DISUSUN OLEH
SANTI WIDIYANTI RAMADANI
2008076
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
PENGKAJIAN POST NATAL PADA Ny. N
A. IDENTITAS
Nama pasien : Ny. P Nama suami :Tn. D
Umur : 29 Tahun Umur :28 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Gemah Alamat : Gemah
B. RIWAYAT KESEHATAN
1) Keluhan utama : ASI klien belum keluar
dengan lancar
2) Status obstetric : Nifas hari ke-25 P1A0
No Tipe BB Keadaan Umur Komplikasi
persalinan lahir bayi anak nifas
waktu
lahir
1 SC 2800gr Normal - -
3) Masalah kehamilan sekarang :-
4) Riwayat persalinan sekarang : SC
5) Riwayat KB :-
6) Rencana KB :-
C. KEBUTUHAN DASAR KHUSUS
1. Pola nutrisi
Frekwensi makan: 3 x/ hari
Nafsu makan: baik, klien mengatakan selalu merasa lapar
Jenis makanan rumah: sayuran dan ikan
Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan: klien, alergi telur rebus
2. Pola eliminasi
BAK
Frekwensi: 6x sehari Warna : kuning jernih
Keluhan yang berhubungan dengan BAK: tidak ada
BAB
Frekwensi : 1x sehari Warna :kuning
Konsistensi : lembek Keluhan : tidak ada
3. Pola personal Hygiene
Klien mengatakan selalu menjaga kebersihan daerah kewanitannya
4. Pola istirahat dan tidur
•Sebelum sakit: Pasien mengatakan dapat tertidur lelap selama kurang
lebih 6-8 jam dalam sehari dan pasien memiliki kebiasaan tidur siang
•Setelah sakit : Saat pengkajian pasien mengatakan pada malam sering
terbangun karena anaknya menangis.
5. Pola aktivitas dan latihan
•Sebelum sakit: Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan
beraktivitas, semua kegiatan dilakukan secara mandiri
•Setelah sakit : Pasien mengatakan terkadang belum bisa melakukan
beberapa aktivitas sendiri, butuh bantuan keluarga
6. Aspek Psikologis Ibu
•Sebelum sakit: Pasien mengatakan takut jika melahirkan
•Setelah sakit : Pasien mengatakan akan berusaha menjadi ibu yang baik,
dan bahagia memiliki anak
D. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
2) Tekanan darah : 120/90 mmHg Nadi : 88x/menit
3) Respirasi : 22x/menit Suhu : 36,7˚C
4) Mata
a) Konjungtiva: () Normal/merah ( ) Anemis ( ) sangat merah
b) Sklera : ( ) Ikterik () Anikterik
5) Mulut
a) Gigi : ( ) Carries ( ) Tidak
b) Memakai gigi palsu: ( ) Ya () Tidak
6) Dada
a) Mammae: membesar () Ya ( ) Tidak
b) Arreolla mammae: Berwarna hitam, tidak terdapat benjolan
c) Papila mammae: Menonjol () Datar ( ) Kedalam ( )
d) Colostrum: Keluar () Ya ( ) Belum
7) Paru (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi :Tidak teraba nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
8) Jantung (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
Inspeksi : Simetris, ictus cordis tidak Nampak
Palpasi : Tidak teraba nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi jantung Lup Dup
9) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
a) Keadaan: lembek
b) Striae: Albicans
c) Luka bekas operasi: tidak ada
Palpasi
a) TFU : -
b) Kontraksi: -
c) Kondisi vesika urinaria : -
d) Distensi: -
10) Perineum:
a) Utuh/ laserasi: ya/ tidak
b) Episiotomi: tidak
c) Jenis episiotomy: ( ) Medialis ( ) Lateralis ( ) Medialateralis
d) Tanda-tanda infeksi -
e) Lokhea: - Warna: - Banyaknya: - Bau: -
f) Oedem/ Hematom: -
11) Anus: tidak hemoroid
12) Ekstremitas
Edema: tidak, Varices: tidak, Tanda Hoffman: tidak
13) Sistem Integumen
a) Turgor kulit: Baik dan cepat kembali ke bentuk semula
b) Warna kulit: sawo matang
ANALISA DATA
NO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI TTD
1. DS: pasien Menyusui Ketidakadekuatan santi
