Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

“INTRA NATAL”

DI SUSUN OLEH:

NAMA : RAYFORMEN G. KEREH

NIM : 711430116053

D-IV JURUSAN KEPERAWATAN SEMESTER 8

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Intranatal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup

bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari

tubuh ibu. (Sulaiman Sastrawinata). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir

atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998). Di negara berkembang, saat melahirkan dan

minggu pertama setelah melahirkan merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya.

Sekitar seperempat hingga separuh kematian bayi berumur kurang dari satu tahun

terjadi dalam minggu pertama.

Seorang ibu harus memasuki proses persalinan dan melahirkan dengan pengetahuan

cukup mengenai tahap – tahap persalinan, cara mengatasi rasa sakit tanpa obat –

obatan, dan efek samping yang mungkin timbul karena pemakaian obat – obatan

untuk persalinan. Oleh sebab itu diperlukan peranan perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan pada ibu bersalin.


BAB II

TINJAUAN TEORI

TINJAUAN TEORITIS MEDIS

2.1 Definisi

Intranatal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang

cukup bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari

tubuh ibu (Sulaiman Sastrawinata).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat

hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin

2.2 Anatomi Fisiologi

Mekanisme persalinan merupakan proses adaptasi bagian kepala janin terhadap segmen

panggul, proses adaptasi tersebut meliputi :

a.       Engagement

Merupakan mekanisme yang biasanya dimulai dari pintu atas panggul dimana    ubub-ubun

kecil terletak di sebelah kiri depan/di sebelah kanan depan, kiri dan kanan berdasarkan

ukuran seseorang dari PAP bila digambarkan sebagai berikut :

1.      Ukuran pintu atas panggul 10-11 cm

2.      Ukuran melintang pintu atas panggul 12-18 cm

3.      Ukuran seorang pintu atas panggul 11- 12


b.      Descent (turunnya kepala)

Penurunan kepala ini terjadi karena 4 hal, yaitu :

1.      Tekanan cairan amnion

2.      Tekanan langsung fundus uteri

3.      Kontraksi diafragma dan otot perut

4.      Ekstensi dan pelurusan badan janin akibat kontraksi uterus

c.       Fleksi

Majunya kepala → kepala mendapat tahanan dari serviks, dinding panggul atau dasar

panggul.

d.      Putaran paksi dalam

1.      Bagian terendah memutar ke depan ke bawah simpisis

2.      Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir

3.      Terjadinya bersamaan dengan majunya kepala

4.      Rotasi muka-belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar panggul

e.       Ekstensi

1.      Defleksi kepala → SBR mengarah kedepan dan atas

2.      Dua kekuatan pada kepala :

a)      Mendesak ke bawah

b)      Tahanan dasar panggul menolak ke atas

3.      Setelah sub oksiput tertahan pada pinggir bawah simpisis sebagai hipomoclion → lahir lewat

perineum = oksiput, muka, dan dagu


f.       Putaran paksi lahir

a)      Setelah kepala lahir → kepala memutar kembali ke arah punggung anak

b)      Ukuran bahu → muka, bahu

g.      Ekspulsi

Bahu depan di bawah simpisis →sebagai hipomoclion → lahir bahu belakang → bahu depan

→ badan.

2.3 Etiologi

Sebab terjadinya persalinan merupakan teori-teori yang kompleks. Faktor-faktor

humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi.

Perubahan – perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai

dan berlangsungnya persalinan yaitu :

a.       Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang dapat mengakibatkan peregangan

dari otot-otot uterus, 

b.      meningkatnya kadar prostaglandin,

c.       keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemika otot-otot

uterus,

d.      Berkurangnya nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan,

e.       Tekanan pada ganglion servikale yang terletak di belakang serviks yang tertekan yang

merupakan penyebab peningkatan kontraksi uterus (Prawirohardjo, 2002).


2.4 Patofisiologi

His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan

mendorong janin ke bawah pada letak kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun

dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.

            Kontraksi dimulai pada salah satu cornue (tanduk) uterus kiri atau kelenjar ke seluruh

miometrium sehingga menghasilkan kontraksi yang simetris. Fundus uteri berkontraksi lebih

kuat dan lebih lama dari bagian-bagian lain dari uterus. Bagian tengah uterus berkontraksi

pada fundus uteri. Bagian bawah uterus-uterus serviks tetap pasif atau kontraksi lemah.

Setelah kontraksi terjadi relaksasi tonus otot diluar his tidak seberapa jauh meningkat.

Pada waktu his kemudian keluar pada keadaan semula. Tahap persalinan:

1.      Kala I yaitu pembukaan antara 4 cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10

menit selama 40 detik

2.      Kala II yaitu untuk memastikan apakah pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah

tampak di vulva dengan diameter 5-6cm.

3.      Kala III yaitu pengeluaran aktif plasenta

4.      Kala IV yaitu sejak lamanya plasenta 1 sampai dengan 2-4 jam setelah persalianan dan

keadaan itu menjadi stabil kembali.


2.5 Tanda dan gejala

a.      Pemeriksaan Laboratorium

1.      Pemeriksaan urine protein (Albumin)

Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya gangguan pada

ginjal dilakukan pada trimester II dan III.

2.      Pemeriksaan urin gula

Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.

3.      Pemeriksaan darah

b.      Ultrasonografi (USG)

Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari janin,

plasenta dan uterus.

c.       Stetoskop Monokuler

Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah tersebut

disebut fungtum maksimum.

d.      Memakai alat Kardiotokografi (KTG)

Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan

tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada

kertas yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada

saat yang sama


2.6 Penatalaksanaan

a.      Kala I

1.      Mengukur TTV dan PF

2.      Auskultasi DJJ

3.      Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi terendah dan

kemajuan persalinan, serta perineum.

b.      Kala II

1.      Mengajari ibu untuk mengejan

c.       Kala III

1.      Pengawasan terhadap pendarahan

2.      Memperhatikan tanda plasenta lepas

d.      Kala IV

1.      Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan keadaan umum

2.      Kontraksi rahim

3.      Letakan bayi yang telah dibersihkan sebelah ibu

2.7 Komplikasi

Komplikasi yang mungkin timbul pada pasien intranatal adalah ketuban pecah dini,
persalinan preterm, kehamilan postmatur, prolaps tali pusat, rupture uterus, kelahiran sesaria,
inverse uterus, dan pendarahan post partum dini.
Konsep Asuhan Keperawatan

  Kala I

A.    Pengkajian

a.       Kaji benarnya inpartu

b.      Kaji berapa jauh kemajuannya

c.       Kaji keadaan ketuban

d.      Kaji komplikasi atau resti

e.       Kaji respon psikologis

f.       Kaji kemajuan persalinan → partogram

1.      Pembukaan

2.      Penurunan persentasi

3.      Moulage

g.      Kaji kontraksi

h.      Kaji posisi ibu :

1.      Awal kala I ; jalan-jalan

2.      Pembukaan 6-7 cm ; tidur miring ke kiri setengah duduk

i.        Kaji makan dan minum

1.      Akhir kala I dibatasi

2.      Dianjurkan Bak 2-3 jam sekali

j.        Kaji lingkungan tenang dan nyaman

k.      Kaji penjelasan sikap empati dan hangat

B.     Diagnosa keperawatan

a.       Kesulitan penyesuaian diri sehubungan dengan hospitalisasi, belum mengenal lingkungan

rumah sakit.
b.      Resiko kekurangan cairan sehubungan dengan pembatasan intake cairan.

c.       Cemas sehubungan dengan masih asing dengan proses persalinan.

d.      Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 sehubungan dengan hiperpentilasi.

e.       Perubahan dalam nutrisi sehubungan dengan persalinan yang berlangsung lama.

f.       Mekanisme koping kurang efektif sehubungan dengan kelelahan, kurang tidur, dan sesuatu

yang tidak diharapkan.

g.      Perubahan eliminasi sehubungan dengan bedrest.

