Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN PREMATUR

STASE MATERNITAS

Priska Andaki
200114104012

UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
MANADO 2021
A. Definisi
Persalinan prematur adalah persalinan kurang bulan dengan usia kehamilan sebelum
37 minggu dengan berat janin kurang 2500 gram. (Cunningham,2013).
Persalinan prematur adalah persalinan yang berlangsung pada usia kehamilan 20-37
minggu di hitung dari hai pertama terakhir. (ACOG,1995 dalam buku
Prawirohardjo,2010).
Persalinan prematur merupakan persalinan yang terjadi sebelum 37 minggu masa
kehamilannya selesai. Berdasarkan konvesi, usia kehamilan di laporkan dalam
minggu setelah mencapai minggu yang lengkap yaitu 7 hari. Kehamilan 36 minggu
dan 6 hari di laporkan sebagi usia kehamilan 36 minggu dan bukan kehamilan 37
minggu (Krisnadi, 2009).
B. Etiologi atau faktor resiko
Faktor resiko menurut Wiknjosastro (2010) yaitu:
1. Janin dan plasenta : perdarahan trimester awal, perdarahan antepartum, KPD,
pertumbuhan janin terhambat, cacat bawaan janin, gemili, polihidramnion
2. Ibu: DM, pre eklampsia ,HT, ISK, infeksi dengan demam, kelainan bentuk uterus,
riwayat partus preterm atau abortus berulang, inkompetensi serviks, pemakaian
obat narkotik, trauma perokok berat, kelainan imun/resus.

Sedangkan menurut Manuaba (2009), faktor predisposisi partus prematurus adalah


sebagai berikut:

1. Faktor ibu : Gizi saat hamil kurang umur dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak
hamil dan bersalin terlalu dekat, penyakit menahun ibu seperti: hipertensi,
jantung, gangguan pembuluh darah (perokok), faktor pekerjaan yang terlalu berat
2. Faktor kehamilan: Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan
antepartum, komplikasi hamil seperti pre eklampsi dan eklampsi, ketuban pecah
dini
3. Faktor janin: cacat bawaan, infeksi dalam rahim
C. Patofisiologi
Persalinan prematur menunjukkan adanya kegagalan mekanisme yang bertanggung
jawab untuk mempertahankan kondisi tenang uterus selama kehamilan atau adanya
gangguan yang menyebabkan singkatnya kehamilan atau membenani jalur persalinan
normal sehingga memicu dimulainya proses persalinan secara dini. Empat jalur
terpisah, yaitu stress, infeksi, regangan dan perdarahan (Norwintz, 2007).
Enzim sitokinin dan prostagladin, ruptur membran, ketuban pecah, aliran darah ke
plasenta yang berkurang mengakibatkan nyeri dan intoleransi aktivitas yang
menimbulkan kontraksi uterus , sehingga menyebabkan persalinan prematur.
Akibat dari persalinan prematur berdampak pada janin dan pada ibu. Pada janin
menyebabkan kelahiran yang belum pada waktunya sehingga terjadilah imaturitas
jaringan pada janin. Salah satu dampaknya terjadilah maturitas paru yang
menyebabkan resiko cidera pada janin. Sedangkan pada ibu ,resiko tinggi pada
kesehatan yang menyebabkan ansietas dan kurangnya informasi tentang kehamilan
mengakibatkan kurangnya pengetahuan untuk merawat dan menjaga kesehatan saat
kehamilan.
D. Tanda dan Gejala
1. Kram seperti nyeri haid (mungkin sulit dibedakan dengan nyeri pada ligamentum
teres uteri)
2. Nyeri tumpul pada pinggang (berbeda dari nyeri pinggang yang biasa terjadi pada
kehamilan)
3. Nyeri atau tertekan suprapubis (mungkin sulit di bedakan dengan gejala infeksi
saluran kemih)
4. Sensasi tekanan atau terasa berat pada panggul
5. Perubahan karakter atau jumlah rabas vagina (lebih kental, lebih encer, encer,
bercampur darah, coklat, bening)
6. Diare
7. Kontraksi uterus tidak terpalpasi (sangat nyeri atau tidak nyeri) yang dirasakan
lebih sering dari 10 menit sekali selama satu jam atau lebih dan tidak kunjung reda
setelah berbaring
8. Ketuban pecah dini
(Varney H,2004)
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan HB
Yaitu untuk mengetahui apakah pasien mengalami anemia atau tidak, ini
berhubungan dengan persalinan preterm.
2. Pemeriksaan Protein Urin
Yaitu dilakukan untuk mengetahui preeklampsi
3. USG
Dilakukan untuk mengetahui taksiran berat janin, posis janin, dan letak plasenta
4. Amniosentesis
Untuk melihat kematangan beberapa organ janin, seperti rasio lesitin sfingomielin,
surfaktan.
F. Penatalaksanaan Medis
Menurut Rompas (2004), ibu hamil yang didefinisikan memiliki resiko kehamilan
preterm dan yang mengalami persalinan preterm harus ditangani seksama untuk
meningkatkan keluaran neonatal, yaitu dengan :
1) Konservatif
a) Pemberian tokolitik
Tokolitik adalah obat yang digunakan untuk mencegah atau menghentikan
kontraksi uterus. Kontraindikasi pemberian tokolitik yaitu janin mati, anomali
kengenital yang letal, janin nonreaktif, gawat janin, IUGR berat,
karioamnionitis, infeksi intrauterin, perdarahan dengan gangguan
hemodinamik pada ibu, preeklampsi dan eklampsi.
(1) Nefedipin Diberikan 10 mg diulang tiap 30 menit, maksimum 40 mg/6 jam
umumnya hanya diperlukan 20 mg dan dosis perawatan 3x10 mg.
(2) Golongan beta-mimetrit
(3) Salbutamol Per infuse : 20-50 mg/menit Per oral : 4 mg 2-4 x per hari
atau :
(4) Terbutalin Per infuse : 10-15 mg/menit Subkutan : 250 mg setiap 6 jam Per
oral : 5-7 mg setiap 8 jam (maintenance) 32
(5) Efek samping : hiperglikemia, hipokelemia, hipotensi, takikardi, iskemi
miokardial, edema paru.
(6) Magnesium Sulfat Parenteral : 4-6 gr per (IV) pemberian bolus selama 20-
30 menit, infus 2-4 gr per jam (meintenance) Efek samping : Edema paru,
letargi, nyeri dada, depresi pernafasan (pada ibu dan bayi)
2. Terminasi
a) Akselerasi pematangn fungsi paru
(1) Terapi glukokortikoid, misalnya dengan betametason 12 mg IM. 2 x 24
jam, atau dexametason 5 mg tiap 12 jam (IM) sampai 4 dosis.
(2) Thyrotropin releasing hormone 400 ug IV, akan meningkatkan kadar
triiodothironine yang dapat meningakatkan produksi surfaktan.
(3) Suplemen inositol karena inositol merupakan komponen membrane
fosfolipid yang berperan dalam pembentukan surfaktan.

b) Pemberian antibiotika
Pemberian antibiotika yang tepat dapat menurunkan jumlah kejadian
chorioamniomnitis dan sepsis neonatorum. Diberikan 33 2 gr amphicillin (IV)
tiap 6 jam sampai persalinan selesai. Peneliti lain memberikan antibiotika
kombinasi untuk kuman aerob dan anaerob. Yang terbaik bila sesuai dengan
kultur dan tes sensitifitas. Setelah itu dilakukan deteksi dan penanganan
perhadap faktor risiko persalinan preterm, bila tidak ada kontra indikasi diberi
tokolitik,.