mengatakan ASI tidak efektif suplai ASI
tidak bisa keluar (D.0029)
dengan lancar
DO:
- Ibu terlihat
cemas
- ASI tidak
menetes/me
mancar
- Intake bayi
tidak adekuat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO TGL DX KEP TTD
1. 16/03/2021 Menyusui tidak efektif santi
Jam 09.25 berhubungan dengan
ketidakadekuatan suplai ASI
dibuktikan dengan ibu
mengeluhkan ASI tidak mau
keluar, itu tampak cemas, ASI
tidak menetes atau memancar
dan intake bayi tidak adekuat
2. Ansietas Ansietas berhubungan dengan santi
Jam 09.25 kurang terpaparnya informasi
dibuktikan dengan ibu
mengeluhkan bingung dan
khawatir jika ASI tidak keluar,
ibu terlihat gelisah
INTERVENSI KEPERAWATAN
N D TUJUAN &
INTERVENSI RASIONALISASI TTD
O P KRITERIA
1. 1 Setelah dilakukan Edukasi menyusui
tindakan (I.12393)
keperawatan Observasi Untuk mengetahui
selama 1x24 jam, - Identifikasi sejauh mana ibu
maka status kesiapan dan siap dan mampu
menyusui kemampuan dalam menerima
dikatakan menerima informasi terkait
meningkat informasi dengan edukasi
apabila menyusui
KH:
- Tetesan Terapeutik Supaya ibu
atau - Dukung ibu memiliki motivasi
pancaran meningkatkan sehingga
ASI kepercayaan mengurangi stress
meningkat diri dalam pada ibu
- Suplai ASI menyusui
adekuat Supaya ibu
meningkat - Libatkan mendapatkan
- Payudara sistem dukungan dan ibu
ibu kosong pendukung: bisa lebih rileks
setelah suami, saat menyusui
menyusui keluarga, bayi
meningkat tenaga
- Kecemasa kesehatan dan
n maternal masyarakat
menurun Edukasi Supaya ibu
- Bayi rewel - Berikan memiliki
menurun konseling pengetahuan
menyusui tentang menyusui
Supaya ibu
- Jelaskan mengerti manfaat
manfaat menyusui bagi ibu
menyusui bagi dan bayi
ibu dan bayi
Supaya ibu dapat
- Ajarkan posisi memberikan ASI
menyusui dan secara maksimal
perlekatan atau adekuat
dengan benar
Untuk
- Ajarkan meningkatkan
perawatan produksi ASI
payudara
postpartum
(pijat
oksitosin)
2. 2 Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
tindakan (I.09314)
keperawatan Observasi Untuk
selama 1x24 jam, 1. Identifikasi saat mempermudah
maka tingkat ansietas berubah perawat dalam
ansietas mengidentifikasi
dikatakan perubahan ansietas
menurun apabila yang dialami oleh
KH: ibu
- Verbalisasi
kebingung 2. Monitor tanda- Untuk mengetahui
an tanda ansietas (verbal tanda-tanda
menurun dan non verbal) ansietas yang
- Verbalisasi disampaikan oleh
khawatir ibu
akibat Terapeutik
kondisi 1. Ciptakan suasana Untuk
yang terapeutik untuk mempermudah
dihadapi menumbuhkan melakukan
menurun kepercayaan tindakan
- Perilaku keperawatan
gelisah selanjutnya
menurun
- 2. Temani pasien Agar pasien tidak
untuk mengurangi merasa kesepian
Kecemasan
IMPLEMENTASI
TGL D IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD
P
16/03/202 1 1. Kaji kesiapan DS: ibu mengatakan santi
1 dan kemampuan bersedia
Jam 09.00 menerima DO: ibu tampak siap
informasi dalam menerima
informasi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yusari Asih di tahun 2017, dari
penelitian ini penulis Berdasarkan kesimpulan tersebut penulis menyarankan kepada BPM
Lia Maria untuk melakukan pijat oksitosin setelah 3 jam postpartum dan mengajarkan ibu
nifas cara melakukan pijat oksitosin, melakukan penyuluhan mengenai pijat oksitosin di kelas
ibu dan dapat memotivasi ibu dan keluarga untuk melakukan pijat oksitosin selama masa
nifas, dan menyediakan leaflet atau brosur mengenai pijat oksitosin sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan ibu nifas akan pijat oksitosin.