C.    Intervensi

a.       Fetal distress

1.      Merubah posisi ibu

2.      Meningkatkan kaki → mengurangi hipotensi

3.      Menghentikan rangsangan O2

4.      Memberikan O2

b.      Meningkatkan kenyaman

1.      Membantu partisipasi ibu

2.      Temukan tujuan ibu

3.      Membantu management energy

4.      Mengatasi ketidaknyamanan ibu ; ambulasi, posisi, massage, pernapasan, dan relaksasi

c.       Suasana dan lingkungan kamar

d.      Support, empati

e.       Penerangan hal-hal yang mungkin terjadi kepada keluarga

f.       Monitor :

1.      Letak jantung janin

2.      Pengeluaran cairan


3.      Pembukaan → kala II

D.    Implementasi

a.      Mengajarkan pasien/ibu posisi-posisi untuk mengurangi rasa nyeri

b.      Memberi selang O2 bila perlu

c.       Memberi informasi yang cukup tentang kondisi yang akan dialami ibu

d.      Mengajarkan teknik mengejan yang benar dan tepat waktu

e.       Memberikan massage untuk kenyamanan dan mengurangi rasa sakit

f.       Mengajarkan teknik pernafasan untuk mengurangi kontraksi

g.      Lakukan pemeriksaan djj, pengeluaran cairan, dan pembukaan

E.     Evaluasi

a.       Ibu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit

b.      Kebutuhan cairan pasien tercukupi

c.       Cemas ringan/berkurang

d.      Kebutuhan oksigen pasien tercukupi

e.       Pasien dapat mengejan dengan benar dan tepat waktu

f.       Koping individu efektif berhubungan dengan pengarahan persalinan

g.      Rasa nyeri berkurang

       2.       Kala II

A.    Pengkajian

a.      Melanjutkan monitor

1.      Detak jantung janin

2.      His (respon janin)


3.      Pendarahan

4.      Air ketuban

b.      Tanda dan gejala fisik serta perilaku

c.       Meneran dengan benar atau tidak

d.      Mekanisme penyesuaian

e.       Support person

B.     Diagnosa keperawatan

1.      Tidak mampu mengikuti pimpinan persalinan sampai dengan kelelahan , panic, dan amnesia

2.      Perubahan konsep diri sehubungan dengan merasa tidak mampu meneran dengan  kuat

3.      Resiko perlukaan sehubungan dengan posisi ibu yang tidak tepat

4.      Perubahan konsep diri pada suami sehubungan dengan tidak mampu mensupport istri

C.     Intervensi

1.      Cara mengejan dan posisi

2.      Dorongan psikososial

3.      Persiapan pertolongan persalinan

4.      Asepsis dan anti asepsis

5.      Faktor psikososial

6.      Pertolongan persalinan

D.    Implementasi

1.      Ajarkan teknik mengejan yang benar

2.      Meminta pasien mempraktekkan teknik mengejan yang telah diajarkan

3.      Memberikan support dan dukungan agar ibu mampu mengejan dengan baik
4.      Memberikan pengarahan dan support pada suami untuk selalu mendampingi pasien

5.      Mempersiapkan kebutuhan persalinan

E.     Evaluasi

1.      Pasien mengatakan mau mengikuti saran dan arahan perawat

2.      Klien dapat mengejan dengan baik dan benar

3.      Pasien sudah mengerti posisi-posisi yang tepat untuk menghilangkan rasa sakit dan  resiko

perlukaan

4.      Suami dapat selalu mendampingi dan memberikan support pada ibu

       3.       Kala III

A.    Pengkajian

a.      Timbul kontraksi uterus

b.      Uterus tampak membundar

c.       Terlihat massa introitus

d.      Tali pusat lebih menjulur

e.       Pendarahan tiba-tiba dengan warna gelap

1.      Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital

2.      Pengkajian jalan lahir

3.      Mengkaji factor yang berkaitan dengan atonia

4.      Pemberian utero tonika (k/p)

B.     Diagnosa

a.      Kurang efektifitas mengatasi masalah sehubungan dengan kurang informasi tentang kejadian

kala III
b.      Perdarahan pervaginaan sehubungan dengan kontraksi uterus yang kurang adekuat