G. Pengkajian Keperawatan
1. Prematuritas murni
 BB<2500 gram, PB < 45cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
 Masa gestasi < 37 minggu
 Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan
licin
 Lanugo (bulu-bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi,
pelipis , telinga, dan lengan ,lemak subkutan kurang , ubun-ubun dan sutura
lebar
 Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh
labia mayora, pada laki-laki testis belum turun
 Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
 Pembuluh darah kulit banyak terlihat , peristaltik usus dapat terlihat
 Rambut tipis, halus, teranyam ,puting susu bekum terbentuk dengan baik
 Bayi kecil , posis masih posis fetal, pergerakan kurang dan lemah
 Banyak tidur ,tangis , lemah, pernapasan belum teratur, dan sering
mengalami apnea, otot masih hipotonik
 Reflek tonus leher , refleks menghisap, menelan dan batuk belum sempurna
2. Dismaturitas
 Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/ tak ada
 Kulit pucat bernoda mekonium,kering, keripuut, tipis
 Jaringan lemak dibawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif, dan kuat
 Tali pusat berwarna kuning kehijauan

H. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko cedera pada janin dibuktikan dengan:
 Kecemasan yang berlebihan tentang proses persalinan
2. Ansietas b/d kekhawatiran mengalami kegagalan ditandai dengan:
 Merasa bingung
 Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang di hadapi
 Sulit berkonsentrasi
3. Resiko gangguan pertumbuhan dibuktikan dengan:
 Prematuritas
I. Intervensi Keperawatan

No DIAGNOSA KEPERAWATAN SLKI SIKI


1
2. Resiko Cedera pada Janin Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Pemantauan denyut jantung janin (02056)
(0138) …x.. jam diharapkan tingkat cedera
Observasi
menurun dengan kriteria hasil : - Identifikasi Riwayat obstetric
Tingkat cedera (l.14136) - Identifikasi pemeriksaan kehamilan
- Kejadian cedera menurun sebelumnya.
- Tekanan darah membaik - Periksa denyut jantung janin.
- Frekuensi nadi membaik - Monitor denyut jantung janin.
Pengukuran gerak janin (14554)
Observasi
- Monitor Gerakan janin
Teraupetik
- Hitung dan catat gerak janin
- Catat jumlah Gerakan janin dalam 12
jam perhari.
Kolaborasi
Kolaborasi dengan tim medis jika di
temukan gawat janin
3 Ansietas (0080) Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Terapi relaksasi (09326)
…x.. jam diharapkan tingkat kecemasan
Observasi
menurun dengan kriteria hasil : - Identifikasi Teknik relaksasi yang
pernah efektif digunakan.
Tingkat Ansietas (09093)
- Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
- Verbalisasi khawatir akibat penggunaan eknik sebelumnya
- Monitor respons terhadap terapi
kondisi yang di hadapi menurun
relaksasi
- Verbalisasi kebingungan menurun Terapeutik
- Ciptakan lingkungan yang tenang
- Perilaku gelisah menurun
- Berikan informasi tertulis tentang
Frekuensi nadi menurun tentang persiapan dan prosedur Teknik
relaksasi.
- Gunakan nada suara lembut dengan
irama lambat dan berirama.
Edukasi
- Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
yang dipilih.
- Anjurkan sering mengulangi atau
melatih Teknik yang dipilih
Teknik Menenangkan (08248)

Observasi
- Identifikasi masalah yang di alami
Teraupetik
- Ciptakan ruang yang tenang dan nyaman
Edukasi
- Anjurkan berdoa, berzikir, membaca
kitab suci, ibadah sesuai agama yang
dianut
Anjurkan mendengarka musik yang lembut atau
music yang disukai
DAFTAR PUSTAKA

Cunninngham, FG.,et.al 2013. Williams Obstetri. Jakarta : EGC

Manuaba IBGF. 2010. Ilmu Kebidanan penyakit kandungan dan KB . Jakarta : EGC

Krisnadi SR, Effendi JS. 2009. Prematuritas. Bandung : PT Refika Aditama

Prawirahardjo Surwono 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bima Pustaka

Rompas, J. (2004). Pengelolaan Persalinan Preterm. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai