Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN PERSALINAN NORMAL

OLEH :

NAMA : NI KOMANG SURYANTINI

NIM : 18.321.2890

KELAS : A12-B

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2020
LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani,
2009).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks
dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
(partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang
kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam melalui jalan lahir. Partus di anggap spontan atau
normal jika wanita berada dalam masa aterm, tidak terjadi
komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan
persalinana selesai dalam 24 jam. Partus spontan adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan dengan
ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obat-obatan( Bobak, 2010).

2. Etiologi Persalinan
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa
teori menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim,
sirkulasi rahim, pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011). Terdapat beberapa
teori antara lain :
a. Teori oxytocin, pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah.
Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
b. Keregangan otot-otot, seperti halnya dengan kandung kencing
dan lambung bila dindingnya teregang oleh karena isinya
bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan
isinya.Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya
kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin
rentan.
c. Teori penurunan hormone 1-2 minggu sebelum partus mulai,
terjadi penurunan hormone progesterone dan estrogen. Fungsi
progesterone adalah Sebagai penenang otot- otot polos rahim dan
akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul
his bila progesterone turun.
d. Teori placenta menjadi tua, yaitu turunnya kadar hormone
estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh
darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
e. Teori distensi rahim, yaitu rahim yang menjadi besar dan
merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim sehingga
mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
f. Teori iritasi mekanik, yaitu dibelakang servik terlihat ganglion
servikale (fleksus franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di
tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
g. Induksi partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang
laminaria yang dimasukan dalam kanalis servikalis dengan
tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
(pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin
menurut tetesan perinfus.
Pathway

Kehamilan (37-42 Minggu)

Tanda-Tanda Inpartu

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Kontraksi Uterus Partus Pelepasan Plasenta Post Partum

Nyeri Tekanan mekanis pada persentasi Nyeri Akut Resiko Perdarahan

Trauma jaringan laserasi Devisit Volume Cairan Resiko Infeksi

Ansietas

Nyeri Akut
3. Proses Persalinan
Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu :
a. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah
berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
1. Fase laten
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secar bertahap.
- Berlangsung hingga seviks membuka kurang dari 4 cm,
umumnya fase laten berlangsung hingga 8 jam.
2. Fase aktif
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bartahap (kontraksi dianggap akurat/memadai jika terjadi 3
kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih)
- Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap
atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per
jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga
2 cm (multipara).

b. Kala II (pengeluaran janin)


His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit
sekali, kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek
menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga
merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Kala II pada
primi 1,5-2 jam, pada multi 0.5 jam. Mekanisme persalinan antara
lain :
1. Engagement
- Diameter biparietal melewati PAP
- Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan sedangkan
multipara terjadi permulaan persalinan
- Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang
pada PAP-Flexi Ringan
2. Descent (Turunnya Kepala)
Turunnya presentasi pada inlet disebabkan oleh 4 hal :
- Tekanan cairan ketuban
- Tekanan langsung oleh fundus uteri
- Kontraksi diafragma dan otot perut (kala II)
- Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus.
3. Flexion
Majunya kepala mendapat tekanan dari servix, dinding panggul
atau dasar panggul, flexi (dagu lebih mendekati dada).
4. Rotation Internal
- Bagian terendah memutar ke depan ke bawah symphisis
- Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk
jalan lahir(Bidang tengah dan PBP)
- Terjadinya bersama dengan majunya kepala
- Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala
di dasar panggul.
5. Extension
Defleksi kepala, karena sumbu PBP mengarah ke depan dan atas.
6. Rotation External
Setelah kepala lahir, kepala memutar kembali ke arah panggul
anak untuk menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi
dalam.Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka belakang
dari PBP.
7. Expulsi
Bahu depan di bawah symphisis sebagai hypomoklion, lahir
bahu belakang, bahu depan, badan seluruhnya.

c. Kala III (pengeluaran plasenta)


Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta. Setelah bayi lahir, kontraksi,
rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras, plasenta menjadi tebal
2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-
10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan
akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah
kira-kira 100-200 cc. Kala III terdiri dari 2 fase, yaitu :
1. Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa cara :
- Schultze, yaitu lepasnya uri seperti kita menutup payung,
cara ini paling sering terjadi. Menurut cara ini perdarahan ini
biasanya tidak ada sebelum uri lahir.
- Duncan, yaitu lepasnya uri mulai dari pinggir. Darah akan
mengalir keluar antara selaput ketuban.
2. Fase pengeluaran uri
- Kustner, yaitu dengan meletakkan tangan disertai tekanan
pada/di atas simfisis. Tali pusat diteganggangkan bila tali
pusat masuk artinya belum lepas, bila diam atau maju artinya
sudah lepas.
- Klein, yaitu saat ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat
kembali artinya belum lepas. Diam atau turun artinya lepas.
- Strassman, yaitu tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus,
bila tali pusat bergetar artinya belum lepas. Tak bergetar
artinya sudah lepas.
d. Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan
berakhir selama 2 jam. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan
observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2
jam pertama. Observasi yang dilakukan, antara lain :
- Tingkat kesadaran ibu
- Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
- Kontraksi uterus
- Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi
400-500 cc. Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta
lahir, mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan
post partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus
yang kuat dan terus-menerus.