c.       Resiko relaksasi uterus sehubungan dengan kandungh kemih panuh

d.      Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan luka episiotomy

C.    Intervensi

a.      Observasi perdarahan, shock, dan tanda vital

b.      Observasi bayi dan identifikasi

c.       Kaji TFU

d.      Identifikasi pengeluaran plasenta

e.       Upayakan kontak ibu dan bayi

D.    Implementasi

a.      Lakukan pencegahan terhadap pendarahan, shock dan lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital

b.      Lakukan pengkajian TFU untuk mengetahui persentasi dan posisi janin

c.       Catat waktu lahir plasenta

d.      Tempelkan bayi pada daerah dada ibu setelah bayi sudah keluar

E.     Evaluasi

a.      Pasien sudah mengerti informasi yang diberikan tentang kala III

b.      Perdarahan bisa diatasi dengan baik

c.       Rasa nyeri dan sakit berkurang

d.      Kontak ibu dan bayi dapat terjalin

 
      
4.       Kalla IV

A.    Pengkajian

a.      Kaji status fisiologis ibu

b.      Kaji posisi dan tonus uteri

c.       Kaji adanya perdarahan pervaginam

d.      Kaji kondisi perineum

B.  Diagnosa

a.      Resiko tinggi injuri sehubungan dengan tonus uteri yang buruk dan perdarahan

b.      Gangguan eliminasi urin sehubungan dengan haluaran/ anestesi regional

c.       Deficit volume cairan dan eliminasi sehubungan denagn kurangnya intake oral,   atonia,

uteri, laserasi

d.      Nyeri sehubungan dengan trauma perineal

e.       Fatigue sehubungan dengan proses persalinan

C.  Intervensi

a.      Cegah perdarahan

b.      Identifikasi perdarahan karena perlukaan

c.       Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi

d.      Mencegah penekanan kandung kemih

e.       Membantu ibu mengenal pengalamannya

f.       Mencatat/melaporkan adanya kelainan

g.      Memberikan rasa nyaman dan istirahat cukup

h.      Pastikan tidak ada sisa plasenta

i.        Luka epis tidak ada hemotom

D.  Implementasi
a.      Kaji kelainan pada saat proses persalinan atau pada perlukaan

b.      Beri cairan infuse untuk mencegah dehidrasi

c.       Memberikan dukungan dan support pada ibu

d.      Pastikan pasien mendapatkan istirahat yang cukup

E.  Evaluasi

a.      Perdarahan dapat dicegah dan luka dapat teratasi

b.      Pasien dapar BAK dan BAB dengan baik

c.       Kebutuhan cairan ibu terpenuhi

d.      Kondisi ibu dan bayi baik  


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
A.    Identitas klien         
Nama klien                  : Ny. M
Umur                           : 31 Tahun
Suku/Bangsa               : Minang
Agama                         : Islam
Pendidikan                  : SMK
Pekerjaan                     : Ibu Rumah Tangga
Alamat                         : Sianok

Nama Suami                : Tn.R


Umur                           : 31 Tahun                  
Suku /Bangsa              : Minang
Agama                         : Islam
Pendidikan                  : SMP
Pekerjaan                     : Wiraswasta
Alamat                         : Sianok

B.  Alasan Masuk Rumah Sakit.


         Klien masuk Rumah Sakit diantar keluarga melalui IGD dengan keluhan nyeri
pinggang, menjalar ke ari-ari sejak tadi pagi. Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan
sejak jam 09.00 Wib.

C.     Riwayat Kehamilan dan Persalinan: G3 P2 A0 H2


No Tgl/Bln/Thn Tempat Umur Jenis Jenis Ditolong Ket
partus Kehami Partus kelamin/BB
lan bayi
1. 2009 Rumah Sakit Cukup Normal Perempuan Bidan -
2. 2011 Rumah Sakit Cukup Normal Laki-laki Bidan -

D.    Riwayat Psikososial


- Pandangan ibu dan keluarga terhadap kehamilan dan persalinan ini  :
* Keluarga mengatakan   menerima dan merasa senang dengan kehadiran Bayi.
- Pengelaman melahirkan sebelumnya         :
* Klien partus spontan, Normal, Ketuban Jernih.
-  Respon klien terhadap persalinan  :
         Tenang : ya                   
         Depresi : ya
         Gelisah : ya
         Cemas  : ya
         Takut    tidak
         Tegang  tidak
         Senang  : ya
         Peka      : ya
         Lelah     : ya

-       Interaksi dengan orang lain  :


* Kllen berinteraksi Baik, karena kllen menerima keadaan Bayi.

-       Pengetahuan ibu terhadap  :


           Penggunaan orang pendukung  :
     *Kllen membutuhkan pendamping (suami/ orang tua)

           Teknik pernafasan / relaksasi  :


        * Penyebab kllen gelisah pernapasan menjadi tidak stabil (cepat dangkal ,P:30x/i).

 E.Pemeriksaan Umum  :
            -          Tanda-tanda vital  : TD  :           120/80            N  :80                   RR  : 30                 
T  : 36,3
          -          TB  :       145          BB  :                        51 kg   Peningkatan BB  : 59 kg

          -          Palpasi Kandung Kemih :


                     *Kandung kemih terasa kosong.
-          Haemorhoid                   :
            *Tidak ada
-          Edema                            :
            *Tidak terdapat edema di kaki kanan dan kiri.
-          Varices                           :
            *Tidak ada varises pada kedua kaki.
-          Pola istirahat                  :
            *Kllen istirahat dengan cukup
-          Pola Nutrisi                    :
           *Kllen selama Hamil nutrisi tercukupi.

E.     Laporan Persalinan

KALA I :

1.      Mulai persalinan : Tanggal 10/12/2015

2.      Tanda dan gejala

-Rasa sakit adanya His yang datang lebih kuat, Sering dan teratur. ( durasi 10 menit,

frekuensi 3x )

-Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil pada servik.
-Servik mulai membuka (dilatasi) dan mendatar.

                   3.    Tanda-tanda Vital

                          TD : 130/70               P : 22 x/i

                          N : 76 x/i                   S : 36,8 C

4.    Lama kala 1 : 4 jam

5.    Keadaan Psikososial : Sedang.

6.    Tindakan

       - Memantau DJJ (bunyi DJJ 156x/m)

       - Memantau Pembukaan / Periksa dalam ( pembukaan 3-10 cm )

7.    Pengobatan

       -Terpasang Infus RL 20 tts/i

       -Antibiotik (cefixime) 1gr .Iv

       -Dexametason 2 amp.

KALA II :

Lama kala II 20 menit

1.      Tanda dan gejala

- Ibu ingin meneran bersama dengan kontraksi

-Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rektum/vagina

-Perenium terlihat menonjol

-Vulva Vagina dan sfinger membuka

-Peningkatan pengeluaran Lendir dan Darah.

                   2.    Jelaskan upaya meneran

                          *Ibu ingin meneran bersamaan dengan kontraksi.

                          -Tindakan

                           * Dilakukan episiotomi.


                  

CATATAN KELAHIRAN.

                   1.Bayi lahir jam :13.00 Wib

                   2.Nilai APGAR : 8/9

                  3.Tanda –tanda Vital

                      TD:120/80         P : 54 x/i          BB : 2600 gram

                      N : 146 x/i         S : 36,4 C        PB : 47,5 cm

                   4.Pengobatan

                        -Inj.Neo K

                        -Tetes mata gentamicin

                   Kala III

      Lama Kala III :

Lama kala III 10 menit

1.Tanda dan gejala.

    -Perebuhan bentuk dan tinggi fundus uteri

    -Tali pusat memanjang.

     -Semburan darah mendadak dan singkat.

                        2.Plasenta lahir jam : 13.00

                        3.Cara lahir plasenta spontan

                         -Panjang tali pusat                              -Kelainan:Tidak  ada

   -Pengobatan Oxitacin lamp              -Metargin

KALA IV

      Tanda-tanda Vital :      TD:130/70                  N:80x/i                        RR:20x/i    T:36,6

      Mulai jam : 13.20 wib

      Keadaan Uterus : 2 jari dibawah pusat, kontaraksi baik dan keras
      Pendarahan ± 75 cc, Normal, Karekteristik encer

      Bonding ibu dan bayi : belum di lakukan pada 1 jam post partum

      Tindakan : -pantau TTV kllen

                             -pantau pendarahan kllen

                             -pantau tinggi fundus klien (3 jari dibawah proc. Xyphoideus)

                             -pantau kontaksi uteri

                             -pantau kantong kandung kemih.

       F. Data Fokus

           DS:

            -Kllen mengatakan merasa letih dan mengantuk

            -Kllen mengatakan haus

            -Kllen mengatakan ada cairan mengalir keluar dari kemaluan

            -Kllen mengatakan nyeri pada area kemaluan

            -Kllen mengatakan bokongnya terasa basah dan dingin

            -Kllen mengatakan belum menyusui bayinya

           DO :

            -Kllen tampak lemah

            -Kllen tampak terbaring ditempat tidur

            -Mokosa mulut tampak kering

            -Tampak ada cairan keluar dari kemaluan

            -Kllen tampak gelisah

            -Kllen tampak tidak nyaman dengan alas bokong basah

            -Perinium kllen terlihat ada jahitan episiotomi basah

            -Pengalas bokong kllen tampak basah dan kotor

            -Kllen tampak belum ada menyusui bayinya


            -Bayi tampak kehausan dan menangis

ANALISA DATA
ETIOLOGI MASALAH
No DATA

1. Ds : Gangguan rasa  Persalinan


-Kllen mengatakan nyeri pada nyaman (nyeri)
 
kemaluan
-Kllen mengatakan ada cairan
mengalir dari kemaluan    epsiotomi
-Kllen mengatakan bokong nya
tersa basah
luka episiotomi
 
Do :
-Kllen tampak gelisah
-Kllen mengatakan nyeri saat ada
trauma jalan lahir
darah / urin keluar
-tampak ada jahitan pada luka
episiotomi
-Tampak darah bercampur urin
keluar dari kemaluan
-TD:130/90 N:80x/i P:19x/i
S:36.8 C

2. Ds : Resiko Infeksi
Persalinan
-Kllen mengatakan nyeri pada area
kemaluan
-Kleen mengatakan ada cairan
keluar dari kemaluan    Epsiotomi
 
-Kllen mengatakan bokongnya
terasa basah
Luka episiotomi
DO:  

-Kllen tampak gelisah


-Tampak ada bekas jahitan
Luka epiostomi basah’ Trauma jalan lahir
-Pengalas bokong kllen tampak
basah dan kotor
-Tampak ada darah dan urine
keluar dari kemaluan kllen
3. Ds :
   Persalinan
-Kllen mengatakan merasa letih Resiko Dehidrasi
(ngantuk)
-Kllen mengatakan haus        Mengedan
 
-Kllen mengatakan ada cairan
keluar dari kemaluan

          Keletihan
DO:
-Kllen tampak lemah
-Kllen tampak gelisah
-mokosa mulut tampak kering
-Kllen tampak kering
-Kllen tampak berbaring di tempat
tidur
-TD :130/80 N:80 x/i P: 19 x/i
S: 36,6 C

4. DS : Gangguan
Persalinan
-Kllen mengatakan merasa lemah proses laktasi
dan letih
Episiotomi
-Kllen mengatakan belum
 
menyusui bayinya.

DO:
 Mengedan
-Setelah persalinan kllen tampak
 
Belum ada menyusui bayinya
-Bayi tampak managis dan
   Keletihan
kehausan
C.INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KH INTERVENSI RASIONAL

1. Gangguan rasa Tujuan : 1.Kaji lokasi 1. Dengan


nyaman (nyeri) -setelah di lakukan dan skala nyeri mengkaji tingkat
b/d trauma jalan tindakan keperawatan 3x 2.pantau TTV nyeri, kapan
lahir 24 jam nyeri kllen kllen /30 menit nyeri dirasakan
berkurang 3.pantau kondisi oleh klien dapat
KH: luka kllen disajikan
-Klllen tampak tenang 4.pantau sebagai dasar
-Luka kllen kering kontraksi uterus dan pedoman
-tidak ada tanda- tanda 5.pantau tinggi dalam
infeksi fundus uteri merencanakan
6.ajarkan teknik tindakan
relaksasi nafas keperawatan
dalam selanjutnya.
7.pantau
kandung kemih. 2. Dengan
mengukur
tanda-tanda vital
dapat diketahui
secara dini
kemunduran
atau kemajuan
keadaan klien.
3.