DOKUMENTASI
Melakukan Pijat Oksitosin Kepada Klien
PENGARUH PIJAT OKSITOSIN
TERHADAP PRODUKSI ASI
Liva Maita
(Program Studi D III Kebidanan
STIKes Hang Tuah Pekanbaru)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
ABSTRAK
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Beradasrkan anailsi data Univariat di dapatkan, Distribusi data produksi asi pada
ibu nifas pada ibu nifas sebelum dilakukan pijat oksitosin menunjukkan produksi ASI
lancar sebanyak 8 orang (21,6%) dan produksi ASI tidak lancar sebanyak 29 orang
(78,4%). Rata- rata nilai produksi ASI pada ibu nifas sebelum dilakukan pijat oksitosin
adalah 0,22 dengan standar deviasi 0,417. Distribusi Frekuensi dari 37 orang ibu nifas
yang melakukan pijat oksitosin, 31 orang (83,8%) mengalami i perubahan dalam
pemberian ASI dimana pengeluaran ASI sebelum dilakukan pijat oksitosin meningkat
setelah dilakukan pijat oksitosin, sedangkan 6 orang (16,2%) mengeluh pengeluaran
ASI tidak lancar sebelum dan sesudah dilakukan pijat oksitosin. Berdasarkan analisis
data Bivariat didapatkan hasil uji statistiknya didapatkan bahwa p value untuk
distribusi rata- rata produksi ASI pada ibu nifas dengan metode pijat oksitosin adalah
0,000, dengan p value< alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa metode pijat
oksitosin mempunyai pengaruh terhadap produksi ASI pada ibu nifas.
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas
di BPM Ernita, Amd.Keb Pekanbaru tahun 2016 yang dilakukan pada bulan Februari –
Maret 2016 dapat diketahui bahwa dari 37 orang ibu nifas yang dilakukan pijat
oksitosin mayoritas mengalami perubahan peningkatan produksi ASI sebanyak 31
orang (83,8%), dan 6 orang (16,2%) diantaranya tidak mengalami perubahan
peningkatan produksi ASI. Dan setelah dilakukan uji statistik maka diperoleh nilai p
value adalah 0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa ada pengaruh pijat oksitosin terhadap
produksi ASI. Pijat oksitosin dilakukan pada tulang belakang mulai dari costa ke 5-6
sampai scapula, neurotransmitter akan merangsang medulla oblongata langsung
mengirim pesan ke hypothalamus di hypofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin
sehingga menyebabkan buah dada mengeluarkan air susu nya (Gustriani, 2015).Secara
fisiologis pijat oksitosin merangsang refleks oksitosin atau let-down untuk
mensekresi hormon oksitosin ke dalam darah. Oksitosin ini menyebabkan sel- sel
miopitelium disekitar alveoli berkontraksi dan membuat ASI mengalir dari alveoli ke
duktuli menuju sinus dan putting kemudian dihisap oleh bayi.Semakin lancar
pengeluaran ASI semakin banyak pula produksi ASI (Wijayanti, 2014). Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Mardiyaningsih (2010) bahwa produksi ASI sangat
dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang akan memproduksi ASI, dan hormon
oksitosin yang berpengaruh pada kelancaran pengeluaran ASI, karena semakin ASI
keluar produksi ASI akan semakin meningkat.
Teori di atas didukung oleh penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Suryani (2013) dengan judul penelitian
“Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu Postpartum Di BPM
Wilayah Kabupaten Klaten”, bahwasanya dari hasil penelitian ada pengaruh
pijat oksitosin terhadap produksi ASI ibu postpartum dengan p value
= 0,001 (<0,05). Selanjutnya dari hasil penelitian Wijayanti (2014) yang
berjudul Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Postpartum
Di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Tahun 2014” menunjukkan bahwa ibu
nifas mengalami peningkatan produksi ASI setelah dilakukan pijat oksitosin
terlihat dari p value = 0,032 (<0,05) yang berarti ada pengaruh pijat oksitosin
terhadap produksi ASI pada ibu nifas.
Dari uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar
ibu nifas merasakan manfaat pijat oksitosin dimana produksi ASI sebelum
dilakukan pijat oksitosin menjadi lancar setelah dilakukan pijat oksitosin.Hal ini
juga membuat ibu merasa rileks, lebih nyaman, dan kelelahan setelah
melahirkan juga berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Gustriani, Nia. (2015). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI
Pada Pasien Post Seksio Sesarea Di Ruangan Nifas Rumah Sakit Wilayah
Makassar.Tesis. Universitas Hasanuddin.
http://www.google.co.id/url?
q=http://repos
itory.unhas.ac.id:4001/digilib/files/d
iskl/37 7/-niagustria-18842-1-15-
niag-).pdf.
Diakses 22 April 2016.
Mardiyaningsih, Eko.
(2010). Efektifitas Kombinasi
Teknik Marmet Dan Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi ASI
Ibu Postpartum Di Rumah Sakit
Wilayah Jawa
Tengah.Tesis.Universitas
Indonesia.http://www.google.co.id
/url?q=
http://perpusnwu.web.id/karyailmia
h/docu ments/3685.pdf. Diakses 3
Februari 2016.
Profil Kesehatan Riau. (2013). Profil
Kesehatan Provinsi Riau Tahun
2013.file:///C:/Users/user/Download
s/Prof il%20Kesehatan
%20Provinsi%20Riau%2 0Tahun
%202013%20(1).pdf. Diakses 20
Februari 2016.
Saryono, Ari Setiawan. (2010).
Metodologi Penelitian Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika. (Hal
88)
Suryani, Emy & Astuti, Endah
Widhi.(2013). Pengaruh Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi ASI
Ibu Postpartum Di BPM Wilayah
Kabupaten Klaten.Jurnal.Volume
2.Nomor 2.
http://www.google.co.id/url?
q=http://www. docs-
engine.com/pdf/1/oksitosin.html.
Diakses 17 Februari 2016.
Ulfah, Raden Roro Maria. (2013).
Efektivitas Pemberian Teknik
Marmet Terhadap Pengeluaran
ASI Pada Ibu Menyusui 0 – 6
Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Arjasa Kabupaten
Jember.Skripsi.
Universitas Jember.
http://www.google.co.id/url?
q=http://repos
itory.unej.ac.id/bitsream/handle/12
34567 89/9987/Raden%2520Roro
%2520Maria
%2520Ulfah%2520-
%2520072310101007_1.pdf. Diakses 9
November 2015.
Widuri, Hesti. (2013). Cara
Mengelola ASI Eksklusif Bagi Ibu
Bekerja.Yogyakarta : Gosyen
Publishing. (Hal 20, 176, 179,
180)
Wijayanti, Lilis. (2014). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
Postpartum Di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta
Tahun 2014.Skripsi. STIKes ‘Aisyiyah
Yogyakarta. https://www.google.co.id/ url?q=http://opac.say.ac.id/1076/1/Naska h
%2520Publikasi.pdf. Diakses 2 April
PENELITIAN
PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS
Yusari Asih*
*Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes
Tanjungkarang e-mail: yusariasih@gmail.com
ASI tidak keluar adalah kondisi tidak diproduksinya ASI atau sedikitnya produksi ASI. Hal ini
disebabkan pengaruh hormon oksitosin yang kurang bekerja sebab kurangnya rangsangan isapan bayi
yang mengaktifkan kerja hormon oksitosin. Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk
mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi perbedaan
produksi ASI pada ibu nifas yang diberi perlakuan pijat oksitosin dan tanpa perlakuan di BPM Lia
Maria Kecamatan Sukarame Bandar Lampung tahun 2017. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah eksperimental dengan desain rancangan posttest dengan kelompok kontrol.
Populasi pada penelitian ini adalah ibu nifas 3 jam postpartum di BPM Lia Maria berjumlah 80 orang.
Sampel dalam penelitian ini diambil melalui cara purposive sampling. Sampel berjumlah 32 orang
yang terdiri dari 16 orang sebagai responden yang di intervensi dan 16 orang sebagai variabel kontrol.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi untuk mengamati produksi ASI pada
hari ke 6 dan timbangan. Hasil Uji statistik menggunakan chi-square (x 2) diperoleh p-value= 0,037 (p-
value ≤0,05) yang berarti ada pengaruh signifikan antara pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada
ibu post partum di BPM Lia Maria Sukarame Bandar Lampung Tahun 2017. Diharapkan hasil
penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan bagi tenaga kesehatan terutama bidan sebagai
pelaksana sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu akan pijat oksitosin dan dapat memotivasi
ibu dan keluarga untuk melakukan pijat oksitosin dan memberikan bimbingan serta penyuluhan
kepada ibu nifas tentang manfaat pijat oksitosin.
HASIL
Paritas f %
Primigravida 9 28,1
Analisis Univariat Multigravida 23 71,9
Jumlah 32 100
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Usia Berdasarkan tabel 4 diketahui dari
32 responden sebagian besar responden
multigravida yaitu 23 responden (71,9%).
Usia f %
<20 1 3,1
20-30 21 65,6 Analisis Bivariat
>30 10 31,2
Jumlah 32 100
Tabel 5: Distribusi Pengaruh Pijat
Oksitosin terhadap Produksi ASI
pada Ibu Post Partum
Produksi ASI p
Pijat OR
Cukup value
Oksitosi
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui n Kurang f %
f %
dari 32 responden sebagian 11,667
Pijat 15 93,75 1 6,25 (1,227-
besar mempunyai usia 20-30 tahun 0,037
Tidak Pijat 9 56,2 7 43,8 110,953)
yaitu 21 Total 24 75 8 25
responden (65,6%).
IBU
POSTPARTUM Genesis Naskah:
PRIMIPARA Diterima 19 Oktober 2018; Disetujui 10 Desember
2018; Di Publikasi 1 Februari 2019
Abstrak THE EFFECT OF
Pijat oksitosin merupakan stimulasi yang OXYTOCINES MASSAGE ON
dapat diberikan untuk merangsang BREAST MILK IN PRIMIPARA
pengeluaran ASI. Pijatan ini memberikan
rasa nyaman pada ibu setelah mengalami Abstract
proses persalinan. Tujuan : Mengetahui The massage of oxytocin is a stimulation
pengaruh pijat oksitosin terhadap that can be give to stimulate production of
pengeluaran ASI pada ibu post partum breast milk. This massage gives a
primipara. Metode.Desain penelitian yang comfortable to the post partum’s women.
digunakan Quasi Eksperimen dengan This is to know the effect of oxytocin
rancangan one group pre and post test massage on production of breast milk on
design. Sampling yang digunakan primiparous postpartum’s women. The
proportional random sampling. Jumlah research design using quasi experiment
responden penelitian sebanyak 30 with one group pre and post test design.
responden. Hasil. Rata rata pengeluaran The sampling method using proportional
ASI 5.37 kali lebih besar dibandingkan random sampling. The sample is 30
rata rata sebelum dilakukan intervensi samples. The average of 30 breast milk
dengan rata rata 0.97. Hasil uji statistik production of women 5.37 more greater
menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test than result before the intervention with
diperoleh p value = 0,000 atau p < α=0,05 average of 0.97. Statistical test results using
yang berarti H0 ditolak H1 diterima atau Wilcoxon Match Pairs Test is p value =
ada pengaruh yang signifikan pijat 0.000 or p <α = 0.05 which means H0
oksitosin pada ibu post partum primipara rejected, H1 accepted or there is significant
di wilayah kerja Puskesmas se - Kota effect of Oksitosin Massage in Primiparous
Mataram. Kesimpulan. Pijat oksitosin Post Partum’s women Over Puskesmas in
berpengaruh terhadap pengeluaran ASI Mataram City. There are effects of
pada ibu post partum primipara. Saran. Massage of oxytocin affects breastfeeding
Diharapkan sebagai masukan ilmu untuk in primiparous postpartum’s women. It is
dapat diterapkan menjadi bagian dari can be applied for paramedice and public
intervensi pijat oksitosin bagi petugas specially post partum’s women to raises
kesehatan maupun masyarakat untuk production of breast milk with oxytocin
pengeluaran ASI. massage.
Pendahuluan
Ibu post partum dengan persalinan
normal terutama pada ibu primipara,
persalinan merupakan pengalaman yang
pertama sehingga dapat menyebabkan stres
saat persalinan maupun setelah persalinan. seluruh puskesmas Kota Mataram pada
Stres yang dialami ibu primipara dapat tahun 2017 yaitu 8.860 jiwa. Data ibu
meningkatkan kadar hormon kortisol yang melahirkan di puskesmas pagesangan
menyebabkan menurunnya kadar hormon sebanyak 1820 jiwa, puskesmas Dasan
oksitosin sehingga mengakibatkan Agung sebanyak 325 jiwa, Puskesmas
keterlambatan onset laktasi (Astutik, 2015). Ampenan tahun 2017 sebanyak 370 jiwa,
Puskesmas Pajeruk sebanyak 449 jiwa,
Kesehatan ibu baik fisik maupun
puskesmas Karang Pule sebanyak 1250 jiwa,
psikis serta keadaan payudara ibu juga
Puskesmas Mataram 1176 jiwa, Puskesmas
mempengaruhi proses laktasi merupakan
Selaparang 723 jiwa, Puskesmas Tanjung
hasil interaksi kompleks antara status
Karang 520 jiwa, Puskesmas Karang
nutrisi, keadaan kesehatan serta keadaan
Taliwang 620 jiwa,
payudara ibu yang nantinya akan
berpengaruh pada produksi dan
pengeluaran ASI.(Carpenito, 2009).
Ada beberapa faktor yang dapat rokok atau alkohol, pil kontrasepsi, asupan
mempengaruhi kelancaran produksi dan nutrisi (Bobak, 2005). Perawatan payudara
pengeluaran ASI yaitu perawatan payudara sebaiknya dilakukan segera setelah
frekuensi penyusuan, paritas, stress, persalinan (1-2 hari), dan harus dilakukan
penyakit atau kesehatan ibu, konsumsi ibu secara rutin. Dengan pemberian
rangsangan pada otot-otot payudara akan menjadi sampel; lbu postpartum hari
membantu merangsang hormon prolaktin pertama yang berdomisili di kota Mataram;
untuk membantu produksi air susu (Bobak, lbu Postpartum normal primipara; adanya
2005). Pijat oksitosin juga merupakan suami atau tinggal bersama suami. Kriteria
stimulasi yang dapat diberikan untuk eksklusi pada penelitian ini, yaitu : Ibu
merangsang pengeluaran ASI. Pijatan ini postpartum yang bayinya meninggal; lbu
memberikan rasa nyaman pada ibu setelah postpartum yang memiliki kelainan pada
mengalami proses persalinan.(Depkes, payudara seperti mastitis; lbu postpartum
2007). Pijat oksitosin merupakan salah satu yang menderita penyakit menular seperti
solusi yang tepat untuk mempercepat dan HIV/AIDS dan Hepatitis; Bayi yang
memperlancar produksi dan pengeluaran dilahirkan memiliki kelainan bawaan
ASI yaitu dengan pemijatan sepanjang seperti labiokisis dan labiopalatokisis; Ibu
tulang belakang (vertebrae) sampai tulang yang mengalami postpartum blues. Teknik
costae kelima atau keenam. Pijat ini akan pengambilan sampel proportional random
memberikan rasa nyaman dan rileks pada sampling. Analisis yang digunakan dalam
ibu setelah mengalami proses persalinan penelitian ini adalah uji statistic Wilcoxon.
2 Pedagang 2 7
3 Buruh/Petani 3 10
4 Wiraswasta 1 3
Total 30 100
Hasil penelitian pada 30 orang responden dilakukan penilaian pengeluaran ASI
sebelum dan sesudah intervensi pijat oksitosin pada ibu post partum primipara di Wilayah
Kerja Puskesmas Se-Kota Mataram. didapatkan hasil seperti terlihat pada tabel 3
Kurang 30 100 0 0
Cukup 0 0 30 100
Banyak 0 0 0 0
Jumlah 30 100 30 100
Hidayat. A. A. 2012. Riset Keperawatan Dan Putri Dalam Wijayanti. 2015. Pengaruh Pijat
teknik Penulisan Ilmiah.Salemba Medika. Oksitosin Terhadap Produksi ASI.
Jaarta Yogyakarta: Stikes Asyiyiyah Yogyakarta.
Johnson, Ruth (2004). Buku Ajar Roesli, U. 2008. Manfaat Asi Dan Menyusui.
Praktik Kebidanan, Jakarta : EGC Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Kemenkes RI (2013) Peraturan Pemerintah Roesli, U. 2009. Mengenal ASI Eksklusif. Trubus
Republic Indonesia No 33 Tahun 2012 Agriwidya: Jakarta.
Tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif.
Jakarta: Kemenkes RI.
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa
Kodrat, L. 2010. Dahsyatnya Asi Dan Laktasi. Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Yogyakarta: Pallmal.
Setiadi. 2007. Konsep dan penulisan riset
Lilies Wijayanti. 2015. Pengaruh Pijat Oksitosin keperawatan. Graha Ilmu. Yogyakarta
Terhadap Produksi Asi. Yogyakarta:
Stikes Aisyiyiah Yogyakarta.
Soetjiningsih. 2009. Asi Petunjuk Untuk Tenaga
Kesehatan. Jakarta: EGC.
Machfoedz, Ircham. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitat. Yogyakarta:
Fitramaya. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan R & BD. Bandung: Alfabeta
Perinasia. 2007. Menejemen Laktasi Menuju
Persalinan Aman Dan Bayi Lahir Sehat,
1st Ed. Jakarta.