4. Klasifikasi Persalinan
a. Persalinan spontan, yaitu jika persalinan seluruhnya berlangsung
dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan, yaitu jika proses persalinan dengan bantuan
tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran, yaitu jika kekuatan yang diperlukan untuk
persalinan ditimbulkan dari luar dengan rangsangan.

5. Gejala Klinis Persalinan


Apabila ibu hamil mengalami tanda-tanda seperti dibawah ini,
mengindikasikan bahwa proses persalinan akan segera berlangsung.
Ada dua macam tanda persalinan antara lain :
a. Tanda persalianan asli (true labor)
- Kontraksi, tejadi secara teratur, makin lama makin kuat/kencang,
semakin lama, dan dalam waktu yang semakin berdekatan.
Intensitas kontraksi meningkat bila sambil berjalan. Dirasakan
dipunggung bagian bawah dan menyebar kebagian bawah
abdomen.
- Serviks, memperlihatkan perubahan yang cepat (lunak, dilatasi
yang ditandai dengan adanya perdarahan). Perubahan keposisi
anterior, sulit ditentukan tanpa pemeriksaan vagina.
- Janin, bagian presentasi biasanya sudah berada dirongga pelvis
(sering disebut “lightening/dropping”). Keadaan ini
meningkatkan kemudahan bernafas, dan pada saat yang
bersamaan kandung kemih akan tertekan akibat dorongan bagian
presentasi janin kearah rongga pelvis).
b. Tanda persalinan palsu (false labor)
- Kontraksi, terjadi secara tidak teratur atau teratur tetapi hanya
sebentar. Kontraksi berhenti jika berjalan atau jika berubah
posisi. Dirasakan di daerah punggung atau abdomen diatas
navel.
- Serviks, mungkin lunak tetapi tidak ada dilatasi atau tanda-tanda
adanya perdarahan. Seringkali di posisi posterior, tidak dapat
dipastikan tanpa pemeriksan vagina
- Janin, bagian presentasi biasanya belum masuk rongga pelvis.

6. Pemeriksaan Penunjang Persalinan


Ada beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan seorang ibu
hamil menjelang persalinan, berikut diantaranya :
a. Tekanan darah
Pemeriksaan tekanan darah bermanfaat untuk mendeteksi kondisi
tekanan darah tinggi yang bisa menyebabkan gejala preeklampsia
atau keracunan kehamilan.
b. Berat badan
Kenaikan berat badan ataupun penurunan berat badan yang terlalu
berlebih bisa mengarah pada suatu kelainan. Preeklampsia biasanya
ditandai oleh naiknya berat badan secara berlebihan.
c. Gula darah
Pemeriksaan gula darah pada ibu hamil sebaiknya dilakukan sejak
kandungan berusia 20 minggu, hal ini berguna untuk mendeteksi
risiko diabetes pada kehamilan (diabetes gestasional).
d. Hemoglobin, feritin dan zat besi
Pemeriksaan ini akan menggolongkan apakah ibu beresiko tinggi
atau tidak. Jika hemoglobin rendah saat ibu akan melahirkan, maka
diperlukan transfusi, demikian juga ketika ibu membutuhkan zat besi
maka diperlukan suplementasi zat besi yang lebih intensif.
e. Urinalisis
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendeteksi adanya preeklampsia
ataupun infeksi saluran kemih.
f. Golongan darah dan rhesus calon ibu
Pemeriksaan ini mesti rutin dilakukan sebagai persiapan menjelang
persalinan. Selain itu juga untuk mendeteksi kelainan yang disebut
Inkompabilitas ABO atau gangguan darah pada bayi yang
disebabkan perbedaan faktor rhesus ibu-bayi.
g. Pemeriksaan payudara
Pemeriksaan payudara bermanfaat untuk persiapan laktasi ibu saat
persalinan. Saat bayi harus segera menetek, maka payudara ibu telah
siap untuk memberikan ASI yang diperlukan.
h. Pemeriksaan denyut jantung janin
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi kondisi yang berhubungan
dengan kesehatan janin. Pemeriksaan ini dilakukan menjelang
persalinan sebelum dan saat ibu merasa mulas. Jika ada stres yang
mengancam, maka perlu dilakukan operasi seksio sesaria segera.
i. Ultrasonografi
Pemeriksaan ultrasonografi bermanfaat untuk menentukan posisi,
usia, berat badan, lingkar perut, lingkar kepala dan kelainan yang
mungkin terjadi pada bayi.

