DISUSUN OLEH:
1607048
Penghapusan Penganggaran
Pengendalian (control)
Pendistribusian
Pengadaan
Penyimpanan
1) Pengertian perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen. Perencanaan adalah
pandangan ke depan dan merupakan fungsi yang paling penting tentang suatu
rencana kegiatan yang berisi tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara
mencapainya, tempat kegiatan tersebut dilaksanakan, bagaimana indicator/
tolak ukur untuk mencapai tujuan, serta kegiatan apa yang harus dilakukan
selanjutnya atau berkelanjutan. (Asmuji, 2014).
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam
meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu
pelayanan keperawatan dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan
melihat pentingnya fungsi perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik
dan professional. Perencanaan yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat
sederhana, mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia terlebih dahulu secara efektif dan efisien.
(Asmuji, 2014).
Perencanaan merupakan usaha sadar dan pembuatan keputusan yang
telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di
masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. Perencanaan adalah sejumlah keputusan yang menjadi
pedoman untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2) Hierarki Perencanaan
Terdapat banyak tipe perencanan dan sebagian besar organisasi
membuat rencana dalam bentuk hierarki. Dalam bentuk ini, rencana teratas
mempengaruhi semua rencana di bawahnya. Seperti digambarkan dalam
piramida hierarki (Gambar 2.1), hierarki melebar pada tingkatan lebih bawah
yang menggambarkan banyaknya jumlah komponen perencanaan. Selain itu,
komponen perencanaan pada hierarki teratas lebih umum dibandingkan
dibawahnya yang lebih spesifik.
M
isi
Filosofi
Tujuan umum
Tujuan khusus
Kebijakan
Prosedur
Aturan
E. Perencanaan Efektif
1) Pelaksanaan Strategi Dan Rencana Yang Efektif
Banyak topik yang dibahas dalam bagian ini yang langsung berkaitan
dengan proses pelaksanaan rencana dan tugas-tugas organisasi. Mengingat
latar belakang informasi yang relavan ini, sekarang kita dapat memusatkan
perhatian pada beberapa aspek kunci. Pada umumnya, lebih banyak perhatian
dicurahkan kepada perencanaan dari pada pelaksanaan. Perencanaan itu
merupakan kegiatan intelektual atau pemikiran, sedangkan pelaksanaan itu
berorientasi pada tindakan.Pelaksanaan perlu menghimpun sumber daya,
menstrukturkan hubungan kerja, memadukan fungsi, dan mengawasi
kegiatan-kegiatan yang berdasarkan kebijaksanaan, rencana dan prosedur.
Mencapai sasaran dalam sistem manusia itu membutuhkan
kepemimpinan pribadi yang efektif. Strategi yang mungkin berhasil karena
dorongan, semangat dan kepemimpinan yang cemerlang yang menghasilkan
komitmen dan usaha. Strategi yang sehat mungkin pula hancur karena
kurangnya kepemimpinan dan peserta organisasi hanya mengikuti arus saja.
Sasaran yang nyata adalah menggabungkan strategi yang sehat dengan
pelaksanaan yang terampil (skill fullimplementation) melalui kepemimpinan
yang efektif.
2) Ciri- ciri Sebuah Perencanaan Yang Efektif
Dalam sebuah organisasi perencanaan mempunyai implikasi masa
depan dan mengandung arti dibutuhkanya keahlian merancang rencana untuk
tercapainya tujuan. Pada dasarnya rencana itu mempunyai 3 ciri- ciri yaitu:
a) Perencanaan harus mengenai masa depan
b) Perencanaan harus menyangkut suatu tindakan yang akan dilakukan
c) Adanya suatu unsur identifikasi atau penyebab (causation) pribadi atau
organisasi. Artinya, adanya jalan tindakan dimasa depan akan diambil oleh
perencanaan atau oleh orang lain yang di tunjuk dalam sebuah organisasi.
Masa depan, tindakan, dan pelaksanaan pribadi atau organisasi adalah
unsur- unsur yang perlu dalam setiap rencana.
Menurut Sigian, perencanaan yang baik dalam manajemen adalah
perencanaan yang berciri sebagai berikut:
1. Rencana harus memepermudah tercapainya tujuan yang telah di tentukan
sebelumnya. Artinya, penyusunan suatu rencana tidak boleh dipandang
sebagai tujuan, tetapi sebagai cara yang sifatnya sistematik intuk
tercapainya suatu tujuan awal.
2. Perencana harus sungguh- sungguh memahami hakikat tujuan yang ingin
dicapai. Menyusun rencana merupakan salah satu fungsi organik yang
harus dilakukan oleh setiap manajer.
3. Pemenuhan keahlian teknis. Penyusunan suatu rencana yang kemudian
disahkan manajer kemudian diserahkan kepada orang-orang yang
memiliki berbagai jenis keahlian yang diperlukan. Agar rencana yang
disusun itu terpadu dan komprehensif, maka anggota tim harus mampu
bekerja sama sebagai satu tim yang kompak.
4. Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang cermat. Maksudnya,
rencana tidak hanya mengandung jawaban terhadap pertanyaan: apa, di
mana, bilamana, siapa dan mengapa. Tetapi, juga disertai penjabaranya
dalam bentuk program kerja yang menyangkut segi kehidupan organisasi.
5. Keterkaitan sebuah rencana dengan pelaksanaannya. Jika dikatakan bahwa
suatu rencana merupakan suatu bentuk keputusan, berarti hanya
mempunyai makna bila dilaksanakan. Tepat tidaknya suatu rencana bukan
terlihat dari cara perumusannya, tetapi pada pelaksanaanya.
6. Kesederhanaan. Maksudnya adalah, kesederhanaan merupakan ciri
rencana menyangkut berbagai hal seperti teknik penyusunannya,
bahasanya, sistematikanya, formatnya, serta penekanan berbagai
prioritasnya dan memperoleh pengertian yang sama dengan perencana.
Kesederhanaan harus tidak mengurangi pentingnya kelengkapan rencana.
3) Hambatan- hambatan Dalam Proses Perencanaan Yang Efektif
Setiap perencanaan yang akan dilakukan pastinya tidak lepas dari
suatu tantangan-tantangan dan hambatan. Menurut Silalahi menjelaskan
bahwa perencanaan yang baik (good planning) dapat dilakukan apabila dapat
diminimalisi hambatan-hambatan dalam perencanaan. Hambatan perencanaan
dapat di kategorikan atas dua kategori, yaitu:
a) Individual- based barriers
b) Organizationl- based Barrier
Handoko merincikan hambatan-hambatan perencanaan yang efektif, yaitu
sebagai berikut:
a. Kurang pengetahuan tentang organisasi
Para manajer tidak dapat menetapkan tujuan-tujuan yang berarti bagi
satuan-satuan kerja mereka tanpa mempunyai pengetahuan tentang
pekerjaan satuan kerja dan organisasi secara keseluruhan.
b. Kurang pengetahuan tentang lingkungan
Para manajer sering kurang memahami lingkungan eksternal
organisasi, seperti pesaing, penyedia (pemasok), Pelanggan, lembaga-
lembaga pemerintahan, dan sebagainya, sehingga menjadi bingung tentang
arah yang diambil dan enggan menetapkan tujuan yang pasti.
c. Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif
Rencana- rencana dibuat tidak hanya didasarkan pengamalan masa
lalu, tetapi juga peramalan kondisi- kondisi dimasa yang akan datang.
d. Kesulitan perencanaan operasi- operasi yang tidak berulang
Dalam organisasi banyak operasi-operasi yang hanya berlangsung
dalam saat tertentu saja yang tidak akan berulang pada saat-saat yang lain,
namun perlu direncanakan. Para manajer sering melupakan hal ini.
e. Biaya
Perencanaan memerlukan banyak biaya penggunaan sumber- sumber
daya keuangan, fisik dan manusia dalam arti terjadi pemborosan-
pemborosan dalam melakukan atau merealisasikan rencana tersebut.
f. Takut gagal
Para manajer sering memandang kegagalan sebagai ancaman terhadap
keamanan jabatanya, penghargaan dan respek orang lain terhadap dirinya.
Hal yang demikian ini membuat para manajer enggan mengambil resiko
dan menetapkan tujuan tertentu.
g. Kurang percaya diri
Bila manajer kurang percaya diri, maka mereka akan ragu- ragu dalam
menetapkan tujuan yang menantang. Para manajer seharusnya merasa
bahwa mereka dan kelompok kerjanya mempunyai kemampuan untuk
mencapai tujuan organisasi.
h. Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan- tujuan alternative
Para manajer sering sulit untuk menerima kenyataan bahwa mereka
tidak dapat mencapai semua hal yang penting baginya. Akibatnya, mereka
mungkin menjadi enggan untuk organisasi terikat pada satu tujuan karena
terlalu menyakitkan untuk menyingkirkan berbagai alternatif lainya.
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan
dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi
perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik dan professional.
Fungsi perencanaan manajemen keperawatan di ruang rawat inap yang
dilaksanakan oleh kepala ruangan melibatkan seluruh personil mulai dari perawat
pelaksana, ketua tim, dan kepala ruangan. Sebelum melakukan perencanaan
terlebih dahulu dianalisa dan dikaji sistem, strategi organisasi, sumber-sumber
organisasi, kemampuan yang ada, aktifitas spesifik dan prioritas.
Proses manajemen merupakan proses yang holistic, melibatkan banyak sisi
yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari proses ini, langkah
teknis yang dapat dipelajari adalah bagaimana keperawatan mampu memetakan
masalah dengan suatu metode analisis tertentu seperti mengguanakan analisis
SWOT dan TOWS.
B. SARAN
Kami menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentang menyusun
perencanaan manajemen keperawatan suatu unit ruang rawat dan puskesmas.
Agar dapat menjadi pedoman buat kita sebagai perawat.
DAFTAR PUSTAKA
_____.____. HTTPS://ID.SCRIBD.COM/DOC/304966442/ISI-MANKEP-FIX-RABU
Diakses tanggal 29 September 2017