4.Mengidentifik
asi
penyimpangan
dan kemajuan
berdasarkan
involusi uteri.

2. Resiko infeksi Tujuan : 5.


b/d trauma jalan Setelah dilakukan tindakan
lahir keperawatan infeksi tidak 1.pantau TTV 6. Dengan
terjadi. kllen/30 menit teknik nafas
KH: 2.kaji keadaan  dalam
-TTV batas normal luka episiotomi diharapkan
-luka episiotomi kering 3.ganti pengalas pemasukan
dan baik bokong oksigen ke
4.bersihkan area jaringan lancar
luka dengan harapan
rasa nyeri dapat
berkurang.

1.Mengidentifik
asi
penyimpangan
indikasi
kemajuan atau
Resiko dehidrasi Tujuan : penyimpangan
3. b/d keletihan Setelah dilakukan tindakan dari hasil yang
keperawatan.dehidrasi diharapkan.
kllen teratasi 1.pantau 2. Dapat
kebutuhan menunjukkan
KH: cairan kllen trauma
-kllen terlihat segar 2.berikan cairan berlebihan pada
-kllen tampak tenang terapi sesuai jaringan perineal
-mukosa bibir lembab indikasi dan terjadinya
Turgor kulit bagus 3.berikan cairan komplikasi yang
oral dan parental memerlukan
4.pantau out put evaluasi /
cairan dan input intervensi lanjut.
cairan
5.pantau kondisi 3.untuk
kandung kemih pencegahan
kllen. infeksi
nasokomial.
4. Gangguan
proses laktasi Tujuan :
b/d kelemahan Setelah dilakukan tindakan 4.mencegah
dan keletihan keperawatan proses laktasi terjadinya
ibu berjalan lancar. infeksi
KH:
-Asi ada keluar 1. mencegah
-payudara tidak bengkak terjadinya
-nutrisi bayi terpenuhi dehidrasi.
1.berikan bayi
pada ibu untuk 2.
segera du susui
2.kaji 3. Cairan yang
pengelaman banyak
menyusui bayi memperlunak
3.anjurkan ibu veses sehingga
menyusui bayi mencegah
sering 1x2 jam komplikasi
4.anjurkan
keluarga 4.Mengidentifik
membantu ibu asi
dalam keseimbangan
menyusui. cairan pasien
secara adekuat
dan teratur
1.

2. membantu
dalam
mengidentifikasi
kebutuhan saat
ini agar
memberikan
intervensi yang
tepat.

3.

4.untuk
meningkatkan
koping keluarga.

H. IMPLEMENTASI

Hari /
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
Tanggal
1 Kamis DX 1 1.melakukan pengkajian lokasi
10.12.2015 nyeri dari skala nyeri S: kllen mengatakan nyeri pada
2.memantau TTV kllen / 30 menit kemaluan berkurang.
selama 2 jam pertama -cairan masi ada keluar dari
3.memantau kondisi luka kemaluan sedikit-sedikit.
perinium kllen O: lokasi nyeri pada area perineum
4.membantu kontraksi uterus skla 4.
kllen -TTV . 13.15.wib
5.memantau TFU kllen  TD: 130/90. N : 80 x/i
6.mengajarkan teknik nafas dalam P :19x/i  S: 36,6 C
7.memantau kandung kemih kllen             13.20 wib
TD : 120/70, N :85 x/i
P :20 x/i  S:36,6 C
             13.45 wib
TD :120/80 , N: 85 x/i  P : 20 x/i
        S :36,6 C
               14.00
TD :120/70  N: 88 x/i   P:21 x/i
 S : 36,5 C
-kondisi luka baik
-kontraksi uterus baik dan keras
-TFU 2 jari dibawah pusat
-kllen mampu melakukan teknik
nafas dalam.
-kandung kemih kllen kosong.
-kllen sebelumnya sudah BAK.