7. Penatalaksanaan
1. Kaji kondisi fisik klien
2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila
fetus masih premature

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Biodata klien meliputi :
- Nama
- Umur dalam kategori usia subur (15-49 tahun). Bila didapatkan
terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35
tahun) merupakan kelompok resiko tinggi.
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Alamat klien
b. Keluhan Utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Riwayat Obstetri
- Riwayat haid, ditemukan amenorhhea (aterm 38-42 minggu),
prematur kurang dari 37 minggu
- Riwayat kebidanan, adanya gerakan janin, rasa pusing, mual
muntah, dan lain-lain.
g. Riwayat psikososial, spiritual dan budaya
h. Pola Kebutuhan sehari-hari
 Nutrisi
 Istirahat tidur
 Aktivitas
 Eliminasi
 Personal Hygiene
 Seksual
i. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan umum meliputi :
- Tinggi badan dan berat badan.
- Tekanan Darah, Suhu, nadi dan pernafasan
2. Pemeriksaan fisik
- Kepala dan leher
- Dada
- Perut
- Genetalia
- Ekstremitas
3. Pemeriksaan penunjang

2. Observasi Kala I-Kala IV


a. Kala I
1. Pengkajian
 Anamnesa
- Nama, umur, dan alamat
- Gravida dan para
- Hari pertama haid terakhir (HPHT)
- Riwayat alergi obat
- Riwayat kehamilan sekarang
- Riwayat kehamilan sebelumnya
- Riwayat medis lainnya seperti hipertensi
- Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual,
muntah atau nyeri epigastrium).
 Pemeriksaan fisik
- Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat
kegelisahan, warna konjungtiva, kebersihan, status
gizi, dan kebutuhan cairan tubuh
- Nilai tanda-tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan
pernafasan), untuk akurasi lakukan pemeriksaan TD
dan nadi diantara dua kontraksi.
- Pemeriksaan abdomen : menentukan tinggi fundus,
kontraksi uterus.
- Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan
lamanya kontraksi
- Memantau denyut jantung janin (normal 120-
160x/menit)
- Nilai pembukaan dan penipisan serviks
- ilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah
masuk rongga panggul
b. Kala II
Pengkajian
- Aktivitas/istirahat
- Sirkulasi
- Integritas Ego
- Eleminasi
- Nyeri/ketidak nyamanan
- Pernafasan
- Keamanan
- Seksualitas

c. Kala III
Pengkajian
 Aktivitas/istirahat
 Sirkulasi
 Makanan/cairan
 Nyeri/ketidaknyamanan
 Seksualitas
 Pemeriksaan fisik
- Kondisi umum ibu : tanda vital (tekanan darah, nadi,
respirasi, suhu tubuh), status mental klien.
- Inspeksi : perdarahan aktif dan terus menerus sebelum
atau sesudah melahirkan plasenta.
- Palpasi : tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik
sebelum maupun sesudah pengeluaran plasenta.

d. Kala IV
Pengkajian
- Aktivitas/Istirahat
- Sirkulasi
- Integritas Ego
- Eleminasi
- Makanan/cairan
- Neurosensori
- Nyeri/ketidaknyamanan
- Seksualitas
- Penyuluhan/pembelajaran
- Pemeriksaan Diagnostik
4. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan :
- Agen pencedera fisiologis (missalnya inflamasi, iskemia,
neoplasma)
- Agen pencedera kimiawi (misalnya terbakar, bahan kimia iritan)
- Agen pencedera fisik (misalnya abses, amputasi, terbakar,
prosedur operasi, trauma)
Ditandai dengan :
Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
- Mengeluh nyeri - Tekanan darah meningkat
- Tampak meringis - Pola napas berubah
- Gelisah - Nafsu makan berubah
- Frekuensi nadi meningkat - Diaporesis
- Sulit tidur - Proses berpikir terganggu

2. Nyeri melahirkan berhubungan dengan :


- Dilatasi serviks
- Pengeluaran janin
Ditandai dengan :
Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
- Mengeluh nyeri - Mual
- Perineum terasa tertekan - Nafsu makan menurun/meningkat
- Ekspresi wajah meringis - Tekanan darah meningkat
- Uterus teraba membulat - Frekuensi nadi meningkat

3. Kelelahan berhubungan dengan :


- Gangguan tidur
- Kondisi fisiologis (missal kehamilan, penyakit tertentu)
- Stress berlebih
- Depresi
Ditandai dengan :
Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
- Merasa kurang tenaga - Libido menurun
- Mengeluh lelah - Kebutuhan istirahat
meningkat
- Tampak lesu

4. Ansietas berhubungan dengan :


- Kekhawatiran mengalami kegagalan
- Krisis situasional
- Krisis maturasional
- Ancaman terhadap konsep diri

Ditandai dengan :
Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
- Merasa bingung - Mengeluh pusing
- Merasa khawatir - Anoreksia
- Sulit berkonsentrasi - Frekuensi napas meningkat
- Tampak gelisah - Frekuensi nadi meningkat
- Tampak tegang - Tekanan darah meningkat
- Sulit tidur - Sering berkemih

5. Intervensi Keperawatan

No. Tujuan dan Kriteria


Intervensi Rasional
Dx Hasil
1 Setelah diberikan Manajemen nyeri :
asuhan keperawatan 1. Pengkajian nyeri
1. Lakukan pengkajian
diharapkan nyeri dilakukan untuk
nyeri secara
yang dialami pasien mengetahui tingkat
komprehensif, durasi,
berkurang dengan keparahan nyeri yang
frekuensi, kualitas dan
kriteria hasil : faktor presipitasi (O) dirasakan pasien.
2. Dukung istirahat/tidur 2. Istirahat yang cukup
- Mampu
yang adekuat untuk membantu mengurangi
mengontrol nyeri
mengurangi nyeri (N) nyeri yang dirasakan
- Nyeri berkurang
pasien.
- Mampu
3. Ajarkan tentang teknik
mengenali nyeri
non farmakologi (E) 3. Teknik non
(skala,intensia,
farmakologi membantu
frekuensi dan
mengurangi nyeri yang
tanda nyeri)
4. Kolaborasi pemberian dirasakan.
analgetik (C) 4. Kolaborasi dalam
pemerian analgetik
untuk menentukan
dosis yang tepat

2 Setelah diberikan 1. Observasi BJJ, his dan 1. Mengetahui kemajuan


asuhan keperawatan pembukaan jalan lahir (O) dari proses persalinan
diharapkan nyeri 2. Lakukan pemijatan pada 2. Pemijatan dapat
melahirkan pasien tulang punggung (N) membantu mengurang
berkurang dengan nyeri yang dirasakan
kriteria hasil : 3. Ajarkan cara mengedan ibu
(E) 3. Ibu mengetahui cra
- His semakin kuat
mnegedan yang baik
- Timbul rasa ingin
dan benar
mengedan
4. Kolaborasi untuk 4. Membantu
- Perut terasa sakit
menolong persalinan (C) mengeluarkan janin dan
memantau kondisi ibu

3 Setelah diberikan Manajemen energy :


asuhan keperawatan 1. Mengetahui asupan
1. Monitor asupan nutrisi
diharapkan kelelahan untuk mengetahui sumber nutrisi yang tepat untuk
pasien berkurang energi yang adekuat (O) pasien
dengan kriteria hasil : 2. Tingkatkan tirah baring
(N) 2. Istirahat yang cukup
- Tidak terlihat lesu
membantu memulihkan
- Tidak terlihat lelah
3. Intruksikan pasien dan energi pasien
- Selera makan baik
keluarga mengenai 3. Pasien dan keluarga
kelelahan (E) mengtahui tanda dan
4. Konsulkan dengan ahli gejala yang muncul saat
gizi menegnai cara kelelahan
meningkatkan asupan 4. Pemberian nutrisi yang
energy dari makanan (C) tepat membatu
memulihkan kembali
kondisi pasien
4 Setelah diberikan Penguranga kecemasan
asuhan keperawatan 1. Kaji tanda verbal dan non 1. Mengetahui respon
diharapkan pasien verbal kecemasan (O) kecemasan pasien baik
tidak mengalami verbal maupun non
ansietas dengan verbal
2. Dorong keluarga untuk
kriteria hasil : mendampingi klien 2. Dukungan keluarga
dengan cara yang tepat (C) sangan membantu
- Wajah tidak
untuk mengurangi
tegang
3. Intruksikan klien untuk kecemasan yang
- Tidak terlihat
menggunakan teknik dirasakan pasien
gelisah relaksasi (E)
3. Teknik relaksasi
- Tekanan darah
Terapi relaksasi membantu mengurang
normal
kecemasan yang
dialami pasien

4. Minta pasien untuk rileks


4. Rileks akan membantu
(N)
pasien agar bisa tenang
5. Tunjukkan dan prkatekan 5. Pasien mampu
teknik relaksasi pada klien
melakukan teknik
(N)
relaksai dengan baik
utuk mengurangi
kecemasan

6. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.

7. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai
tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan yang dilakukan dengan Format SOAP.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Bulechek, Gloria, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC).


Indonesia : Moco Media

Moorhead, Sue, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC).


Indonesia : Moco Media

Anda mungkin juga menyukai