul kepada pasien. Ketika pasien tegang dan cemas terhadap penyakit yang dideritanya tersebut, maka seorang perawat kadang melakukan pendekatan komunikasi terapeutik dengan menyisipkan sedikit humor untuk pasien, guna mengurangi ketegangan dan kecemasan pasien.
4. Jenis-jenis Terapi komplementer
Terapi komplementer mengadopsi dari kearifan budaya suatu bangsa yang berarti terapi yang didapatkan melalui proses sosial yang bukan merupakan sistem yang baku dalam pelayanan kesehatan namun cukup kuat untuk menentukan kepercayaan terhadap penyakit dan penyembuhannya. Sehingga dalam penerapannya dapat dimodifikasi oleh terapis sesuai dengan kemampuannya, tetapi hasil akhirnya adalah tindakan tersebut berefek positif bagi kesehatan pasien. Dalam hal ini kemampuan terapis secara kognitif, afektif dan psikomotor sangat menentukan keberhasilan terapi. Ruang lingkup tindakan komplementer yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik dan ditetapkan oleh menteri kesehatan adalah: 1. Intervensi Tubuh dan Fikiran (Mind and body intervension) 2. Sistem Pelayanan Pengobatan Alternatif (Alternative System of Medical Practice) 3. Cara penyembuhan manual (Manual Healing Methods) 4. Pengetahuan farmakologi dan biologi (Pharmakologic and Biologic Treatments) 5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (Diet and Nutrition the Prevebtion and Treatment of Desease) 6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan (Unclassified Diagnostic and Treatment Methods) Berikut ini jenis-jenis terapi komplementer yang ada di Indonesia antara lain: 1. Komplementer Medik Jenis tindakan ini berdasarkan pada ilmu biomedik dan telah diterima oleh kedokteran konvensional dan dalam penyelenggaraannya dilakukan oleh dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki sertifikat kompetensi dan keahlian khusus di bidang pengobatan komplementer. Peraturan ini diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republic Indonesia Nomor 1109/MENKES/per/2007 KomplementerAlternatif Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Dokter berperan sebagai leader atau yang bertanggung jawab terhadap tindakan komlementer yang diberikan kepada klien. Kedudukan tenaga kesehatan lainnya yang ikut berperan di dalam terapi ini adalah perawat, bidan, fisioterapi yang mempunyai sertifikat kompetensi dan diakui oleh organisasi profesi maupun lembaga yang berwenang dalam uji kompetensi tersebut. Berbeda dengan tindakan komplementer keperawatan, pada tindakan komplementer medis ini diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan: Rumah Sakit, Praktik berkelompok maupun perorangan dan harus mempunyai dokter penanggung jawab. Perawat dapat melakukan tindakan komplementer medik dengan menjadi pembantu dokter (assisten) dalam menjalankan tindakan komplementer tersebut. Syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan tindakan komplementer medis di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut meliputi : 1. Mempunyai ijazah pendidikan tenaga kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat, dll) 2. Mendapatkan rekomendasi dari organisasi profesi 3. Mempunyai sertifikat dan dinyatakan lulus uji kompetensi keahlian tertentu di bidang pengobatan kompelmenter 4. Mempunyai SBR-TPKA (Surat Bukti Registrasi Tenaga Pengobatan Komplementer-Alternatif) 5. Mempunyai ST-TPKA (Surat Tugas Tenaga Pengobatan Komplementer Alternatif 2 Komplementer Tradisional Alternatif Sesuai degan peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan komplementer tradisional alteranatif adalah pengonatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional. Dalam penyelenggaraannya harus sinergi dan terintegrasi dengan pelayanan pengobatan konvensional dengan dengan tenaga pelaksanaannya dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer tradisional alternatif. Jenis pengobatan komplementer tradisional alternatif yang dapat diselenggarakan secara sinergi dan terintegrasi harus ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah melalui pengkajian. Jenis pelayanan pengobatan komplementer alternatif berdasarkan Peremenkes RI, Nomor 1109/Menkes/Per/2007 adalah: 1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions): Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa, dan yoga 2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif: akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda. 3. Cara penyembuhan manual: chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut. 4. pengobatan farmakologi dan biologi: jamu, herbal, gurah 5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan: diet makro nutrient, mikro nutrient 6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan: terapi ozon, hiperbarik, EECP
5. Fokus Terapi Komplementer
1. Pasien dengan penyakit jantung. 2. Pasien dengan autis dan hiperaktif 3. Pasien kanker
6. Peran Perawat Dalam Terapi Kompomenter
1. Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer selain dokter dan praktisi terapi. 2. Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara holistik dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada pasien.
7. Teknik Keperawatan Komplomenter
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut : 1. Akupuntur Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh. 2. Terapi hiperbarik Terapi heperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara. 3. Terapi herbal medik Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena masing - masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri - sendiri. Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk pasien dengan gangrene supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.
8. Kasifikasi Terapi Komplementer
a) Mind-body therapy :intervensi dengan teknik untuk memfasilitasi kapasitasberpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir yang mempengaruhi fisik dan fungsi tubuh (imagery, yogo, terapi musik, berdoa, journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan hypnoterapy). b) Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis (cundarismo, homeopathy, nautraphaty). c) biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilya misalnya herbal, dan makanan. d) Terapi manipulatif dan sistem tubuh (didasari oleh manupulasi dan pergerakan tubuh misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi. e) Terapi energy : terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki, external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi dan bioelektromagnetik.
9. Hubungan Antara Klasifikasi Dengan Terapi
Terapi ceragem batu giok termasuk dalam klasifikasi terapi energi. Terapi energi adalah terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki,external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi dan bioelektromagnetik. Ceragem batu giok akan menghasilkan sinar inframerah ketika dipanaskan. Sinar inframerah akan menstimulasi panas sampai pada jaringan sub cutan yang mengakibatkan vasolidasi pembuluh darah meningkat, serta meningkatkan metabolisme mengakibatkan
10. Legal Aspek Keperawatan Komplementer
Adapun beberapa legal aspek yang sudah ditetapkan oleh pemerintah mengenai keperawatan komplementer : 1. Permenkes RI 1186/Menkes/Per/XI/1996 tentang pemanfaatan akupuntur pelayanan kesehatan Disebutkan bahwa pengobatan tradisional akupunktur dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian/keterampilan di bidang akupunktur atau oleh tenaga lain yang telah memperoleh pendidikan dan pelatihan akupunktur pelatihan akupunktur. ,ementara pendidikan dan pel . ,ementara pendidikan dan pelatihan akupunktur dil atihan akupunktur dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. 2. Keputusan Menkes RI No 1076/Menkes/SK/VII/2003 mengatur tentang penyelenggaraan pengobatan Teradisional Di dalam peraturan tersebut diuraikan cara; cara mendapatkan praktek praktek pengobatan tradisional tradisional beserta beserta syarat-syaratnya. syaratnya. Khusus untuk obat herbal, pemerintah mengeluarkan keputusan Menkes RI Nomor 121 tahun 2008 tentang standar pelayanan Medika Herbal. Untuk terapi SPA (solus per Aqua) atau dalam bahasa Indonesia sering diartikan terapi sehat pakai air, diatur dalam permenkes, RI No 1205/ Menkes/Per/X/2004 tentang pedoman persyaratan kesehatan pelayanan sehat pakai air (SPA) 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109 Tahun 2007 tenta penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut peraturan diatas, pelayanan komplementer-alternatif dapat dilaksanakan secara sinergi, terintegrasi, dan mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan. Pengobatan itu harus aman, bermanfaat, bermutu, dan dikaji institusi berwenang sesuai dengan ketentuan berlaku. 4. UU RI No Tahun 2009 tentang kesehatan (pasal 1 butir 16, pasal 48, bab III pasal 59-61 mengenai poin pelayanan kesehatan tradisional. DAFTAR PUSTAKA
Gusti. 2016. Prinsip Keperawatan Holistik dalam Terapi Komplementer.
Juniartha Semara Putra, I Putu. 2013. Keperawatan Komplementer. Wijayakusuma, H. 2008. Ramuan Lengkap Herbal Tahlukkan Penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda. Widyatuti, W. 2008.Terapi Komplementer Dalam keperawatan.jki.ui.ac.id/index. php / jki/ articledownload /200/pdf_65.Diakses tanggal 20 September 2018 Purwanto, B. (2013). Herbal dan Keperawatan Komplementer. Yogyakarta: Nuhamedika.