A: Dx : 1 Teratasi.

P: Intervensi
-pantau TTV lanjut 1 /jam
-pantau kontraksi uterus.
-pantau kandung kemih.

S : kllen mengatakan merasa


DX 2 1.memantau TTV kllen/ 30 menit nyaman setelah pengalas diganti
2 jam O : TTV . 13.15.wib
2.mengatasi keadaan luka  TD: 130/90. N : 80 x/i
episiotomi P :19x/i  S: 36,6 C
3.mengganti penggalas bokong             13.20 wib
kllen. TD : 120/70, N :85 x/i
4.membersihkan area luka kllen P :20 x/i  S:36,6 C
             13.45 wib
TD :120/80 , N: 85 x/i  P : 20 x/i
        S :36,6 C
               14.00
TD :120/70  N: 88 x/i   P:21 x/i
 S : 36,5 C
-pendarahan ± 75 cc
-kondisi luka baik dan bersih
-penggalas kllen baru di ganti

A: masalah 2 teratasi

P :Intervensi
- TTV /1 jam lanjut
-kllen stop dipindahkan.
                     

DX 3 1.memantau kebutuhan cairan S : - kllen mengatakan letihnya


kllen
berkurang dan tidak haus lagi.
2.memberikan therapi cairan kllen
3.memberikan kllen minum
4.memantau input dan output
O : klien butuh minum
cairan kllen
5.memantau kandung kemih klien     -klien di berikan therapi cairan
     RL drip oksitosin ½ amp 20      
Tts/i
    -kllen di berikan minum air putih
dan teh
    -input ± 1800 ml/cc. Out put ± 500
cc
     -kandung kemih kllen sudah
kosong
A :masalah teratasi sebagian

P :Intervensi :
-therapi cairan RL lanjut
-berikan minum oral lanjut
-pantau minum oral lanjut
-pantau input dan out put lanjut.
-pantau kondisi kandung kemih
Lanjut.

Dx 4
1.memberikan bayi pada ibu S: kllen mengatakan sudah tidak
untuk segera di susui
letih lagi dan suaminya sudah ada
2.mengkaji pengelaman ibu untuk membantunya menyusui.
menyusui

3.menganjurkan ibu menyusui O: bayi sudah di bantu pada kllen


bayinya 1x 2 jam
untuk di susui
4.menganjurkan suami kllen -kllen sudah punya pengelaman
membantu  kllen dalam menyusui
menyusui sebelumnya karena ini
bayinya.
merupakan anak ke 3
-kllen dan keluarga menerima saran
petugas menyusui bayi 1x/2 jam

A : masalah teratasi

P : intervensi 1-4 de hentikan.


BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
   

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau dapat

hidup di luar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan

    Tanda – tanda permulaan persalinan

 ~ lightening

~  terjadi his permulaan

    Tahap – tahap persalinan

1. Kala I (pembukaan)

      Partus di mulai bila timbul his dan pengeluaran lender berserta darah yang terjadi 2 fase

yaitu fase laten dan fase aktif

2. Kala II ( pengeluaran bayi )


      His menjadi lebih kuat dan cepat kira dua sampai tiga menit sekali. His mulai

mengeluarkan anggota badan bayi .

3. Kala III ( pelapasan plasenta )

      Waktu pelepasan dan pengeluaran plasenta .

Proses pelepasan plasenta :

~ Duncan

~ Schultz

~ postpartum , diharapkan pendarahan postpartum dapat di kurangi terjadi serempak /

kombinasi dari keduanya

4. Kala IV ( Observasi )

      1 jam setelah plasenta lahir lengkap sekurang – kurangnya 1 jam

Factor – factor yang mempengaruhi proses persalinan

~ power ( kekuatan ibu )

~ passage ( jalan lahir )

~ passanger ( janin )

Anda mungkin juga menyukai