DI SUSUN OLEH :
TK. : II D
AMBON
TINJAUAN TEORITIS
I. Konsep Dasar
A. Definisi
Intranatal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat
hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
Mekanisme persalinan merupakan proses adaptasi bagian kepala janin terhadap segmen
a. Engagement
Merupakan mekanisme yang biasanya dimulai dari pintu atas panggul dimana ubub-ubun kecil
terletak di sebelah kiri depan/di sebelah kanan depan, kiri dan kanan berdasarkan ukuran
c. Fleksi
Majunya kepala → kepala mendapat tahanan dari serviks, dinding panggul atau dasar panggul.
e. Ekstensi
a) Mendesak ke bawah
3. Setelah sub oksiput tertahan pada pinggir bawah simpisis sebagai hipomoclion → lahir lewat
Bahu depan di bawah simpisis →sebagai hipomoclion → lahir bahu belakang → bahu depan →
badan.
C. Etiologi
pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi. Perubahan –
perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan
a. Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang dapat mengakibatkan peregangan dari
otot-otot uterus,
c. keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemika otot-otot
uterus,
d. Berkurangnya nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan,
e. Tekanan pada ganglion servikale yang terletak di belakang serviks yang tertekan yang
D. Patofisiologi
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan
mendorong janin ke bawah pada letak kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan
miometrium sehingga menghasilkan kontraksi yang simetris. Fundus uteri berkontraksi lebih
kuat dan lebih lama dari bagian-bagian lain dari uterus. Bagian tengah uterus berkontraksi pada
fundus uteri. Bagian bawah uterus-uterus serviks tetap pasif atau kontraksi lemah. Setelah
kontraksi terjadi relaksasi tonus otot diluar his tidak seberapa jauh meningkat.
Pada waktu his kemudian keluar pada keadaan semula. Tahap persalinan:
1. Kala I yaitu pembukaan antara 4 cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit
selama 40 detik
2. Kala II yaitu untuk memastikan apakah pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah
4. Kala IV yaitu sejak lamanya plasenta 1 sampai dengan 2-4 jam setelah persalianan dan keadaan
a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lendir, lendir bercampur darah).
serviks).
F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya gangguan pada ginjal
3. Pemeriksaan darah
b. Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari janin,
c. Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah tersebut disebut
fungtum maksimum.
d. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan
tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas
yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang
sama
G. Penatalaksanaan
a. Kala I
2. Auskultasi DJJ
3. Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi terendah dan kemajuan
b. Kala II
c. Kala III
d. Kala IV
2. Kontraksi rahim
Komplikasi yang mungkin timbul pada pasien intranatal adalah ketuban pecah dini,
persalinan preterm, kehamilan postmatur, prolaps tali pusat, rupture uterus, kelahiran sesaria,
1. Kala I
A. Pengkajian
1. Pembukaan
2. Penurunan persentasi
3. Moulage
g. Kaji kontraksi
B. Diagnosa keperawatan
a. Kesulitan penyesuaian diri sehubungan dengan hospitalisasi, belum mengenal lingkungan rumah
sakit.
f. Mekanisme koping kurang efektif sehubungan dengan kelelahan, kurang tidur, dan sesuatu yang
tidak diharapkan.
C. Intervensi
a. Fetal distress
3. Menghentikan rangsangan O2
4. Memberikan O2
b. Meningkatkan kenyaman
d. Support, empati
f. Monitor :
2. Pengeluaran cairan
3. Pembukaan → kala II
D. Implementasi
c. Memberi informasi yang cukup tentang kondisi yang akan dialami ibu
E. Evaluasi
2. Kala II
A. Pengkajian
a. Melanjutkan monitor
3. Pendarahan
4. Air ketuban
d. Mekanisme penyesuaian
e. Support person
B. Diagnosa keperawatan
1. Tidak mampu mengikuti pimpinan persalinan sampai dengan kelelahan , panic, dan amnesia
2. Perubahan konsep diri sehubungan dengan merasa tidak mampu meneran dengan kuat
4. Perubahan konsep diri pada suami sehubungan dengan tidak mampu mensupport istri
C. Intervensi
2. Dorongan psikososial
5. Faktor psikososial
6. Pertolongan persalinan
D. Implementasi
3. Memberikan support dan dukungan agar ibu mampu mengejan dengan baik
4. Memberikan pengarahan dan support pada suami untuk selalu mendampingi pasien
E. Evaluasi
3. Pasien sudah mengerti posisi-posisi yang tepat untuk menghilangkan rasa sakit dan resiko
perlukaan
A. Pengkajian
B. Diagnosa
a. Kurang efektifitas mengatasi masalah sehubungan dengan kurang informasi tentang kejadian
kala III
C. Intervensi
c. Kaji TFU
d. Identifikasi pengeluaran plasenta
D. Implementasi
a. Lakukan pencegahan terhadap pendarahan, shock dan lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
d. Tempelkan bayi pada daerah dada ibu setelah bayi sudah keluar
E. Evaluasi
4. Kalla IV
A. Pengkajian
B. Diagnosa
a. Resiko tinggi injuri sehubungan dengan tonus uteri yang buruk dan perdarahan
c. Deficit volume cairan dan eliminasi sehubungan denagn kurangnya intake oral, atonia, uteri,
laserasi
C. Intervensi
a. Cegah perdarahan
D. Implementasi
E. Evaluasi
LAPORAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Identitas klien
Nama klien : Ny. N
Umur : 25 Tahun
Suku/Bangsa : Buton
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Tantui
D. Riwayat Psikososial
- Pandangan ibu dan keluarga terhadap kehamilan dan persalinan ini :
* Keluarga mengatakan menerima dan merasa senang dengan kehadiran Bayi.
- Pengelaman melahirkan sebelumnya :
* Klien partus spontan, Normal, Ketuban Jernih.
- Respon klien terhadap persalinan :
Tenang : ya
Depresi : ya
Gelisah : ya
Cemas : ya
Takut tidak
Tegang tidak
Senang : ya
Peka : ya
Lelah : ya
E.Pemeriksaan Umum :
- Tanda-tanda vital : TD : 120/80 N :80 RR : 30 T :
36,3
- TB : 145 BB : 51 kg Peningkatan BB : 59 kg
E. Laporan Persalinan
KALA I :
-Rasa sakit adanya His yang datang lebih kuat, Sering dan teratur. ( durasi 10 menit, frekuensi 3x
-Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil pada servik.
3. Tanda-tanda Vital
TD : 130/70 P : 22 x/i
N : 76 x/i S : 36,8 C
6. Tindakan
7. Pengobatan
-Dexametason 2 amp.
KALA II :
-Tindakan
* Dilakukan episiotomi.
CATATAN KELAHIRAN.
4.Pengobatan
-Inj.Neo K
Kala III
KALA IV
Bonding ibu dan bayi : belum di lakukan pada 1 jam post partum
F. Data Fokus
DS:
DO :
ANALISA DATA
ETIOLOGI MASALAH
No DATA
2. Ds : Resiko Infeksi
Persalinan
-Kllen mengatakan nyeri pada area
kemaluan
-Kleen mengatakan ada cairan
keluar dari kemaluan Epsiotomi
DO: Keletihan
-Kllen tampak lemah
-Kllen tampak gelisah
-mokosa mulut tampak kering
-Kllen tampak kering
-Kllen tampak berbaring di tempat
tidur
-TD :130/80 N:80 x/i P: 19 x/i
S: 36,6 C
4. DS : Gangguan
Persalinan
-Kllen mengatakan merasa lemah proses laktasi
dan letih
Episiotomi
-Kllen mengatakan belum
menyusui bayinya.
DO: Mengedan
4.Mengidentifikasi
penyimpangan dan
kemajuan berdasarkan
involusi uteri.
5.
3.untuk pencegahan
infeksi nasokomial.
4.mencegah terjadinya
infeksi
3.
Resiko Tujuan : 1.pantau kebutuhan cairan 1. mencegah terjadinya
dehidrasi Setelah dilakukan kllen dehidrasi.
b/d tindakan 2.berikan cairan terapi
keletihan keperawatan.dehidr sesuai indikasi 2.
asi kllen teratasi 3.berikan cairan oral dan
parental 3. Cairan yang banyak
KH: 4.pantau out put cairan memperlunak veses
-kllen terlihat segar dan input cairan sehingga mencegah
-kllen tampak 5.pantau kondisi kandung komplikasi
tenang kemih kllen.
-mukosa bibir 4.Mengidentifikasi
lembab keseimbangan cairan
Turgor kulit bagus pasien secara adekuat dan
teratur
4. Gangguan Tujuan : 1.berikan bayi pada ibu 1.upaya bonding antara ibu
proses Setelah dilakukan untuk segera di susui dan bayi
laktasi b/d tindakan 2.kaji pengelaman
kelemahan keperawatan proses menyusui bayi 2. membantu dalam
dan laktasi berjalan 3.anjurkan ibu menyusui mengidentifikasi
keletihan lancar. bayi sering 1x2 jam kebutuhan saat ini agar
ibu KH: 4.anjurkan keluarga memberikan intervensi
-Asi ada keluar membantu ibu dalam yang tepat.
-payudara tidak menyusui.
bengkak 3. Agar nutrisi bayi
-nutrisi bayi terpenuhi
terpenuhi
4.untuk meningkatkan
koping keluarga.
C.INTERVENSI
NO DIAGNOS TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
A KH
4.
Gangguan Tujuan :
proses Setelah dilakukan
laktasi b/d tindakan
kelemahan keperawatan proses
dan laktasi berjalan
keletihan lancar.
ibu KH:
-Asi ada keluar
-payudara tidak
bengkak
-nutrisi bayi
terpenuhi
N Hari / Diagno
Implementasi Evaluasi
o Tanggal sa
1 Kamis DX 1 1.melakukan pengkajian
10.2.201 lokasi nyeri dari skala S: kllen mengatakan nyeri
9 nyeri pada kemaluan berkurang.
2.memantau TTV kllen / -cairan masi ada keluar
30 menit selama 2 jam dari kemaluan sedikit-
pertama sedikit.
3.memantau kondisi luka O: lokasi nyeri pada area
perinium kllen perineum skla 4.
4.membantu kontraksi -TTV . 13.15.wib
uterus kllen TD: 130/90. N : 80 x/i
5.memantau TFU kllen P :19x/i S: 36,6 C
6.mengajarkan teknik 13.20 wib
nafas dalam TD : 120/70, N :85 x/i
7.memantau kandung P :20 x/i S:36,6 C
kemih kllen 13.45 wib
TD :120/80 , N: 85 x/i P :
20 x/i
S :36,6 C
14.00
TD :120/70 N: 88 x/i
P:21 x/i
S : 36,5 C
-kondisi luka baik
-kontraksi uterus baik dan
keras
-TFU 2 jari dibawah pusat
-kllen mampu melakukan
teknik nafas dalam.
-kandung kemih kllen
kosong.
-kllen sebelumnya sudah
BAK.
A: Dx : 1 Teratasi.
P: Intervensi
-pantau TTV lanjut 1 /jam
-pantau kontraksi uterus.
-pantau kandung kemih.
S : kllen mengatakan
DX 2 1.memantau TTV kllen/ merasa nyaman setelah
30 menit 2 jam pengalas diganti
2.mengatasi keadaan O : TTV . 13.15.wib
luka episiotomi TD: 130/90. N : 80 x/i
3.mengganti penggalas P :19x/i S: 36,6 C
bokong kllen. 13.20 wib
4.membersihkan area TD : 120/70, N :85 x/i
luka kllen P :20 x/i S:36,6 C
13.45 wib
TD :120/80 , N: 85 x/i P :
20 x/i
S :36,6 C
14.00
TD :120/70 N: 88 x/i
P:21 x/i
S : 36,5 C
-pendarahan ± 75 cc
-kondisi luka baik dan
bersih
-penggalas kllen baru di
ganti
A: masalah 2 teratasi
P :Intervensi
- TTV /1 jam lanjut
-kllen stop dipindahkan.
DX 3 1.memantau kebutuhan S : - kllen mengatakan
cairan kllen
letihnya berkurang dan
2.memberikan therapi
cairan kllen tidak haus lagi.
3.memberikan kllen
minum
4.memantau input dan O : klien butuh minum
output cairan kllen
-klien di berikan therapi
5.memantau kandung
kemih klien cairan
RL drip oksitosin ½ amp
20 Tts/i
-kllen di berikan minum
air putih dan teh
-input ± 1800 ml/cc. Out
put ± 500 cc
-kandung kemih kllen
sudah kosong
A :masalah teratasi sebagian
P :Intervensi :
-therapi cairan RL lanjut
-berikan minum oral lanjut
-pantau minum oral lanjut
-pantau input dan out put
lanjut.
-pantau kondisi kandung
kemih
Lanjut.
Dx 4
2.mengkaji pengelaman
S: kllen mengatakan
ibu menyusui
sudah tidak letih lagi dan
3.menganjurkan ibu
suaminya sudah ada untuk
menyusui bayinya 1x 2
jam membantunya menyusui.
4.menganjurkan suami
kllen membantu kllen O: bayi sudah di bantu
dalam menyusui bayinya.
pada kllen untuk di susui
-kllen sudah punya
pengelaman menyusui
sebelumnya karena ini
merupakan anak ke 3
-kllen dan keluarga
menerima saran petugas
menyusui bayi 1x/2 jam
A : masalah teratasi
P : intervensi 1-4 de
hentikan.